Anda di halaman 1dari 9

D

I
S
U
S
U
N

OLEH :

NAMA : MUHAMMAD IHSAN


KELAS : XIII IPS 1
MAPEL : AQIDAH AKHLAK

KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN BIREUEN
MAN 3 BIREUEN
KECAMATAN PEUSANGAN
KABUPATEN BIREUEN
TAHUN 2023
Berkompetisi Dalam Kebaikan

Berkompetisi artinya berlomba-lomba dalam mencapai suatu


tujuan. Orang berlomba dan selalu berusaha untuk berada pada posisi
yang paling depan, baik dalam hal yang kongkrit maupun dalam hal
yang tidak kongkrit.

Hidup adalah kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik


tapi juga kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun
sayang banyak orang terjebak pada kompetisi semu yang hanya
memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh dari suasana
robbani. Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi usaha-pekerjaan,
kompetisi jabatan-kedudukan dan kompetisi lainnya.yang semuanya bak
fatamorgana. Indah menggoda tapi sesungguhnya tiada. Itulah kompetisi
yang menipu. Bahkan yang sangat memilukan tak jarang dalam
kompetisi selalu diiringi “suudzhon” buruk sangka bukan hanya kepada
manusia tapi juga kepada Allah swt. Yang lebih merugi lagi jika rasa iri
dan riya ikut bermain.

Lalu bagaimanakah selayaknya kompetisi bagi orang-orang yang


beriman? Allah swt telah memberikan pengarahan bahkan penekanan
kepada orang-orang beriman untuk berkompetisi dalam kebaikan
sebagaimana firmanNya: “....Sekiranya Allah menghendaki, niscaya
kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu
terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berkompetisilah berbuat
kebajikan...” (QS. 5:48). Selalu berkompetisi, itulah sejatinya seorang
mukmin karena dengan kompetisi itu seseorang mukmin :

a. Berkesempatan untuk menjadi hamba yang dimuliakan Allah


swt. “...Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu...” (QS.49:13).

b. Berpeluang juga menjadi hamba yang paling terbaik seperti


diungkapkan Allah dalam surat Al-Mulk: Yang menjadikan mati dan
hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun (QS.67:2).

c. Berpeluang menjadi hamba yang paling bermanfaat.


“Sebaik-baik kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang
lain (Al-Hadits)
d. Berpeluang untuk menjadi orang yang paling dicintai Allah.
“....Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat
kebaikan”(QS.2:195)

Untuk berkompetisi dalam kebaikan, Allah swt telah menyediakan


lintasan dengan berbagai sarananya baik sarana habluminallah maupun
sarana habluminannas. Dan sebaik-baik lintasan adalah lintasan
ramadhan karena memang ramadhan itu adalah bulan kompetisi yang di
dalamnya terkumpul sarana habluminallah seperti puasa, shalat, tilawah,
i’tikaf dan lainnya dengan segala keistimewaannya dan sarana
habluminannas seperti zakat, infak, bersilaturrahim, memberi makan
berbuka, saling memaafkan dan lainnya pula dengan segala
keutamaanya. Semua sarana tersebut merupakan kesempatan yang Allah
berikan kepada orang-orang mukmin untuk berkompetisi siapa yang
terbaik. Berkompetisi yang sesungguhya. Siapa yang sholeh kepada
Allah dan siapa yang sholeh kepada manusia?! Semua orang mukmin
punya peluang yang sama karena siapapun yang terbaik Allah swt akan
memakaikan kepadanya mahkota kemuliaan, mahkota kemenangan,
mahkota kefitrahan dan mahkota ketaqwaan.
Abu bakar As Siddiq dan Umar bin Khatab telah mengajarkan kepada
kita bagaimana berkompetisi dalam kebaikan. Ketika rasulullah
mengumumkan kepada kaum muslimin untuk berinfak, Abu Bakar As
Shiddiq bersegera menginfakkan seluruh harta kekayaan yang
dimilikinya dan Umar bin Khattab menginfakkan setengah dari harta
yangdimilikinya
Q.S AL-BAQARAH :148

‫َو ِلُك ٍّل ِوْج َح ٌة ُهَو ُم َو ِّليَها َفا ْس َتِبُقْو ا اْلَخ ْيَر اِت َأْيَن َم ا َتُك و ُنْو ْا َيْأِت ِبُك ُم ُهَّللا َج ِمْيًعا ِإَّن َهَّللا‬
)148( ‫َعلَى ُك ِّل َش ْى ٍء َقِد يٌر‬

Artinya :

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap


kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan
dimana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu
sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas
segala sesuatu. (Q.S Al-baqarah :148)

 Penjelasan

Setelah Allah menjelaskan Hujjah kepada kaum ahli kitab,


kemudian Allah menjelaskan bahwa sebenarnya mereka mengetahui
Nabi Muhammad SAW itu benar-benar Nabi. Mereka mengetahui
keNabian Muhammad sseperti halnya mereka mengetahui tentang anak-
anak mereka. Keingkaran mereka terhadap perpindahan kiblat
merupakan bentuk dan sikap takabur dan kekafiran mereka. Mereka
sangat sadar, jika mengimani keNabian Muhammad, maka jelas apa
yang dilakukan Nabi adalah wahyu hingga kaum mereka akan tunduk
kepada Nabi Muhammad. Dan hal inilah yang tidak pernah mereka
sukai.

Secara global ayat ini dapat dipahami sebagai dorongan kepada


umat Islam untuk selalu berlomba-lomba dalam kebaikan. Tentunya
untuk melihat sebuah perbuatan tersebut baik atau tidak, harus merujuk
sesuai dengan aturan Allah SWT yaitu al-Quran dan hadits yang shahih.

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa setiap umat / pemeluk suatu
agam mempunyai kiblat masing-masing. Mereka menghadap kearah
kiblat tersebut ketika melakukan ibadah. Kewajiban umat, adalah
melaksanakan apa yang diperintahkan melalui wahyu, sekalipun tidak
disebutkan hikmah yang terkandung di dalam perintah menghadap kiblat
itu. Tetapi Allah akan tetap memberi pahala kepada setiap orang yang
mengerjakan amal baik. Dan kaum Muslimin mempunyai kiblat yang
ditetapkan lengsung oleh Allah yaitu ka’bah.

Tafsir Kata ,,Fastabiqul Khairat” adalah bergegaslah kalian untuk


melakukan berbagai kebaikan, dan berusahalah sekuat tenaga agar setiap
orang diantara kalian berlomba mencapai kebaikan. Dalam hal ini kalian
harus mengikuti orang yang memberi petunjuk. Dan jangan sekali-kali
mengikuti perintah sombong yang selalu mengikutkan hawa nafsu dan
mengesampingkan kebenaran. Jika kalian mengikuti petunjuk orang-
orang yang tersebut terakhir ini, berarti kalian telah melibatkan diri pada
perlombaan dalam bidang kejahatan, kejelekan dan kesesatan. Sebab
Allah telah menegaskan dalam firman-nya :

‫َفَم ا َذ ا َبْع َد اْلَح ِّق ِإَّال اّض َلُل‬

Artinya : “..... maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan


kesesatan....”

Pada kelanjutan ayat berikut “Aina maa takuunuu yakti


bikumullahu jamii’aan” ditegaskan, bahwa dimanapun kalian berada,
Allah akan mencabut kalian, dan mengumpulkan kalian semua untuk
diperhitungkan seluruh perbuatan yang tyelah kalian kerjakan.
Karenanya, demi kemaslahatan kalian, wajib kalian berlomba untuk
mencari kebaikan. Adapun masalah Negara dan tempat dimana kalian
berada, sama sekali tidak mengait urusan agama. Pendeknya harus
berbnuat baik.

Dalam masalah ini Allah telah menjanjikan kepada orang-orang


taat, dengan pahala, dan mengancam orang-orang yang berbuat maksiat
dengan siksaan.

Kemudian di akhir ayat ini, Allah tegaskan, bahwa bagi Allah


adalah sangat mudah mengumpulkasn kalian besok dihari pembalasan,
sekalipun letak kalian sangat berjauhan, seluruh hamba Allah akan
dikumpulkan menjadi satu dalam waktu yang sangat singkat.
Perintah untuk berlomba dalam berbuat baik, pengertiannya masih
berlaku global. Ada ayat lain yang memerincikan maksud ayat tersebut,
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al Baqarah : 177

Artinya :

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu


suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman
kepada Allah, hari Keumdian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, Nabi-Nabi
dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang yang meminta-minta ; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat ; dan orang-orang
yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar
dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah
orang-orang yang benar (imannya) : dan mereka itulah orang-orang
yang bertaqwa. (Q.S. Al-Baqarah : 177 )

Menurut keterangan ayat diatas kebajikan itu adalahy meliputi :

1. Beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, Nabi-


Nabi

2. Memberikan harta yang dicintainya, kepada kerabat, anak-anak yatim,


orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta: dan (memerdekakan) hamba sahaya
3. Mendirikan shalat

4. Menunaikan zakat

5. Menepati janji
6. Sabar, baik dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.

 Kesimpulan

Jadi, sebuah amal dikatakan jika di niati ikhlas karena allah,


pengertian dari berlomba-lomba dalam kebaikan disini adalah berlomba
dalam mencari kebaikan yang diridhai oleh allah. Sebagai manusia
ciptaan allah sudah sepantasnya kita untuk berlomba dalam mencari
karunianya, dan untuk mencari karunianya salah satunya adalah dengan
berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya guna untuk bekal di hari akhir
nanti.

 Saran

Marilah kita terus berkompetisi dalam kebaikan atas dasar iman


dan cinta kepadanya. Karena kompetisi seperti itulah yang mengundang
ampunan allah atas segala dosa dan khilaf yang kita lakukan. Mumpung
allah masih memberikan kesempatan kepada kita. Berkompetisi dengan
terus beribadah kepada allah sesuai dengan kemampuan kita dan terus
menebar kepeduliaan kepada sesama.

Anda mungkin juga menyukai