Anda di halaman 1dari 5

KHUTBAH 4 DESEMBER 2021

Alhamdulillahilladzi arsyala rasulahu bil hudaa wa diinil haq liyudhirahu `alaa diini
kullihi wa kafaa billahi syahida
Asyhadu allaa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan `abduhu wa rasuluhu
Allahumma sholli `alaa syayyidinaa muhammad wa`alaa ahli wa shahbihi wa man
tabiahu ilaa yaumiddin
Yaa ayyuhannas, yaa ayyuhal hadiruun ittaqullah, haqqo tuqotihi walaa tamuutunna
illaa wa antum muslimun
Wa qalallahu ta`ala fil qur`anil karim a`udzubillahi minas syaithanirrajim
bismillahirrahmanirrahim

ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬
‫ت لِ َغ ۚ ٍد‬
‫َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َخبِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُ ْو َن‬
Al hasyr 18
Ma`asyiral muslimin rakhimakumullah
Pertama Alhamdulillahirabbil `alamin, syukur wajib kita terus panjatkan pada Allah,
karena masih memberikan karunia dan rahmatNya berupa kesehatan, keimanan,
kemauan sehingga kita bisa menghadiri sidang jamaah yang semoga diberkahi Allah
swt
Sholawat serta salam tetap terlimpah dari Allah kepada nabi Muhammad saw, ahli
keluarga sahabat dan seluruh pewaris nabi para mujahidin yang insyaAllah
dibimbing Allah untuk membimbing kita pada koridor yang benar.
Seperti jum`at lalu khotib tak bosan bosannya mengingatkan hadirin sekalian dalam
hal mengecek kembali dan meningkatkan kadar ketaqwaan diri dengan sebenar
benar taqwa.
Hadirin sidang jamaah jum`at yang semoga diridhoi Allah
Sekarang kita ada pada penghujung tahun, bulan desember. Banyak sekali hal hal
yang sudah kita lalui di bulan bulan sebelumnya. Kebaikan maupun kelalaian. Ibarat
kata dalam sebuah helatan acara ada rundown acara berisikan pembukaan dan juga
penutup. 11 bulan sudah waktu kita kemarin dalam melaksanakan banyak plan kita.
Tentu ada yang terlaksana maupun tidak.
Seperti biasanya acara ketika sudah selesai dan ditutup. Akan dilakukan sebuah
evaluasi. kegiatan yang dilakukan berkenaan dengan proses untuk menentukan nilai
dari suatu hal. Apa apa saja yang sudah terjadi kita nilai kembali kita check kembali.
Apakah sudah sesuai ketentuan Allah dan rasulnya. Sudah menjalankan perintah
dan menjauhi larangan Allah. Atau justru banyak keluar dari jalur rundown acara
tersebut.
Perlunya kita lakukan evaluasi, demi kepentingan diri kita pribadi. Agar bisa
mengetahui dimana kekurangan yang harus aku perbaiki. Dan dimana potensi positif
yang bisa aku kembangkan. Hal ini tentu kita harus berkacanya pada al-qur`an dan
al hadist. Yang kita percayai sebagai petunjuk, untuk mencapai diri yang lebih baik
lagi.
Ma`asyira muslimin rakhimakumullah
Dalam hadist tirmidzi menyebutkan “Orang pandai adalah yang menghisab
(mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian.
Sedangkan orang yang lemah adalah orang yang dirinya mengikuti hawa nafsunya
serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” klaim sebuah hadist sudah tentu benar
Dimana seseorang bisa disebut pandai jika dirinya menghisab atau mengevaluasi
dirinya ketika di Dunia, karena kita tau ketika di akhirat nanti kita tidak bisa berbuat
apa apa melainkan, amalan amalan kita yang akan berbicara atau bersaksi atas
perbuatan kita selama di Dunia. Karena jika kita tidak segera melakukan evaluasi
padahal masih ada umur. Lalu ajal menjemput, mau apa kita? Bisa apa?
Maka dari itu mumpung umur masih ada, pandai pandailah muhasabah bi nafsi self
intropection. Setelah kita lakukan evaluasi dengan kerendahan hati. Lanjut tata
runtunan acara positif, ayat tuhan mana hadist nabi mana yang belom aku
laksanakan. Yang sudah dilaksanakan, pertahankan dan semoga istiqomah. Dan
yang belom, itu mari kita jadikan list plan kita. Semisal berangkat jihad, membantu
pembangunan masjid atau sekolah. Dsb.
Hadirin sidang jamaah jum`at yang semoga di rahmati Allah
Begitupula terhadap larangan Allah, mana yang selama ini masih kita langgar.
Dengan evaluasi ini, diharapkan kita sadar dan kedepannya tidak lagi melanggar
lagi. Jangan sampai kita masa bodo terhadap semua yang kita lakukan selama di
Dunia ini, skala kecilnya di 11 bulan kemarin. Tumbuhkan kepedulian itu untuk
sedikit demi sedikit melakukan perubahan dari hasil evaluasi kita.
Masa kita terhadap diri sendiri tidak peduli. Allah berfirman dalam Qs Al hasyr ayat
18

ْ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُوا اتَّقُوا هّٰللا َ َو ْلتَ ْنظُرْ نَ ْفسٌ َّما قَ َّد َم‬
‫ت لِ َغ ۚ ٍد‬
‫َواتَّقُوا هّٰللا َ ۗاِ َّن هّٰللا َ َخبِ ْي ٌر ۢبِ َما تَ ْع َملُ ْو َن‬
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan
bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu
kerjakan.
Jika kita sebagai seorang muslim mustinya benar percaya akan adanya hari esok
(kampung akhirat), tempat kita tinggal setelah masa di Dunia habis. Dan bersifat
forever, selamanya. Sewajarnya kita orang yang normal. Itu akan memperhatikan
kelangsungan hidup kita di Akhirat sana. Tapi coba kita tanya diri kita sendiri.
Sudah perhatiankah kita terhadap kelangsungan hidup kita di akhirat kelak? Hanya
di fikir atau ada tindak lanjut dari fikiran tersebut? Banyak sudah kita mendapat
pencerahan dari pengajian maupun obrolan. Bahwa dunia sementara akhirat
selamanya. Tapi kenapa fakta yang terjadi. Sesuatu yang sementara di perjuangkan
mati matian.
Namun yang bersifat selamanya di fikirkan nanti kalau udah sakit sakitan. Padahal
mati tak nunggu sakit. Dan yang sakit pun sering tak terlintas akan mati itu nyata.
Ada sekitar 6236 ayat di Al-qur`an dan belasan ribu hadist nabi. Semua itu
mengarah pada kelangsungan hidup kita di akhirat, agar mendapatkan tempat yang
baik di sisiNya. Tapi kita malah sering mengabaikannya.
Ma`asyiral muslimin rakhimakumullah
Jika kita merasa bahwa dengan masuk islam itu sudah cukup sebagai modal masuk
surga, lalu kenapa para sahabat terdahulu setelah masuk islam masih ikuta berjihad
berperang di jalan Allah, bersedekah, tirakat dsb. Bahkan di riwayatkan dalam hadist
pun. Ada kaum muslimin yang ikut beperang jihad, dan gugur dalam medan tempur.
Nabi mengklaim bahwa orang itu masuk neraka.
Hanya karena didasari rasa sombong ketika maju berperang. Sebesar itu
pengorbanan untuk ikut berperang dan semuanya menjadi cacat karena sombong
dalam hati yang tak terlihat. Lalu bagaimana dengan kita yang semisal pengorbanan
juga belom besar, malah sombong iri dengki besar besaran yang terjadi.
Khotib menyampaikan hal ini bukan ingin membuat minder hadirin sekalian. Tapi
ingin agar diri khotib pribadi dan hadirin sekalian lebih waspada, wira`I hati hati
dalam bersikap. Karena jika kita sedang mengejar impian kita, kampung akhirat. Itu
tidak gampang, butuh perjuangan juga pengorbanan. Jadi selain kita sudah
berkorban dan berjuang, mari berdo`a kepada Allah agar apa yang sudah kita
perjuangkan dan korbankan, dicatat Allah dan tidak menjadi amalan yang sia sia.
Mungkin cukup itu khutbah awal pada jum`at kali ini semoga bermanfaat dan
berfaidah bagi diri kita pribadi khususnya dan berimbas pada keluarga maupun
bangsa.
Wakurrabbighfir warham wa anta khoirurrahimin
Alhamdulillahilladzi an`ama bini`matil imaan wal ihsan
Asyhadu Allah ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammadan `abduhu wa rasuluhu
Allahumma sholli `alaa syayyidina muhammad wa `alaa ahli muhamaad kamaa
shollayta `alaa ibrahim wa `alaa ahli ibrahim
Ma`asyiral muslimin sidang jamaah jum`at yang semoga diberkahi Allah swt
Seperti yang sudah khotib sampaikan di khutbah awal bahwa ajakan khotib ini murni
insyaAllah tulus karena ingin diri khotib dan hadirin sekalin, peduli akan
kelangsungan hidup kita. Tidak ada orang lain yang bisa menjamin hidup kita di
akhirat sana. Cuman diri kita yang bisa menjamin dan memperjuangkan. Guru,
kerabat, seduluran mukmin, bisa membantu memberikan arahan solusi semangat
dukungan.
Tapi lagi lagi pelaksanaan dalam keseharian yang menentukan nasib kita di akhirat
nanti, ya nafsi nafsi. Sudahi ambisi yang berlebih pada dunia ini, yang memberi
kedamaian hati saja tak bisa. Apalagi garansi keselamatan nanti. Fokuskan ambisi
kita pada hidup yang abadi akhirat. Tentu tidak juga dengan melupakan dunia,
karena kita juga menyiapkan bekal diri melalui dunia terlebih dulu.
Khotib hanya bisa sampai sini, memberi wejangan arahan dan informasi berlanjut.
Setelah itu hadirin sekalian yang mengimplementasikan. Pilihannya ada 2 kejar
dunia atau akhirat. Jika kita kejar dunia, pasti tak dapat, kalaupun dapat pasti tak
banyak. Kalaupun banyak pasti tak puas, kalaupun kita puas pasti itu tak akan
bersifat lama.
Tapi jika kita kejar akhirat, pasti dapat, sudah dapat, pasti akan banyak. Sudah
banyak pasti akan kita rasakan puasa. Sudah puaspun pasti akan abadi dan selama
lamanya. Jadi intinya hadirin sekalian, 2 pilihan itu menjanjikan 2 hal yang berbeda
pula. Dunia memang tampak sekarang tapi sementara, akhirat memang belom
tampak sekarang, seakan masih dalam angan angan. Tapi itu nyata dan selamanya.
Semoga kita menjadi bagian orang yang mengejar dan mengimpikan kamung
akhirat. Bismillah. Mungkin cukup itu khutbah pada jum`at kali ini semoga dengan
izin Allah kita bisa mendapatkan kesadaran dan mulai berbenah diri untuk menjadi
hamba yang lebih taat lagi pada Allah dan Rasulullah. Dan kita akhiri dengan
berdo`a agar Allah memberikan rihdo dan ampunanNya pada kita, guna
memudahkan kita meraih tempat terbaik di sisiNya Aamiin ya rabbal alamin.
Allahummahfir lil muslimiina wal muslimat, Al akhyaa i minhum wal amwaat. Innaka
samiiun qoribu mujibu da`wat yaa qodi` yal khajat.
Allahumma ‘ainni ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika
Allahumma mushorrifal quluub, shorrif quluubanaa ‘alaa thoo’atika
Allahumma inna nas’aluka hubbaka wa hubba man yuhibbuka wal ‘amalalladzii
yuballighunaa hubbaka, allahummaj’al hubbaka ahabba ilaina min nafsinaa wa
ahlinaa wa minal mataa’iddunya..
Robbana waj’alnaa muslimiiina laka, wa min dzurriyyatinaa ummatan muslimatan
laka, wa arinaa manaasikanaa wa tub’alaina innaka anta tawwaburrohim
Robbanaa innanaa sami’na munaadiyayyunaadi lil iimani an aaminu birobbikum fa
aamannaa, robbanaa faghfirlanaa dzunuubanaa wa kaffir ‘anna sayyi’atinaa wa
tawaffanaa ma’al abror.
Robbanaa aatin fiddunya hasanah wafil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaabannaar.
Wahamdulillahi robbil ‘aalamiin.
Walaa dzikrullahi akbar wa aqimusshollah

Anda mungkin juga menyukai