Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

KEWAJIBAN NEGARA DAN PEMERINTAH DALAM PERLINDUNGAN HAK ANAK

OLEH:

Kelompok VI

1. Vitha Eky (1.02.2020.0114)


2. Wila M. Zakaria (1.02.2020.0115)
3. Yumina A. Nomnafa (1.02.2020.0118)

Kelas/Semester : D/VI
Mata Kuliah : Pemenuhan Hak dan Kewajiban Anak

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN KRISTEN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KRISTEN ANAK USIA DINI

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI KUPANG

2023
 PENGERTIAN PERLINDUNGAN ANAK
Perlindungan anak merupakan usaha dan kegiatan seluruh lapisan masyarakat dalam
berbagai kedudukan dan peran, serta menyadari betul pentingnya anak bagi nusa dan bangsa
dikemudian hari. Perlindungan anak juga merupakan usaha untuk menciptakan kondisi agar
setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajiban demi perkembangan dan pertumbuhan
anak secara wajar baik fisik, mental dan social.

 HAK-HAK ANAK
1. Hak Mendapatkan Nama atau Identitas
a. Hak anak yang pertama adalah mendapatkan nama atau identitas resmi. Untuk itu
terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan seperti:
b. Menyiapkan data orangtua dari si anak seperti KTP dan surat nikah untuk pembuatan
akta kelahiran.
c. Mendaftarkan anak ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk dimasukkan
ke Kartu Keluarga.
d. Memastikan nama anak tertulis dengan benar di akta kelahiran dan kartu keluarga.

2. Hak Memiliki Kewarganegaraan


Setelah memiliki akta kelahiran setelah dewasa kelak akan mendapatkan KTP dan
paspor. Terdapat pengecualian bagi anak Indonesia yang lahir di Amerika Serikat, sang
anak berhak mendapatkan status kewarganegaraan ganda terbatas hingga usia 18 tahun.
Di atas usia tersebut, anak berhak memilih satu kewarganegaraan saja.

3. Hak Memperoleh Perlindungan


Anak-anak berjenis kelamin apapun berhak mendapatkan perlindungan dari
kekerasan psikis maupun fisik. Orangtua dilarang untuk melakukan kekerasan verbal
maupun non verbal. Orangtua juga berkewajiban terhadap keselamatan anak.

4. Hak Memperoleh Makanan


Anak membutuhkan pangan dengan kualitas gizi yang baik. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Selanjutnya setelah
anak tumbuh menjadi balita, anak diberikan makanan pendamping asi (mpasi) dan
memberikan makanan bergizi lainnya.

5. Hak Atas Kesehatan Tubuh yang Sehat Akan Membuat Anak Berkembang Optimal
Anak berhak memiliki tubuh yang sehat. Hal ini dilakukan dengan memberikan
makanan yang sehat dan bergizi, menyiapkan lingkungan yang bersih dan membiasakan
perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan pakaian layak yang bersih.

6. Hak Rekreasi
Hak rekreasi adalah memberikan anak-anak kebahagian dengan mengajaknya
berjalan-jalan. Orang tua dapat melakukannya dengan melakukan piknik dan membawa
bekal makanan dari rumah.
Rekreasi tidak harus dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat yang mahal, karena
tujuan dari rekreasi adalah membuat anak senang.

7. Hak Mendapatkan Pendidikan


Orangtua adalah pendidik pertama bagi anak. Anak mendengarkan, melihat, dan
merasakan apapun pertama kali dari rumah. Hal tersebut dapat mempengaruhi pandangan
anak hingga dewasa kelak.
Anak perlu dididik dengan tepat seperti mengajarkan hal yang baik dan buruk.
Kedua, membiasakan anak untuk berlaku disiplin dan bertanggungjawab serta
menyekolahkan anak sesuai dengan usianya.

8. Hak Bermain
Membiarkan anak bermain adalah hak anak yang wajib dipenuhi. Hal ini
dikarenakan bermain adalah dunia bagi anak-anak. Dengan bermain, anak dapat
mengetahui dunia sekitarnya. Orang tua diharapkan selalu mengawasi anak saat bermain.

9. Hak untuk Berperan dalam Pembangunan


Anak juga mendapatkan hak untuk menjadi warga negara yang baik. Orangtua
dapat mengajarkan anak untuk berperan dalam pembangunan dengan mengenalkan
pengetahuan kewarganegaraan untuk anak. Hal sederhana untuk berperan dalam
pembangunan yang dapat orang tua ajarkan adalah mengajarkan anak selalu membuang
sampah pada tempatnya.

10. Hak untuk Mendapatkan Kesamaan


Anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan
berkembang. Hak anak yang kesepuluh ini berhubungan dengan kesembilan hak anak
yang telah disebutkan di atas. Semua anak berhak diberikan tanpa membeda-bedakan
anak satu dengan anak lainnya.

 UNDANG-UNDANG DAN KEBIJAKAN


1. Undang-Undang No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak: undang-undang ini
mengatur tentang hak dan perlindungan anak, termasuk hak atas identitas, pendidikan,
kesehatan, dan perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi.
2. Undang-Undang No 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No 23 Tahun 2002
tentang perlindungan anak: undang-undang ini megatur tentang peningkatan
perlindungan anak, termasuk melalui penguatan peran keluarga, masyarakat dan
pemerintah dalam melindungi anak.
3. Kebijakan nasional perlindungan anak: mengatur tentang upaya-upaya perlindungan anak
diindonesia, termasuk dalam hal pendidikan, kesehatan, perlindungan dari kekerasan dan
eksploitasi, serta penanganan anak korban kekerasan dan eksploitasi.
4. Kebijakan nasional pemberantasan tindak pidana perdagangan orang: mengatur tentang
upaya-upaya pemberantasan perdagangan orang, termasuk anak-anak yang menjadi
korban perdagangan.
5. Kebijakan nasional pemenuhan hak anak terhadap system peradilan pidana anak:
mengatur tentang pemenuhan hak anak dalam system peradilan pidana anak, termasuk
hak atas pembelaan diri, hak atas perlindungan, dan hak atas rehabilitasi dan reintegrasi
social.
6. Kebijakan nasional pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak: mengatur
tentang upaya-upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak, termasuk
melalui pendidikan, sosialisasi, dan pengembangan mekanisme penanganan kekerasan
terhadap anak.

 PENEGAKAN HUKUM
Penegakan hukum terkait perlindungan hak anak adalah suatu hal yang sangat penting
dan harus dilakukan secara serius dan tegas. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan dalam
penegakan hukum terkait perlindungan hak anak antara lain:
1. Menindak tegas pelaku kekerasan terhadap anak: Setiap tindakan kekerasan terhadap
anak harus ditindak tegas sesuai dengan hukum yang berlaku. Polisi dan aparat penegak
hukum harus berperan aktif dalam mengumpulkan bukti, menangkap pelaku, dan
mengajukan kasus ke pengadilan.
2. Menerapkan hukuman yang seadil-adilnya: Hukuman yang diberikan kepada pelaku
kekerasan terhadap anak harus seadil-adilnya sesuai dengan tingkat keparahan tindakan
kekerasan yang dilakukan.
3. Meningkatkan akses anak terhadap sistem peradilan pidana anak: Anak-anak yang
menjadi korban kekerasan harus diberikan akses yang memadai untuk mengajukan
pengaduan dan mendapat perlindungan di pengadilan. Sistem peradilan pidana anak
harus dilengkapi dengan fasilitas yang memadai dan profesionalisme yang tinggi.
4. Meningkatkan peran masyarakat dalam melindungi anak: Masyarakat harus berperan
aktif dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi. Hal ini dapat
dilakukan melalui sosialisasi dan edukasi mengenai hak-hak anak serta memperkuat
peran keluarga dalam mendidik dan melindungi anak.
5. Meningkatkan peran lembaga perlindungan anak: Lembaga perlindungan anak, seperti
Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), harus berperan aktif dalam mengawasi dan
memberikan saran serta rekomendasi kepada pemerintah untuk meningkatkan
perlindungan anak. Lembaga ini juga dapat membantu korban kekerasan dalam
memperoleh akses ke layanan kesehatan dan psikososial.
6. Meningkatkan koordinasi antarlembaga: lembaga perlindungan anak, dan lembaga terkait
lainnya harus bekerja sama dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan dan
eksploitasi. Koordinasi yang baik antarlembaga akan memperkuat perlindungan anak
secara keseluruhan.
Dalam penegakan hukum terkait perlindungan hak anak, dibutuhkan kerjasama
dan keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, lembaga perlindungan anak,
maupun individu untuk memastikan hak dan kesejahteraan anak dijaga dan dilindungi
dengan baik.
 PENDIDIKAN DAN SOSIALISASI
Pendidikan dan sosialisasi terkait perlindungan hak anak sangat penting untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga hak-hak anak dan
memperkuat perlindungan anak. Berikut adalah beberapa hal yang perlu dilakukan dalam
pendidikan dan sosialisasi terkait perlindungan hak anak:
1. Pendidikan di sekolah: Sekolah dapat menjadi tempat yang efektif untuk memberikan
pendidikan dan sosialisasi terkait perlindungan hak anak. Hal ini dapat dilakukan melalui
kurikulum yang mencakup mata pelajaran tentang hak-hak anak, kekerasan terhadap
anak, serta cara melindungi diri dari bahaya.
2. Kampanye sosial: Kampanye sosial melalui media massa dan sosial media dapat
meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai perlindungan hak anak dan pentingnya
melindungi anak dari segala bentuk kekerasan dan eksploitasi.
3. Pelatihan dan workshop: Pelatihan dan workshop bagi orang tua, guru, dan tenaga
kesehatan dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya perlindungan hak
anak dan cara-cara melindungi anak dari kekerasan dan eksploitasi.
4. Program perlindungan anak di masyarakat: Program perlindungan anak di masyarakat,
seperti forum anak, konseling dan layanan dukungan, dapat memberikan dukungan dan
bantuan bagi anak-anak yang menjadi korban kekerasan atau eksploitasi.
5. Pengembangan materi pendidikan dan sosialisasi: Pemerintah dan lembaga perlindungan
anak dapat mengembangkan materi pendidikan dan sosialisasi terkait perlindungan hak
anak yang mudah dipahami dan relevan bagi masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat terkait perlindungan hak anak,
diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, lembaga perlindungan anak, masyarakat,
dan individu. Hal ini dapat menciptakan budaya yang mendukung perlindungan hak anak dan
memastikan bahwa hak-hak anak dilindungi dengan baik.
 PERLINDUNGAN ANAK DALAM SITUASI KHUSUS
Perlindungan anak merupakan hak yang mendasar bagi setiap anak, termasuk anak dalam
situasi khusus. Anak dalam situasi khusus adalah anak yang mengalami perlakuan atau
situasi yang berbeda dari anak-anak pada umumnya, misalnya anak yang mengalami
kekerasan, eksploitasi, anak yang berasal dari keluarga miskin, anak yang memiliki
disabilitas, anak yang berasal dari kelompok minoritas, anak yang menjadi korban bencana
alam, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
perlindungan anak dalam situasi khusus:
a. Kebutuhan khusus anak: Anak dalam situasi khusus seringkali memiliki kebutuhan
khusus yang perlu dipenuhi. Misalnya, anak dengan disabilitas memerlukan aksesibilitas
yang memadai, sementara anak yang berasal dari keluarga miskin memerlukan akses ke
pendidikan dan kesehatan.
b. Penanganan kasus: Kasus anak dalam situasi khusus perlu ditangani secara khusus pula.
Penanganan kasus harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan berpengalaman
dalam menangani kasus tersebut. Hal ini dapat dilakukan oleh lembaga atau institusi yang
memang berfokus pada perlindungan anak, seperti Dinas Sosial atau lembaga swadaya
masyarakat yang bergerak dalam bidang perlindungan anak.
c. Pendidikan dan pelatihan: Pendidikan dan pelatihan yang khusus untuk anak dalam
situasi khusus dapat membantu anak mengatasi situasi sulit yang dihadapinya, dan juga
meningkatkan pemahaman masyarakat tentang situasi dan kebutuhan khusus anak.
d. Pemberian dukungan: Anak dalam situasi khusus memerlukan dukungan dari
lingkungannya, termasuk keluarga, teman, dan masyarakat. Dukungan ini dapat
membantu anak merasa lebih kuat dan termotivasi untuk mengatasi masalah yang
dihadapinya.
e. Perlindungan hukum: Anak dalam situasi khusus memerlukan perlindungan hukum yang
kuat untuk mencegah kekerasan dan eksploitasi. Pemerintah perlu memastikan adanya
undang-undang dan kebijakan yang memperkuat perlindungan anak dalam situasi khusus,
dan juga memastikan penegakan hukum yang berpihak pada anak dalam situasi khusus.

Anda mungkin juga menyukai