Anda di halaman 1dari 4

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“Kriteria Orang Suci dan Tingkatan Muraqabah “

Oleh :

RANDY WARDAN DIPUTERA


1306109

TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

GARUT
2013-2014
1. KRITERIA ORANG SUCI / TAKWA

Takwa itu puncak dari segala ibadah yang selalu dirindukan dan diharapkan seorang
muslim. Allah selalu mendorong manusia untuk mencapai tingkatan taqwa ini dan kita
sebagai manusia berusaha untuk mempertahankannya setelah mendapatkannya. Demikian
Allah mewajibkan kepada orang-orang beriman untuk berpuasa agar mereka bertaqwa
(Kitab Suci Alqur'an Al-Baqarah : 183).
Sebab taqwa itu akan menanamkan akhlak mulia pada manusia yang efeknya bukan
saja terhadap dirinya sendiri, tapi juga terhadap masyarakatnya. Pada umumnya semua
istilah dan pengertian dalam Alqur'an tentang taqwa bermuara pada satu hal yaitu buah
ibadah seseorang. Sebagaimana firman Allah dalam Alqur'an berikut ini :

Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang
sebelummu, agar kamu bertakwa. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Baqarah : 21)

Berikut kriteria orang-orang yang bertaqwa berdasarkan firman Allah dalam Alqur'an,
Antara lain :
A. Menepati Janji
(Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa,
maka sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. (Kitab Suci Alqur'an. Al-
Imran : 76)

B. Menegakkan Keadilan
Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu
terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena
adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Maidah : 8)

C. Bersifat Pemaaf
Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal
sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar
yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika istri-istrimu itu memaafkan atau dimaafkan oleh
orang yang memegang ikatan nikah, dan pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan
janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
segala apa yang kamu kerjakan. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Baqarah : 237)

D. Bersifat Istiqamah, yaitu berkepribadian kuat dan teguh


Bagaimana bisa ada perjanjian (aman) dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang
musyrikin, kecuali dengan orang-orang yang kamu telah mengadakan perjanjian (dengan
mereka) di dekat Masjidilharam? maka selama mereka berlaku lurus terhadapmu,
hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang bertakwa. (Kitab Suci Alqur'an. At-Taubah : 7)

E. Tidak mempunyai rasa takut dan duka cita dalam hidup, seperti para wali-wali Allah
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertakwa. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam kehidupan)
di akhirat. Tidak ada perobahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji) Allah. Yang demikian itu
adalah kemenangan yang besar. (Kitab Suci Alqur'an. Yunus : 62-63)

F. Sabar, yaitu sifat yang tabah, tahan uji, pantang menyerah dan tidak berputus asa. Sabar
dalam beribadah, sabar dalam berjihad, sabar dalam menghadapi musibah, sabar dari
perbuatan maksiat yang merajalela dan sabar dari godaan duniawi.

Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Imran : 200)

Manusia yang berhasil mencapai derajat taqwa kemudian berusaha mempertahankannya


terus, dipandang sebagai manusia yang sukses ibadahnya. Ia laksana sebatang pohon yang
baik, yang ditanam serta dipelihara, ia telah berbuah kemudian memberikan kenikmatan
kepada manusia. Karena itu Allah menempatkan manusia taqwa sebagai manusia paling
mulia disisi dan dalam pandangan-Nya.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah
orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal. (Kitab Suci Alqur'an. Al-Hujurat : 13).

2. TINGKATAN MURAQABAH

Secara harfiyah “MURAQABAH” bisa di artikan : Berintai-intaian atau awas-mengawasi,


sementara itu “MURAQABAH” dalam pandangan tasawwuf merujuk pada dua definisi
berikut.

A. Menurut al-Imam al-Qusyairiy dalam kitab “ar-Risalah al-Qusyairiyyah” Muraqabah


adalah: Bahwa hamba tahu sepenuhnya bahwa Allaah selalu melihatnya.

B. Menurut Syekh Abdul Aziz ad-Darainy dalam kitab “Thaharatul Qulub” Muraqabah
adalah: Bahwa sesunggunhya Allaah mendengar, mengetahui dan melihat.Dari kedua
definisi tersebut satu kesimpulan yang dapat di tarik, bahwa muraqabah ialah: suatu
keadaan seseorang yang meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allaah selalu melihat dan
mengawasi manusia. Satu keyaqinan ini sudah barang tentu harus menancap dan mendarah
daging dalam lubuk hati. Sebagai satu keadaan jiwa seseorang.

Ada tiga tingkatan “Muraqabah” dirinci sebagai berikut:

A. Muraqabah qalbi yakni: Kewaspadaan dan peringatan terhadap hati, agar tidak keluar
kehadirannya kepada Allaah.

B. Muraqabatur ruuhi yakni: Kewaspadaan dan peringatan terhadap Ruuh, agar selalu
merasa dalam pengawasan dan pengintaian Allaah.

C. Muraqabatus sirri yakni: Kewaspadaan dan peringatan terhadap sirr(rahasia), agar selalu
meningkatkan amal ibadahnya dan memperbaiki adabnya.

Anda mungkin juga menyukai