Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya perangkat
elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia, gadget disebut
sebagai “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik
lainnya adalah unsur “kebaruan”. Artinya, dari hari ke hari gadget selalu muncul dengan
menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih
praktis. Gadget adalah piranti yang berkaitan dengan perkembangan teknologi masa kini.
Yang termasuk gadget misalnya tablet,smartphone, notebook, dan sebagainya. Gadget yang
difasilitasi dengan berbagai macam fitur dan aplikasi yang menarik sehingga membuat anak
suka dengan permainan di dalam aplikasi tersebut. Perilaku untuk terus meng-update
teknologi terlihat dari seringnya masyarakat Indonesia mengganti gadget miliknya hanya
dalam hitungan bulan saja. Inilah data impor gadget di Indonesia, pada tahun 2009 hingga
tahun 2010 peningkatan pada gadget hampir mendekati 100% secara keseluruhan, ditempati
posisi pertama oleh laptop peningkatan tertinggi dari 397 pada tahun 2009 ke angka 12.930
pada tahun 2010, kemudian diikuti dengan komputer tablet dan telepon seluler. Kemudian
pada tahun 2010 peningkatan gadget di Indonesia tidak terlalu tinggi ke tahun 2011, namun
ditempati posisi pertama oleh komputer tablet 2 pada angka 8.845 pada tahun 2010
meningkat ke angka 115.934 pada tahun 2011, setelah itu diikuti oleh laptop dan telepon
genggam. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan ke 2012 pada gadget secara keseluruhan,
diduduki peringkat pertama dengan angka yang cukup tinggi oleh laptop, dengan angka
97.700 pada tahun 2011 menjadi 639.590 pada tahun 2012. Kompas, 28 Januari 2013:58.
Menurut pakar dan pengamat teknologi Heri Setiady Wibowo
perkembangan penggunaan gadget tahun kemarin (2012), mencapai angka 120%.
Pada saat ini peta perkembangan teknologi gadget sedang berpihak pada gadget berbasis
android menggantikan era blackberry sebelumnya. www.beritasatu.com.
Secara positif penggunaan Gadget telah menunjang aktivitas sehari-hari masyarakat
Indonesia karena keunggulannya yang dapat melakukan banyak hal dalam satu produk, tetapi
terdapat sisi negatif yang harus diwaspadai akibat penggunaan gadget yang tidak tepat,
terutama bagi pengguna dibawah umur atau anak-anak. Orang tua pada saat ini sangat mudah
memfasilitasi anak dengan gadget yang canggih dengan alasan membantu mempermudah
pengerjaan tugas-
tugas sekolah, mengerjakan pekerjaan rumah, serta sebagai sarana hiburan dengan
banyaknya pilihan software permainan. Menurut Dokter Spesialis Anak Attila Dewanti, saat
ini orang tua sudah malas jadi tinggal kasih iPad, sebetulnya hal ini tidak mendidik, karena
hanya melatih jari telunjuknya. Padahal, untuk menunjang tumbuh kembang anak itu harus
merangsang motorik kasar dan motorik halusnya.http://lifestyle.bisnis.com/. 3
Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak akan berdampak negatif karena dapat
menurunkan daya konsentrasi dan meningkatkan ketergantungan anak untuk dapat
mengerjakan berbagai hal yang semestinya dapat mereka lakukan sendiri. Dampak lainnya
adalah semakin terbukanya akses internet dalam gadget yang menampilkan segala hal yang
semestinya belum waktunya dilihat oleh anak-anak.
Menurut sudut pandang ilmu kesehatan jiwa, pengunaan gadget usia dini tidak
disarankan, dr Tjhin Wiguna, SpKJ(K), dari Divisi Psikiater Anak dan Remaja Departemen
Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/Rumah Sakit Ciptomangunkusumo
(FKUI/RSCM) Jakarta akibat hal ini anak tidak dapat belajar dengan cara alami bagaimana
berkomunikasi dan sosialisasi. Anak juga tidak mampu mengenali dan berbagi aneka emosi,
misal simpati, sedih, atau senang, alhasil anak tidak dapat meresponi hal yang ada di
sekelilingnya baik secara emosi maupun verbal. Terbatasnya respon anak akan mengganggu
perkembangan kemampuannya untuk bergaul dan beradaptasi. (Sumber : Nakita, 14 April
2012:26)
Permasalahan yang terjadi pada generasi saat ini adalah pemberian gadget yang terlalu
dini di era globalisasi ini menyebabkan dampak negatif terhadap perkembangan anak di usia
dini. Banyak anak yang mulai kecanduan gadget dan lupa bersosialisasi dengan lingkungan
sekitarnya yang berdampak psikologis erutama krisis percaya diri, juga pada perkembangan
fisik anak.
Peneliti yang dipimpin oleh Dr. Cathy Williams dari University of Bristol dan Dr. Jes
Gunggenheim dari University of Cardiff mengungkapkan, anak-anak yang lebih banyak
menghabiskan waktu di luar ruangan, pada usia 5 – 7 tahun memiliki mata yang lebih sehat
dan terhindar dari rabun jauh di usia 15 tahun. Dengan anak bermain di luar, anak-anak lebih
banyak melakukan kegiatan fisik dan juga mendapat siraman matahari yang lebih banyak.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa 80 – 90 % anak di Asia Tenggara menderita rabun jauh
karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu di dalam ruangan. Terkadang orang
tua mengizinkan dan melepas anak untuk bermain komputer di dalam rumah, agar anak tidak
berlama – lama main di luar rumah. Namun, dengan anak lebih banyak bermain dengan
gadget di dalam ruangan, anak lebih banyak terkena radiasi dari komputer dan kurang terkena
sinar matahari dari luar. (Sumber : Femina, 25 Januari 2013:5.) Jika masalah-masalah ini
terus dibiarkan maka maka lambat laun tidak adanya rasa saling, kurang menghormati orang
tua, timbulnya rasa egois/ mementingkan diri sendiri, sakit fisik seperti rabun jauh dan
sebagainya karena kurangnya gerak fisik pada anak. Untuk mengurangi dampak negatif
penggunaan gadget pada anak di usia dini dibutuhkan sebuah tindakan untuk menggugah
kesadaran atau perilaku masyarakat terutama orang tua yang memiliki anak, melalui aktifitas
kampanye sosial yang menginformasikan tentang bahaya gadget bagi anak usia dini. Orang
tua sangat berperan penting dalam menunjang perkembangan psikis dan fisik anak, sehingga
dampak negatif dapat dihindari.
Oleh karena itu, perlunya pemahaman mengenai pengaruh gadget terutama bagi
orangtua, agar anaknya dapat dibatasi penggunaannya dan daya kembang anak dapat
berkembang dengan baik dan menjadi anak yang aktif, cerdas, dan interaktif terhadap orang
lain. Alasan pemilihan judul makalah ini yaitu “Pengaruh Gadget Terhadap Perkembangan
Anak”, karena masih kurangnya pemahaman orangtua mengenai dampak akibat penggunaan
gadget bagi anak yang berakibat pada daya kembang anak itu sendiri.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari gadget ?
2. Bagaimana daya kembang otak pada usia anak-anak ?
3. Bagaimana bahaya radiasi gadget terhadap daya kembang anak ?
4. Bagaimana pengaruh gadget terhadap perkembangan anak ?
5. Bagaimana seharusnya sikap orangtua kepada anak mengenai gadget saat ini?
6. Bagaimana strategi dalam memilih dan menggunakan gadget yang ideal?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
1. Menjelaskan pengertian gadget.
2. Menjelaskan daya kembang otak pada usia anak-anak.
3. Menjelaskan bahaya radiasi gadget terhadap daya kembang anak.
4. Menjelaskan pengaruh gadget terhadap perkembangan anak.
5. Menjelaskan seharusnya sikap orangtua kepada anak mengenai gadget saat ini.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Gadget
Gadget adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang artinya perangkat
elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia,gadget disebut
sebagai “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan perangkat elektronik
lainnya adalah unsur “kebaruan”. Artinya, dari hari ke harigadget selalu muncul dengan
menyajikan teknologi terbaru yang membuat hidup manusia menjadi lebih
praktis. Gadget adalah piranti yang berkaitan dengan perkembangan teknologi masa kini.
Yang termasuk gadget misalnya tablet,smartphone, notebook, dan sebagainya.
Gadget adalah perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Diantaranya
smartphone seperti iphone dan blackberry, serta notebook (perpaduan antara komputer
portabel seperti notebook dan internet) (Widiawati, 2014 : 106).
Dari pendapat tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa, gadget adalah suatu alat
elektronik yang memiliki berbagai layanan fitur dan aplikasi yang menyajikan teknologi
terbaru yang membantu hidup manusia menjadi lebih praktis dan memiliki fungsi khusus.
2.2 Daya Kembang Otak Pada Usia Anak-Anak
Gadget merupakan alat berukuran mini dengan banyak kegunaan yang dapat diperoleh
di dalamnya. Kemudahan dalam mengakses berbagai informasi dan hiburan telah tersaji
dalam bentuk online dan offline. Tentunya barang canggih ini bukan hanya sekedar dijadikan
media hiburan semata, dilihat dari segi harga yang tak bisa dibilang murah dan berbagai
aplikasi yang semakin canggih di dalamnya membuat gadget terkesan wajib digunakan oleh
orang-orang yang memiliki kepentingan dalam hal bisnis atau pengerjaan tugas kuliah dan
kantor. Namun penggunaan gadget seringkali disalahgunakan oleh sebagian pihak, seperti
orang tua secara instan memberikan fasilitas gadget untuk media dalam mendidik anaknya
yang masih berusia dini. Memberikan anak usia dini fasilitas gadget sebagai sebuah apresiasi
prestasi atau hanya sekedar kado ulang tahun dan menjadikan alasan agar anak betah dirumah
dapat menghambat proses perkembangan psikologisnya. Apalagi jika orang tua juga
membiarkan anak secara terus menerus menggunakan aplikasi gadget yang akan menjadikan
anak usia dini tersebut menjadi tidak konsentrasi dalam belajar, malas menulis, malas
membaca buku dan menurunkan kualitas si anak dalam bersosialisasi.
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang ditunjukkan untuk anak usia 3
sampai dengan 6 tahun (PP No. 27/1990 Pasal 6). Namun, Undang-Undang No. 20 Tahun
2003 Pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebelum jenjang
pendidikan dasar. Pendidikan yang mengutamakan meningkatkan kecerdasan motorik,
kecerdasan berpikir, kecerdasan emosi, bahasa serta komunikasi ini menunjukkan bahwa
anak usia dini adalah asset masa depan suatu bangsa yang harus di perhatikan dalam setiap
tahap masa perkembangannya. Anak usia dini adalah masa dimana anak sedang berada di
tahap emas, mudah menerima informasi lalu mengembangkannya secara alami. Belum lagi,
gadget menimbulkan banyak bahasa jika dilakukan penggunaan secara terus menerus seperti
penyakit gangguan kejiwaan pada anak usia dini yang tidak bisa lepas dari gadgetnya, jika
sebentar saja jauh dari gadgetnya, anak tersebut akan merasa kesakitan.
Berlanjut dengan berimbasnya buruknya sosialiasi karena penggunaan gadget yang
sudah tidak seimbang dengan efesien penggunaannya. Masih banyak masalah lain yang
ditimbulkan dari penggunaan gadget yang dilakukan secara kontinyu. Perlu gerakan baru
yang dilakukan para orang tua atau lembaga pendidikan anak usia dini dalam mendidik anak
usia dini. Baik dalam pendekatan yang dilakukan secara internal maupun eksternal yang
dapat menjadikan perkembangan psikologisnya sesuai yang yang seharusnya berkembang di
masa seusianya. Peningkatan media atau permainan secara kreatif dapat dilakukan para orang
tua dan para pembimbing di lembaga pendidikan agar dapat membantu anak dalam
meningkatkan kecerdasan yang dimilikinya.
Pada saat ini perkembangan gadget semakin canggih. Bentuk gadget yang semakin
tipis dan menarik serta aplikasinya yang beragam memudahkan setiap orang untuk
mengakses berbagai informasi dari segala aspek kehidupan. Di era teknologi yang canggih
ini, gadget membuat setiap orang tua berpikir "instan" dalam mendidik anaknya. Sehingga di
masa sekarang, bukan hal yang aneh lagi apabila ada orang tua yang menyediakan fasilitas
berupa gadget untuk anaknya yang masih berusia dini atau masih dalam usia emas (golden
age).
Gadget memang memudahkan setiap orang dalam mengakses segala infomasi, tetapi
bagaimana ketika gadget digunakan anak usia dini yang seharusnya bermain dengan teman
sebayanya, bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya, mengeksplor dirinya, dan
berpikir kreatif dalam menyikapi masalah. Karena keunggulan aplikasi gadget, maka gadget
lebih pantas digunakan untuk mengembangkan suatu pikiran, ide, usaha dan gaya hidup
remaja atau orang dewasa atau orang yang memiliki kepentingan khusus dalam penggunaan
gadget. Bukan hanya sekedar dijadikan sebagai media hiburan, untuk nge-games atau
menonton suatu acara secara online (menggunakan aplikasi tv online atau youtube) untuk
anak usia dini.
Kemudahan pengoperasian gadget dan aplikasi yang terdapat di dalamnya baik online
maupun offline, baik berupa games atau situs web telah memberikan keluasan pada anak usia
dini secara bebas untuk memperoleh berbagai hal yang seharusnya belum pantas mereka
peroleh di usianya. Padahal dalam teori karakteristik perkembangan anak usia dini dijelaskan
sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik-motorik, perkembangan fisik setiap anak usia dini berbeda, ada yang
lebih cepat berkembang dan ada juga yang lambat perkembangan dalam segi ukuran
tinggi badan, berat badan dan lain-lain. Anak usia dini dalam masa perkembangan
motorik kasar berupa melakukan berbagai gerakan sederhana berupa berjingkrak,
melompat, dan berlari. Sedangkan dalam perkembangan motorik halus, anak usia dini
menonjolkan kemampuan dalam menyusun, menempatkan, memegang benda-benda,
memadukan anggota tubuh dalam bergerak;
2. Perkembangan Kognitif, bagian kejiwaan yang berpusat di otak dan berhubungan dengan
gerak kehendak serta perasaan. Jiwanya membentuk mental yang kuat, dapat meniru
tindakan orang lain, mulai pandai bercakap dan menyelesaikan masalah dengan
menggabungkan secara mental skema yang telah diperolehnya, sudah memahami
masalah yang ada namun belum bisa paham jika ada perbedaan pendapat dengan orang
lain;
3. Perkembangan sosio-emosional, perilaku anak yang berupa sikap empati dan kepribadian
dibentuk oleh kombinasi antara bawaan jiwa dan pola asuh anak tersebut. Sikap yang
ditonjolkan biasanya berupa bermain atau berinteraksi dengan teman sebayanya
meskipun dalam proses bertahap anak usia dini akan dengan sendirinya beraktivitas
sendiri karena cenderung lebih mudah bosan melakukan hal yang sama secara kontinyu,
bercakap, marah, cemburu dengan barang yang dimiliki orang lain, memahami
perbedaan dan ingin terlibat dalam persahabatan, dan lain sebagainya;
4. Perkembangan Bahasa, perkembangan ini dimulai dari awal kehidupan anak lahir maka
perkembangannya jelas berbeda. Ada anak yang memiliki kemampuan bercakap dengan
baik dan ada yang rendah. Seorang anak mengeluarkan suara atau irama secara teratur
dari awal usia 0-1 tahun, berlanjut dengan mengucapkan satu kata, lalu kalimat dan terus
meningkat seiring perkembangan masa usianya hingga di usia tujuh tahun bisa bercakap
dengan baik.
Menurut para pakar pendidikan, sebaiknya seorang anak dikenalkan pada fungsi dan
cara menggunakan gadget saat berusia enam tahun. Karena di usia tersebut perkembangan
otak anak meningkat hingga 95% dari otak orang dewasa. Sebab, jika mengenalkan gadget di
bawah usia enam tahun, anak lebih banyak untuk bermain karena anak tertarik dengan visual
(gambar) dan suara yang beragam yang terdapat pada gadget.
Namun menurut sebuah studi pada 2004 yang dipublikasikan jurnal Pediatrics, anak-
anak yang menonton televisi saat usia mereka 1 sampai 3 tahun mengalami penurunan
perhatian saat usia mereka tujuh tahun. Anak usia dini memiliki potensi besar dalam
mengembangkan segala potensi yang ada di dalam dirinya. Bercakap, bersosialisasi,
mengenal lingkungan, menunjukkan kemampuan dirinya, memahami suatu masalah lalu
dengan alami menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan pola pikir anak seusianya yang
memiliki cara pandang tersendiri meskipun masih sulit menerima dan memahami masalah
apa yang sesungguhnya sedang ia pecahkan. Di masa usia emas ini banyak kegiatan yang
dapat dilakukan oleh para orang tua dan pembimbing di taman belajar untuk terus
meningkatkan kreativitas anak usia dini agar terus berkembang dan lebih baik agar siap
dalam perkembangannya di masa-masa berikutnya.
Daya kembang otak pada usia anak-anak begitu pesat, sangat optimal bila pada masa
ini orangtua dapat mengoptimalkan kemampuan anaknya. Antusias anak terhadap berbagai
rangsangan cukup tinggi, ditambah lagi dengan adanya keingintahuannya terhadap sesuatu,
dan kesukaannya dalam meniru apa yang dilihatnya. Tidak hanya itu, daya ingat anak juga
masih sangat tinggi. Perkembangan otak pada usia anak-anak yang sangat baik ini, sangat
disayangkan bila kurangnya dukungan orangtua dalam meningkatkan kemampuan anak.
Menurut Jovita Maria Ferliana, M.Psi. , Psikolog dari RS Royal Taruma, Ditinjau dari
sisi neurofisiologis, otak anak berusia di bawah 5 tahun masih dalam taraf perkembangan.
Perkembangan otak anak akan lebih optimal jika anak diberi rangsangan sensorik secara
langsung. Misalnya, meraba benda, mendengar suara, berinteraksi dengan orang, dan
sebagainya. Jika anak usia di bawah 5 tahun menggunakan gadget secara berkelanjutan,
apalagi tidak didampingi orang tua, akibatnya anak hanya fokus ke gadget dan kurang
berinteraksi dengan dunia sekitar.
Selama tahun pertama, seorang anak harus mengembangkan suatu kepercayaan dasar
(basic trust), tahun kedua dia harus mengembangkan mengarah pada penemuan identitas
dirinya. Pada usia sekitar 2-3 tahun anak banyak belajar mengenai berbagai macam
koordinasi dan visiomotorik. Aktivitas-aktivitas sensomotorik telah dapat diintegrasi menjadi
aktivitas yang dikoordinasi. Hal ini penting misalnya pada waktu mencontoh sebuah gambar
atau benda. Apa yang dilihat dengan mata harus dipindah dengan motoriknya menjadi sebuah
pola tertentu. Sekitar tahun keempat, semua pola lokomotoriknya sudah dapat dikuasai.
Aktivitas-aktivitas tersebut tidak luput dari peran media informasi dan teknologi bersamaan
dengan perkembangan anak (Widiawati, 2014 : 107).
2.3 Pengaruh Gadget Terhadap Kesehatan dan Perkembangan Anak
Radiasi elektromagnetik terdiri dari gelombang elektrik dan energi magnetik dengan
kecepatan cahaya. Semua energi elektromagnetik jatuh pada spectrum elektromagnetik, yang
memiliki kisaran radiasi ELF (Extremly Low Frequency), sinar X, hingga sinar Gamma.
Frekuensi yang dipancarkan oleh telepon genggam maupun tablet pada umumnya berada
dikisaran 3 hingga 30 Hz, yaitu termasuk gelombang radio (radiasi ELF). Walaupun tak
sekuat sinar X yang merupakan jenis radiasi terionisasi dan mampu mengubah material
genetik, radiasi yang dipancarkangadget tetap memiliki pengaruh pada tubuh manusia (Jerry
B, 1999: 84).
Bahaya radiasi gadget terhadap daya kembang anak adalah radiasi dari
penggunan gadget yang tergolong gelombang RF, bukan merupakan gelombang yang sangat
mematikan dan berbahaya. Tapi bukan berarti kemungkinan adanya efek samping tidak ada.
Radiasi RF pada level tinggi serta dengan intensitas yang intensif dapat merusak jaringan
tubuh. Radiasi RF memiliki kemampuan untuk memanaskan jaringan tubuh seperti
oven microwave memanaskan makanan. Dan radiasi tersebut dapat merusak jaringan tubuh,
karena tubuh kita tidak dilengkapi sistem ketahanan untuk mengantisipasi sejumlah panas
berlebih akibat radiasi RF. Penelitian lain menunjukkan radiasi non-ionisasi (termasuk
gelombang RF) menimbulkan efek jangka panjang.Penyakit yang berpotensi timbul karena
radiasi gadget adalah kanker, tumor otak, alzheimer, parkinson, sakit kepala. Dibanding orang
dewasa, anak-anak zaman sekarang sudah mengenal teknologi nirkabel sejak kecil sehingga
waktu ‘bersentuhan’ dengan radiasi lebih panjang. Hal ini disebabkan karena di usia 12-15
tahun, anak mengalami proses bangkitnya akal, nalar dan kesadaran diri. Dalam masa ini
terdapat energi dan kekuatan fisik serta tumbuh keinginan tahu dan keinginan coba-coba.
Data memperlihatkan bahwa ketika radiasi dari gadget memasuki kepala, orang dewasa
menyerapnya sebanyak 25%, anak usia 12 tahun sebanyak 50%, dan tertinggi pada anak usia
5 tahun, yaitu 75%. Oleh karenanya, risiko radiasi ini akan lebih besar pada anak yang sudah
‘akrab’ dengan gadget di usia kurang dari 16 tahun (Jonathan, 2015 : 115).
Pengaruh penggunaan gadget terhadap perkembangan anak memiliki dampak positif
dan dampak negatif. Adapun dampak positifnya antara lain, membantu perkembangan fungsi
adaptif seorang anak, menambah pengetahuan anak, memperluas jaringan persahabatan,
mempermudah komunikasi, dan membangun kreatifitas anak. Sedangkan dampak negatifnya
antara lain, anak menjadi ketergantungan terhadap gadget, sehingga dalam menjalankan
segala aktivitas hidupnya anak tidak bisa terlepas dari gadget, anak menjadi sulit
berkonsentrasi pada dunia nyata, anak menjadi lebih suka bermain dengan gadgetnya
daripada bermain dengan temannya, dan anak menjadi malas bergerak dan beraktivitas.
Selain itu, dampak positif penggunaan gadget antara lain, yang pertama
adalah gadget akan membantu perkembangan fungsi adaptif seorang anak artinya
kemampuan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan sekitar
dan perkembangan zaman. Jika perkembangan zaman sekarang munculgadget, maka anak
pun harus tahu cara menggunakannya karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman
sekarang adalah harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Sebaliknya, anak yang
tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi bisa dikatakan fungsi adaptifnya tidak
berkembang secara normal. Nilai positif lain adalah gadget memberi kesempatan anak untuk
leluasa mencari informasi. Apalagi anak-anak sekolah sekarang dituntut untuk mengerjakan
tugas melalui internet (Mohammad Nazir, 2003 : 15).
Penggunaan gadget yang berlebihan pada anak akan berdampak negatif karena dapat
menurunkan daya konsentrasi dan meningkatkan ketergantungan anak untuk dapat
mengerjakan berbagai hal yang semestinya dapat mereka lakukan sendiri. Dampak lainnya
adalah semakin terbukanya akses internet dalam gadgetyang menampilkan segala hal yang
semestinya belum waktunya dilihat oleh anak-anak. Banyak anak yang mulai
kecanduan gadget dan lupa bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya yang berdampak
psikologis terutama krisis percaya diri, juga pada perkembangan fisik anak.
Radiasi gelombang elektromagnetik dari gadget memang tidak terlihat, efeknya pun
tidak terasa secara langsung. Untuk itu orangtua harus secara bijak mengawasi dan
melakukan seleksi terhadap instrument permainan yang digunakan anak-anak saat bermain.
Kebiasaan anak-anak dalam bermain gadget saat ini memang tidak bias dipungkiri, namun
ada baiknya tidak selalu bermain, atau paling tidak membatasi waktu bermain gadget, karena
alasan radiasi diatas. Sebenarnya kegiatan bermain merupakan kegiatan utama anak yang
nampak mulai sejak bayi. Kegiatan ini penting bagi perkembangan kognitif, sosial, dan
kepribadian anak pada umumnya. Anak juga bisa mulai memahami hubungan antara dirinya
dan lingkungan sosialnya melalui kegiatan bermain, belajar bergaul dan memahami aturan
ataupun tata cara pergaulan. Namun sekarang anak lebih banyak menghabiskan waktu dengan
bermain gadget daripada bermain dengan teman sebaya, yang bisa menimbulkan sifat
individualis dan egosentris, serta tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan sekitar.
(Jonathan, 2015 : 117).
Menurut Mohammad Nazir (2003:16), Berikut ini beberapa dampak negatif
darigadget untuk perkembangan anak:
1. Sulit konsentrasi pada dunia nyata
Rasa kecanduan atau adiksi pada gadget akan membuat anak mudah bosan, gelisah dan
marah ketika dia dipisahkan dengan gadget kesukaannya. Ketika anak merasa nyaman
bermain dengan gadget kesukaannya, dia akan lebih asik dan senang menyendiri
memainkan gadget tersebut. Akibatnya, anak akan mengalami kesulitan beriteraksi
dengan dunia nyata, berteman dan bermain dengan teman sebaya.
2. Terganggunya fungsi PFC
Kecanduan teknologi selanjutnya dapat mempengaruhi perkembangan otak anak. PFC
atau Pre Frontal Cortex adalah bagian didalam otak yang mengotrol emosi, kontrol diri,
tanggung jawab, pengambilan keputusan dan nilai-nilai moral lainnya. Anak yang
kecanduan teknologi seperti games online, otaknya akan memproduksi hormon
dopamine secara berlebihan yang mengakibatkan fungsi PFC terganggu.
3. Introvert
Ketergantungan terhadap gadget pada anak-anak membuat mereka menganggap
bahwa gadget itu adalah segala-galanya bagi mereka. Mereka akan galau dan gelisah jika
dipisahkan dengan gadget tersebut. Sebagian besar waktu mereka habis untuk bermain
dengan gadget. Akibatnya, tidak hanya kurangnya kedekatan antara orang tua dan anak,
anak juga cenderung menjadi introvert.

Pengaruh gadget pada berbagai bidang :


A. Segi kesehatan
1. Peningkatan resiko kanker dari penggunaan ponsel karena radiasi yang di
berikan.
2. Penggunaan ponsel lebih dari 30 menit bisa mengakibatkan ketulian (acoustik
neourema).
3. Penggunanaan cahaya atau pencerahan maksimal secara berkala pada
ponsel,komputer, tablet dan lain bisa mengakibatkan perih pada mata dan lebih
parahnya bisa menimbulkan gangguan pada mata seperti myopia, hipermetropi,
dan presbiopi.
Efek dari gadget lebih hebat dalam merusak mata atau membuat mata anak
menjadi rabun sebelum usia lanjut. Sering lelah suatu reaksi dari penggunaan
gadget yang terlalu lama dan keseringan. Hal itu disebabkan karena terlalu lama
fokus pada benda kecil dalam jangka waktu yang cukup lama. Jika terus
dibiarkan, bisa berdampak pada peradangan dan infeksi mata.
Sebaiknya, gadget dijauhkan dari anak-anak karena gadget tersebut dapat
meningkatkan potensi terkena mata rabun, ujar dr Ali Solahudin SpM. Selain
itu, penggunaan smartphone atau gadget sejenisnya juga dapat menyebabkan
presbyopia, yaitu ketidakmampuan mata untuk fokus melihat objek yang dekat.
Biasanya, penyakit ini mulai diderita orang berusia 40 tahun ke atas. Penyakit
itu dapat muncul akibat kebiasaan melihat layar handphone dengan jarak yang
sangat dekat. Namun, sekarang usia dini juga sudah mulai mengalami hal
tersebut. Bisa dilihat dari anak- anak yang menggunakan kacamata. Memang
dapat diobati. Namun, alangkah baiknya jika menghindari. Karena apabila
sudah terlalu lanjut, akan semakin sulit proses pemulihan yang baik.
4. Mata Kering
Jika Anda mengalami keluhan tersebut, itu karena mata Anda mengalami
ketegangan yang pada gilirannya menyebabkan mata menjadi kering. Semua itu
terjadi karena sering menggunakan gadget secara konstan.
5. Nyeri Punggung
Salah satu efek buruk dari penggunaan gadget adalah nyeri punggung. Ketika
Anda terus-menerus menggunakan gadget dalam posisi duduk, maka posisi
tersebut akan mempengaruhi punggung Anda.
6. Carpal Tunnel Syndrome (CTS)
Carpal Tunnel Syndrome adalah penyakit yang disebabkan gerakan
berulang naik turun, atau getaran terus menerus di pergelangan tangan yang
menyebabkan pembengkakan tendon dan menekan saraf. Biasanya ini terjadi
pada pekerja yang menggunakan mouse, sering mengetik di komputer, serta
mengendarai motor.
"Gejala CTS ini memburuk di malam hari karena pada saat istirahat aliran
darah melambat hingga menyebabkan pembengkakan karena terhambat, selain
itu pengaruh tak ada pekerjaan lain hingga sakit dapat terasa," kata Manfaluthy
Hakim, Konsultan Neurologi dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM saat
ditemui CNNIndonesia.com di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (27/4).
CTS ini mempunyai gejala nyeri pada pergelangan tangan. Kemudian
kesemutan pada ibu jari, jari telunjuk, dan jari tengah. Bila gejala semakin
parah, maka akan terasa kebas dan kemudian merambat ke sistem motorik yang
mengakibatkan kesulitan dalam menggenggam.
Kesulitan menggenggam tersebut bila tak segera ditangani akan
menyebabkan kelumpuhan dan penyusutan otot hanya dalam hitungan bulan.
Atas kondisi ini, Manfaluthy menyarankan segera ke dokter saraf untuk
pemeriksaan begitu mengalami kesemutan dan kebas di ibu jari, telunjuk, dan
jari tengah.
"Ini bisa diobati dengan obat, tapi kalau berat mau tidak mau adalah dengan
cara operasi berupa pembebasan saraf yang terjepit di pergelangan tangan,”
katanya.
7. Arthritis Ibu Jari
Masalah arthritis pada ibu jari ini muncul karena orang beramai-ramai
menggunakan pesan singkat sebagai cara berkomunikasi.
Gejala yang muncul dari thumb arthritis adalah penyempitan tendon di ibu
jari. Sensasi yang muncul dari kondisi ini adalah sakit ketika menekan dan saat
meluruskan ibu jari. Kadang, ibu jari menjadi seolah terkunci dalam posisi
meringkuk.
8. Cubital Tunnel Syndrome
Masalah terkait penggunaan gawai bukan hanya menyebabkan cedera jari,
siku juga dapat terkena masalah.
Cubital Tunnel Syndrome (CTS) adalah penyakit berupa mati rasa dan
kesemutan di bagian dalam siku atau di lengan bawah. Masalah ini dikarenakan
posisi siku sebagai tumpuan ketika mengetik di atas meja atau terlalu lama
tertekuk.
Pada kasus yang parah, kasus CTS harus ditangani dengan operasi. Kasus
CTS biasanya ditemui di usia 30 atau lebih tua.
9. Text Claw
Kram atau nyeri otot akibat terlalu kama mengetik atau bermain permainan
(game). Jika lalaa kelamaan akan terjadi peradangan tendon.
10. Cell Phone elbow
Terlalu lama memegang ponsel menyebabkan tangan kita terasa kesemutan dan
area disekitarnya menjadi tegang.
11. Text Neck
Saat kita lmemegang ponsel tentu leher kita pun melihat kebawah .Jika terus
berlanjut , leher akan terasa sakit dan pegal dan akan mengalami sakit punggung
akibat terlalu lama memegang ponsel.
12. Phantom Pocket Vibration Syndrome
Rasa cemas akibat tidak ada getaran di ponsel . sehingga kita akan terus melihat
ponsel walaupun tidak terjadi apa-apa dengan ponsel tersebut.
13. Nomophobia
No-Mobile-Phone-Media adalah situasi dimana kita begitu takut untuk
berjauhan dengan ponsel.

14. Gangguan Tidur


Biasakan untuk mematikan handphone ketika tidur atau menaruh di tempat yang
jauh. Medan magnetik yang ada di sekitar ponsel kita bisa memicu kerusakkan
sistem syaraf. Hal ini dapat menimbulkan insomnia atau gangguan tidur. Bila
dibiarkan terus, bisa-bisa kita cepat lupa alias pikun.
15. Ujung Jari Kesemutan
Sering banget balas-balas chating dengan teman-teman melalui smartphones.
Lama-kelamaan ujung jari terasa kaku dan menebal. Itu tandanya kita
mengalami kesemutan. Coba batasi mengetik di gadget-mu. Bila hal ini terus
dibiarkan, bisa terjadi pembengkakkan atau peradangan otot jari. Akibatnya,
bisa terjadi kelumpuhan.
16. Peradangan Mata
Menantap layar ponsel terlalu lama bisa menyebabkan mata kering. Hal ini
kemudian memicu terjadinya peradangan dan infeksi terhadap mata. Kebiasaan
ini juga dapat menganggu pengelihatan dan beresiko mengalami rabun. Bahkan,
peneliti dari Luton & Dunstable University Hospital, Inggris menyatakan
pemakain ponsel berlebihan bisa mempercepat penggunaan kacamata.
17. Peradangan Kulit
Sering curhat berjam-jam di telepon? Buang jauh-jauh kebiasaan itu mulai saat
ini. Permukaan ponsel yang terbuat dari nikel bisa memicu terjadinya alergi atau
perdangan kulit. Ini bisa terjadi bila kita terlalu lama menempelkan handphone
ke kulit. Gejala adalah gatal-gatal yang diikuti kulit yang memerah
B. Segi budaya
1. Lunturnya adat atau kebiasaan yang berlaku di daerah tersebut krena kesibukan
menggunakan gadget.
2. Masuknya budayabarat secara perlahan tanpa adanya filterasi dari mereka yang
mengikuti.
3. Hilangnya rasa nasionalisme dan lebih cinta pada prodak asing.
C. Segi sosial
1. Cenderung autis atau asyik dengan gadgetnya sendiri sehingga tidak
memperhatikan hal-hal yang ada disekitarnya.
2. Cenderung tidak bisa mengkontrol diri sendiri akibat sosialisasi yang terjadi
secara tidak langgsung.
3. Lebih banyak konflik yang terjadi dan tidak ada upaya untuk menyelesaikan
masalah.
4. Cenderung cepat bosan ketika ada orang yang measehati.
5. Banyak mengeluh ketika banyak masalah.
6. Egois tidak terkendali.
7. Orang-orang disekitanya selelu dijadikan korban kemarahannya.
8. Orang yang yang banyak bergaul dengan gadget hidupnya sedikit tidak teratur.
D. Segi ekonomi
Banyak terjadi kerugian akibat perkembangan gadget di bidang ekonomi
seperti adanya atau banyaknya penipuan, keuangan tidak stabil di setiap keluarga
akibat harus memenuhi keinginan anaknya membeli gadget terbaru. Dan masih
banyak lagi kerugian yang diakibatkan oleh perkembangan gadget tenpa diidasari
dari segi keilmuan.
2.4 Sikap Orangtua Kepada Anak Mengenai Gadget Saat Ini.

Mengenalkan gadget sejak dini pada anak sebenarnya tidak ada yang salah, tetapi
banyak dari orangtua yang tidak memahami benar penggunaan gadget yang baik untuk
anak. Sehingga gadget tidak hanya untuk membuat anak asyik bermain dan menjadi tenang.
Karena sebenarnya banyak manfaat yang mengandung unsur pendidikan yang bisa
diperoleh dari bermain smartphone, laptop dan komputer tablet untuk anak, misalnya
memberikan pengetahuan baru. Karena itu sebelum kamu membelikan gadget, cari tahu
tujuan yang ingin dicapai. Jangan menjadikan kecanggihan teknologi untuk membatasi
aktvitas anak. Karena meski gadget bisa menjadi mainan yang menarik, anak harus tetap
bergerak aktif.
Terkadang orang tua membelikan gadget pada anak bayi atau anak kecil, adalah supaya
mereka tenang dan tidak terganggu namun mereka tidak menyadari si bayi itu asik dengan
gadgetnya (dunianya sendiri) sehingga mereka tidak berespon ketika dipanggil.
Coba bayangkan jika sejak bayi sudah difasilitasi dengan gadget, sementara si anak
sedang mengembangkan kemampuan visualnya yang masih sangat terbatas, tetapi dengan
games yang ada di gadget walaupun games edukasi itu membuat anak terganggu secara
penglihatan, belum lagi efek radiasi yang dipancarkan gadget. Sementara banyak juga
orang tua yang membiarkan gadgetnya ada di kamar sampai si anak kecapekan main gadget
dan tertidur, otak anak juga semakin dirusak dengan adanya gelombang radiasi yang
dipancarkan oleh gadget-gadget itu.
Penggunaan gadget harus disesuaikan dengan kebutuhan anak sehingga kontrol orang
tua sangat mutlak diperlukan untuk mengawasi penggunaannya agar tidak melampaui batas.
Handphone misalnya, diberikan untuk memberikan kontrol kepada anak supaya dapat terus
berkomunikasi, lalu tekankan kepada si anak untuk tetap berkomunikasi secara normal
ketika orang tua ada di rumah, dan ‘no gadget’ ketika semua anggota keluarga ada di rumah.
Ini untuk melatih anak bahwa hubungan sosial sangatlah penting dan tetap harus terjaga.
Hal yang perlu dilakukan Orang Tua sebelum pemberian gadget pada anak :
1. Pikirkan faktor keamanan.
Gadget yang canggih dengan harga mahal yang dibawa anak hanya akan menjadikan
orang yang memiliki niat jahat tergerak untuk melakukan kejahatan, hingga akhirnya
anak anda menjadi korban kejahatan pencurian gadget yang dimilikinya. Karena itu,
sebaiknya pilihkan gadget yang tidak terlalu mahal untuk anak. Cukup belikan yang
sudah memadai fungsi dan manfaat untuk anak seusianya.
2. Pikirkan faktor kemanfaatan
Anak biasanya selalu menginginkan apa yang dimiliki temannya, tanpa memikirkan
apakah dia membutuhkannya atau tidak. Karena itu, saat anak anda meminta sebuah
gadget, orang tua seharusnya terlebih dahulu menanyakan tujuan dan manfaat apa yang
diinginkannya agar anda bisa memilihkan gadget mana yang bisa sesuai dengan
manfaat yang diharapkannya.
3. Untuk Pikirkan faktor kepantasan
Sebaiknya orang tua melihat lingkungan sekitar. Apakah type gadget dengan fitur
canggih yang harganya mahal cocok untuk digunakan di lingkungan sekitar. Karena
tidak pantas rasanya kalau di tempat kumuh dan padat penduduk, anak bermain main
gadget yang harganya sangat mahal. Anak yang menjalani aktifitas sekolah, sebaiknya
berikan gadget dengan fasilitas secukupnya, daripada berlebihan.
4. Perhatikan pengaruhnya terhadap mental anak
Saat membelikan gadget, pikirkan juga efeknya terhadap mental anak. Jangan sampai
anak anda terlalu bergantung kepada gadgetnya dan melupakan potensi yang ada dalam
dirinya.
5. Perhatikan efek perkembangan
Penggunaan gadget yang baik adalah bisa membagi waktunya dengan aktifitas lain
selain bermain gadget. Jangan sampai dengan adanya gadget, anak lupa untuk
berinteraksi dengan teman temannya, bermain layaknya anak kecil. Atur waktu
penggunaannya, kapan anak bisa bermain gadget dan kapan anak harus berinteraksi
dengan orang lain, termasuk orang tuanya sendiri. Agar perkembangan dirinya seiring
dengan perkembangan sosialnya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan para orang tua dalam mendidik anak usia dini agar
masa perkembangannya berjalan sesuai semestinya:
1. Memahami kemampuan anak dengan meluangkan waktu untuk menilai seberapa tajam
anak memilah hal-hal baru;
2. Menyediakan atau menciptakan lingkungan belajar yang baik, menyenangkan dan
sesuai dengan keinginan si anak;
3. Tidak memarahi anak ketika anak melakukan kesalahan, artinya sebaiknya para orang
tua membiarkan anaknya belajar dari kesalahan yang telah ia perbuat dan membantu si
anak dalam belajar progresif dengan memperkuat landasan pendidikan mereka;
4. Bersabar dan aktif dalam mendidik anak meskipun anak sudah mendapatkan
pendidikan melalui taman belajar atau lembaga pendidikan, orang tua tetap memiliki
peran terbesar dalam menciptakan suatu karakter dalam diri seorang anak;
5. Meluangkan banyak waktu untuk anak, agar anak tidak merasa kesepian dan bosan
dirumah karena tidak ada teman bicara.
Perlu disadari bahwa setiap anak usia dini istimewa karena satu dengan yang lainnya
berbeda. Hanya saja orang tua disini memegang peran utama dalam pendidikan di masa emas
anak usia dini. Bermain diluar rumah lebih baik daripada diam terpaku dengan gadget.
Bermain sepak bola dengan teman-temannya di lapangan luas jelas memiliki perbedaan
dengan bermain bola di playstation atau gadget lainnya. Dan contoh ini berpengaruh terhadap
perkembangan psikologis anak usia dini mulai dari perkembangan fisik-motorik, kognitif,
sosio-emosional dan bahasa, yang perbedaannya dapat dirumuskan sebagai berikut:
(1) Ketika anak usia dini bermain sepak bola bersama teman-temannya, secara alami
anak akan berlari mengejar bola untuk berkompetisi dalam permainan tersebut. Dengan
begitu, perkembangan fisik-motorik mampu berkembang dengan baik.
(2) Ketika dalam permainan atau kompetisi tersebut ada pihak yang kalah, maka disitu
akan terjadi banyak interaksi yang kuat membentuk barisa kepekaan dan pelajaran untuk si
anak dalam menerima kekalahan atau merasakan kemenangan yang sesungguhnya.
Perkembangan kognitif dengan mudah dapat tercapai dengan baik.
(3) Anak merasa sedih ketika kalah dalam kompetisi dan merasa senang ketika ia
dapat memenangkan kompetisi tersebut. Dengan kata lain, perkembangan sosio-emosional
anak aktif dengan cepat dan dalam keadaan yang tepat.
(4) Karena telah terjadi banyak interaksi dengan teman mainnya dan lingkungan yang
terlibat dengannya, maka kemampuan berbahasa dapat menjadi lebih baik dibandingkan
ketika anak diam dengan gadgetnya yang tidak bisa mengaktifkan kemampuan verbalnya
secara maksimal.
Namun jika gadget tetap digunakan dan dalam penggunaannya dilakukan secara
secara efesien serta diiringi pemantauan orang tua secara maksimal, tetap saja gadget bukan
merupakan alternatif yang baik dalam mendidik anak di usia emasnya walawpun
perkembangan tekhnologi tidak dapat dihindari dan banyak memeberikan manfaat disamping
pengaruh yang akan berdampak pada anak baik positif maupun negatif. Dalam arti lain, orang
tua dituntut lebih kreatif dalam mendidik anak, menyediakan sarana bermain dan belajar dan
media lainnya yang lebih sehat dan sesuai dengan masa tumbuh kembang anak mereka,
utamanya masa emas anak usia dini.
Menurut Mohammad Nazir (2003:17) Sikap orangtua kepada anak mengenai gadget
saat ini antara lain,
1. Pilih sesuai dengan usia anak
Jika usia anak masih dibawah 2 tahun sebaiknya cukup pengenalan gadget terlebih
dahulu yaitu mengenai pengertian apa itu gadget selebihnya mengenai penggunaannya
sebaiknya dibatasi. Cukup mengenalkan mengenai bentuk dan kegunaannya. Pada usia
anak dibawah 5 tahun cukup mengenalkan mengenai warna, bentuk, serta suara yang
terdapat pada fitur atau aplikasi gadget tersebut.
2. Selektif dalam memilihkan aplikasi permainan di dalam gadget
Apabila anak memaksa untuk menggunakan gadget untuk bermain, pastikan
aplikasinya sesuai dengan usia anak dan batasi aplikasinya, supaya anak tidak terlalu
tertarik dengan permainan yang ada. Pilih aplikasi yang juga dapat mendukung
kecerdasan anak, dan pola pikir anak.
3. Temani anak dalam bermain
Temani anak dalam bermain menggunakan gadget, arahkan penggunaannya dengan
baik. Cobalah untuk mengajak anak bermain menggunakan media lain selain gadget,
atau ajak anak bermain dengan teman sebayanya, supaya anak tidak terfokus dengan
permainan gadgetnya. Orangtua juga harus menemani anaknya dalam penggunaan
gadget dan menggenalkan hubungannya dengan dunia nyata.
4. Batasi waktu bermain gadget anak
Batasi penggunaan gadget pada anak. Anak boleh saja menggunakan gadget tetapi
waktunya dibatasi misalnya setengah jam, atau saat senggang atau saat hari sabtu atau
minggu. Waktu di saat anak santai dan tugas belajarnya telah selesai.
5. Mengajak anak melakukan kegiatan positif
Ajak anak untuk melakukan kegiatan positif misalnya setiap pagi olahraga, membantu
membersihkan rumah, membaca buku, merapikan kamar, mengaji, mengikuti les
bahasa inggris, berkunjung ke rumah nenek, berlibur dan masih banyak lagi kegiatan
positif yang bisa dilakukan untuk mencegah anak supaya tidak kecanduan bermain
gadget.
Pemaparan diatas hanyalah beberapa cara yang dapat dilakukan orangtua supaya
anaknya tidak kecanduan penggunaan permainan gadget, tetapi semua tergantung pada
orangtua itu sendiri, masih banyak cara untuk mengatasinya. Orangtua yang baik pasti dapat
memahami apa yang terbaik untuk anaknya. Menemani waktu bermain anak,
membimbingnya, meluruskan yang salah, mengajaknya berkomunikasi serta bagaimana
berpikir dan berargumentasi dengan mengkaitkannya dengan dunia yang nyata. Mendidik
anaknya untuk lebih peduli dengan lingkungan di sekitarnya.
2.1 Pengaruh Penggunaan Gadget Secara Kontinyu Terhadap Perkembangan Anak
Masa anak-anak adalah masa keemasan dimana anak-anak berada dalam masa bermain
serta belajar terhadap apa yang belum diketahuinya. Tapi, dimana sekarang perubahan
teknologi semakin pesat, banyak anak-anak terutama pada anak yang berusia 5 hingga 12
tahun lebih menyukai bermain dengan teknologi baru seperti playstation, game online,
handphone, tablet ataupun ipad. Hal ini memang memiliki sisi positif dan negatif terhadap
dampak perkembangan teknologi untuk anak usia 5-12 tahun.
Pengaruh Penggunaan Gadget yang Berlebihan Terhadap Perkembangan Anak memang
menjadi perhatian utama orang tua masa kini. Hal yang seperti ini bahkan menjadi tren di
lingkungan keluarga hingga sekolah. Apalagi jangankan anak-anak, orang tua pun ada yang
sangat menyukai gadget sampai disebut gadget freak. Mungkin kita memiliki pandangan
yang berbeda ketika anak sekolah terlalu senang online, memiliki smartphone, bahkan sudah
berbicara tentang cinta seperti orang dewasa di situs jejaring sosialnya. Ada rasa bangga
karena anak tidak gagap tekhnologi, tapi juga ada kekhawatiran bahwa anak akan kehilangan
control dan secara psikologis berkembang terlalu cepat. Ini perlu diperhatikan terutama oleh
orangtua yang memang mampu membelikan gadget apapun yang diminta anak. Gadget dapat
dengan mudah menghubungkan anak dengan siapapun tanpa bisa dipantau orang tua selama
24 jam, baik lewat situs jejaring sosial maupun BBM. Pertemanan yang dasarnya baik, justru
bisa berakibat fatal jika orangtua tidak mampu lagi memfilternya.
Cybercrime yang berujung pada penculikan sampai bullying, semua berawal dari
gadget, dan kebebasan mengakses dunia maya serta jejaring sosial yang sebenarnya
diperuntukkan untuk usia diatas 13 tahun. Hal yang semacam ini setidaknya sering terjadi
pada anak-anak di waktu usia dini. Namun, dengan kontrol yang baik dari orang tua
setidaknya mampu memberikan pencegahan yang dini pula.
Rasa sayang orang tua sebenarnya tidak harus diungkapkan dengan memenuhi semua
permintaan anak, terutama jika tindakan ini berdasarkan pada rasa bersalah orang tua yang
hanya memiliki sedikit waktu bersama anak karena harus bekerja. Demi kebaikan, anda harus
tega berkata tidak untuk permintaan yang tidak akan mendatangkan kebaikan bagi anak
kelak.
Mengingat Pengaruh Penggunaan Gadget yang Berlebihan Terhadap Perkembangan
Anak anda yang kurung mendukung, anda bisa memberikan penjelasan yang masuk akal
ketika anak anda merengek minta dibelikan ponsel untuk bermain game misalnya. Sampaikan
bahwa anak seusianya belum tepat membawa ponsel, sudah ada PS dirumah, ada koneksi
internet di rumah, sekolahnya dekat dari rumah, dan seterusnya. Jadi, temukan alasan dibalik
keinginannya atas gadget tertentu, dan sampaikan bahwa gadget yang dia inginkan kurang
tepat untuk menjawab kebutuhannya, lalu arahkan kepada hal yang lebih aman.
Dampak Positif dari Dampak Perkembangan Teknologi untuk Anak
Kemajuan teknologi sudah dirasakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahkan
banyak anak-anak terutama pada usia 5 hingga 12 tahun yang paling banyak memanfaatkan
kemajuan teknologi ini. Dan tidak heran jika dampak positif dari dampak perkembangan
teknologi untuk anak usia 5-12 tahun diberi julukan generasi multi-tasking. Dan berikut ini
beberapa hal yang memberikan dampak positif terhadap kemajuan teknologi terhadap anak:
1. Tidak bisa dipungkiri jika anak tidak bisa jauh dari kemajuan teknologi terutama pada
teknologi informasi yang semakin hari semakin cepat. Dan ini dapat membuat anak
mendapatkan kemudahan terhadap informasi serta kemudahan untuk menjalin
komunikasi dengan jarak yang jauh.
2. Dengan kemajuan teknologi pada dunia internet, anak dapat mengenal serta menjalin
komunikasi dengan banyak orang dari berbagai belahan di dunia.
3. Akibat kemajuan teknologi, banyak permainan-permainan kreatif dan menantang yang
ternyata banyak disukai oleh anak-anak. Dan hal ini secara tidak langsung sangat
menguntungkan untuk anak-anak karena sangat memberi pengaruh terhadap tingkat
kreativitas anak.
4. Meningkatkan konsentrasi
5. Menambah pengetahuan anak melalui tayangan pendidikan dan aplikasi pengetahuan
lainnya, sebagai alat untuk refreshing dan rekreasi (asal penggunaan tepat waktu dan
terbatas, tidak menyebabkan ketergantungan)
6. Meningkatkan kemampuan belajar anak-anak. Iya jika sesuai dengan usia (tidak pada
balita). Namun aplikasi itu hanya terbatas sebagai alat mengajar karena aplikasi tersebut
biasanya hanya fokus pada satu jenis pembelajaran. Aplikasi itu tidak mengajarkan
keterampilan dan latihan. Mereka hanya mengajarkan anak-anak untuk benar
mengidentifikasi huruf, benda, warna dan lain sebagainya. Anak menjadi lebih
terstimulasi terhadap visualisasi dan pendengaran yang lebih beragam.
7. Dunia bagai dalam genggaman tangan. Selain bertelepon, anak-anak yang sudah
memiliki kepentingan dalam penggunaan gadget bisa mencari apa pun dengan bantuan
situs pencari seperti Google atau Yahoo!. Anak juga dimungkinkan selalu terhubung
dengan jejaring sosial seperti Facebook, Friendster, Twitter, Kaskus, dan sebagainya.
8. Memberikan pengetahuan baru. meningkatkan koordinasi tangan dan mata. Penelitian
yang dilakukan di Manchester University dan Central Lanchashire University
menyatakan bahwa orang yang bermain game 18 jam seminggu atau sekita dua setengah
jam perhari dapat meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan meningkatkan
kemampuan membaca. Psikolog dari Finland Univesity menyatakan bahwa game
meningkatkan kemampuan membaca pada anak-anak. Jadi pendapat yang menyatakan
bahwa jenis permainan ini menurunkan tingkat minat baca anak sangat tidak beralasan.
9. Meningkatkan kemampuan berbahasa inggris. Sebuah studi menemukan bahwa gamers
mempunyai skil berbahasa inggris yang lebih baik meskipun tidak mengambil kursus
pada masa sekolah maupun kuliah. Ini karena banyak alur cerita yang diceritakan dalam
bahasa inggris dan kadang kala mereka chat dengan pemain lain dari berbagai negara.
10. Meningkatkan pengetahuan tentang computer untuk dapat menikmati permainan dengan
nyaman dan kualitas gambar yang prima seorang pemain game online akan berusaha
mencari informasi tentang spesifikasi komputer dan koneksi internet yang dapat
digunakan untuk memainkan game tersebut. Karena pengguna komputer aktif biasanya
mereka juga akan belajar troubleshooting komputer dan overclocking.
11. Meningkatkan kemampuan mengetik. Kemampuan mengetik sudah pasti meningkat
karena mereka menggunakan keyboard dan mouse untuk mengendalikan permainan.
Dampak Negatif dari Dampak Perkembangan Teknologi untuk Anak
Sisi negatif dari teknologi sekarang adalah mudahnya terhipnotis sehingga tidak sedikit yang
menyukai dunia maya dan melupakan dunia nyata. Dan hal ini juga menimpa pada anak-anak
terutama pada anak usia 5 hingga 12 tahun. Dan berikut ini beberapa dampak negatif lainnya:
1. Secara akademik :
a. Cenderung menginginkan hasil yang serba cepat, serba-instan, dan serba-mudah,
tidak sabaran, dan tidak menghargai proses.
b. Kecerdasan Intelektual (IQ) mereka mungkin akan berkembang baik, tetapi
kecerdasan emosional intelligence mereka jadi tumpul. Penelitian dari American
Academic of Child Psychology juga memaparkan kemungkinan buruknya
smartphone, yakni hilangnya kreativitas di usia muda karena dalam pengerjaan
tugas-tugas yang sifatnya akademis, anak-anak cenderung mengandalkan mesin
pencari dalam internet yang memungkinkan mereka melakukan copy-paste.
c. Anak menjadi malas, karena semua informasi tersedia di dalam sebuah genggaman
tangan, jadi kecenderungan dan kesempatan anak untuk berusaha mencari dari toko
buku, majalah dan lain-lain menjadi hilang.
d. Dengan memiliki gadget baik itu sarana telekomunikasi seperti HP maupun sarana
hiburan seperti tablet, maka tak dapat dipungkiri jika nak dapat mengalami
penurunan konsentrasi saat belajar. Konsentrasinya menjadi lebih pendek dan tidak
peduli dengan lingkungan sekitar. Anak lebih senang berimajinasi seperti dalam
tokoh game yang sering ia mainkan menggunakan gadget-nya.
e. Fakta menunjukkan bahwa ketika belajar, anak tidak mau mencari data dan tidak
tertantang untuk melakukan analisis terhadap permasalahan atau pelajaran yang
dihadapi. Anak menginginkan sesuatu yang serba cepat dan langsung terlihat
hasilnya. Ada pun proses untuk mencapai hasil akhir itu menjadi kurang atau bahkan
tidak dipedulikan.
f. Gagdet juga dapat menjadikan anak enggan menulis dan membaca. karena gadget
dapat memudahkan untuk menulis dan membaca, ini dapat sangat memengaruhi
keterampilan menulis anak. Bukan hanya itu, perangkat gadget pun tampak lebih
menarik dan menggoda karena memiliki tampilan visual yang fantastis, karena dapat
memperlihatkan sesuai dengan kenyataan. Akibatnya anak-anak menjadi malas
membaca buku. Padahal, membaca buku tanpa visualisasi dapat membantu
perkembangan imajinasi anak.
2. Secara sosial :
a. Anak cenderung berkurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung bersikap
egosentris dan individualis, anak tampak begitu lekat dengan smartphone-nya. Ia
baru merasa aman dan eksis bila selalu terhubung dengan orang lain. Kalau tidak, ia
khawatir dirinya dikucilkan, sehingga anak selalu membawa kemanapun
smartphone-nya. Ia lebih mementingkan berkomunikasi dengan orang-orang “nun
jauh” di sana ketimbang dengan orang-orang di sekelilingnya.
b. Anak menjadi tidak peduli dengan lingkungan sekitar serta tidak memahami etika
bersosialisasi. Anak tidak tahu, bila ada banyak orang menginginkan sesuatu yang
sama, maka wajib antre agar tertib. Ini terjadi karena anak tidak memahami adanya
sebuah proses. Apa yang diinginkan harus segera ada dan terwujud, karena terbiasa
mendapat pemahaman melalui games atau tontonan.
c. Anak menjadi kurang sensitif terhadap orang lain karena setiap hari anak-anak
tersebut hanya berhubungan dengan benda mati.
d. Anak-anak pun kurang bisa mengekspresikan dirinya karena dia jarang melakukan
interaksi sosial dengan anak-anak lainnya.
3. Gadget dan perkembangan otak anak :
Menurut referensi penelitian, memberi anak BlackBerry pada usia di bawah 20
tahun akan merusak bagian otak PFC (preFrontalCortecs) karena saat ini, smartphone
seperti BlackBerry memang sudah menjadi “mainan” anak-anak SD. Otak depan pada
anak sebetulnya belum berkembang baik. Bagian otak depan ini akan matang pada usia
25 tahun.
Otak depan merupakan pusat yang memerintahkan tubuh untuk melakukan sesuatu.
Sementara reseptornya yang mendukung otak depan adalah otak belakang, yang
menghasilkan dopamin, yaitu hormon yang menghasilkan perasaan nyaman atau rileks
pada seseorang. Sistem saraf pusat masih tumbuh, harus mendapat rangsangan yang
sesuai dengan tahapan perkembangan dirinya dari kehidupan sehari-hari, namun jika
sejak masih sangat muda, ketika bersentuhan dengan teknologi modern, otomatis sistem
rangsangan di sistem saraf pusat mendapatkan stimulus yang berbeda dari kehidupan
nyata, mereka baru belajar mengenali mana yang nyata dan mana imajinasi. Karena
terbiasa mendapatkan stimulasi melalui layar tablet atau telepon pintar, ketika “keluar”
dari gadget tersebut, hidup nyatanya terasa sangat lamban dan membosankan, tidak
seperti dunia maya. Semua terasa seperti slow motion dan tidak sensasional buat anak.
Teknologi yang memudahkan dan mendekatkan itu membuat anak menjadi tidak
tangguh ketika harus berhadapan dengan realita. Memori otot (muscle memory) jadi
enggak lentur, tidak secanggih orang yang biasa hidup di alam. Itu akan mempengaruh
banyak keterampilan lain. Memori otot adalah jenis lain ingatan manusia yang ada di
jaringan otot, dibentuk oleh myelin. Semakin intens seseorang terlibat dalam tindakan
dan latihan, kandungan myelin semakin tebal, dan semakin baik dia melakukan tindakan
tersebut.
4. Terhadap kesehatan anak :
a. Perubahan pola makan dan istirahat. Perubahan pola istirahat dan pola makan sudah
jamak terjadi pada gamers karena menurunnya kontrol diri. Waktu makan menjadi
tidak teratur dan mereka sering tidur pagi demi mendapat happy hour (internet
murah pada malam-pagi hari), anak menjadi lupa makan dan minum
b. Menurunkan metabolisme. Duduk tanpa aktifitas fisik terlalu lama membuat otot
tidak melakukan aktifitas yang berakibat menurunnya metabolisme. Dalam jangka
panjang dampaknya diantaranya menurunnya massa otot, kegemukan, menurunnya
sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terserang penyakit Ambeien. Duduk
dalam jangka waktu lama dapat menganggu sirkulasi darah dan menekan pembuluh
darah vena disekitar anus, menimbulkan penonjolan pembuluh darah yang terasa
panas dan sakit yang disebut ambeien atau wasir Carpal tunnel syndrome adalah
penyakit yang disebabkan karena tekanan dan ketegangan pada saraf di pergelangan
tangan yang berfungsi merasakan dan pergerakan untuk bagian tangan dan jari.
Tekanan dan ketegangan ini dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, kelemahan,
atau kerusakan otot pada tangan dan jari
c. Gadget dan alat elektronik memiliki cara kerja yaitu memancarkan sinar biru dalam
jangka panjang pada retina mata. Mata anak yang masih sangat sensitive bisa jadi
terluka yang dapat menyebabkan gangguan mata yaitu cepat menurunnya daya
penglihatan anak. Menurut penelitian, akibat perkembangan teknologi, diperkirakan
anak-anak yang memakai kacamata akan mengalami kenaikan 20 persen setiap
tahunnya. Mata anak-anak yang masih berkembang sampai sekitar usia 15-16 tahun,
bila terus menerus dipakai (berkontraksi) tanpa mengenal lelah atau beristirahat
(seperti menonton televisi atau ’memelototi’ gadget), dapat memberi pengaruh
sebagai berikut: Otot-otot mata menjadi cepat lelah, dan membuat penglihatan
menjadi buram. Otot mata anak yang dipakai untuk bermain dikondisikan dalam
kondisi konstraksi secara terus menerus dan bola mata menjadi lebih
lentur/memanjang yang menyebabkan anak rentan menderita rabun jauh (miopia).
Frekuensi berkedip akan berkurang, sehingga mereka akan sering mengeluh matanya
perih/nyeri, atau mengalami mata kering.
5. Terhadap perkembangan dan kejiwaan :
a. Fasilitas-fasilitas ini, di satu sisi menyimpan potensi menyebarkan aneka informasi
yang belum layak diakses oleh anak. Misalnya saja, anak mencari situs-situs dewasa
lewat Google atau Yahoo!. Bila sejak dini anak sudah terpapar oleh pornografi,
rekamannya akan sulit dihapus dari ingatan dan pikiran untuk jangka waktu yang
lama. Atau setiap hari sibuk berjejaring sosial yang membuatnya lupa keluarga dan
lupa belajar. Belum lagi di jejaring sosial ini sudah banyak terdengar anak-anak
menjadi korban pelecehan orang dewasa, baik secara emosional maupun fisik (anak
dibawa kabur oleh kenalannya di dunia maya).
b. Menghambat ketrampilan motorik dan halus anak (untuk anak 0-12 tahun). Isi dari
games di gadget ataupun TV yang sering menayangkan adegan yang penuh
kekerasan. Tanpa disadari tayangan adegan kekerasan di TV dan game dapat
memberikan dampak negatif bagi perkembangan jiwa anak. Anak-anak yang selalu
melihat tontonan adegan kekerasan dan melakukan permainan dengan adegan
kekerasan akan terpicu untuk melakukan perilaku yang agresif. Yang lebih
berbahaya lagi, anak-anak bisa meniru berbagai adegan kekerasan yang ada di
televisi dan game, dan segala persoalan dapat diselesaikan dengan cara kekerasan.
c. Anak yang kecanduan gadget akan menjadi murung atau uring-uringan ketika
fasilitas tersebut dijauhkan darinya. Fungsi pikirnya terganggu, begitupun dengan
fungsi emosi dan sosialnya.
d. Secara psikologis, ada beberapa gangguan yang terkait dengan penggunaan gadget,
yang termasuk dalam gangguan perilaku. Beberapa gangguan itu misalnya :
Dependensi dan obsesi kompulsif, ketergantungan yang berlebihan dengan gadget-
nya; perasaan panik yang luar biasa ketika tidak membawa gadget atau hilang;
voyeurism atau kecenderungan “mengintip” orang melalui aktivitasnya di media
sosial; paranoia atau ketakutan yang berlebihan karena merasa dikuntit orang,
walaupun di dunia maya; juga gangguan narsistik yang berlebihan.
e. Menimbulkan adiksi (Kecanduan) yang kuat. Sebagian besar game yang beredar saat
ini memang didesain supaya menimbulkan kecanduan para pemainnya. semakin
seseorang kecanduan pada suatu game maka pembuat game semakin diuntungkan
karena peningkatan pembelian gold/tool/karakter dan sejenisnya semakin meningkat.
f. Mendorong melakukan hal-hal negatif. Walaupun jumlahnya tidak banyak tetapi
cukup sering kita menemukan kasus pemain game online yang berusaha mencuri ID
pemain lain dengan berbagai cara. Kemudian mengambil uang didalamnya atau
melucuti perlengkapannya yang mahal-mahal. Kegiatan mencuri ID ini biasanya
juga berlanjut pada pencurian akun lain seperti facebook, email dengan
menggunakan keylogger, software cracking dll.Bentuk pencurian ini tidak hanya
terbatas pada pencurian id dan password tetapi juga bisa menimbulkan pencurian
uang – meskipun biasanya tidak banyak (dari uang SPP misalnya) dan pencurian
waktu, misalnya membolos sekolah demi bermain game.
g. Berbicara kasar dan kotor. Para pemain game online sering mengucapkan kata-kata
kotor dan kasar saat bermain di warnet atau game center.
h. Terbengkalainya kegiatan di dunia nyata. Keterikatan pada waktu penyelesaian tugas
di game dan rasa asik memainkannya seringkali membuat berbagai kegiatan
terbengkalai. Waktu beribadah, tugas sekolah, tugas kuliah ataupun perkerjaan
menjadi terbengkalai karena bermain game atau memikirkannya.
i. Pemborosan. Uang untuk membayar sewa komputer di warnet dan membeli
gold/poin/karakter kadangkala nilainya bisa mencapai jutaan rupiah. Belum lagi
koneksi internet, dan upgrade spesifikasi komputer dirumah.
Tanda-tanda anak usia dini kecanduan gadget: (1) Kehilangan keinginan untuk
beraktivitas; (2) Berbicara tentang teknologi secara terus menerus; (3) Cenderung sering
membantah suatu perintah jika itu menghalangi dirinya mengakses gadget; (4) Sensitif atau
gampang tersinggung, menyebabkan mood yang mudah berubah; (5) Egois, sulit berbagi
waktu dalam penggunaan gadget dengan orang lain; (6) Sering berbohong karena sudah tidak
bisa lepas dengan gadgetnya, dengan kata lain anak akan mencari cara apapun agar tetap bisa
menggunakan gadgetnya walaupun hingga mengganggu waktu tidurnya.
"Para pecandu gadget sering kali hanya mengembangkan bagian otak kirinya sementara otak
kanan tidak berkembang. Padahal otak kanan berhubungan dengan daya ingat dan perhatian.
15 % kasus otak yang gagal berkembang diyakini sebagai salah satu faktor penyebab
terjadinya demensia usia dini."
Ketika seorang anak usia dini sudah kecanduan dalam penggunaan gadget, tentunya
akan banyak yang terganggu segi perkembangan psikologisnya dari berbagai aspek. Mulai
dari perkembangan fisik-motorik, yang seharusnya anak menjadi pribadi yang aktif serta
kreatif namun karena lebih asyik bermain dengan gadgetnya perkembangan tersebut menjadi
terhambat, karena membuat anak menjadi malas dan lambat bergerak. Dari segi
perkembangan kognitif, anak menjadi kurang peka terhadap lingkungan karena sibuk dengan
teman matinya, yaitu gadget.
Selanjutnya perkembangan yang paling terhambat karena hadirnya gadget adalah
perkembangan sosio-emosional, anak cenderung memilih diam di rumah atau bahkan di
tempat tidurnya sambil bermain dengan gadgetnya. Padahal seharusnya anak usia dini
bermain di luar rumah bersama teman sebayanya untuk menemukan sesuatu yang membuat ia
bertanya serta mencari tahu sendiri tentang apa yang sudah ia temukan dan mengenal
lingkungan sekitarnya untuk dapat mengeksplor kemampuan yang dimilikinya. Terakhir,
gadget juga dapat menghambat kemampuan berbahasa seorang anak, karena jarang
melakukan interaksi dengan anak-anak lain atau lebih sering menghabiskan waktu bersama
benda mati (gadget) anak menjadi tidak terbiasa dalam berbicara dengan orang di
sekelilingnya.
Anak usia dini yang sering menggunakan gadget akan lebih cepat puas dalam
memperoleh pengetahuan yang telah ia peroleh (dengan kata lain, internet adalah sumber
pengetahuan teraktual dan terlengkap), menjadikan anak tidak biasa dengan hal yang rumit
yaitu anak usia dini akan menjadi generasi yang berpikir instan, penurunan konsentrasi dalam
belajar atau melakukan sesuatu, malas menulis dan membaca buku, kelemahan dalam
berinteraksi secara internal maupun eksternal. Maka, dengan hadirnya beragam aplikasi
gadget yang merusak karakter anak usia dini dalam segi perkembangan mental dan cara
berinteraksi dengan lingkungannya menyebabkan ketidaksetimbangan dalam proses
perkembangan psikologisnya.
2.2 Cara Mengatasi Dampak Negatif Dari Pengaruh Gadget Terhadap Moral dan
Perkembangan Anak Usia Dini
Sosok yang paling berpengaruh dalam mencegah maupun mengatasi dampak negatif
dari gadget adalah orang tua. Maka orang tua memiliki peran besar dalam membimbing dan
mencegah agar teknologi gadget tidak berdampak negatif bagi anak.
Jovita Maria Ferliana, M.Psi. (2013) menjelaskan cara-cara yang harus dilakukan oleh
orang tua ialah sebagai berikut :
1. Pilih sesuai Usia
Dilihat dari tahapan perkembangan dan usia anak, pengenalan dan penggunaan
gadget bisa dibagi ke beberapa tahap usia. Untuk anak usia di bawah 5 tahun, Pemberian
gadget sebaiknya hanya seputar pengenalan warna, bentuk, dan suara. Artinya, jangan
terlalu banyak memberikan kesempatan bermain gadget pada anak di bawah 5 tahun.
Terlebih di usia ini, yang utama bukan gadget -nya, tapi fungsi orangtua. Pasalnya gadget
hanya sebagai salah satu sarana untuk mengedukasi anak.
Ditinjau dari sisi neurofisiologis, otak anak berusia di bawah 5 tahun masih dalam
taraf perkembangan. Perkembangan otak anak akan lebih optimal jika anak diberi
rangsangan sensorik secara langsung. Misalnya, meraba benda, mendengar suara,
berinteraksi dengan orang, dan sebagainya. Jika anak usia di bawah 5 tahun
menggunakan gadget secara berkelanjutan, apalagi tidak didampingi orangtua,
akibatnya anak hanya fokus ke gadget dan kurang berinteraksi dengan dunia luar.
Yang berikutnya, otak bagian depan adalah bagian yang berfungsi memberi
perintah dan menggerakkan anggota tubuh lainnya. Di bagian otak belakang, ada yang
namanya penggerak. Di bagian ini, terdapat hormon endorfin yang mengatur pusat
kesenangan dan kenyamanan. Pada saat bermain gadget, anak akan merasakan
kesenangan, sehingga memicu meningkatnya hormon endorfin. kecanduan berhubungan
dengan ini jika dilakukan dalam jangka waktu lama dan kontinyu . Akibatnya, ke
depannya, anak akan mencari kesenangan dengan jalan bermain gadget, karena memang
sudah terpola sejak awal perkembangannya.
Dari aspek interaksi sosial, perkembangan anak-anak usia di bawah 5 tahun
sebaiknya memang lebih ke arah sensor-motorik. Yaitu, anak harus bebas bergerak,
berlari, meraih sesuatu, merasakan kasar-halus. Memang di gadget juga ada pengenalan
warna atau games di mana orang melompat. Namun, kemampuan anak untuk
berinteraksi secara langsung dengan objek nyata di dunia luar tidak diperoleh anak.
2. Batasi Waktu
Anak usia di bawah 5 tahun, boleh-boleh saja diberi gadget. Tapi harus
diperhatikan durasi pemakaiannya. Misalnya, boleh bermain tapi hanya setengah jam dan
hanya pada saat senggang. Contohnya, kenalkan gadget seminggu sekali, misalnya hari
Sabtu atau Minggu. Lewat dari itu, ia harus tetap berinteraksi dengan orang lain. Aplikasi
yang boleh dibuka pun sebaiknya aplikasi yang lebih ke fitur pengenalan warna, bentuk,
dan suara.
Sejalan pertambahan usia, ketika anak masuk usia pra remaja, orangtua bisa
memberi kebebasan yang lebih, karena anak usia ini juga perlu gadget untuk fungsi
jaringan sosial mereka. Di atas usia 5 tahun (mulai 6 tahun sampai usia 10 tahun)
orangtua bisa memperbanyak waktu anak bergaul dengan gadget. Di usia ini, anak sudah
harus menggali informasi dari lingkungan. Jadi, kalau tadinya cuma seminggu sekali
selama setengah jam dengan supervisi dari orangtua, kini setiap Sabtu dan Minggu
selama dua jam. Boleh main games atau browsing mencari informasi. Intinya, kalau
orang tua sudah menerapkan kedisiplinan sedari awal, maka di usia pra remaja, anak
akan bisa menggunakan gadget secara bertanggungjawab dan tidak kecanduan gadget.
3. Hindarkan Kecanduan
Kasus kecanduan atau penyalahgunaan gadget biasanya terjadi karena orangtua
tidak mengontrol penggunaannya saat anak masih kecil. Maka sampai remaja pun ia
akan melakukan cara pembelajaran yang sama. Akan susah mengubah karena kebiasaan
ini sudah terbentuk. Ini sebabnya, orang tua harus ketat menerapkan aturan ke anak,
tanpa harus bersikap otoriter. Dan jangan lupa, orangtua harus menerapkan reward and
punishment. Kalau ini berhasil dijalankan, maka anak akan bisa melakukannya secara
bertanggungjawab dan terhindar dari kecanduan.
Salah satu dampak positif gadget adalah akan membantu perkembangan fungsi
adaptif seorang anak. Artinya kemampuan seseorang untuk bisa menyesuaikan diri
dengan keadaan lingkungan sekitar dan perkembangan zaman. Jika perkembangan
zaman sekarang muncul gadget, maka anak pun harus tahu cara menggunakannya.
Artinya fungsi adaptif anak berkembang. seorang anak harus tahu fungsi gadget dan
harus bisa menggunakannya karena salah satu fungsi adaptif manusia zaman sekarang adalah
harus mampu mengikuti perkembangan teknologi. Sebaliknya, anak yang tidak bisa
mengikuti perkembangan teknologi bisa dikatakan fungsi adaptifnya tidak berkembang
secara normal.
Namun, fungsi adaptif juga harus menyesuaikan dengan budaya dan tempat seseorang
tinggal. Kalau anak tinggal di sebuah desa dimana gadget adalah barang langka, maka wajar
kalau anak tidak tahu dan tidak kenal yang namanya gadget
2.3 Cara Mengatasi Anak Yang Sudah Ketergantungan Dengan Gadget
Apabila anak sudah kecanduan dengan gadget maka hal-hal yang bisa dilakukan
orang tua adalah sebagai berikut :
1. Beri waktu batasan menggunakan gadget
Dengan memberikan batasan/mengurangi waktu untuk menggunakan gadget maka lama
kelamaan anak akan mulai lupa dengan gadgetnya.
2. Kembangkan bakat anak
Misalnya adalah dengan mengembangkan bakat yang dimiliki anak. Entah itu bermain
musik menggambar/melukis dan yang lainnya.
3. Sering-seringlah bermain dengan anak
Orang tua yang sering bermain dengan anaknya akan membuat sang anak lebih fokus
kepada orang tuanya dibanding dengan gadgetnya. Ajaklah anak bermain di luar rumah.
Ini akan mempercepat tumbuh berkembang anak.
4. Ajaklah anak ikut beraktivitas dengan anda
Misalnya adalah ketika memasak maka ajaklah anak Anda dan aktivitas-aktivitas lain
yang memungkinkan anak anda untuk diajak
5. Ajaklah anak Anda berekreasi
Dengan gadgetnya karena rekreasi membuat anak anda merasa senang dan gembira.
Apalagi ketika anda mengajak anak anda berekreasi ke tempat-tempat yang memiliki
pemandangan yang bagus, seperti pegunungan, pantai, kebun binatang dan yang lainnya.
Berikut strategi penggunaan gadget pada anak :
1. Berilah Batas Waktu Penggunaan Gadget pada Anak
2. Jadilah Contoh untuk Anak Sendiri
Orangtua harus bisa menjadi contoh bagi keluarganya apalagi untuk anaknya. Kemudian
dalam memerintah anak tidak perlu memarahi apalagi menyakiti perasaan anak, dan hal
seperti itu akan membuat anak akan menjadi bingung dengan keadaan dan mungkin akan
terasa tertekan dengan kelakuan orangtuanya. Jadi cukup simpel saja, utamakanlah diri
sobat untuk berbuat positif dalam kehidupan sehari-hari khususnya penggunaan
perangkat teknologi dan insyaallah nanti anak akan mengikuti apa yang dilihatnya pada
orangtuanya. Namanya anak pasti adakalanya berbuat nakal dan keras kepala, selain itu
pikiran anak-anak itu masih labil. Jadi tidak perlu untuk memarahinya, sebagai orangtua
harus memberi tahu pada anaknya seperti apa konsumsi media yang bertanggung jawab.
3. Ajarkan Kepada Anak untuk Menjadi Pengguna yang Bertanggung Jawab
Seperti yang sudah disebutkan diatas yaitu orangtua harus mengajarkan kepada anaknya
seperti apa konsumsi media yang bertanggung jawab. Karena sesugguhnya memang
media sangat produktif dalam memberikan pendidikan bagi anak-anak sehingga orangtua
dapat memberikan akses ke konten yang bermanfaat. Seperti contohnya adalah E-book
edukasi, film berkualitas, permainan asah otak, juga aplikasi aman dan situs yang
memberikan hal positif. Jangan biarkan anak untuk dapat mengakses hal-hal yang
berbahaya dan diluar batas, sekalipun yang tidak penting sama sekali.
4. Berilah Gambaran Sisi Negatif Multitasking pada Anak
Pada saat ini banyak penelitian yang menunjukkan bahwa multitasking tidak berdampak
baik pada kualitas pekerjaan. Lebih lagi, sobat sebagai orang tua harus tahu bahwa
membantu anak-anak tetap fokus adalah hal yang sangat penting. Nah, jadi ajarkanlah
kepada anak untuk mengelola tugas mereka dengan fokus. Kemudian ada catatan
penting, yaitu hindarilah pemakaian gadget saat sedang melakukan suatu pekerjaan.
Karena hal seperti itu nantinya dapat menimbulkan hilangnya konsentrasi dalam
melakukan pekerjaan.
5. Sesuaikan Kualitas Gadget yang Digunakan Anak
Jadi, sesuaikanlah jenis dan spesifikasi smartphone atau gadget untuk anak. Karena jika
kurang tepat akan menimbulkan penyalahgunaan yang tidak disengaja tetapi akan
menjadikan itu kebiasaan. Misalnya sobat memiliki anak usia SD dan anda ingin
memberinya gadget, disitu berilah smartphone atau gadget yang sesuai dengan
kebutuhan anak sobat yang dapat dilihat dari kira-kira spesifikasi seperti apa yang pas
untuk digunakan anak seusia itu. Karena apabila anda memberi smartphone atau gadget
yang terbaru (spesifikasi tinggi) akan menyebabkan ketagihan dalam menggunakan
perangkat tersebut. Contoh : Gadget dengan spesifikasi memiliki RAM sebesar 4 gb, dan
itu sangat lancar sekali untuk digunakan bermain game. Berawal dari situlah yang
nantinya akan menimbulkan kebiasaan yang tidak baik pada anak.
6. Perhatikan saat mereka menggunakan tablet
Sebagai orangtua, Anda pun harus selalu memperhatikan anak setiap mereka
menggunakan tablet. Jangan justru Anda juga asyik dengan gadget sendiri dan akhirnya
lalai memperhatikan anak.
Dengan duduk bersama anak saat menggunakan tablet, mereka bisa bertanya dengan
bebas pada Anda tentang hal-hal yang mereka lihat di internet. Anda pun bisa memantau
informasi apa saja yang mereka akses.
7. Persiapkan tablet Anda agar aman untuk anak
Anda bisa memblokir sejumlah akses atau fitur internet, sehingga tablet lebih aman
digunakan oleh anak. Anda cukup masuk ke bagian “Pengaturan” dan matikan sejumlah
akses yang menurut Anda tak perlu, seperti mengunduh aplikasi, membuka aplikasi
tertentu, dan sebagainya.
8. Pilih tablet yang sesuai
Jika ingin mempersiapkan tablet yang aman untuk anak, maka Anda bisa memilih tablet
yang khusus diciptakan dengan fitur Parental Control. Tablet yang dilengkapi dengan
fitur Kids Mode 4.0 yang lebih optimal untuk menghadirkan hiburan bagi anak-anak
dengan area gambar yang lebih luas dan efek suara yang lebih baik. Dengan fitur
tersebut, Anda bisa mengunci aplikasi tertentu dan menentukan aplikasi mana saja yang
bisa digunakan oleh anak. Anda pun bisa dengan mudah membatasi waktu penggunaan
tablet oleh anak.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gadget adalah suatu alat elektronik yang memiliki berbagai layanan fitur dan
aplikasi yang menyajikan teknologi terbaru yang membantu hidup manusia menjadi lebih
praktis dan memiliki fungsi khusus. Gadget dapat mempengaruhi daya kembang otak
anak dalam pertumbuhannya. Gadget juga memiliki bahaya radiasi yang cukup berbahaya
yang dapat mempengaruhi kemampuan kerja otak dan syaraf anak. Pengaruh penggunaan
gadget terhadap perkembangan anak memiliki dampak positif dan dampak negatif.
Gadget hanyalah sebagai sarana untuk anak dalam bermain dan mencari informasi, tetapi
orangtualah yang menjadi pembimbing dan pengarah yang dapat meluruskan anaknya
supaya tidak kecanduan gadget. Peran orangtua sangat penting dan berpengaruh kepada
anaknya untuk mengatasi penggunaan gadget saat ini.
3.2 Saran
Mengingat begitu pentingnya peran orangtua perlunya pemahaman terhadap
orangtua mengenai pengertian gadget, mengenai dampak positif dan dampak negatif
penggunaan gadget terhadap anak, mengenai bahayanya terhadap perkembangan otak
anak, dan bahaya radiasi yang ditimbulkan, serta sikap yang sebaiknya orangtua lakukan
dalam mengatasi penggunaan gadget pada anak usia dini saat ini.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://anggistinawulansaribio15.blogspot.co.id/2016/10/pengaruh-gadget-terhadap-
perkembangan.html
2. https://irfanfauzisite.files.wordpress.com/2016/11/makalah-indonesia.pdf
3. http://liana-oktaria.blogspot.co.id/2014/06/pengaruh-gadget-terhadap-anak-usia-dini.html
4. http://library.umn.ac.id/eprints/814/3/bernadet%20pramesti-bab1.pdf
5. http://www.umicima.com/makalah-pengaruh-gadget-terhadap-perkembangan-moral-
anak-usia-dini
6. https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20160428142227-255-127253/tiga-cedera-
tangan-akibat-gadget/
7. http://zianinad.blogspot.co.id/2015/01/bahaya-terlalu-lama-memegang-smartphone.html

Anda mungkin juga menyukai