AGAMA
Dalilnya ada pada Q.S Al-Baqoroh : 112
َبَلٰى َمْن َأْس َلَم َو ْجَهُه ِلَّلِه َو ُه َو ْحُمِس ٌن َفَلُه َأْج ُر ُه ِعْنَد َر ِّبِه َو اَل َخ ْو ٌف َعَلْيِه ْم َو اَل
ُه ْم ْحَيَز ُنوَن
“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada
Allah,sedang ia berbuat kebajikan ,maka baginya pahala pada sisi
tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak
(pula) mereka bersedih hati”(Q.S.Al-Baqoroh: 112)
Dalam sebuah kutipan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori
Muslim ,Bahwa Hiraklius(Kaisar Romawi) bertanya kepada Abu Sufyan
tentang ajaran Nabi.
Tanya Hiraklius “Apa yang diperintahkan kepadamu?”. Abu Sufyan
menjawab ”Dia(Nabi) memerintahkan menyembah Allah,tanpa
meyekutukannya dengan sesuatu apapun dan melarang kalian
mnyembah berhala, memerintahkan mengerjakan sholat ,jujur dan
menjaga diri”.
Rahmat Allah akan didapat oleh siapa saja yang berusaha
mendapatkannya dengan ketentuan ia harus beriman dan beramal
sholeh. Sebagai ketegasan, Allah memberikan pernyataan bahwa
barangsiapa yang beriman kepada Allah dan membuktikan imannya itu
dengan amal yang ikhlas,maka ia akan memperoleh pahala.Allah tidak
akan menyia-nyiakan amal baik seorang hamba.
Diantara tabiat orang orang mukmin ialah apabila mereka ditimpa
oleh sesuatu yang tidak disenangi ,mereka akan menyelidiki sebab-
sebabnya dan berusaha keras untuk mengatasinya ,kalau belum
teratasi,mereka menyerahkan persoalan itu kepada Allah .
Sedangkan tabiat orang yang tidak beriman ialah takut
menghadapi masa depan mereka dan selalu resah hati dalam
menghadapi segala sesuatu yang akan menimpa. Maka,apabila mereka
ditimpa malapetaka,mereka kebingungan tak tahan menghadapi
kesusahan itu dan tak dapat mencari jalan keluar.
Tidak dibenarkan adanya paksaan dalam agama.Sebagaimana
firman Allah Swt dalam Q.S.Al-Baqoroh:256
الُّرْش ُد ِم اْلَغ ۚ َف ْك ُف ِبالَّطاُغوِت ْؤ ِم
َو ُي ْن َن ِّي َم ْن َي ْر اَل ِإْك َر اَه يِف الِّديِن ۖ َقْد َتَبَنَّي
ِبالَّلِه َفَق ِد اْس َتْم َس َك ِباْلُعْر َو ِة اْلُو ْثَق ٰى اَل اْنِف َص اَم َهَلاۗ َو الَّلُه ِمَس يٌع َعِليم
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya
telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu
barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat
kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui”( Q.S.Al-Baqoroh: 256)
Kewajiban kita hanyalah menyampaikan Agama Allah kepada
manusia dengan cara yang baik dan penuh kebijaksanaan serta dengan
nasihat-nasihat yang wajar sehingga mereka masuk agama islam
dengan kesadaran dan kemauan mereka sendiri.Apabila kita sudah
menyampaikan kepada mereka dengan cara yang demikian,tetapi
mereka tidak mau beriman,itu bukan urusan kita melainkan urusan
Allah .Kita tidak boleh memaksa mereka. Dalam Q.S.Yunus:99 Allah
berfirman:
“Apakah engkau ingin memaksa manusia hingga mereka itu menjadi
orang-orang yang beriman” (Q.S.Yunus:99)
Dengan datangnya agama islam, maka jalan yang benar sudah
tampak dengan jelas dan dapat dibedakan dari jalan yang sesat .Maka
tidak boleh ada pemaksaan untuk beriman karena iman adalah
keyakinan dalam hati dan tak dapat seorang pun memaksa hati orang
lain untuk meyakini sesuatu apabila ia sendiri tidak bersedia.
Di daerah-daerah yang telah dikuasai kaum muslimin, orang-
orang yang belum menganut agama islam duberi hak dan kemerdekaan
untuk memilih apakah mereka akan memeluk agama islam atau akan
tetap dalam agama mereka. Jika mereka memilih untuk tetap dalam
agama semula, maka mereka diharuskan membayar “Jizyah”. Yaitu
semacam pajak sebagai imbalan dari perlindungan yang diberikan
pemerintah islam kepada mereka.Dan keselamatan mereka dijamin
sepenuhnya asal mereka tidak melakukan tindakan-tindakan yang
memusuhi islam dan umatnya.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menerangkan kenabian Nabi
Muhammad Saw sudah cukup jelas.Maka setiap orang bebas
memilih ,apakah ia akan beriman atau kafir setelah kita menyampaikan
ayat-ayat itu kepada mereka. Siapa-siapa yang sudah tidak lagi percaya
dengan patung atau benda yang lain ,melainkan beriman dan
menyembah Allah semata,maka ia telah mendapatkan pegangan yang
kokoh.Laksana tali yang kuat yang tak akan putus. Iman yang
sebenarnya dalah iman yang diyakini dalm hati ,diucapkan dengan lidah
dan diringi dengan perbuatan.
Adapun peperangan yang telah dilakukan umat islam,baik di
jazirah arab maupun di negeri-negeri lain seperti mesir ,Persia dan
sebagianya ,itu hanyalah semata-mata tindakan membela diri terhadap
serangan-serangan kaum kafir kepada merekadan untuk mengamankan
jalalnnya dakwah islam dengan tujuan agar kedzaliman ,fitnah dan
gangguan orang-orang kafir itu dapat dihentikan.Umat islam ingin
menganut dan melaksanakan agama mereka dengan wajar dan kaum
kafir harus dapat mengahargai kemerdekaan pribadi dan hak asasi
manusia dalam menganut keyakinan.
Banyak pertanyaan kenapa Allah memilih bahasa Arab menjadi
bahasa Al-Qur'an, bukan bahasa lain? Barangkali itu adalah hak Allah.
Meski demikian, pilihan Allah mengapa Al- Qur'an itu dalam bahasa
Arab bisa dijelaskan secara ilmiah.
Pertama, bahasa Arab dikenal memiliki banyak kelebihan: (1) sejak
zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa
yang hidup, (2) bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk
menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan, (3) bentuk- bentuk
kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjungsi) yang amat luas
hingga dapat
Kedua, Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Rasulullah Saw.
dalam bahasa Arab yang nyata (bi lisanin 'arabiyyin mubin) agar
menjadi mukjizat yang kekal dan menjadi hidayah (sumber petunjuk)
bagi seluruh manusia di setiap waktu dan tempat untuk mengeluarkan
manusia dari kegelapan kepada cahaya; dari kegelapan syirik kepada
cahaya tauhid; dari kegelapan kebodohan kepada cahaya pengetahuan;
dari kegelapan kesesatan kepada cahaya hidayah.
DAKWAH ISLAM
Al quran menerangkan ada orang yang beriman ada yang kafir
dan ada yang munafikn . Rasulullah dan orang –orang beriman benar-
benar telah mempercayai Al-Quran,mereka tidak ragu sedikitpun dan
mereka meyakini benar Al-Quran itu.
Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Baqoroh : 285
ِلِه ِب ِه ِئ ِتِه ِه ِم ِإ ِه ِم ِه
آَم َن الَّر ُس وُل َمِبا ُأْنِز َل َلْي ْن َر ِّب َو اْلُم ْؤ ُنوَن ۚ ُك ٌّل آَم َن الَّل َو َم اَل َك َو ُك ُتِب َو ُرُس
ِص ِإ ِمَس ِلِه ٍد ِم
اَل ُنَفِّرُق َبَنْي َأَح ْن ُرُس ۚ َو َقاُلوا ْع َنا َو َأَطْع َناۖ ُغْف َر اَنَك َر َّبَنا َو َلْيَك اْلَم ُري
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan
kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak
membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-
rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat".
(Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali"(Q.S . Al-Baqoroh: 285)
Pernytaan Allah Swt ini terlihat pada diri Rasulullah dan pribadi
orang-orang mukmin,terlihat pada kesucian dan kebersihan hati
mereka,ketinggian cita-cita mereka, ketahanan dan ketabahan hati
mereka menerima berbagai cobaan dalam menyampaikan agama
Allah ,sikap mereka ketika mencapai kemenangan dan menghadapi
kekalahan,sikap mereka terhadap musuh-musuh yang telah
dikuasai,sikap mereka saat ditawan dan sikap mereka diwaktu
memasuki daerah-daerah diluar jazirah arab.
Sikap-sikap dan watak yang demikian adalah sikap dan watak yang
telah ditiimbulkan oleh ajaran-ajaran Al –Qur’an dan ketaatan
melaksanakan hukum Allah Swt. Seandainya Nabi Muhammad tidak
meyakini benar-benar ajaran yang di bawanya dan tidak berpegang
kepada kebenaran dalam melaksanakan tugas-tugasnya,tentulah ia dan
pengikutnya tidak akan berwatak demikian. Orang-orang yang hidup di
zaman nabi ,baik pengikut beliau maupun orang-orang yang
mengingkari,semuanya mengatakan bahwa Muhammad adalah
seorang yang terpercaya ,bukan seorang pendusta. Setiap orang yang
beriman itu yakin akan adanya Allah Yang Maha Esa, hanya Dia
sendirilah yang menciptakan makhluk, tidak berserikat dengan sesuatu
pun. Mereka percaya kepada kitab-kitab Allah yang telah diturunkan-
Nya kepada para Nabi-Nya, percaya kepada malaikat-malaikat Allah,
dan malaikat yang menjadi penghubung antara Allah Swt. dengan
Rasul-rasul-Nya, pembawa wahyu Allah. Mengenai keadaan zat, sifat-
sifat dan pekerjaan-pekerjaan malaikat itu termasuk ilmu Allah. Hanya
Allah Swt. yang Maha Tahu. Percaya kepada malaikat merupakan
pernyataan percaya kepada Allah Swt.
Dalam Q.S. An-nahl:25Allah berfirman:
ۚ ا ْد ُع ِإ َلٰى َس ِبي ِل َر ِّبَك ِباْل ِح ْك َم ِة َو اْل َم ْو ِع َظِة اْل َح َس َنِة ۖ َو َج ا ِد ْل ُه ْم ِبا َّلِتي ِه َي َأْح َس ُن
ِد ِب ِب ِلِه ِب
ِإ َّن َر َّبَك ُه َو َأْع َلُم َم ْن َض َّل َع ْن َس ي ۖ َو ُه َو َأْع َلُم اْل ُم ْه َت ي َن
”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk”(Q.S.An-Nahl:125)
2. PANCAINDRA
3. AKAL (PIKIRAN)
ُم ْخ ِل ِص ي َن َلُه الِّد ي َن ُح َنَف ا َء َو ُيِق ي ُم وا ال َّص اَل َة ِل ِم
َو َم ا ُأ ُر وا ِإ اَّل َيْع ُبُد وا ال َّلَه
اْل َقِّي ِة َۚة َٰذ ِل ِد
َم َو ُيْؤ ُتوا ال َّز َك ا َو َك ي ُن
"Mereka tidak disuruh kecuali supaya mereka menyembah Allah
dengan memurnikan kepatuhan kepada-Nya dalam beragama." (QS. Al-
Bayyinah: 5).
َو َو َّص ٰى ِب َه ا ِإ ْب َر ا ِه ي ُم َبِن ي ِه َو َي ْع ُقوُب َي ا َبِنَّي ِإ َّن ال َّلَه اْص َط َف ٰى َلُك ُم الِّد يَن َفاَل َت ُم و ُت َّن
ِإ اَّل َو َأ ْنُتْم ُم ْس ِلُم وَن
”Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya,
demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku!
Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah
kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam"(Q.S.Al-Baqoroh:132)
Karena itu Allah Swt. memerintahkan Nabi Muhammad Saw. dan
kaum muslimin beriman kepada para nabi dan rasul-Nya. Iman kepada
para nabi dan rasul serta apa yang dibawanya termasuk rukun iman.
Dari ucapan "Ibrahim telah mewasiatkan...."dapat dipahami:
1. Bahwa yang diwariskan itu adalah suatu hal yang sangat penting.
Berbahaya bagi kehidupan bila wasiat itu tidak dilaksanakan. Karena itu
di dalam ayat dipakai kalimat:
a. "Wasiat" bukan "memerintahkan". Kalimat "wasiat" menunjukkan
bahwa sesuatu itu sangat penting.
b. "Anak-anaknya" bukan "orang lain". Menurut biasanya berwasiat
kepada "anak-anak sendiri" itu diharapkan lebih mungkin terlaksana
dibandingkan dengan wasiat kepada orang lain.
2. Di dalam ayat ini disebut bahwa yang berwasiat itu ialah Ibrahim As.
dan Yakub As. seakan perkataan itu dipisahkan. Hal ini memberi
pengertian bahwa yang disuruh melaksanakan wasiat itu bukan hanya
keturunan Ibrahim As. dan cucunya Yakub As. (Bani Israil) saja, tetapi
wasiat itu mencakup seluruh anak cucu Ibrahim dan seluruh kaum
muslim, termasuk di dalamnya keturunan Ismail As.
MATERI 5
AJAKAN UNTUK BERIMAN
ُك ا َأُّي ا اَّلِذ ي آ ُنوا ُك وُنوا َّو اِم ِباْلِق ِط ُش َد ا ِلَّلِه َل َل َأ ُفِس
َق َني ْس َه َء َو ْو َع ٰى ْن ْم َي َه َن َم
َأِو اْلَو اِلَد ْيِن َو اَأْلْقَر ِبَني ۚ ِإْن َيُك ْن َغِنًّيا َأْو َفِق ًريا َفالَّلُه َأْو ٰىَل ِهِبَم اۖ َفاَل َتَّتِبُعوا اَهْلَو ٰى
َأْن َتْع ِدُلواۚ َو ِإْن َتْلُو وا َأْو ُتْع ِر ُضوا َفِإَّن الَّلَه َك اَن َمِبا َتْع َم ُلوَن َخ ِبًريا
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-
benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap
dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun
miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan
jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang
kamu kerjakan”(Q.S.Annisa:135)
Orang mukmin bukan hanya orang yang percaya pada apa yang
disebutkan dalam rukun iman saja. Lebih dari itu, orang mukmin adalah
orang yang selalu memiliki sifat-sifat terpuji yang diperintahkan oleh
Allah dan Rasulullah Saw. Salah satu dari sifat orang mukmin adalah
adil.
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin
untuk selalu bersikap adil dalam persaksian terhadap siapa pun. Dinukil
dari riwayat Ibnu Abas dalam Tafsir Al-Thabari yang menyebutkan
bahwa Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin untuk selalu
bersikap adil kepada siapa pun dalam persaksian, yaitu dengan cara
berkata benar apa adanya, baik terhadap dirinya sendiri, keluarganya,
kerabat-kerbatnya,sahabatnya,oang kaya maupun miskin.
Selain berkata apa adanya, orang mukmin yang bersikap adil juga
harus menjauhkan diri dari pengaruh hawa nafsunya dalam
memberikan kesaksian. Rasulullah Saw melarang untuk membela orang
yang kaya karena kekayaannya, atau membela orang yang miskin
karena kasihan padanya, atau membel keluarganya. Karena hanya Allah
lah yang paling mulia dibanding semua makhluk-Nya.
Allah Swt. telah menjanjikan balasan bagi orang-orang yang
beriman yang selalu mendasarkan apa yang ia perbuat di dunia ini atas
nama Allah. Allah berfirman dalam Q.S.Annisa:162 yang berbunyi:
ۚ َّٰلِكِن ٱلَّٰر ِس ُخ وَن ىِف ٱْلِعْلِم ِم ْنُه ْم َو ٱْلُم ْؤ ِم ُنوَن ُيْؤ ِم ُنوَن َمِبٓا ُأنِز َل ِإَلْيَك َو َم ٓا ُأنِز َل ِم ن َقْبِلَك
ٱْل ِق يِم َني ٱلَّص َلٰو َةۚ ٱْل ْؤ ُتوَن ٱلَّز َكٰو َة ٱْل ْؤ ِم ُنوَن ِبٱلَّلِه ٱْلَي ِم ٱْل اِخ ِر ُأ۟و َٰٓلِئَك َس ُنْؤ ِتيِه
ْم َو ْو َء َو ُم َو ُم َو ُم
َأْج ًر ا َعِظ يًم ا
“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang
mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al
Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang
mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala
yang besar.”(Q.S.Annisa:162)
MATERI 7
PERBEDAAN ANTARA MUKMIN DAN KAFIR
Allah Swt.berfirman dalam Q.S. Fathir:7-8 yang berbunyi:
ٱَّلِذيَن َك َف ُر و۟ا ُهَلْم َعَذ اٌب َش ِديٌد ۖ َو ٱَّلِذيَن َءاَم ُنو۟ا َو َعِم ُلو۟ا ٱلَّٰص ِلَٰح ِت ُهَلم َّم ْغِف َر ٌة
ِب
َو َأْج ٌر َك ٌري
“Orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang keras. Dan orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh bagi mereka
ampunan dan pahala yang besar”(Q.S.Fathir:7)
Secara bahasa, yang dimaksud dengan "mukmin" adalah orang
yang percaya, sedangkan makna dari "kafir" adalah orang yang
menutupi. Adapun secara istilah, yang dimaksud dengan mukmin
adalah orang yang percaya dengan membenarkan secara lisan dan
meyakini dengan hati, serta mengamalkan dengan anggota tubuh akan
semua kebenaran ajaran agama Allah, agama Islam. Sedangkan yang
dimaksud dengan kafir adalah orang yang menutupi diri dan hatinya
dari ajaran Allah Swt.. Ia tidak percaya pada Allah dan Rasul-Nya,
sehingga ia menyembah kepada selain Allah Swt..
MATERI 8
COBAAN DAN UJIAN
Allah Swt.berfirman dalam Q.S. Al-Ankabut:2
َأَح ِس َب الَّنا ُس َأْن ُيْتَر ُك وا َأْن َيُق و ُلوا آ َم َّنا َو ُه ْم اَل ُيْف َتُنو َن
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?”
Ayat di atas menjelaskan bahwa setiap manusia yang beriman
akan selalu diberikan ujian atu cobaan, baik berupa kemiskinan harta,
kehilangan orang yang disayangi, dan masih banyak lagi cobaan atau
ujian Allah yang lainnya. Itu semua terjadi agar Allah melihat sampai
sejauh mana keimanan setiap hamba- hamba-Nya.
َو اَّتُقوْا ِفْتَنًة اَّل ُتِص يَبَّن اَّلِذ يَن َظَلُم وا ِم نُك ْم َخ اَّصًة َو اْع َلُم وا َأَّن الَّلَه َش ِد يُد اْلِعَق اِب
"Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa
orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah
amat kerassiksaan-Nya." (QS. Al-Anfal: 25)
firman Allah Swt. dalam QS. Al-Baqarah: 216:
ُك ِتَب َعَلْيُك ُم اْلِق َتاُل َو ُه َو ُك ْر ٌه َّلُك ْم َو َعَس ى َأن َتْك َر ُه وْا َش ْيًئا َو ُه َو َخ ْيٌر َّلُك ْم َو َعَس ى َأن ُتِح ُّبوْا َش ْيًئا
َو ُه َو َش ٌّر َّلُك ْم َو الَّلُه َيْع َلُم َو َأنُتْم اَل َتْع َلُم وَن
Sikap dan watak yang demikian adalah Sikap dan watak yang
ditimbulkan oleh ajaran- ajaran Al-Qur'an dan ketaatan melaksanakan
hukum Allah Swt.. Inilah yang dimaksud dengan jawaban Aisyah Ra.
ketika ditanya tentang akhlak Nabi Muhammad Saw.
MATERI 11
HIJRAH
Peristiwa hijrah tidak statis tapi justru menunjukkan sifat dinamis,
etos kerja dan optimisme baru. Karena itu, salah satu makna penting
hijrah adalah tidak dibenarkannya seorang muslim bersikap pasif di
suatu tempat dan menyerah pada keadaan yang membuatnya tidak
dapat melakukan hal-hal positif bagi dirinya sendiri, keluarga, dan
masyarakat, seperti yang ditegaskan dalam surat An-Nisa' ayat 97
Arti penting iman lebih jauh ditegaskan oleh Rasyid Ridla dengan
menyatakan bahwa Iman membangkitkan sinar dalam akal, sehingga
menjadi petunjuk jalan ketika berjumpa dengan gelapnya keraguan.
Dengan iman, seseorang akan mudah mengatasi batu penghalang yang
dapat menjatuhkannya ke jurang kebinasaan. Iman menumbuhkan
suatu pusat penelitian atas tiap detak jantung yang terlintas dan setiap
bentangan yang terbentang dalam diri manusia. Dengan iman,
seseorang dapat menembus sesuatu yang tersirat dari yang tersurat.
Demikian pula, Tuhan tidak menghasilkan sesuatu yang baik, kecuali
yang baik pula.
"Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ire are pula
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-ku insert (puanlah kamu
mengingkari (nikmat)-Ku." (Q Al-Baqarah: 152)
Terkadang justru zikir dan syukur itu bahkan menjadi satu makna, dan
menjadi satu bagian yang tak bisa terpisahkan. Misal dalam Firman-
Nya:
Ini berarti kita dituntut mensyukuri sekecil apa pun nikmat yang
diberikan Allah. Bila nikmat yang diberikan kepada kita itu berupa ujian
atau cobaan yang tidak menyenangkan, maka mensyukuri nikmat itu
dengan cara bersabar.
MATERI 13
CINTA KEPADA ALLAH DAN ROSULNYA
Orang yang terpaut cinta dengan Allah dan Rasul-Nya akan selalu
sabar setiap musibah menimpanya, karena semuanya datang dari Allah
Swt.. Dia akan menyambut musibah itu dengan tegar, setegar gunung
atau setegar karang diterjang ombak laut, tanpa goyah sedikit pun.
2. Ridha dan Qana'ah
Orang yang terpaut cinta dengan Allah dan Rasul-Nya akan ridha
terhadap apa yang diberikan Allah dan qana'ah akan rezeki yang Dia
berikan kepadanya.
3. Menerima Apa Adanya
Orang yang terpaut cinta dengan Allah dan Rasul-Nya akan
menerima apa yang diberikan Allah kepadanya. Sikap ini akan
melahirkan kekuatan jiwa, tidak akan kecewa, sedih, putus asa, dan
sikap-sikap cengeng lainnya. Dia yakin apa yang terjadi pada dirinya
4. Memiliki Harga Diri
Orang yang terpaut cinta dengan Allah dan Rasul-Nya akan
memiliki harga diri karena yakin apa yang dia miliki bukan berasal dari
manusia tetapi dari Allah semata. Jika pun ada peran manusia, itu
hanya sebagai perantara saja. Harga diri ini akan menjadi sumber
kekuatan luar biasa, sehingga dia bisa mencurahkan segenap
potensinya.
MATERI 15
TAKUT KEPADA ALLAH
Allah Swt berfirman dalam Q.S.Annur ayat 52 :
َو َمْن ُيِط ِع ال َّلَه َو َر ُس و َلُه َو َيْخ َش ال َّلَه َو َيَّتْق ِه َفُأو َٰلِئَك ُه ُم ا ْل َف ا ِئُز و َن
“Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan rasul-Nya dan takut
kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-
orang yang mendapat kemenangan.”
Dalam ayat di atas disebutkan bahwa takut kepada Allah sangat
erat kaitannya dengan taat kepada-Nya. Pertama Karena orang yang
taat kepada Allah akan merasa takut untuk melanggar apa yang
dilarang-Nya. Begitu juga sebaliknya, orang yang takut kepada Allah
akan senantiasa taat dan patuh kepada-Nya. Keduanya, yaitu takut dan
taat kepada Allah, disertai dengan ketakwaan. Ketakwaan yang
dimaksudkan di sini adalah orang yang takut untuk berbuat maksiat dan
selalu taat kepada ajaran Allah. Ia takut juga akan akibat dari
melakukan larangan-Nya, yaitu ia akan takut akan siksa Allah. Terdapat
salah satu penafsiran ulama bahwa yang dimaksud dengan takut
kepada Allah ialah takut kepada Allah disebabkan karena dosa-dosa
yang telah dikerjakannya, dan yang dimaksud dengan takwa ialah
memelihara diri dari segala macam dosa yang mungkin terjadi.
Ketiganya di atas merupakan sifat yang sangat melekat kepada
orang mukmin yang pada ayat di atas disebutkan dengan orang-orang
yang beruntung. Karena disebutkan pada ayat sebelumnya bahwa
orang-orang mukmin, ketika diperintahkan oleh Allah Swt., maka ia
akan taat dan patuh kepada-Nya dan mereka akan mengatakan "kami
mendengarkan dan kami laksanakan." Dalam istilah bahasa Jawa sering
dikenal dengan kata sendiko dawuh.
Kewajiban seorang mukmin untuk senantiasa taat dan patuh kepada
Allah. Kata-kata yang diucapkan oleh orang mukmin sebagaimana yang
disebutkan di atas adalah merupakan bentuk ketaatan mereka kepada
Allah Swt. serta ketakutan mereka akan mengingkari perintah-Nya.
Oleh karena seorang mukmin mempunyai rasa taat dan patuh kepada
Allah, maka ia akan mendapatkan tempat yang tinggi di sisi-Nya. Oleh
karena itulah mereka dikatakan sebagai orang yang senang dan
berbangga hati serta mereka dikatakan sebagai orang yang beruntung .
Sedangkan di dalam hadits Nabi saw. Di atas disebutkan mengenai
bagaimana cara seseorang untuk takut kepada Allah. Nabi Saw.
menjelaskan bahwa ketika seseorang itu takut kepada Allah, maka ia
seakan-akan melihat-Nya atau apabila ia tidak dapat melihat-Nya, maka
ia pasti yakin bahwa Allah selalu melihatnya, la akan selalu merasa
diawasi oleh Allah, sehingga ia akan merasa takut untuk berbuat apa
yang telah dilarang oleh-Nya.
Allah memerintahkan kepada orang –orang mukmin untuk selalu
taat dan patuh kepadanya dan rasulnya dalam keadaan apa pun dan
bahkan harus mengorbankan harta maupun nyawa . Dalam ayat
tersebut dicontohkan bahwa orang-orang mukmin haruslah taat
kepada Allah dan Rasul nya untuk selalu mempertahankan islam
dengan berjihad di jalan Allah ,meskipun harus mengorbankan nyawa
mereka .
MATERI 16
MENGHARAP DARI ALLAH
Allah Swt berfirman dalam Q.S. Al-Isra ayat 57
ُأو َٰلِئَك ا َّلِذ ي َن َيْد ُع و َن َيْب َتُغو َن ِإَلٰى َر ِّبِه ُم ا ْلَو ِس ي َلَة َأُّيُه ْم َأْقَر ُب َو َيْر ُج و َن
َر ْح َم َتُه َو َيَخ ا ُفو َن َع َذ ا َبُهۚ ِإَّن َع َذ ا َب َر ِّبَك َك ا َن َم ْح ُذ و ًر ا
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan
azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang
(harus) ditakuti.”
Raja' adalah upaya hanya mengharap kepada Allah.
Pernahkan Anda menemui "jalan buntu"? Sebenarnya jalan buntu
itu adalah suatu istilah untuk sebuah jalan yang tertutup. Hanya
saja, orang sering mengatakan seolah tidak ada jalan lain lagi
untuk mencapai tujuan kita. Jika sebuah jalan buntu, memang
tidak ada jalan keluar jika kita hanya berpikir itu satu-satunya
jalan. Padahal, di luar sana masih banyak jalan yang bisa kita lalui.
Kesalahan kita ialah seringkali memper- sempit pandangan kita.
Seperti uraian di atas, pandangan kita sempit, kita hanya
memikirkan jalan tersebut saja, sehingga seolah peluang kita
mencapai tujuan telah sirna. Namun, jika kita mau memperluas
pandangan, sebenarnya masih banyak jalan-jalan lain yang bisa
kita lalui.
1. Mengimani wujud mereka, bahwa mereka benar-benar ada bukan hanya khayalan,
halusinasi, imajinasi, tokoh fiksi, atau dongeng belaka. Jumlah mereka sangat banyak
dan tidak ada yang bisa menghitungnya kecuali Allah Swt.. Seperti dalam kisah Mi'raj-
nya Nabi Muhammad Saw. bahwa ketika itu Nabi Saw. diangkat ke Baitul Makmur di
langit, tempat para malaikat shalat setiap hari. Jumlah mereka tidak kurang dari 70.000
malaikat. Setiap selesai shalat, mereka keluar dan tidak kembali lagi.
2. Mengimani nama-nama malaikat yang kita kenali, misalnya Jibril, Mikail, Israfil, dan lain-
lain. Adapun yang tidak diketahui namanya, kita mengimani keberadaan mereka secara
global. Penamaan ini harus sesuai dengan dalil dari Al-Quran dan hadits Rasulullah
Saw.