Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KEPERAWATAN ANAK II

KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

OLEH
MAY ANDRIANI
2011019

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 PARALEL


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
TAHUN 2020
RESUME KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA

Anak-anak sangatlah berbeda dari orang dewasa – baik secara fisiologis


maupun psikologis – asuhan keperawatan pediatrik merupakan fenomena yang
spasial. Untuk menghadapi tantangan berespons terhadap kebutuhan anak, banyak
fasilitas asuhan keperawatan dewasa ini diperlengkapi dengan unit pediatrik
terpisah, sehingga perawat dan staf asuhan keperawatan profesional lainnya dapat
memberikan terapi berdasarkan kebutuhan individual pasiennya masing-masing.
Namun, pada kenyataannya banyak fasilitas asuhan kesehatan tidak memiliki
ruangan berstandar tinggi seperti yang dimaksud
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengigat anak
bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga,
kehidupan dan kesehatan anak juga dipengaruhi oleh dukungan keluarga. Hal ini
dapat telihat bila dukungan keluarga sangat baik maka pertumbuhan dan
perkembangan anak relatif stabil, tetapi bila dukungan pada anak kurang baik,
maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat menggangu
psikologis anak (Hidayat, 2005).
Keberadaan anak di tengah-tengah keluarga sangat penting, baik dalam
perawatan anak sehat, maupun saat anak sakit. Keluarga dengan anak yang sedang
sakit di rumah menuntut keluarga itu sendiri untuk memberi perawatan yang
optimal pada anak.
Filosofi keperawatan anak merupakan keyakinan atau pandangan yang
dimiliki perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada anak yang
berfokus pada keluarga (family centered care), pencegahan terhadap trauma
(atraumatic care) dan manjemen kasus.
Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak mengingat anak bagian
dari keluarga. Dalam Pemberian Askep diperlukan keterlibatan keluarga karena
anak selalu membutuhkan orang tua di Rumah Sakit seperti aktivitas bermain atau
program perawatan lainnya. Pentingnya keterlibatan keluarga ini dapat
mempengaruhi proses kesembuhan anak. Program terapi yang telah direncanakan
untuk anak bisa saja tidak terlaksana jika perawat selalu membatasi keluarga
dalam memberikan dukungan terhadap anak yang dirawat, hal ini hanya akan

2
meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada anak. Perawat dengan
menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit
selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada
anaknya selama perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi
dampak psikologis anak sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada
aspek kesejahteraan anak akan tercapai
Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan
kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan
keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari
tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau
aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk mencapai
perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara
lain:
1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada
anak sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak.
Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat
meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada dalam
segala hal.
3. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis)
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat
akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi,
relaksasi dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan
maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat
berarti dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses kematangan
dan tumbuh kembang anak.

3
5. Modifikasi lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman dilingkungan.

KEPERAWATAN ANAK DALAM KONTEKS KELUARGA


Anak Sebagai Manusia Seutuhnya
1. Anak :
a. Merupakan individu yang berada dalam suatu rentang perubahan
perkembangan (bayi sampai remaja)
b. Merupakan anggota unik keluarga dalam suatu kultur dan masyarakat
c. Merupakan anak dalam proses perkembangan 0-18 tahun:
 Ciri fisik atau kognitif
 Konsep diri
 Pola koping
 Perilaku social
d. Diyakini bahwa anak bukan merupakan miniature orang dewasa, harta dan
kekayaan orang tua yang dinilainya dihitung secara ekonomi tetapi anak
adalah makhluk yang unik dan utuh, biopsiko-sosial cultural spiritual.
e. Anak merupakan masa depan bangsa dan Negara (dunia) yang berhak atas
pelayanan kesehatan untuk memenuhi bkebutuhan spesifik pada tiap tahap
usia
2. Keluarga :
a. Merupakan system terbuka untuk anggota keluarga bisa dirawat secara
efektif bila mengikutsertakan anggota keluarga lainnnya yang berpengaruh
dan terpengaruh oleh anggota keluarga memerlukan pelayanan
keperawatan.
b. Semua diperhatikan.
c. Unit
d. Orang tua bertanggungjawab terhadap kesehatan anak.
e. Tergantung tipe keluarga.

4
Perawatan Berfokus pada Anak
a. Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengingat anak
bagian dari keluarga.
b. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, Untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau
sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak(Wong & Shannon E. Perry,
2002)

PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK


1. Hak dan tanggung jawab anak
UU no 39/99 pasal 52 ayat 1 dan 2 ” hak anak adalah hak asasi manusia dan
untuk kepentingan anak itu diakui dan dan dilindungi oleh hukum sejak dalam
kandungan”.
Hak anak dalam konveksi hak anak (5 oktober 1990 )
 Hak anak untuk hidup dan berkembang
 Hak untuk mendapat identitas
 Hak untuk mendapat standar hidup yang layak
 Hak untuk mendapatkan standar kesehatan yang paling tinggi
 Hak untuk mendapatkan perlindungan khususjika mengalami konflik
hukum
 Hak untuk hidup dengan orang tua
 Hak untuk mendapatkan perlindungan pribadi
 Hak untuk mendapatkan perlindungan dari perlakuan kejam’ hukuman dan
perlakuan tidak manusiawi.
 Hak untuk mendapatkan pendidikan dasar secara cuma-cuma.
 Hak untuk bermain, dll.
2. Tanggung jawab anak
 Menghormati orang tua, wali dan guru
 Mencintai keluarga, masyarakat dan menyayangi teman
 Mencintai tanah air bangsa dan negara

5
 Menunaikan ubadah sesuai dengan ajaran agamanya
 Melaksanakan etika dan ahlak yang mulia.
3. Perwalian anak
a. perwalian akibat perceraian
Bila ada perceraian menurut hukum perlu ditentukan siapa yang berhak
menjadi wali bagi anak mereka. Karena adanya ketentuan bila terjadi
perceraian maka hilanglah kekuasaan orang tua terhadap anak anak dan
kekuasaan tersebut diganti dengan perwalian. Menurut UU no1 tahun 1974
“ apabila putus perkawinan karena perceraian baik bapak atau ibu
mempunyai kewajiban memelihara, mendidik anak berdasarkan
kepentingan anak”.bila terjadi perselisihan mengenai penguasaan anak
maka pengadilan yang akan memberikan putusannya. Yang bertanggung
jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan adalah bapak., bila
bapak tidak dapat memenuhi kewajibannya maka pengadilan dapat
menentukan bahwa ibu ikut memmikul biaya tersebut.
b. Perwalian pada anak adopsi
Sejak putusan diucapkan pengadilan maka orang tua angkat menjadi wali
anak angkat. Sejak saat itu segala hak dan kewajiban orang tua kandung
beralih pada orang tua angkat. kecuali bagi anak angkat perermpuan
beragama Islam, bila akan menikah maka yang bisa menjadi wali nikahnya
hanyalah orang tua kandung atau saudara sedarahnya.
c. Advocate anak.
Ide advokasi oleh anak merupakan pengembangan salah satu hak
dasar anak pada Konvensi Hak Anak (KHA) yang diratifikasi pemerintah
tahun 1990, yakni hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang ditujukan baginya. Tiga hak dasar lainnya adalah hak untuk
kelangsungan hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, serta hak untuk
memperoleh perlindungan dari tindakan yang merugikan mereka.
Untuk bisa terlibat aktif dalam kegiatan advokasi oleh anak, tidak
semua anak di bawah usia 18 tahun (batasan usia anak menurut KHA) bisa
berperan di situ. Ada persyaratan kematangan dan kecakapan yang
diperlukan yang hanya bisa dipenuhi anak usia belasan tahun.

6
Perlindungan pada anak berdasarkan prinsip :
 Non dikriminasi
 Kepentingan bagi anak.
 Penghargaan terhadap pendapat anak.
 Hak untuk hidup.
 Kelangsungan hidup.
 Perkembangan.
Kementrian Pemberdayaan Perempuan menetapkan UU No 23 tahun 2002
:
 Perlindungan anak
 Harmonisasi hukum dan perundangan.
 Mengembangkan data dan profil anak.
 Mengembangkan model intervensi.
 Mengembangkan pusat kajian bagi kesejahteraan dan perlindungan
anak di perguruan tinggi.
 Meningkatkan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan anak
menjadi upaya yang dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan anak
IMUNISASI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. Imunisasi merupakan
salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi dari segi
biaya (Wahab, 2002).
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru
lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang
perlindungan (Kemenkes RI, 2005).
Jenis-jenis Imunisasi

7
Menurut Supartini (2008) Imunisasi pada sifatnya dikenal ada dua Jenis,
yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1. Imunisasi Aktif.
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang diperoleh dimana tubuh orang
tersebut aktif membuat zat anti sendiri. Imunisasi Aktif juga vaksinasi bila
yang diberikan (suntikan) adalah vaksin. Menurut Suhosim (1998) bahwa
“vaksin adalah antigen yang oleh sistemnya imonologik dikenal sebagai bahan
asing, oleh karenanya system kekebalan tubuh akan menghasilkan antibody”.
Dengan demikian orang yang bersangkutan untuk sementara kenal terhadap
penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman atau virus yang digunakan
sebagai antigen. Imunisasi aktif ada dua macam, yaitu:
a. Imunisasi Aktif buatan: kekebalan yang diperoleh setelah orang tersebut
mendapat vaksinasi. Misalnya seseorang akan kebal terhadap penyakit
cacar setelah mendapatkan vaksinasi cacar
b. Imunisasi Aktif alami: kekebalan orang terhadap penyakit setelah
menderita suatu penyakit. Misalnya seorang yang telah pernah mengidap
penyakit cacar dan dia kebal terhadap penyakit cacar.
2. Imunisasi Pasif.
Imunisasi pasif yaitu kekebalan yang diperoleh karena orang tersebut
mendapatkan zat anti dari luar. Dengan demikian dikatakan imunisasi pasif
bila yang disuntikan adalah serum imun. Serum imun mengandung antibodi
yang telah dibuat aktif oleh makhluk hidup.
Bila serum imun disuntikkan pada individu lain. Maka aseptor akan
menerima sejumlah anto bodi yang dipakai. Jadi system imonologik tubuh
aseptor tidak terangsang untuk mengadakan respon imunologi berupa
pembentukan antibodi. Imunisasi pasif dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Kekebalan yang diturunkan, yaitu berupa kekebalan pada bayi karena
mengandung zat anti yang diturunkan dari ibu ketika bayi masih dalam
kandungan.

8
b. Kekebalan pasif yang disengaja, yaitu kekebalan yang diperoleh seseorang
karena pada orang itu diberikan zat anti dari luar. Pemberian zat anti dapat
berupa pengobatan maupun sebagai usaha pencegahan.
Manfaat Imunisasi
Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi terhadap penyakit-
penyakit menular, yang bahkan bias membahayakan jiwa. Imunisasi juga
merupakan upaya untuk pemusnahan penyakit secara sistematis. Imunisasi
bertujuan agar zat kekebalan tubuh bayi terbentuk sehingga resiko untuk
mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil. Tujuan dari pemberian
imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas terhadap
penyakit sehingga dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu
(Williams, 2010).
Menurut Unicef (2008), manfaat utama pemberian imunisasi pada anak bayi
antara lain:

 Imunisasi BCG, dapat melindungi anak dari serangan kuman.


 Imunisasi DPT, dapat mencegah penyakit dipteri, pertusis dan tetanus.
 Imunisasi Polio, dapat mencegah kelumpuhan pada anak atau penyakit
poliomilitis
 Imunisasi Campak, dapat mencegah penyakit cacar pada bayi dan balita
 Imunisasi Hepatitis B, untuk mencegah penyakit Hepatitis.

Jadwal Pelaksanaan Imunisasi Pemberian imunisasi yang di rekomendasikan


oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI, 2017)

9
DAFTAR PUSTAKA

Yuliastati dan arnis Amelia.2016.Keperawatan Anak (Modul bahan ajar cetak


keperawatan.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:Jakarta.

Hidayat.A.A.2005. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Salemba Medika :


Jakarta

American Academy of Paediatric. (2003). Family Centered Care and The


Pediatrician’s Role. Pediatrics. Vol. 112 (3);

Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Kemenkes RI.

Supartini (2004). Buku ajar: Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC, Jakarta.
Undang-undang Perlindungan Anak RI. Nomor 35 tahun 2015.

Wong, D.L, et all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th ed.).
Missouri; Mosby

10

Anda mungkin juga menyukai