Anda di halaman 1dari 14

97 Dampak Gadget Terhadap Anak

DAMPAK GADGET TERHADAP PERKEMBANGAN


ANAK USIA DINI

Oleh: Elfiadi
Dosen Jurusan PIAUD FTIK IAIN Lhokseumawe
Email: bireuenadi@gmail.com

Abstrak
Penggunaan gadget bagi perkembangan anak usia dini dapat memberikan
dampak dan pengaruh yang berarti bagi tumbuh kembang anak usia dini
baik secara fisik maupun mentalnya. Dampak dan pengaruh yang
ditimbulkan dapat berupa pengaruh positif maupun negatif terhadap
perkembangan anak. Anak yang terbiasa menggunakan gadget akan
berdampak pada kemampuan berpikir dan kreativitasnya, dapat berakibat
pada kerusakan moral serta nilai-nilai agama, gadget menyebabkan
interaksi sosial anak dengan lingkungan sekitar berkurang, membuat anak
cenderung malas bergerak dan jarang beraktivitas motorik, gadget juga
dapat memberikan dampak dalam mengembangkan kemampuan berbicara.
Selain itu, penggunaan gadget secara tepat dan benar oleh anak usia dini
akan dapat menjadi suatu media stimulasi yang mampu mengoptimalkan
aspek-aspek perkembangan anak. Sebaliknya, pemakaian gadget yang
secara berlebihan dan tanpa pengawasan juga akan berakibat buruk bagi
perkembangan anak dimasa mendatang.

Kata Kunci: Gadget, Perkembangan, Anak Usia Dini


Abstract
The use of gadgets for early childhood development can have a significant
impact and influence on early childhood development both physically and
mentally. The impacts and effects that can be generated can be either
positive or negative influences on children's development. Children who are
accustomed to using gadgets will have an impact on their thinking abilities
and creativity, can result in damage to morals and religious values, gadgets
cause social interaction of children with the surrounding environment
decreases, making children tend to be lazy to move and rarely do motor
activities, gadgets can also have an impact develop speaking skills. In
addition, proper and correct use of gadgets by early childhood will be able
to become a stimulation medium capable of optimizing aspects of a child's

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


Elfiadi 98

development. Conversely, excessive and unattended use of gadgets will also


have a negative impact on children's development in the future.

Keywords: Gadgets, Development, Early Childhood

A. PENDAHULUAN
Teknologi informasi merupakan salah satu hal yang tidak akan lepas
dari kehidupan manusia. Karena teknologi informasi ini sudah ada sejak
berabad-abad lalu dan hingga kini masih terus berkembang. Tanpa adanya
teknologi informasi, manusia akan kesulitan untuk berkomunikasi dan
menyampaikan informasi. Teknologi membuat orang mendapatkan
informasi secara cepat dan update, bertukar informasi, dan melakukan
komunikasi jarak jauh dengan mudah. Sekarang ini segala bentuk
perkembangan teknologipun sangat mudah dijumpai, bahkan dapat dengan
mudah dibeli karena harganya yang begitu terjangkau untuk semua
kalangan. Salah satu jenis teknologi yang sudah mendunia dizaman
sekarang ini adalah gadget.
Gadget adalah suatu alat elektronik yang memiliki berbagai layanan
fitur dan aplikasi yang menyajikan teknologi terbaru yang membantu hidup
manusia menjadi lebih praktis dan memiliki fungsi khusus. Saat ini sudah
hampir semua orang menggunakan gadget mulai dari anak usia dini sampai
usia dewasa. Pada dasarnya gadget itu sendiri merupakan suatu alat yang
dapat mempermudah seseorang dalam menjalin komunikasi dengan jarak
jauh. Namun, disaat penggunaan gadget tidak dapat lagi di kontrol dan juga
menjadi suatu ketergantungan yang berlebihan justru akan memunculkan
kecenderungan yang negatif bagi kehidupan seseorang tak terkecuali anak-
anak. Penggunaan gadget yang berlebihan, lama-kelamaan akan membuat
anak menjadi kurang peduli dengan lingkungan di sekitarnya, menjadi lebih
malas dalam melakukan aktivitas, menjadi kurang konsentrasi karena hanya
terlalu fokus dengan gadget yang ada di tangannya. Sehingga sebagaimana
istilah orang jaman sekarang, “Gadget mendekatkan yang jauh dan
menjauhkan yang dekat”. Hal ini terjadi karena ketika seseorang anak
sedang asyik main gadget dia lupa terhadap waktu yang telah menjadi
konsep dalam hidupnya.

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


99 Dampak Gadget Terhadap Anak

Penggunaan gadget jelas memberi pengaruh terhadap perkembangan


anak usia dini, baik itu secara fisik maupun mental. Anak yang kebiasaan
menggunakan gadget, secara kognitif anak tersebut akan dapat
mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikirnya melalui
permainan atau fitur-fitur yang terdapat dalam gadgetnya. Begitu juga
dengan aspek perkembangan bahasanya, mereka akan dapat menambah
pengenalan terhadap kosa kata baru dalam gadgetnya. Namun demikian,
dari aspek perkembangan sosial mereka akan cenderung kurang
bersosialisasi dengan yang lainnya akibat disibukkan dengan gadget.
Selanjutnya dari aspek perkembangan fisik-motorik juga mengalami
kecenderungan kurang melakukan aktivitas yang melibatkan gerakan
tubuhnya. Oleh karena itu penggunaan gadget pada anak sejak usia dini
memerlukan pengawasan dan keseimbangan sehingga anak dapat
mengembangkan seluruh aspek-aspek perkembangannya secara optimal
sebagaimana tahapan usia perkembangannya.

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Gadget
Gadget pada zaman modern seperti sekarang ini hampir sudah dimiliki
oleh semua kalangan mulai anak-anak hingga dewasa. Gadget merupakan
sebuah istilah dalam bahasa inggris yang mempunyai arti sebuah alat
elektronik yang dapat memudahkan dengan berbagai macam fungsi. Gadget
juga dapat dikatakan sebagai suatu alat elektronik yang dapat digunakan
untuk mempermudah kehidupan manusia terutama dalam hal
berkomunikasi. Gadget memiliki jenis-jenis seperti: komputer atau laptob,
tablet, dan juga telepon selular atau yang biasa disebut smartphone.
Menurut Herawati (2014), gadget adalah media yang dipakai sebagai
alat komunikasi modern dan semakin mempermudah kegiatan komunikasi
manusia. Hal ini dapat dipahami bahwa gadget sebagai suatu benda yang
diciptakan khusus di era yang serba maju ini dengan tujuan untuk
membantu segala sesuatu menjadi mudah dan praktis dibandingkan
teknologi-teknologi sebelumnya. Beberapa contoh gadget yang yang sering
dijumpai antara lain: laptob, smartphone, ipad, ataupun tablet. Saat ini
tablet dan smartphone merupakan jenis gadget yang paling banyak

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


Elfiadi 100

digunakan dikarenakan ukurannya yang kecil dan mudah di bawa sehingga


orang menganggapnya lebih praktis.
Gadget biasanya juga di percangih dengan berbagai fitur atau aplikasi
yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan berbagai kegiatan baik
secara online maupun offline. Menurut Widiawati (2014), gadget adalah
sebuah benda (alat atau barang eletronik) teknologi kecil yang memiliki
fungsi khusus, tetapi sering diasosiasikan sebagai sebuah inovasi atau
barang baru. Sebuah gadget bisa digunakan sebagai media berkomunikasi
dengan orang lain atau menelpon, mengirim pesan, email, foto selfie atau
memfoto objek lain, dan berbagai jenis aplikasi yang lainnya. Sehingga
gadget dapat digunakan oleh siapa saja dan untuk apa saja tergantung dari
kebutuhan pemilik gadget tersebut.
Saat ini pemakaian gadget sudah digunakan mulai dari anak usia dini
sampai orang dewasa. Pemakaian gadget pada anak usia dini biasanya
digunakan sebagai media pembelajaran, bermain game, dan menonton
animasi bahkan ada yang menonton youtube. Pemakaiannya pun dapat
memiliki waktu yang beragam dan berbeda durasi serta intensitas
pemakaiannya pada orang dewasa dan anak-anak.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa gadget
merupakan suatu jenis alat teknologi elektronik yang berfungsi sebagai
media komunikasi secara online maupun offline yang dapat mempermudah
seseorang untuk melakukan segala sesuatu menjadi mudah dan praktis yang
dapat berupa komputer/labtop, tablet, dan smartphone atau sejenisnya.

2. Pengertian Anak Usia Dini


Anak usia dini merupakan anak yang sedang menjalani suatu proses
perkembangan yang pesat sehingga sangat menentukan bagi kehidupan
selanjutnya. Menurut Hartati (2007:10), anak usia dini adalah sekelompok
individu yang berada pada rentang usia antara 0-8 tahun. Sedangkan dalam
undang-undang Republik Indonesia, tentang sistem pendidikan Nasional
disebutkan bahwa anak usia dini adalah anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun. Hakikat pendidikan anak usia dini ini di proyeksikan kedalam
UU RI nomor 20 tahun 2003 dalam Santoso (2004:12), tentang sistem
pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat 14, yang berbunyi:

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


101 Dampak Gadget Terhadap Anak

“Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang


ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut”.
Selanjutnya menurut para ahli pendidikan anak usia dini yang
tergabung dalam NAEYC (National Assosiation for The Education Young
Children), “anak usia dini merupakan sekelompok individu yang berada
pada rentang usia antara 0-8 tahun. Rentang usia ini merupakan periode
yang sangat menentukan bagi perkembangan anak di tahap berikutnya
Dalam pendidikan anak usia dini, usia dini sering disebut juga sebagai
periode emas (the golden age) bagi perkembangan anak, dimana hasil
penelitian di bidang neurologi terbukti bahwa 50% kecerdasan anak
terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama, yakni pada usia 0-4 tahun.
Selanjutnya, pada 4 tahun kedua perkembangan otak sebesar 30 %,
sehingga dalam rentang usia 0-8 tahun perkembangan otak dan kecerdasan
seorang anak mencapai 80 %.
Anak juga merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang
masih harus dikembangkan. Anak yang baru lahir diibaratkan seperti kertas
putih yang masih kosong sehingga dapat dituliskan apapun yang di
kehendaki. Begitu juga dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya, anak
sangat memerlukan rangsangan dan pengembangan agar dapat
mengembangkan kecerdasannya secara optimal.
Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa, anak usia dini
merupakan anak yang berada dalam rentang usia 0 sampai 8 tahun dimana
pada usia ini seorang anak sedang mengalami proses/ masa perkembangan
dengan sangat pesat baik fisik maupun mental.

3. Perkembangan Anak Usia Dini


Perkembangan diartikan sebagai perubahan yang continue dan
sistematis dalam diri seseorang sejak tahap konsepsi sampai meninggal.
Secara sederhana Seifert & hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan
sebagai “Long-term changes in a person’s growth, feelings, patterns of
thinking, social relationships, and motor skill.” Selanjutnya Santrock

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


Elfiadi 102

(1998:15), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai: “Development is


the pattern of change that begins at conception and continues through the
life span. Most development involves growth, although it includes decay (as
in death and dying). The pattern of movement is complex because it is
product of several processes–biological, cognitive, and socio-emotional.”
Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang
baru, yang berbeda dari sebelumnya, yang berarti bahwa perkembangan
merupakan perubahan sifat individu menuju kesempurnaan yang merupakan
penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.
Perkembangan dapat diartikan sebagai proses perubahan kuantitatif
dan kualitatif individu dalam rentang kehidupannya, mulai dari masa
konsepsi, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak, masa remaja, sampai
masa dewasa. Proses perkembangan juga telah lebih dulu di jelaskan oleh
Allah dalam Al Qur’an melalui penciptaan manusia dalam Surat Al Hajj:5:

Artinya: “Wahai manusia! jika kamu meragukan (hari) kebangkitan, maka


sesungguhnya kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian
dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak
sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan
dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi,
kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia
dewasa, dan diantara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula)
diantara kamu yang dikembalikan sampai usia yang sangat tua
(pikun), sehingga dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang telah
diketahuinya. Dan kamu lihat bumi itu kering, kemudian apabila
telah kami turunkan air (hujan) diatasnya, hiduplah bumi itu dan
menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis pasangan
tumbuhan yang indah.(Al-Qur’anul Karim. Surat Al-Hajj: 5)

Sebagaimana hakikat pendidikan anak usia dini di proyeksikan


kedalam UU RI nomor 20 tahun 2003 dalam Santoso (2004:12), tentang
sistem pendidikan Nasional dalam pasal 1 ayat 14, yang berbunyi:
“Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


103 Dampak Gadget Terhadap Anak

membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar


anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lanjut”.
Dari pengertian PAUD di atas dapat pahami bahwa pendidikan bagi
anak usia dini merupakan pendidikan yang bertujuan untuk merangsang
perkembangan anak baik dari sisi jasmani maupun rohani. Hal ini senada
dengan Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 58 tahun 2009
tentang standar pendidikan anak usia dini bahwa perkembangan anak yang
dicapai merupakan integrasi aspek pemahaman dan perkembangan yang
terdiri dari aspek; (a) nilai-nilai agama dan moral, (b) fisik motorik, (c)
kognitif, (d) bahasa, dan (e) sosial-emosional. Selanjutnya sejalan dengan
itu menurut kurikulum 2013 tentang PAUD, karakteristik dalam
mengoptimalkan perkembangan anak meliputi aspek: (a) nilai agama dan
moral, (b) fisik-motorik, (c) kognitif, (d) bahasa, (e) sosial emosional, dan
(f) seni yang tercermin dalam keseimbangan kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam hal ini dimaksudkan perlu adanya program-program
stimulasi/ rangsangan yang dilakukan tenaga pendidik PAUD agar dapat
merangsang seluruh aspek perkembangan anak menjadi lebih optimal, yang
meliputi:
a) Perkembangan Nilai Agama dan Moral
Aspek perkembangan nilai agama secara khusus memang tidak di
atur secara langsung dalam kurikulum pendidikan anak usia dini (PAUD),
karena dapat disusun dan dirancang secara internal oleh lembaga PAUD dan
di sesuaikan dengan tingkatan usia anak. Namun demikian secara umum
terdapat beberapa contoh indikator yang perlu dikembangkan berkaitan
dengan nilai-nilai agama. Antara lain: mengenal Tuhan melalui agama yang
dianutnya, meniru gerakan beribadah, membiasakan diri beribadah, serta
mampu mengucap do’a-do’a harian. Dari sisi perkembangan moral anak
ditandai dengan kemampuan untuk memahami aturan, norma, dan etika
yang berlaku. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter
apabila mereka berada di lingkungan yang berkarakter pula.
b) Perkembangan Fisik Motorik
Perkembangan fisik dan motorik merupakan perkembangan
pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


Elfiadi 104

dan otot terkoordinasi (Hurlock: 1998). Motorik anak perlu dilatih agar
dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik anak berhubungan
erat dengan kondisi fisik dan intelektual. Perkembangan ini terbagi menjadi
dua jenis yaitu; (1) motorik kasar, merupakan perkembangan gerak anak
yang meliputi penggunaan otot-otot besar, dan sebagian atau seluruh
anggota tubuh dalam melakukan gerakan. Seperti berlari, melompat,
meloncat, melempar dan lain-lain, (2) motorik halus, merupakan
perkembangan gerak anak yang meliputi penggunaan otot-otot kecil dan
sebagian anggota tubuh tertentu dalam melakukan gerakan.
c) Perkembangan Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat
susunan syaraf pada waktu manusia sedang berpikir. Kemampuan kognitif
ini berkembang secara bertahap, sejalan dengan perkembangan fisik dan
syaraf-syaraf yang berada di pusat susunan syaraf atau otak (Jamaris,
2013:250).
Perkembangan kognitif menggambarkan bagaimana pikiran anak
berkembang dan berfungsi sehingga dapat berfikir. Perkembangan kognitif
juga merupakan proses dimana individu dapat meningkatkan kemampuan
dalam menggunakan pengetahuannya. Aspek kognitif yang dapat
dikembangkan pada anak usia dini antara lain: mengenal warna, mengenal
nama-nama anggota tubuh, mampu membandingkan dua objek atau lebih,
mengidentifikasi masalah sederhana, mampu mengingat huruf dan angka
dasar, dan lain-lain.
d) Perkembangan Bahasa
Aspek perkembangan bahasa merupakan kemampuan seorang anak
dalam berbahasa, yaitu dalam kemampuan berbicara, mengolah kata, dan
lain-lain. Pada usia dini, anak memiliki daya penyerapan yang luar biasa
dalam kemampuan berbahasa. Bahasa merupakan media komunikasi yang
digunakan untuk menyampaikan pesan, pendapat, perasaan dengan
menggunakan simbol-simbol yang disepakati bersama, kemudian kata
dirangkai berdasarkan urutan membentuk kalimat yang bermakna dan
mengikuti aturan atau tata bahasa yang berlaku dalam suatu komunitas atau
masyarakat, Bahasa dapat dibedakan menjadi 3, yaitu bahasa lisan, bahasa
tulis, dan bahasa isyarat.

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


105 Dampak Gadget Terhadap Anak

e) Perkembangan Sosial dan Emosional


Emosi adalah perasaan intens yang ditujukan kepada seseorang atau
sesuatu Emosi dapat ditunjukkan ketika merasa senang mengenai sesuatu,
marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu. Pekembangan
emosional merupakan perkembangan dimana seorang anak belajar
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan belajar bagaimana
mengekspresikan dan menyampaikan emosinya. Menurut Hurlock (2007)
pada masa kanak-kanak pola perilaku sosial yang terlihat antara lain;
kerjasama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan sosial,
simpati, empat, ketergantungan, sikap ramah, sikap tidak mementingkan diri
sendiri,meniru, perilaku kelekatan. Selanjutnya untuk perkembangan emosi
anak mulai dapat mengenal dan mengelola jenis-jenis emosinya, misalnya
marah, terkehut, kecewa, senang, sedih, takut dan lain-lain. Pada aspek
sosial emosional ini, anak sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya,
baik itu keluarga, sekolah, teman sebaya maupun lingkungan masyarakat.
Jadi bukan hal yang mustahil tiap anak akan mengalami perkembangan
sosial emosional yang berbeda, tergantung dengan siapa dan dimana ia
berinteraksi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam rangka
mengoptimalkan perkembangan anak usia dini agar memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lanjut dapat dilakukan melalui pegembangan
aspek-aspek; (a) nilai agama dan moral, (b) fisik-motorik, (c) kognitif, (d)
bahasa, dan (e) sosial emosional.

4. Dampak Gadget Bagi Anak Usia Dini


Masa usia dini merupakan masa yang sangat menentukan bagi
perkembangan seorang anak. Anak yang mendapatkan stimulasi/rangsangan
yang tepat dan sesuai dengan usianya akan tumbuh dan berkembang
menjadi anak yang memiliki kesiapan baik fisik maupun mental dalam
mengikuti pendidikan di tahap berikutnya. Begitu juga sebaliknya, anak
yang pada usia dini tidak memperoleh rangsangan dan pendidikan yang
tepat di pastikan akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang secara
fisik dan mental belum matang dalam aspek perkembangannya. Proses
kematangan dan perkembangan anak usia dini sangat dipengaruhi oleh

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


Elfiadi 106

rangsangan yang didapatkannya dari lingkungan. Gadget merupakan salah


satu jenis teknologi yang dapat mempengaruhi dan menstimulasi seluruh
aspek perkembangannya, yang meliputi aspek kognitif, sosial-emosional,
nilai agama dan moral, bahasa serta aspek fisik-motorik. Anak-anak yang
mendapatkan stimulasi dengan tepat dan benar akan mampu
mengembangankan perkembangannya secara optimal sesuai dengan tahapan
perkembangan usianya. Begitu juga sebaliknya, anak yang mendapatkan
stimulasi dengan hal-hal negatif juga akan berakibat fatal bagi
perkembangannya dimasa mendatang.
Keberadaan gadget yang merupakan salah satu wujud kemajuan dalam
bidang teknologi baru sehingga membuat seseorang yang mampu
mengaplikasikannya merasa selangkah lebih maju dari kondisi sebelumnya.
Karena bagaimanapun juga, keberadaannya mempermudah kehidupan dan
memiliki pengaruh yang luar biasa bagi kehidupan. Bagi anak usia dini
gadget merupakan salah satu media yang dapat digunakan untuk
menstimulasi dan mengembangkan aspek-aspek perkembangannya.
Pengenalan gadget pada anak usia dini juga dapat memberikan dampak
positif maupun negatif terhadap perkembangan seorang anak, baik secara
fisik maupun mental. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pengawasan
orang tua/ guru serta durasi yang digunakan anak bersama gadgetnya.
Oleh karena itu, penggunaan gadget bagi anak usia dini dapat
memiliki dampak dan pengaruh yang berarti bagi perkembangannya.
Dampak tersebut dapat berupa dampak negatif maupun positif, tergantung
bagaimana seorang anak dalam memanfaatkan gadget tersebut serta sejauh
mana keterlibatan dan pengawasan orang tua/guru dalam mengawasi
penggunaan gadget tersebut.
Secara umum dampak gadget bagi anak usia dini berpengaruh pada
aspek-aspek perkembangannya yang meliputi aspek Nilai agama dan moral,
aspek kognitif, aspek fisik dan motorik, aspek sosial dan emosional, serta
aspek perkembangan bahasa.
Dalam aspek perkembangan nilai agama dan moral, penggunaan
gadget pada anak usia dini yang tidak disertai dengan pengawasan orang
tua/guru akan memungkinkan anak mengakses situs yang tidak seharusnya
anak akses. Apabila hal ini terjadi dapat berakibat pada kerusakan

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


107 Dampak Gadget Terhadap Anak

moral/akhlak atau nilai-nilai agama yang di anutnya. Hal ini dapat terjadi
karena semakin mudah terbukanya akses internet dalam menampilkan
segala konten yang semestinya belum waktunya dilihat oleh anak-anak.
Bisa saja dengan semakin mudahnya koneksi jaringan wifi tidak tertutup
kemungkinan mereka membuka situs pornografi sehingga akan berakibat
fatal bagi perkembangan nilai agama dan moral anak. Kemudahan
pengoperasian gadget dan aplikasi yang terdapat di dalamnya baik secara
online maupun offline telah memberikan keluasan pada anak usia dini
secara bebas untuk memperoleh berbagai hal yang mereka inginkan.
Secara kognitif, penggunaan gadget pada anak usia dini dapat
mengasah kemampuan berpikir dan imajinasi anak. Anak yang biasa
menggunakan gadget dapat mengembangkan kreativitasnya. Hal ini
dikarenakan gadget biasanya juga dilengkapi dengan berbagai aplikasi
maupun gambar yang menarik dan mendukung kreativitas. Contohnya:
melalui smartphone atau komputer yang memiliki aplikasi untuk
menggambar dan mewarnai, menyusun balok/gambar yang tentunya
memberikan dampak positif bagi perkembangan otak anak. Dengan gadget
anak-anak juga akan lebih bersemangat untuk belajar karena aplikasi
semacam ini biasanya dilengkapi oleh fitur-fitur terbaru yang mampu
meningkatkan kemampuan berimajinasi anak. Penggunaan gadget sebagai
media pembelajaran pada ikut berpengaruh positif dalam meningkatkan
daya pikir dan otak anak. Selain itu, gadget memberi kesempatan kepada
anak untuk leluasa mencari informasi. Bagi pola pikir anak, gadget
membantu anak dalam mengatur kecepatan bermainnya, mengolah strategi
dalam permainan, dan membantu meningkatkan kemampuan otak kanan
anak. Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan kreatif dan
menantang yang ternyata banyak disukai oleh anak-anak. Dan hal ini secara
tidak langsung sangat mendukung dalam pengembangan tingkat
kognitifnya.
Dari aspek perkembangan fisik dan motorik anak, penggunaan gadget
memiliki dampak yang negatif terhadap perkembangannya. Anak yang
menghabiskan sebagian besar waktu bermainnya hanya dengan gadget,
menyebabkan mereka menjadi anak-anak yang cenderung malas bergerak
dan beraktivitas fisik. Anak-anak seperti ini akan lebih memilih

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


Elfiadi 108

menghabiskan waktunya dengan duduk di depan gadget dan menikmati


berbagai fitur aplikasi maupun permainan ada di dalam gadget tersebut.
Sehingga jika hal ini terjadi secara terus-menerus dapat menghambat pada
perkembangan motoriknya. Anak yang seperti ini nantinya akan tumbuh
dan berkembang menjadi anak yang obesitas/kegemukan. Mereka kurang
menjalani aktivitas fisik dan kebiasaan sibuk menghabiskan makanan
sambil menikmati gadget. Pada hakikatnya, anak yang hidup tanpa gadget
akan menghabiskan sebagian besar waktunya dengan aktivitas motorik
berupa melakukan gerakan-gerakan mototrik kasar sederhana seperti,
berjalan, melompat, dan berjinjit dan juga berlari-lari. Sedangkan dalam
perkembangan motorik halus, anak dapat mengembangkan fisik dan
motorik melalui kegiatan melipat, meronce, menyusun balok, serta aktivitas
lainnya.
Dalam aspek perkembangan sosial dan emosional, dampak gadget
bagi anak usia dini antara lain; dapat memberikan dampak yang negatif
terhadap perkembangan anak. Dimana anak-anak yang terlalu lama
menghabiskan waktu di depan layar gadget membuat interaksi sosial dengan
lingkungan sekitar anak juga akan terganggu. Dalam hal ini anak tersebut
akan tumbuh dan berkembang dengan kemampuan sosialisasi yang kurang
karena disibukkan dengan dunia gadgetnya sendiri tanpa mau
memperdulikan orang lain. Mereka juga tidak akan mampu mengontrol
emosinya sehingga cenderung mudah marah ketika di nasehati, tidak mau
mendengarkan nasehat, tidak memperdulikan orang-orang disekitar bahkan
hidup menjadi lebih individualisme. Sikap individualis pada anak akan
meyebabkan mereka kurang peduli terhadap sesama baik terhadap teman,
maupun orang lain. Disamping menimbulkan dampak negatif terhadap
perkembangan sosial dan emosional, gadget juga memiliki perkembangan
yang positif. Salah satunya adalah mampu menjalin komunikasi secara jarak
jauh dengan orang lain melalui media sosial. Namun demikian, pengawasan
dan frekuensi pemakaian gadget sangat perlu diperhatikan agar anak mampu
tumbuh dan berkembang secara optimal dengan kemampuan sosial dan
kontrol emosi yang baik.
Dalam aspek perkembangan bahasa, anak yang sibuk dengan dunia
gadget akan sulit mengembangkan kemampuan berbicara karena mereka

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


109 Dampak Gadget Terhadap Anak

cenderung hanya diam sambil menikmati mainan dalam gadget. Hal ini bisa
juga menjadikan anak enggan untuk menulis, namun dari segi membaca
akan dapat dikembangkan. Permasalahan lainnya yang memungkinkan
adalah anak menjadi malas membaca buku. Ini terjadi karena perangkat
gadget tampak lebih menarik dan menggoda karena memiliki tampilan
visual yang fantastis bahkan dapat memperlihatkan sesuatu sesuai dengan
kenyataan nyata. Disamping pengaruh negatif terhadap perkembangan
bahasa, gadget juga dapat memberikan manfaat yang positif, yakni dapat
menunjang pengetahuan dan pengenalan terhadap kosa kata baru maupun
dalam bahasa asing. Ini terjadi karena dalam gadget biasanya fitur dan
aplikasinya tertera dalam bentuk bahasa asing, misalnya bahasa inggris.
Berdasarkan paparan di atas dapat kita pahami bahwa pengenalan dan
penggunaan gadget bagi anak sejak usia dini perlu memperhatikan dampak
positif dan negatif yang dapat berpengaruh terhadap seluruh aspek-aspek
perkembangan anak. Anak perlu di awasi dan di batasi dalam penggunaan
gadget sesuai dengan aturan yang disepakati. Orang tua dan guru di tuntut
untuk dapat mengawasi penggunaan gadget pada anak agar tidak terjerumus
kedalam pengaruh negatif. Penggunaan gadget oleh anak usia dini tidak
selamnya menimbulkan dampak negatif, akan tetapi juga bisa bermanfaat
sebagai media dalam mengooptimalkan aspek-aspek perkembangan anak.

C. KESIMPULAN
Pengenalan gadget pada anak sejak usia dini dapat memberikan
dampak dan pengaruh yang berarti bagi anak usia dini baik secara fisik
maupun mental. Dampak dan pengaruh yang ditimbulkan dapat berupa
pengaruh positif maupun negatif terhadap perkembangan seorang anak.
Oleh karena itu faktor pengawasan orang tua/ guru sangat diperlukan dalam
menjaga anak dari pengaruh gadget. Gadget dapat mempengaruhi aspek-
aspek perkembangan kognitif, sosial-emosional, nilai agama dan moral,
bahasa serta aspek fisik-motorik anak. Penggunaan gadget secara tepat dan
benar dapat menjadi suatu media stimulasi yang mampu mengembangankan
seluruh aspek perkembangan anak secara optimal sesuai dengan tahapan
usianya. Begitu juga sebaliknya, pemakian gadget yang secara berlebihan
dan tanpa pengawasan juga akan berakibat buruk bagi perkembangan anak
dimasa mendatang.

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018


Elfiadi 110

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’anul Karim. Surat Al-Hajj: 5


Al-Ayouby. M. Hafiz. 2017. Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia
Dini. Lampung: Universitas Bandar lampung.
Chaplin, J.P., 2002. Dictionary of Psychology, terj. Kartini Kartono.
Jakarta: Raja Grafindo Persanda.
Hartati, Sofia. 2007. How to Be a Good Teacher and How to be a Good
Mother. Jakarta: Enno Media.
Hurlock, Elizabet. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Jamaris, Martini. 2013. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan.
Bogor: Ghalia Indonesia.
kurikulum PAUD tahun 2013: Permendikbud nomor 146 tahun 2013
Maulida, Hidayahti. 2013. Menelisik Pengaruh Penggunaan Aplikasi
Gadget Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini. Jurnal
Ilmiah Teknologi Pendidikan 2013. FKIP Universitas Negeri
Semarang. Semarang.
Santrock, John W. 1998. Child development, Boston: McGraw Hill
companies.
Santoso, Soegeng. (2004). Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Citra
Pendidikan.
Seifert & Hoffnung. 1994. Child and Adolescent Development. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Widiawati dan Sugiman. 2014. Pengaruh penggunaan gadget terhadap
daya kembang anak. Diakses
darihttp://stmikglobal.ac.id/wpcontent/uploads /2014/05/
artikeliis.pdf pada tanggal 10 Desember 2016
UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pada
pasal 1 ayat 14.
Permen No.58. 2009. Standar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Kemendikbud.
https://jalantikus.com/gadgets/smartphone-android-murah-terbaik-buat-
main-game-moba/ (di akses tanggal 25 Maret 2018)
https://www.scribd.com/doc/316161709/Pengaruh-Gadget-terhadap-
Perkembangan-Anak-Usia-Dini (diakses 26 Maret 2018)

ITQAN, Vol. 9, No. 2, July - Dec 2018

Anda mungkin juga menyukai