Anda di halaman 1dari 7

RUKUN IMAN SEBAGAI PILAR KEYAKINAN UMAT ISLAM

2.1 Pengertian Rukun Iman

Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar

keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau rukun

iman dalam ajaran Islam, yaitu:


·         Iman kepada Allah
o    Patuh dan taat kepada Ajaran Allah dan Hukum-hukumNya
·         Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
o    Mengetahui dan percaya akan keberadaan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta
·         Iman kepada Kitab-kitab Allah
o    Melaksanakan ajaran Allah dalam kitab-kitabNya secara hanif. Salah satu kitab Allah
adalah Al-Qur'an
o    Al-Qur'an memuat tiga kitab Allah sebelumnya, yaitu kitab-kitab Zabur,Taurat, dan Injil
·         Iman kepada Rasul-rasul Allah
o    Mencontoh perjuangan para Nabi dan Rasul dalam menyebarkan dan menjalankan kebenaran
yang disertai kesabaran
·         Iman kepada hari Kiamat
o    Paham bahwa setiap perbuatan akan ada pembalasan
·         Iman kepada Qada dan Qadar
o    Paham pada keputusan serta kepastian yang ditentukan Allah pada alam semesta

Mengenai rukun iman ini berikut dalil-dalilnya:


”Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi
sesungguhnya kebaktian itu ialahberiman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, dan nabi-
nabi…” (Al-Baqarah:177)

Begitu juga nabi shalallahu alaihi wa salam bersabda dalam hadits Jibril:”Iman

ituadalah hendaklah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-


kitab-Nya,  Rasul-rasulNya, dan hari akhir. Dan engkau beriman kepada takdir Allah,

yang baik maupun yang buruk.”(HR Muslim)

2.2 Penjelasan Ringkas Tentang Rukun Iman


2.2.1 Iman Kepada Allah Ta’ala
Iman kepada Allah adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah adalah Rabb dan Raja segala
sesuatu, Dialah Yang Mencipta, Yang Memberi Rizki, Yang Menghidupkan, dan Yang Mematikan,
hanya Dia yang berhak diibadahi. Kepasrahan, kerendahan diri, ketundukan, dan segala jenis ibadah
tidak boleh diberikan kepada selain-Nya, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, keagungan, dan
kemuliaan, serta Dia bersih dari segala cacat dan kekurangan.
Mempercayai bahwa Allah itu adalah Zat (essensi) dan Ada (eksistensi) pada Allah Maha Esa
itu merupakan satuan, Ada pada Allah itu bersifat mutlak, berbeda dengan eksistensi manusia
bersifat nisbi. Aliran Sunni menambahkan beberapa Sifat-Ilah yang merupakan suatu kemestian, yaitu
Azali (al-Qidam), kekal tanpa batas (al-Baqa), berbeda dengan setiap kebaharuan (Mukhâlafat lil
Hawâdits), keberadaannya itu pada zat-Nya sendiri (Qiyâmuhu bi Nafsihi), maha esa (al-Wahdâniyat),
berkemampuan tanpa batas (al-Qudrat), berkemauan tanpa hambatan (al-Irâdat), tahu atas setiap
sesuatu (al-u), hidup (al-Hayt), mendengar (al-Samak), menyaksikan (al-Bashar), berbicara menurut
zat-Nya (al-Kalam).

2.2.2 Iman Kepada Para Malaikat-Nya


Iman kepada malaikat adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah memiliki malaikat-malaikat,
yang diciptakan dari cahaya. Mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah, adalah hamba-
hamba Allah yang dimuliakan. Adapun yang diperintahkan kepada mereka, mereka laksanakan.
Mereka bertasbih siang dan malam tanpa berhenti. Mereka melaksanakan tugas masing-masing
sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam riwayat-riwayat
mutawatir dari nash-nash Al-Qur’an maupun As-Sunnah. Jadi, setiap gerakan di langit dan di bumi,
berasal dari para malaikat yang ditugasi di sana, sebagai pelaksanaan perintah Allah Azza wa Jalla.
Maka, wajib mengimani secara tafshil (terperinci), para malaikat yang namanya disebutkan oleh Allah,
adapun yang belum disebutkan namanya, wajib mengimani mereka secara ijmal (global).

2.2.3        Iman Kepada Kitab-Kitab


Maksudnya adalah, meyakini dengan sebenarnya bahwa Allah memiliki kitab-kitab yang
diturunkan-Nya kepada para nabi dan rasul-Nya, yang benar-benar merupakanKalam (firman,
ucapan)-Nya. Ia adalah cahaya dan petunjuk. Apa yang dikandungnya adalah benar. Tidak ada yang
mengetahui jumlahnya selain Allah. Wajib beriman secaraijmal, kecuali yang telah disebutkan
namanya oleh Allah, maka wajib baginya mengimaninya secara tafshil, yaitu Taurat, Injil, Zabur, dan
Al-Qur’an. Selain wajib mengimani bahwa Al-Qur’an diturunkan dari sisi Allah, wajib pula mengimani
bahwa Allah telah mengucapkannya sebagaimana Dia telah mengucapkan seluruh kitab lain yang
diturunkan. Wajib pula melaksanakan berbagai perintah dan kewajiban serta menjauhi berbagai
larangan yang terdapat di dalamnya. Al-Qur’an merupakan tolok ukur kebenaran kitab-kitab
terdahulu. Hanya Al-Qur’anlah yang dijaga oleh Allah dari pergantian dan perubahan. Al-Qur’an
adalah Kalam Allah yang diturunkan, dan bukan makhluk, yang berasal dari-Nya dan akan kembali
kepada-Nya.
2.2.4        Iman Kepada Rasul-rasul
Iman kepada rasul-rasul adalah keyakinan yang kuat bahwa Allah telah mengutus para rasul
untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya. Kebijaksanaan-Nya telah menetapkan
bahwa Dia mengutus para rasul itu kepada manusia untuk memberi kabar gembira dan ancaman
kepada mereka. Maka, wajib beriman kepada semua rasul secara ijmal sebagaimana wajib pula
beriman secara tafshilkepada siapa di antara mereka yang disebut namanya oleh Allah, yaitu 25
diantara mereka yang disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an. Wajib pula beriman bahwa Allah telah
mengutus rasul-rasul dan nabi-nabi selain mereka, yang jumlahnya tidak diketahui oleh selain Allah,
dan tidak ada yang mengetahui nama-nama mereka selain Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi.
Wajib pula beriman bahwa Muhammad shalalallahu alaihi wa salam adalah yang paling mulia dan
penutup para nabi dan rasul, risalahnya meliputi bangsa jin dan manusia, serta tidak ada nabi
setelahnya.
Kecuali mesti beriman terhadap Nabi Muhammad, yang merupakan bagian kedua
pada Syahadatain, maka setiap Muslim diwajibkan pula mempercayai Rasul-Rasul Allah
pada masa-masa sebelumnya dan memuliakannya. Di dalam kitab suci Al-Qur'an terdapat
nama dua puluh lima Rasul Allah, yang satu persatunya disebutkan dengan nyata,
yaitu : Adam, Idris,Nuh, Hud, Shalih, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishak, Yaakub, Yusuf, Ayub, Zu
lkifli,Syu'aib, Musa, Harun, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Yunus, Zakharia, Yahya,Isa,
            Beberapa dalil mengenai adanya rasul Allah adalah sebagai berikut:
1)      "Kami utus pada setiap ummat itu seorang Rasul", (Nahal, 16:36).
2)      "Kami tidak akan memikulkan siksa (atas sesuatu ummat) kecuali lebih dahulu Kami utus
seorang Rasul," (Isra', 17:15).
2.2.5 Iman Kepada Kebangkitan Setelah Mati
Iman kepada kebangkitan setelah mati adalah keyakinan yang kuat tentang adanya negeri
akhirat. Di negeri itu Allah akan membalas kebaikan orang-orang yang berbuat baik dan kejahatan
orang-orang yang berbuat jahat. Allah mengampuni dosa apapun selain syirik, jika Dia menghendaki.
Pengertian alba’ts (kebangkitan) menurut syar’i adalah dipulihkannya badan dan dimasukkannya
kembali nyawa ke dalamnya, sehingga manusia keluar dari kubur seperti belalang-belalang yang
bertebaran dalam keadaan hidup dan bersegera mendatangi penyeru. Kita memohon ampunan dan
kesejahteraan kepada Allah, baik di dunia maupun di akhirat.

2.2.6 Iman Kepada Takdir Yang Baik Maupun Yang Buruk Dari Allah Ta’ala.
Iman kepada takdir adalah meyakini secara sungguh-sungguh bahwa segala kebaikan dan
keburukan itu terjadi karena takdir Allah. Allah ta’ala telah mengetahui kadar dan waktu terjadinya
segala sesuatu sejak zaman azali, sebelum menciptakan dan mengadakannya dengan kekuasaan
dan kehendak-Nya, sesuai dengan apa yang telah diketahui-Nya itu. Allah telah menulisnya pula di
dalam Lauh Mahfuzh sebelum menciptakannya. Allah berfirman ”Sesungguhnya Kami menciptakan
segala sesuatu menurut qadar (ukuran).” (Al-Qomar: 49)

2.3 Pengaruh Iman terhadap Kehidupan Seorang Muslim


            Berikut ini adalah pembahasan mengenai pengaruh dan dampak keimanan seseorang muslim
terhadap perilakunya sehari-hari.
a.      Pengaruh Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang
muslim, sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika
seseorang telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam
perilakunya akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak
ada seorang manusiapun di sekitarnya, sebab ia yakin bahwa Allah itu ada. Karena itu selama iman
itu ada dalam dirinya, tidak mungkin ia dapat berbuat yang tidak sesuai dengan perintah Allah.
b.      Pengaruh Iman Kepada Malaikat
Keyakinan terhadap adanya malaikat, bukan hanya sebatas mengetahui nama dan tugas-tugasnya,
akan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin ada malaikat yang mencatat semua
amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa berhati-hati dalam setiap
perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut akan dicatat oleh
malaikat. Begitu juga dengan keyakinan adanya malaikat, maka seorang muslim akan senantiasa
optimis dan yakin perbuatan yang baiknya tidak akan sia-sia dilakukan. Oleh karena itu iman kepada
malaikat akan melahirkan sikap berhati-hati, optimis, dan dimanis, tidak mudah putus asa atau
kecewa.
c.       Pengaruh Iman Kepada Kitab
Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan
kebenaran jalan yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan
Allah dalam kitab suci. Manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat masa depan yang akan
ditempuhnya setelah kehidupan untuk melihat masa depan yang akan ditempuhnya setelah hidup
berakhir, maka dengan pemberitahuan kitab suci manusia dapat mengatur hidupnya menyesuaikan
dengan rencana Allah, sehingga manusia mempunyai masa depan yang jelas.
d.      Pengaruh Iman Kepada Rasul
Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka
manusia dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang
diharapkan Allah. Dengan perilaku yang dicontohkan Rasulullah, maka manusia akan mempunyai
pegangan yang jelas dan lengkap mengenai berbagai tuntutan kehidupan baik yang berhubungan
dengan Allah, hubungan antar manusia maupun lainnya.

e.       Pengaruh Iman Kepada Hari Akhir


Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir
sebagai ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan sikap optimis, yakni
bahwa tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan
dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya. Manusia tidak akan kecewa apabila di dunia ia
tidak memperolah balasan dari amal perbuatannya, karena ia yakin di hari akhir ia akan memperoleh
balasan apa yang ia perbuat di dunia ini. Apabila seorang muslim yakin akan hari akhir, maka ia akan
terhindar dari sikap malas dan suka melamun, melainkan ia akan terus berproses dan mencari makna
kehidupan.

f.       Pengaruh Iman Kepada Takdir


Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa,
sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah
akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang. Oleh karena itu, jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar, sebab
buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah, sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik
menurut Allah. Karena itu dalam kaitan dengan takdir ini segogjayanya lahir sikap sabar dan tawakal
yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir
yang terbaik dari Allah.
BAB III
PENUTUP

3.1        Kesimpulan

a.       Rukun Iman dapat diartikan sebagai pilar keyakinan, yakni pilar-pilar

keyakinan seorang muslim, dalam hal ini terdapat enam pilar keyakinan atau

rukun iman dalam ajaran Islam, yaitu:man kepadaAllah, Iman

kepada Malaikat-malaikat Allah, Iman kepada Kitab-kitab Allah, Iman kepada

Rasul-rasul Allah, Iman kepada hariKiamat, Iman kepada Qada dan Qadar,


b.      Iman kepada Allah serta iman kepada sifat-sifatnya akan mempengaruhi perilaku seorang muslim,
sebab keyakinan yang ada dalam dirinya akan dibuktikan pada dampak perilakunya. Jika seseorang
telah beriman bahwa Allah itu ada, Maha Melihat dan Maha Mendengar, maka dalam perilakunya
akan senantiasa berhati-hati dan waspada, ia tidak akan merasa sendirian, kendati tidak ada seorang
manusiapun di sekitarnya.
c.       Keyakinan terhadap adanya malaikatakan berpengaruh terhadap perilaku manusia. Jika kita yakin
ada malaikat yang mencatat semua amal baik dan buruk kita, maka seorang muslim akan senantiasa
berhati-hati dalam setiap perbuatannya karena ia akan menyadari bahwa semua perilakunya tersebut
akan dicatat oleh malaikat.
d.      Iman kepada kitab Allah bagi manusia dapat memberikan keyakinan yang kuat akan kebenaran jalan
yang ditempuhnya, karena jalan yang harus ditempuh manusia telah diberitahukan Allah dalam kitab
suci.
e.       Iman kepada rasul merupakan kebutuhan manusia, karena dengan adanya rasul maka manusia
dapat melihat contoh-contoh perilaku dan teladan terbaik yang sesuai dengan apa yang diharapkan
Allah.
f.       Beriman kepada hari akhir atau hari kiamat adalah keyakinan akan datangnya hari akhir sebagai
ujung perjalanan umat manusia. Keimanan tersebut akan melahirkan  sikap optimis, yakni bahwa
tidak akan ada yang sia-sia dalam kehidupan manusia, karena semuanya akan
dipertanggungjawabkan amal ibadah dan balasannya.
g.      Beriman kepada takdir akan melahirkan sikap optimis, tidak mudah kecewa dan putus asa, sebab
yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan
memberikan yang terbaik kepada seorang muslim, sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan
Maha Penyayang.
 

3.2     Saran

Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari,

oleha karena itu penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan

taqwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut

pandangan Allah SWT. Juga keyakinan kita terhadap malaikat, kitab, rasul, hari

akhir dan takdir senantiasa harus ditingkat demi meningkatkan amal ibadah kita.
DAFTAR PUSTAKA

A.    Ahyadi. 2009. Bahan Kuliah PAI. Sumedang: PG PAUD STKIP UNSAP

Muhammad Nur. 1987. Muhtarul Hadis. Surabaya: Pt. Bina Ilmu.

Miftah Faridl. 1995. Pokok-pokok Ajaran Islam. Bandung: Penerbit Pustaka

Syed Mahmudunnasir. 1994. Islam, Konsepsi dan Sejarahnya. Bandung: Rosdakarya.

Toto Suryana, Dkk. 1996. Pendidikan Agama Islam. Bandung: Tiga Mutiara

Anda mungkin juga menyukai