Kelompok 2
Adefriansyah Dyas Pitaloka YPA
Aditya Imam Nugraha Farida Najwa
Aulika Nuzula Haniefaa Mufti Ananda
Bintang Ramadhan Haris Satriawan
Cica Anatalisdi Harisa Salsabilla
c. Memperoleh pahala yang besar, sebagaimana firman ALLAH SWT berikut ini:
Artinya: ”Barangsiapa berbuat kebaikan mendapat balasan sepuluh kali lipat amalnya. Dan
barangsiapa berbuat kejahatan dibalas seimbang dengan kejahatan. Mereka sedikit tidak
dirugikan (dizalimi).”(QS. Al-An’am/6: 160)
Artinya:
“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan
dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang
terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu
apa yang telah kamu perselisihkan itu,”
Asbabun Nuzul
Yang ditekankan dalam ayat ini adalah mengingatkan umat islam agar jangan sampai bersikap
dan berperilaku seperti umat terdahulu, misalnya umat Nabi Musa a.s. dan umat Nabi Isa a.s.
yang tidak mengamalkan dan menegakkan apa yang terkandung dalam kitab suci yang
diturunkan kepada mereka. Sikap yang benar terhadap kitab suci adalah menaati dan
mengamalkan, bukan mencari-cari alasan agar dapat mengelabui, mengubahnya, atau hanya
ingin menuruti hawa nafsu.
Setiap umat memiliki syariat tersendiri. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan
masyarakat, maka syariat juga mengalami perubahan. Aspek yang tidak berubah adalah dasar
dari landasan agama, yakni tauhid atau keimanan. Taurat, Injil, dan Al-Qur’an memiliki ciri khas
masing-masing di bidang keimanan dan pengabdian, yaitu hanya kepada Allah SWT
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah Swt mengutus para nabi dan menurunkan syariat
kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada manusia sepanjang sejarah. sebagian
dari ajaran-ajaran mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai ganti ajarah para nabi,
mereka membuat ajaran sendiri yang bersifat khurafat dan khayalan. Sementara ayat ini
menyinggung kedudukan tinggi al-Quran sebagai pembenar kitab-kitab samawi, juga
menyebutnya sebagai penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan menekankan terhadap dasar-dasar
ajaran para nabi terdahulu, al-Quran juga sepenuhnya memelihara keaslian ajaran itu dan
menyempurnakannya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Al-Quran bila dibandingkan dengan kitab-kitab samawi terdahulu memiliki kemuliaan dan
keistimewaan.
2. Bahaya yang mengancam para tokoh masyarakat ialah ketidakpedulian terhadap hakikat ilahi
demi menarik simpati manusia, serta menuruti keinginan mereka yang tidak pada
tempatnya.
3. Salah satu dari sarana cobaan Allah ialah adanya perbedaan agama di sepanjang sejarah,
sehingga dapat memperjelas siapa gerangan yang bisa menerima kebenaran, serta siapa
yang ekstrim dan keras kepala.
Artinya:
“Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah
kamu dalam kebaikan. Dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya.
Sungguh Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."
1. Yang di berikan tanda garis warna merah muda dibagian bawahnya tajwidnya adalah idgom
bigunah
2. Yang diberikan tanda garis warna biru dibagian bawahnya, tajwidnya adalah qolqolah sugro
3. Yang diberikan tanda garis warna ungu dibagian bawahnya, tajwidnya adalah idhar
4. Yang diberikan tanda garis warna kuning dibagian bawahnya, tajwidnya adalah mad thobi'i
5. Yang diberikan tanda garis warna oranye di bagian bawahnya, tajwidnya adalah alif lam
komariah
6. Yang diberikan tanda garis warna merah di bagian bawahnya, tajwidnya mad lin
7. Yang diberikan tanda garis warna hijau di bagian bawahnya, tajwidnya adalah ikhfa
8. Yang diberikan tanda lingkaran warna pink tajwidnya adalah gunnah
9. Yang diberikan tanda lingkaran waran oranye tajwidnya adalah lamjalalah tafhim
Artinya:
"Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih diantara hamba-hamba
Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri; ada yang pertengahan; dan ada
(pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia
yang besar."
Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Segera beramal sebelum datangnya fitnah-
fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari, seorang laki-laki dalam keadaan mukmin,
lalu kafir di sore harinya. Di sore hari, seorang laki-laki dalam keadaan mukmin, lalu kafir di pagi
harinya. Dia menjual agamanya dengan barang kenikmatan dunia.” (HR.Muslim).
Kandungan Hadits
a. Perintah untuk bersegera untuk melakukan amal sholeh sebelum hilang kesempatan.
b. Informasi bahawa fitnah itu berkonotasi kegelapan dan kesesatan, seperti gelapnya malam
tanpa pelita yang membuat manusia mudah tersesat.
c. Keimanan manusia itu bersifat fluktuatif (pasang-surut),tidak stabil,terkadang menguat dan
terkadang melemah. Pada saat iman melemah, perhiasan dunia menjadi paling berharga di
matanya sehingga akhirat terlupakan (ditukar dengan kenikmatan duniawi).