Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERLINDUNGAN HAK ANAK ATAS KESEHATAN DAN


ANCAMAN GIZI BURUK

Makalah ini untuk menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah


Pemenuhan Hak dan Perlindungan anak

Dosen Pengampu : Muhammad Zamzam NM, S.Pd, M.Pd

Kelompok :

1. Risma yanti 21140141


2. Syifa Nabila 21140181

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG

2022
KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum Wr.Wb

Segala puji dan syukur penyusun sampaikan kehadirat Allah SWT. Sholawat
dan salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan alam Nabi Muhammad
SAW. Serta sahabat dan keluarganya, yang seayun langkah dan seiring bahu
menegakkan agama Allah SWT. Sehingga telah membawa kita dari alam
kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka memenuhi tugas makalah dari mata kuliah Pemenuhan Hak
dan Perlindungan Anak di kampus IAIC, dengan ini penyusun mengangkat judul
“Perlindungan Hak Anak atas Kesehatan dan Ancaman Gizi Buruk”. Kami
ucapkan banyak terima kasih kepada Dosen pengampu Muhammad Zamzam NM,
S.Pd, M.Pd yang telah memberi arahan dalam pembuatan makalah ini.

Oleh karena itu penyusun sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran


yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT. Kita kembalikan semua, karena


kesempurnaan hanya milik Allah SWT semata.

Wassalaamu’alaikum Wr.Wb

Tasikmalaya, 19 September 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Di tangan
mereka peran peran strategis yang kelak menjamin kelangsungan eksistensi
bangsa dan Negara Indonesia bertumpu. Dengan ke-khususan ciri dan sifat
mereka, serta mental dan fisik yang rentan, anak membutuhkan perawatan dan
perhatian, sehingga setiap anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
baik fisik, mental maupun sosial.
Perawatan dan perhatian yang baik akan menghasilkan pertumbuhan
dan perkembangan anak yang baik. Sebaliknya, perawatan dan perhatian yang
buruk akan menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang buruk
pula.
Hak asasi anak merupakan bagian dari Hak Asasi Manusia (HAM)
yang termuat dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak.
Menurut Undang-undang, Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, Hukum, Pemerintah dan setiap
orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Dewasa ini, meskipun sudah dibuatnya hukum yang ditetapkan oleh
negara, atau bahkan oleh organisasi internasional perlindungan anak, masih
ada saja prilaku masyarakat yang tidak memiliki moral memperlakukan anak
dengan tidak baik. Masih ada pihak yang tidak memberikan hak-hak anak
sebagaimana mestinya. Tidak memberikan hak kesehatan, perawatan yang
baik, bahkan malah terkena gizi buruk. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi
terhadap anak jika saja ada kesadaran hati manusiawi dan kesadaran hukum
terhadap hak-hak anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, didapatkan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa pengertian perlindungan anak dan perlindungan hak anak?
2. Apa saja hak-hak yang dimiliki anak?
3. Bagaimana pengertian kesehatan anak dan gizi buruk?
4. Bagaimana cara melindungi hak anak terhadap kesehatan dan ancaman
gizi buruk?
C. Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di tentukan, maka tujuan
dibuatnya makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian perlindungan anak dan perlindungan hak
anak.
2. Unttuk mengetahui hak-hak yang dimiliki anak.
3. Untuk mengetahui pengertian kesehatan anak dan gizi buruk.
4. Untuk mengetauhi cara melindungi hak anak terhadap kesehatan dan
ancaman gizi buruk.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perlindungan Anak
Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi Anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Menurut Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan
anak, Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi
anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi,
secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dari kedua pengertian diatas, menurut kami bisa di ambil point
bahwasanya perlindungan hak anak adalah segala kegiatan yang dimaksudkan
untuk menjaga, menjamin, melindungi dan memberikan hak-hak anak agar dapat
hidup berkembang serta tumbuh dengan harkat martabat yang optimal, tanpa
adanya diskriminasi.
B. Hak-hak Anak

Setiap manusia yang dilahirkan kedunia pesti memiliki hak nya


masing masing. Begitu juga dengan anak, meskipun di bahasakan dengan
kata anak, yang notabene dianggap segala sesuatu halnya masih diatur oleh
orang tua ia tetap memiliki hak-haknya tersendiri. Terlepas dari sempurna
atau tidaknya (cacat) fisik anak.

Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang


Perlindungan Anak, hak-hak anak diatur dalam Pasal 4 - Pasal 18, yang
meliputi:

1. Hak untuk hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, serta


mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
2. Hak atas suatu nama sebagai identitas diri dan status kewarganegaraan.
3. Hak untuk beribadah menurut agamanya.
4. Hak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial.
5. Hak memperoleh pendidikan dan pengajaran.

Bagi anak yang menyandang cacat juga hak memperoleh pendidikan luar biasa,
sedangkan bagi anak yang memiliki keunggulan juga hak mendapatkan
pendidikan khusus.

Jadi, bisa di ambil kesimpulan bahwasanya setiap anak itu memiliki hak,
terutama dalam kesehtan, termasuk tumbuh, berkembang, beradaptasi serta
mendapat perlindungan.

C. Kesehatan Anak dan Gizi Buruk


1. Kesehatan Anak

Pengertian sehat menurut WHO adalah sebagai berikut:

“Health is a state of complete physical, mental and social well-being and


not merely the absence of diseases or infirmity.”

“Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.”

Sedangkan menurut White menjelaskan bahwa, sehat sebagai suatu


keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak memiliki keluhan
apapun atau tidak ada tanda-tanda kelainan atau penyakit.

Dari dua pengertian diatas bisa di ambil point bahwa kesehatan


anak itu adalah dimana kondisi, keadaan seorang anak yang mana pada
waktu di periksa tidak memiliki keluhan, kelainan dan penyakit. Ditambah
dengan sempurnanya fisik, mental dan kondisi sikap sosial anak. Dengan
hal tersebut bisa dengan mudah membedakan mana anak yang sehat, dan
mana yang tidak sehat.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 1993,


terdapat sembilan ciri anak sehat, seperti:

a. Anak tumbuh dengan baik


Anak yang sehat adalah anak yang dapat tumbuh dengan baik. Artinya,
anak tumbuh dengan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan
usianya.Selain itu, anak dapat tumbuh baik karena terbebas dari penyakit
kronis. Anda bisa memantau tumbuh kembang anak menggunakan KMS
(Kartu Menuju Sehat).

b. Anak berkembang sesuai dengan tingkat usia

Pelajarilah tahapan-tahapan perkembangan anak sesuai usianya.


Perhatikan kemampuan motorik, sensorik, dan kognitif. Jika ada tahapan
yang terlewati, konsultasikan dengan dokter anak untuk mengetahui
pengaruhnya pada tumbuh kembang anak.

c. Anak terlihat lebih aktif, gesit, dan gembira

Anak yang sehat cenderung lebih banyak bergerak, senang bermain,


dan terlihat lebih sering menampilkan ekspresi wajah ceria.

d. Mata anak terlihat bersih dan bersinar

Ketika diajak bicara, anak yang sehat akan menunjukkan kontak mata
yang responsif. Untuk menstimulasi hal ini, ajaklah anak bicara setiap ada
kesempatan. Baik saat makan, mandi, dan bermain.

e. Nafsu makan anak baik

Saat waktu makan tiba, anak yang sehat cenderung antusias dan lahap
dengan menu makanan yang akan dikonsumsi. Ia juga tidak mengalami
gangguan mengunyah, terutama pada anak berusia di atas satu tahun.

f. Bibir dan lidah anak tampak segar

Penampakan bibir anak yang sehat tidak terlihat kering. Sedangkan


bagian lidah anak yang sehat berwarna merah, tidak terlihat bercak-bercak
putih akibat jamur.

g. Pernapasan tidak berbau


Bila pernapasan anak berbau, biasanya terjadi akibat kurang
terawatnya gigi dan mulut anak sejak kecil.

h. Kulit dan rambut anak tampak bersih

Rambut dan kulit kepala anak sehat dapat ditandai dengan rambut yang
tidak mudah rontok dan tidak kusam, serta kulit kepala yang tidak
mengelupas.

i. Anak mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan

Saat berada di lingkungan luar, anak yang sehat dapat dengan mudah
bermain dengan anak-anak lain yang ada di area tersebut. Atau, tidak
canggung untuk beraktivitas bebas di area tersebut dengan menggunakan
kreativitasnya.

2. Giji Buruk
a. Pengertian Gizi buruk

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan energi dan protein tingkat berat
akibat kurang mengkonsumsi makanan yang bergizi dan atau menderita sakit
dalam waktu lama. Itu ditandai dengan status gizi sangat kurus (menurut BB
terhadap TB) dan atau hasil pemeriksaan klinis menunjukkan gejala
marasmus, kwashiorkor atau marasmik kwashiorkor.

Marasmus adalah kondisi yang ditandai dengan kurangnya kalori dan


cairan dalam tubuh, serta menipisnya cadangan lemak. Hal ini mengakibatkan
otot-otot tubuh mengecil. Kalori menjadi salah satu unsur utama yang
dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi tubuh. Saat tubuh kekurangan
kalori, berbagai fungsi fisik mengalami perlambatan bahkan dapat terhenti.
Marasmus adalah masalah kesehatan yang umum terjadi di negara
berkembang dan dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa. Pada
anak-anak, khususnya balita, kondisi ini lebih mungkin terjadi dan memiliki
keparahan yang lebih tinggi.
UNICEF menuliskan dalam situs resminya bahwa pada 2018, 49 juta anak
di bawah usia 5 tahun mengalami marasmus. Pesebarannya meliputi Asia
Selatan dan Afrika dengan proporsi angka yang sama. Kekurangan protein dan
kalori juga dapat menyebabkan kwashiorkor yang merupakan komplikasi dari
marasmus. Pada umumnya, kwashiorkor terjadi pada usia anak-anak dan
menyebabkan masalah pertumbuhan, terutama stunting alias gangguan
pertumbuhan tinggi badan. Kondisi kekurangan nutrisi saat usia balita akan
meningkatkan risiko seorang anak mengalami kwashiorkor.

b. Penyebab Gizi Buruk

Gizi buruk pada anak bisa terjadi karena macam- macam hal,
penyebab gizi buruk di klasifikasikan menjadi dua, yaitu:

1) Penyebab langsung
Gizi buruk yang terjadi akibat penyeb langsung ini maksudnya,
karena adanya infeksi penyakit yang menyebabkan gizi buruk.\
2) Penyebab tidak langsung
a) Kemiskinan keluarga
b) Tingkat pendidikan dan pengetahuan orang tua yang rendah
c) Sanitasi lingkungan yang buruk
d) Pelayanan kesehatan yang kurang memadai

Selain itu ada beberapa penyebab dari gizi buruk seperti :

a) Balita tidak mendapat makanan pendanping ASI (MP-ASI)


pada umur 6 bulan ataulebih
b) Balita tidakmendapat ASI ekslusif (ASI saja) atau sudah
mendapat makanan selainASI sebelum umur 6 bulan.
c) Balita tidakmendapat makanan pendamping ASI (MP-ASI)
pada umur 6 bulan ataulebih
d) MP-ASI kurang dan tidak bergizi
e) Setelah umur 6 bulan balita jarang disusui
f) Balita menderita sakit dalam waktu lama,seperti
diare,campak, TBC, batukpilek
g) Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor

c. Tipe – tipe Gizi Buruk

Gizi buruk terbagi menjadi 3 tipe yaitu:

1) Kwashiorkor

Yaitu gizi buruk karena kekurangan protein atau kurangnya


asupan makanan yang mengandung protein hewani. Biasanya lebih
sering terjadi pada golongan masyarakat ekonomi ke bawah.

Tanda dan gejala klinis anak gizi buruk Kwashiorkor:

a) Perubahan warna dan tekstur rambut seperti rambut


jagung, mudah dicabut atau rontok
b) Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas
dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement dermatosis)
c) Atrofi/mengecilnya otot
d) Wajah membulat dan sembab
e) Perut buncit, pembengkakan pada kedua punggung
kaki, tangan dan dapat sampai seluruh tubuh
f) Gangguan perubahan mental. Pada umumnya penderita
sering rewel dan banyak menangis. Pada stadium lanjut
anak tampak apatis atau kesadaran yang menurun
g) Pertumbuhan terganggu
2) Marasmus

Yaitu gizi buruk yang disebabkan karena kekurangan


karbohidrat.

Tanda atau ciri anak terkena gizi buruk Marasmus:


a) Penampilan wajah seperti orang tua (old man face)
b) Tulang pipi dan dagu kelihatan menonjol
c) Perubahan mental, cengeng
d) Kulit kering, keriput, lemak dibawah kulit sangat sedikit
sampai tidak ada sehingga terlihat seperti memakai celana
kendor (baggy pants)
e) Otot mengecil sehingga kontur tulang terlihat jelas (tulang
iga gambang “piano sign”)
f) Sering disertai penyakit infeksi (diare, umumnya kronis
berulang, TBC)
g) Pertumbuhan terganggu
3) Marasmus-Kwashiorkor

Yaitu gizi buruk yang disebabkan karena kekurangan protein


dan karbohidrat. Gizi buruk satu ini adalah gizi buruk yang
terparah, karena terkena komplikasi dari dua tipe gizi buruk.

Jadi, bisa diambil kesimpulan bahwasanya gizi buruk itu adalah suatu
keadaan dimana anak kekurangan energi dan protein akibat dari kurangnya
mengkonsumsi makanan bergizi. Juga terjadinya gizi buruk bisa terjdi akibat
beberapa sebab, diantaranya, karena penyakit yang infeksi.

D. Perlindungan hak anak terhadap kesehatan dan ancaman gizi buruk


Setiap anak berhak untuk hidup sehat. Kesehatan merupakan modal utama
untuk mencetak generasi anak Indonesia yang cemerlang di masa depan. Jika
kesehatan anak tak menjadi prioritas, maka jangan berharap, di masa yang
akan datang negeri ini akan tampak terang benderang.
Dari tahun ke tahun kualitas kesehatan anak masih memprihatinkan. Hal
ini ditandai berdasarkan Pemantauan Status Gizi 2015-2016, di mana hanya 2
dari 34 provinsi yang secara indikator dianggap baik. Alih-alih riang dan
gembira, kasus gizi buruk seperti stunting masih mencemaskan dan
mengahantui di hampir seluruh kehidupan anak Indonesia.
Selain itu, menyebarnya kabar tak benar (hoax) tentang penggunaan
imunisasi, membuat para orang tua enggan membawa anaknya ke posyandu
untuk diberi perlindungan. Imunisasi dianggap haram dan tak boleh dilakukan.
Maka, angka kejadian difteri dan campak pun akibatnya meningkat. Penyakit
yang harusnya bisa dicegah kemudian muncul dengan efek buruk yang
merepotkan. Padahal vaksinasi itu hak bagi setiap anak.
Kita bisa sedikit lega, meski harus tetap siaga. Rapat Kerja Kesehatan
Nasional (Rakerkesnas) yang digelar Kementrian Kesehatan pada Maret 2018,
tanggap dengan isu terkini kesehatan nasional. Rapat mengangkat tema
“Sinergisme Pusat dan Daerah dalam Mewujudkan Universal Health Coverage
melalui Percepatan Eliminasi Tuberculosis, Penurunan Stunting, dan
Peningkatan Cakupan serta Mutu Imunisasi.”. Pemerintah tampak serius untuk
membuat anak Indonesia bisa jauh dari penyakit yang bikin sengsara.
Upaya menyelesaikan permasalahan kesehatan yang merugikan anak-anak,
tak bisa dilakukan dengan hanya mengharapkan kerja keras satu profesi
kesehatan semata. Katakanlah, kita tak bisa mengharapkan dokter atau
perawat saja, untuk melulu memberikan pengobatan dan perawatan terhadap
anak-anak yang sedang sakit. Kita butuh berkolaborasi. Kita perlu tenaga
kesehatan yang lain untuk bersama-sama menuntaskan penyakit yang mendera
anak-anak. Kita butuh tenaga kesehatan yang ahli di bidang perencanaan
program kesehatan agar bisa tepat sasaran. Kita butuh ahli surveilans,
promotor kesehatan, dan tenaga kesehatan yang lain agar segala persoalan
yang merugikan kesehatan bisa segera dibumihanguskan.
Kolaborasi antar tenaga kesehatan (interprofessional health collaboration)
perlu dimaksimalkan. Kolaborasi itu menitik beratkan pada proses yang
berlangsung terus-menerus. Sehingga sebuah penyakit atau persoalan
kesehatan tidak lagi dilihat sebagai sebuah akibat semata. Di titik ini, kita
sadar bahwa penyakit juga berawal dari keberlangsungan proses yang
bermasalah.
Kesehatan (anak) itu perlu dipandang secara sistemik, seperti sebuah
sistem besar yang di dalamnya terdapat sistem-sistem kecil yang saling
mempengaruhi. Jika ada suatu permasalahan dalam sebuah sistem, maka
sistem yang lain mesti ikut untuk bahu-membahu untuk mengembalikan
keseimbangan sistem. Fritjof Capra, dalam bukunya Titik Balik Peradaban
(2007), memberikan pandangannya terkait kesehatan yang bersifat
multidimesional. Kesehatan, bagi Capra, melibatkan aspek-aspek fisik,
psikologis, dan sosial yang saling tergantung dalam sebuah sistem.
Stunting, misalnya, yang merujuk pada tubuh pendek karena kekurangan
gizi, memiliki sebab yang kompleks. Ia meliputi banyak dimensi kehidupan.
Kesenjangan ekonomi, pengetahuan yang rendah, tidak tersedianya pangan
bermutu, akses informasi dan transportasi yang buruk, serta kondisi
lingkungan yang tak sehat akibat tercemar, menjadi faktor penyebab yang
saling memperkuat sehingga sehinga terjadinya penyakit. Dengan demikian,
kita memahami bahwa persoalan kesehatan yang selama ini mengancam anak-
anak, bukan semata tanggung jawab satu prosesi saja. Kesehatan itu tanggung
jawab kita bersama.
Jadi, dari pembahasan di atas bisa di ambil point penting yaitu, kesehatan
anak merupakan hal yang sangat penting bagi berbagai pihak, termasuk bagi
bangsa dan negara. Karena anak adalah modal , bibit untuk masa depan.
Kecerahan dimasa depan tergantung kesehatan anak dimasa kini. Oleh karena
itu anak harus di jauhkan dari anacaman gizi buruk dan semua penyebab yang
menyebabkan gizi buruk pada anak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam
dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Perlindungan
Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi Anak dan hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Setiap manusia yang dilahirkan
kedunia pesti memiliki hak nya masing masing termasuk hak kesehatan dan
terhindar dari ancaman gizi buruk.
Gizi buruk pada anak dimasa kini, akan mempengaruhi kehidupan
dimasa depan. Jadi perlu di adakan perlindungan terhadap hal itu dengan
adanya perlindungan untuk kesehatan anak dan dari ancaman gizi buruk.
B. Saran

Untuk Orang Tua, Orang tua harus lebih faham terhadap anak dan
menjaga serta memperhatikan kesehatan anak dari ancaman gizi buruk demi
masa depan anak yang baik. Untuk Lembaga Kesehatan, Lembaga kesehatan
diharapkan lebih sigap dalam pencegahan dari ancaman gizi buruk dan
penanganan terhadap anak yang mengalami gizi buruk. Untuk Penulis,
Dengan penulisan makalah ini diharapkan penulis bisa mengamalkan dan
mengsosialisaikan hal ini kepada orang lain, dan menjadi manfaat untuk orang
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Novita Anggraini, Dyah (2017). 9 Ciri Anak Sehat. Klikdokter.com:


(https://www.klikdokter.com/ibu-anak/kesehatan-anak/wajib-
tahu-9-ciri-anak-sehat) Dikutip pada tanggal 20 Mar 2017.

Madolan, Amir (2018). Pengertian Kesehatan Menurut Para Ahli.


Mitrakesmas.com:
(https://www.mitrakesmas.com/2018/12/pengertian-kesehatan-
menurut-para-ahli.html) Dikutip pada tanggal 07 Desember tahun
2018.

Herliafifah, Riska (2021). Mengenal Marasmus, Masalah Gizi Penyebab


Kematian Anak. hellosehat.com:
(https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/penyakit-
pada-anak/marasmus/) Dikutip pada tanggal 25 Mei 2021.

Ikram, A. Rifki (2021). Memperjuangkan Hak atas Kesehatan Anak


Jagopreventif.com:
(https://jagopreventif.com/memperjuangkan-hak-atas-
kesehatan-anak/) Dikutip pada tanggal 22 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai