السالم عليِكم ورحمة اﷲ وبرك ات َّإ ن اْلحْم َِد ل َنْح َم ُد َو ْسَتـْع ِي َو ْسَتـْغ ِفُُر ََو ْسَتـْهِد ِْي َو ـعْو ُذ ب اِﷲ ِم
َو أْش َهُد أْن َال إَل, ََْو مْ يْض لْل فَال اِدَي َل, َم يـْه ِد ِْي ه اُﷲ فَال ُم ِضَّ ل َل, ُش رْو ِر َأـُفِس ا َو َسِّي ئاِت أْع َم اُِل ا
قاَل اُﷲ َتـَع اَلى ِفى كتِاب الَك رِْيم أعْو ُذ. ُإَّال اُﷲ وْح َُد َال َش ريَُك َُل َو أْش َهُُد َّأ ن َُمَّح مًدا َع ْبُُِد َو رُسْو ُل َالَّ بي َبـْعَد
يا أيُّـ َها اَّل ِذ ي آَم واَّ اتـُقوا اَﷲ ََّح ق ُتـَقاِت َو ال َتُم ُو ُت َّ إَّال َو َأـتْم ُم ْسلُم وَن: بِاِﷲ ِم َّ الشْيطاِن َّ الرِج ْيِم.
Alhamdulillah, kembali kita memuji dan bersyukur kepada Allah Swt. Atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada kesempatan yang mulia ini
kembali pula Allah Swt mempertemukan kita kepada bulan Suci Ramadhan, bulan
yang penuh berkah, bulan dimana didalamnya ada satu malam yang lebih baik
dari seribu bulan. Bukan karena dunia yang mengumpulkan kita. Bukan pula
karena nasab atau bukan karena satu keturunan kita bertemu di masjid ini. Akan
tetapi karena mencari ridho Allah Swt dan berlomba-lomba untuk menjadi
seorang hamba yang bertaqwa.
Shalawat dan salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi
Besar Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita jalan terang menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat, berupa Iman, Islam dan ikhsan.
Dalam kesempatan ini saya akam menyampaikan sebuah hadist yang sudah
masyhur yang berkaitan dengan amal manusia.
إذا مات اب آدم ا قطع عمل إال م: ع أبي ريرة رضى اﷲ ع أن رسول اﷲ صلى اﷲ علي وسلم قال
صدقة جارية أو علم ي تفع ي أو ولد صالح يدعو ل: ثالث.
Dari Abu Hurairah Ra. Berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : Jika anak
Adam meninggal, maka amalnya akan terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakan orang tuanya.’’
(HR Muslim).
Allah Swt telah menjanjikan pahala bagi mereka yang sentiasa beriman dan
bertakwa kepadanya, mengerjakan apa yang Dia perintahkan dan meninggalkan
apa yang Dia larang, hal itu sebagai jaminan untuk mencium bau syurga, dan juga
memberikan sangsi dosa dan api neraka kepada mereka yang mengkufuri
perintahnya. Segala amalan kita diduniapun akan terputus apabila kita kembali
menghadap Allah Swt.
Semoga kita menyadari bahwa hidup di dunia ini adalah hanya sementara,
dimanapun, kapanpun dan bagaimanapun keadaan kita, pasti akan menenui
kematian. Untuk itu kita sebagai orang yang beriman dan percaya akan adanya
surga dan neraka di kehidupan setelah dunia yang fana ini, akan senantiasa
berusaha beramal dan berbuat kebaikan, untuk bekal kehidupan di akhirat kelak.
Perumpamaan kita hidup didunia ini adalah seperti orang asing dan orang
yang menyeberang jalan, sebagaimana sabda Rasulullah Saw : .ك فى الد يا ك أ ك
غريب ام عابر سبيل
“Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau orang yang menyeberang
jalan” (HR. Bukhari).
Hidup manusia di dunia ini, adalah diibaratkan seperti ‘orang asing’ atau
“orang yang menyeberang jalan”, yaitu sebagai gambaran bagaimana seharusnya
kita menjalani hidup di dunia yang sementara ini. Sebagaimana orang asing yang
sedang dalam perjalanan jauh, tentunya akan selalu berhati-hati dan berusaha
melengkapi diri dengan bekal yang cukup. Alasannya, bahwa kampung yang
sesungguhnya diharapkan dan dituju dengan selamat adalah kampung akhirat. Jadi
pahit getir perjalanan di dunia ini akan terobati manakala sampai ke sana dengan
selamat.
Begitu juga dengan orang yang menyeberang jalan, akan sangat berhati-hati
apabila ingin selamat. Ada kepastian didalam hati mana arah yang dituju ketika
sedang menyeberang. Selalu waspada dengan sesuatu yang mencelakakan diri
dalam masa-masa penyeberangan, dimana masa penyeberangan itu adalah sangat
begitu singkat.
Kalau orang jawa mengatakan, “urip neng dunyo iku, koyo mampir
ngombe”. Yang namanya mampir pasti tidak akan lama, dan suatu saat akan
meninggalkan tempat dimana ia hampiri. Jadi hidup didunia ini hanya “ampiran”
dan pasti kita tidak akan lama atau bahkan kekal didunia.
Marilah kita berbenah diri dengan melakukan amal ibadah dan kebaikan
untuk bekal kita nanti di akhirat. Dunia hanyalah sarana bukan hakekat tujuan
kehidupan kita. Sebagaimana Hadits yang kita ungkapkan diatas, adalah
benarbenar akan terputus semua amalan kita apabila kita telah meninggal dunia,
Namun ada 3 (tiga) amalan yang masih akan terus-menerus diterima oleh Allah
Swt sebagai pahala kita di akhirat nanti meskipun kita sudah meninggalkan.
Amalanamalan tersebut adalah :
1) Amal jariyah
Di sini jelas menunjukkan kepada kita betapa tingginya nilai rahmat dan
kasih sayang Allah terhadap hambanya yang muslim, memberikan peluang untuk
memperoleh pahala walaupun kita sudah berada di alam barzakh. Dan sekarang
selagi kita masih hidup, apakah akan kita mengambil peluang emas tersebut?.
1. Amal Jariyah
Amal jariyyah menurut bahasa ialah perbuatan yang baik. Menurut istilah
ulama syara’ amal jariyyah juga disebut sebagai wakaf yaitu menahan sesuatu
yang bolah dimanfaatkan bagi tujuan kemaslahatan serta kekal zatnya sebagai
(taqarrub) pendekatan diri kepada Allah. Hukum melakukan amal jariyah ini
adalah sunat. Seperti firman Allah Ta’ala yang berbunyi :
ل ت الوا البر حتى ت فقوا مما تحبون وما ت فقوا م شيء فإن
اﷲ ب عليم
Amal jariyah merupakan amalan yang sangat terpuji disisi Allah, sebagai
contoh, seperti membangun masjid atau sekolah, mewakafkan kitab-kitab
bermanfaat kepada masjid dan lain-lain. Sebagaimna disebutkan dalam hadits
yang diriwayatkan oleh Ibn Majah bahwa Rasulullah SAW bersabda:
‘’Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika
meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi
orang shaleh, mewakafkan Al-Quran, masjid, membangun tempat penginapan
bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.’’ (HR Ibn Majah).
Selama berbagai proyek tersebut masih dimanfaatkan oleh umat Islam dan
manusia pada umumnya, maka selama itu kita yg terlibat membangun, meskipun
kita sudah mati masih terus mendapatkan kiriman pahala dan kebaikan dari
sedekah jariyah kita. Maka tidak rugilah harta yang telah disedekahkan pada jalan
Allah sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 262 :
اَّل ِذ ي ُيِفُقوَن أْم َو اَلهْم في َس بيِل اِﷲ ُثَّم ال يـْتبعوَن َم ا َأَفُقوا َم ًا وال أًذ ى َلهْم أْج ُُر ْم ِْع َد ِّر هْم وال َخ ْو ٌف
َع لْيِهْم َو الُ ْم َيْح َز وَن
Menuntut ilmu adalah wajib bagi orang muslim laki-laki dan perempuan,
entah itu ilmu keagamaan, teknologi atau ekonomi, sekalipun dia bermanfaat bagi
dirinya untuk ia terapkan dalam kehidupannya sehari-hari, dan akan lebih baik
lagi jika ilmu itu bermanfaat bagi orang lain. Sabda Rasulullah Saw :
Manfaat ilmu akan tetap ada selama di permukaan bumi ini masih ada
seorang muslim yang sampai kepadanya ilmu tersebut. Berapa banyak ulama yang
meninggal semenjak ratusan tahun yang lalu tetapi ilmunya masih ada dan
dimanfaatkan melalui kitab-kitab yang telah dikarangnya lalu dipakai dari
generasi ke generasi sesudahnya dengan perantara para muridnya kemudian para
pencari ilmu setelah mereka. Dan setiap kali kaum muslimin menyebutkan nama
dia, mereka selalu mendoakan kebaikan dan mendoakan agar Allah
merahmatinya. Ini adalah fadhilah dari Allah yang diberikan kepada siapa saja
yang dikehendaki. Berapa banyak generasi yang diselamatkan Allah dari
kesesatan dengan jasa seorang alim, maka seorang alim itu akan mendapatkan
pahala seperti orang yang mengikutinya serta memanfaatkan ilmunya sampai hari
kiamat, meskipan orang alim tersebut sudah meninggal dunia.
Artinya : "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka kedua
ibu bapanyalah yang meyahudikannya atau menasranikannya atau
memajusikannya".
Anak merupakan amanah Allah yang amat bernilai kepada kita, yang mesti
kita didik dan arahkan ke jalan kebenaran, apalagi di dunia yang penuh pancaroba
seperti sekarang ini dimana lingkungan dan pergaulan akan besar pengaruhnya
terhadap anak. Sehingga pendidikan agama haruslah benar-benar diperhatikan.
Maka Insyaallah anak yang soleh, baik budi pekerti dan agamanya, bukan saja
menjadi harapan bangsa dan masyarakat tetapi juga kepentingannya kembali
kepada orang tuanya itu sendiri. Dengan ini, tidak akan merugi mereka yang
mempunyai anak yang soleh karena mereka lah yang akan sentiasa mendoakan
orang tuanya setelah mereka meninggal dunia, dan akan selalu bertambah pahala
orang tua tersebut hanya karena sebuah doa dari anaknya.