Anda di halaman 1dari 3

MATERI KEIMANAN

Rukun iman ada 6 yang mesti diyakini umat Islam. Iman dalam Islam merupakan dasar atau
pokok kepercayaan yang harus diyakini setiap muslim. Jika tak memiliki iman, seseorang
dianggap tidak sah menganut Islam.
Berdasarkan hadis yang diriwayatkan Umar bin Khattab RA, ketika malaikat Jibril menyaru
menjadi seorang laki-laki, ia bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: " ... 'Beritahukan
kepadaku tentang Iman' Rasulullah SAW menjawab 'Engkau beriman kepada Allah, kepada
para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada
takdir yang baik maupun yang buruk.' Orang tadi [Jibril] berkata, 'Engkau benar'," (H.R.
Muslim).
Hadis di atas menjelaskan enam rukun Iman yang mesti diyakini seorang muslim sebagai
berikut:
Iman pada adanya Tuhan Allah Yang Maha Esa.
Iman pada adanya malaikat Allah SWT.
Iman pada adanya kitab-kitab Allah SWT. Iman pada adanya rasul-rasul Allah SWT.
Iman pada adanya hari kiamat. Iman pada qada dan qadar, adanya takdir baik dan buruk
ciptaan Allah SWT.
Dalam buku Rukun Iman (2012), Hudarrohman menjelaskan bahwa iman menjadi sah ketika
dilakukan dalam tiga hal, yaitu iman yang diyakini dalam hati, kemudian diikrarkan dengan
lisan, dan diamalkan dengan anggota badan.
Aspek-aspek rukun iman dalam Islam dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:
1. Iman kepada Allah SWT
Iman kepada Allah SWT dilakukan dengan mempercayai dan meyakini bahwa Allah
itu benar-benar ada, kendati seseorang tidak pernah melihat wujud-Nya atau
mendengar suara-Nya. Untuk beriman kepada-Nya, seorang muslim harus
mengetahui sifat-sifat-Nya, baik itu sifat-sifat wajib, jaiz, atau mumkin, atau dapat
juga dilakukan dengan mengenal 99 Asmaul Husna yang tertuang dalam Alquran
atau hadis.

2. Iman kepada Malaikat


Allah SWT Iman kepada malaikat Allah SWT dilakukan dengan mempercayai
bahwa malaikat itu benar-benar ada. Seorang muslim mesti meyakini adanya
malaikat kendati tidak pernah melihat wujudnya, mendengar suaranya, atau
menyentuh zatnya. Perintah mengimani malaikat ini tertera dalam Alquran surah Al-
Baqarah ayat 285: "Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-
kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya," (QS. Al-Baqarah [2]: 285). Baca juga: 10 Nama-
Nama Malaikat dan Tugasnya Menurut Agama Islam

3. Iman kepada Kitab-kitab Allah SWT


Iman kepada kitab-kitab Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah
menurunkan kitab kepada utusan-Nya.
Kitab ini merupakan pedoman, petunjuk kebenaran dan kebahagiaan, baik itu di
dunia maupun akhirat. Keberadaan kitab-kitab Allah SWT ini tertera dalam Alquran
surah Al-Hadid ayat 25: “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka
Alkitab dan neraca [keadilan] supaya manusia dapat melaksanakan keadilan,”
(QS.Al-Hadid [57]: 25).

Dengan beriman kepada kitab Allah, seorang muslim membenarkan secara mutlak
bahwa kitab-kitab itu merupakan firman Allah SWT. Isinya adalah kebenaran yang
wajib diikuti dan dilaksanakan.

Bahwa beriman kepada kitab Allah dapat dilakukan dengan dua hal, yaitu beriman
secara umum dan terperinci.
Pertama, beriman secara umum artinya meyakini bahwa Allah SWT menurunkan
kitab-kitab kepada rasul-Nya. Jumlahnya, tiada yang tahu kecuali Allah SWT sendiri.
Kedua, beriman secara terperinci artinya mengimani kitab-kitab yang disebutkan
Allah SWT secara spesifik dalam Alquran, seperti Taurat, Injil, Zabur, Alquran, serta
Suhuf Ibrahim dan Musa.
4. Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT
Iman kepada rasul-rasul Allah SWT dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah
benar-benar menurunkan rasul-Nya kepada suatu masyarakat tertentu untuk
menyampaikan ajaran-Nya. Siapa saja yang mengikuti rasul-rasul itu akan
memperoleh hidayah dan petunjuk. Sebaliknya, yang mengingkari Rasul-Nya akan
tersesat. Keberadaan rasul Allah SWT ini tertera dalam Alquran surah Al-Hajj ayat
75: “Allah memilih utusan-utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia,
sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat,” (QS.Al-Haj [22]:75).
Tugas Rasul-Rasul Allah SWT sebagai Penyampai Wahyu kepada Manusia
5. Iman kepada Hari Kiamat
Iman kepada hari kiamat dilakukan dengan mempercayai bahwa suatu hari
kehidupan di semesta akan musnah. Selepas itu, manusia akan dibangkitkan dari
kubur, dikumpulkan di padang mahsyar, dan diputuskan ke surga atau neraka. Dalam
surah Al-Infithar ayat 14 dan 15, Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya orang-
orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka. Mereka masuk ke dalamnya
pada hari pembalasan [hari kiamat],” (QS. Al-Infithar [82]:14-15).
6. Iman kepada Qada dan Qadar
Iman kepada qada dan qadar dilakukan dengan mempercayai bahwa Allah SWT telah
menetapkan takdir manusia, baik itu yang buruk maupun yang baik.

Pertama, qada merupakan takdir atau ketetapan yang tertulis di lauh al-mahfuz sejak
zaman azali. Takdir dan ketetapan ini sudah diatur oleh Allah SWT bahkan sebelum
Dia menciptakan semesta berdasarkan firman-Nya dalam surah Al-Hadid ayat 22:
“Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan
sudah tersurat dalam kitab [lauh al-mahfuz] dahulu sebelum kejadiannya,” (QS. Al-
Hadid [57]: 22). Artinya, qada merupakan ketetapan Allah SWT terhadap segala
sesuatu sebelum sesuatu itu terjadi. Hal ini juga tergambar dalam sabda Nabi
Muhammad SAW: "Allah SWT telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak
lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi," (H.R. Muslim).

Kedua, qadar adalah realisasi dari qada itu sendiri. Artinya, adalah ketetapan atau
keputusan Allah SWT yang memiliki sifat Maha Kuasa (qudrah dan qadirun) atas
segala ciptaan-Nya, baik berupa takdir yang baik, maupun takdir yang buruk. Jika
qada itu ketetapan yang belum terjadi, maka qadar adalah terwujudnya ketetapan
yang sudah ditentukan sebelumnya itu. Dilansir dari NU Online, karena qada dan
qadar adalah perkara gaib, keduanya tidak bisa menjadi alasan seorang muslim
bersikap pasif dan pasrah dengan takdirnya. Dengan beriman kepada qada dan qadar,
seorang muslim tetap harus berikhtiar, berusaha, dan mengupayakan potensinya agar
dapat terwujud, serta produktif di kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai