OLEH
MAY ANDRIANI
2011019
2
meningkatkan stress dan ketidaknyamanan pada anak. Perawat dengan
menfasilitasi keluarga dapat membantu proses penyembuhan anak yang sakit
selama dirawat. Kebutuhan keamanan dan kenyamanan bagi orang tua pada
anaknya selama perawatan merupakan bagian yang penting dalam mengurangi
dampak psikologis anak sehingga rencana keperawatan dengan berprinsip pada
aspek kesejahteraan anak akan tercapai
Atraumatik care sebagai bentuk perawatan terapeutik dapat diberikan
kepada anak dan keluarga dengan mengurangi dampak psikologis dari tindakan
keperawatan yang diberikan., seperti memperhatikan dampak psikologis dari
tindakan keperawatan yang diberikan dengan melihat prosedur tindakan atau
aspek lain yang kemungkinan berdampak adanya trauma untuk mencapai
perawatan tersebut beberapa prinsip yang dapat dilakukan oleh perawat antara
lain:
1. Menurunkan atau mencegah dampak perpisahan dari keluarga
Dampak perpisahan dari keluarga akan menyebabkan kecemasan pada
anak sehingga menghambat proses penyembuhan dan dapat mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada
anak.
Kemampuan orang tua dalam mengontrol perawatan pada anak dapat
meningkatkan kemandirian anak dan anak akan bersikap waspada dalam
segala hal.
3. Mencegah atau mengurangi cedera (injuri) dan nyeri (dampak psikologis)
Proses pengurangan rasa nyeri sering tidak bisa dihilangkan secara cepat
akan tetapi dapat dikurangi melalui berbagai tenik misalnya distraksi,
relaksasi dan imaginary. Apabila tindakan pencegahan tidak dilakukan
maka cedera dan nyeri akan berlangsung lama pada anak sehingga dapat
mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak.
4. Tidak melakukan kekerasan pada anak
Kekerasan pada anak akan menimbulkan gangguan psikologis yang sangat
berarti dalam kehidupan anak, yang dapat menghambat proses kematangan
dan tumbuh kembang anak.
3
5. Modifikasi lingkungan
Melalui modifikasi lingkungan yang bernuansa anak dapat meningkatkan
keceriaan dan nyaman bagi lingkungan anak sehingga anak selalu
berkembang dan merasa nyaman dilingkungan.
4
Perawatan Berfokus pada Anak
a. Keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak, mengingat anak
bagian dari keluarga.
b. Kehidupan anak dapat ditentukan oleh lingkungan keluarga, Untuk itu
keperawatan anak harus mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau
sebagai konstanta tetap dalam kehidupan anak(Wong & Shannon E. Perry,
2002)
5
Menunaikan ubadah sesuai dengan ajaran agamanya
Melaksanakan etika dan ahlak yang mulia.
3. Perwalian anak
a. perwalian akibat perceraian
Bila ada perceraian menurut hukum perlu ditentukan siapa yang berhak
menjadi wali bagi anak mereka. Karena adanya ketentuan bila terjadi
perceraian maka hilanglah kekuasaan orang tua terhadap anak anak dan
kekuasaan tersebut diganti dengan perwalian. Menurut UU no1 tahun 1974
“ apabila putus perkawinan karena perceraian baik bapak atau ibu
mempunyai kewajiban memelihara, mendidik anak berdasarkan
kepentingan anak”.bila terjadi perselisihan mengenai penguasaan anak
maka pengadilan yang akan memberikan putusannya. Yang bertanggung
jawab atas semua biaya pemeliharaan dan pendidikan adalah bapak., bila
bapak tidak dapat memenuhi kewajibannya maka pengadilan dapat
menentukan bahwa ibu ikut memmikul biaya tersebut.
b. Perwalian pada anak adopsi
Sejak putusan diucapkan pengadilan maka orang tua angkat menjadi wali
anak angkat. Sejak saat itu segala hak dan kewajiban orang tua kandung
beralih pada orang tua angkat. kecuali bagi anak angkat perermpuan
beragama Islam, bila akan menikah maka yang bisa menjadi wali nikahnya
hanyalah orang tua kandung atau saudara sedarahnya.
c. Advocate anak.
Ide advokasi oleh anak merupakan pengembangan salah satu hak
dasar anak pada Konvensi Hak Anak (KHA) yang diratifikasi pemerintah
tahun 1990, yakni hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
yang ditujukan baginya. Tiga hak dasar lainnya adalah hak untuk
kelangsungan hidup, hak untuk tumbuh dan berkembang, serta hak untuk
memperoleh perlindungan dari tindakan yang merugikan mereka.
Untuk bisa terlibat aktif dalam kegiatan advokasi oleh anak, tidak
semua anak di bawah usia 18 tahun (batasan usia anak menurut KHA) bisa
berperan di situ. Ada persyaratan kematangan dan kecakapan yang
diperlukan yang hanya bisa dipenuhi anak usia belasan tahun.
6
Perlindungan pada anak berdasarkan prinsip :
Non dikriminasi
Kepentingan bagi anak.
Penghargaan terhadap pendapat anak.
Hak untuk hidup.
Kelangsungan hidup.
Perkembangan.
Kementrian Pemberdayaan Perempuan menetapkan UU No 23 tahun 2002
:
Perlindungan anak
Harmonisasi hukum dan perundangan.
Mengembangkan data dan profil anak.
Mengembangkan model intervensi.
Mengembangkan pusat kajian bagi kesejahteraan dan perlindungan
anak di perguruan tinggi.
Meningkatkan kemitraan dengan seluruh pemangku kepentingan anak
menjadi upaya yang dapat mempercepat peningkatan kesejahteraan
dan perlindungan anak
IMUNISASI
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit
dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit
yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata
imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya
akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk
terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. Imunisasi merupakan
salah satu cara pencegahan penyakit serius yang paling efektif untuk bayi dari segi
biaya (Wahab, 2002).
Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal pada bayi yang baru
lahir sampai usia satu tahun untuk mencapai kadar kekebalan diatas ambang
perlindungan (Kemenkes RI, 2005).
Jenis-jenis Imunisasi
7
Menurut Supartini (2008) Imunisasi pada sifatnya dikenal ada dua Jenis,
yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.
1. Imunisasi Aktif.
Imunisasi aktif adalah kekebalan tubuh yang diperoleh dimana tubuh orang
tersebut aktif membuat zat anti sendiri. Imunisasi Aktif juga vaksinasi bila
yang diberikan (suntikan) adalah vaksin. Menurut Suhosim (1998) bahwa
“vaksin adalah antigen yang oleh sistemnya imonologik dikenal sebagai bahan
asing, oleh karenanya system kekebalan tubuh akan menghasilkan antibody”.
Dengan demikian orang yang bersangkutan untuk sementara kenal terhadap
penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman atau virus yang digunakan
sebagai antigen. Imunisasi aktif ada dua macam, yaitu:
a. Imunisasi Aktif buatan: kekebalan yang diperoleh setelah orang tersebut
mendapat vaksinasi. Misalnya seseorang akan kebal terhadap penyakit
cacar setelah mendapatkan vaksinasi cacar
b. Imunisasi Aktif alami: kekebalan orang terhadap penyakit setelah
menderita suatu penyakit. Misalnya seorang yang telah pernah mengidap
penyakit cacar dan dia kebal terhadap penyakit cacar.
2. Imunisasi Pasif.
Imunisasi pasif yaitu kekebalan yang diperoleh karena orang tersebut
mendapatkan zat anti dari luar. Dengan demikian dikatakan imunisasi pasif
bila yang disuntikan adalah serum imun. Serum imun mengandung antibodi
yang telah dibuat aktif oleh makhluk hidup.
Bila serum imun disuntikkan pada individu lain. Maka aseptor akan
menerima sejumlah anto bodi yang dipakai. Jadi system imonologik tubuh
aseptor tidak terangsang untuk mengadakan respon imunologi berupa
pembentukan antibodi. Imunisasi pasif dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Kekebalan yang diturunkan, yaitu berupa kekebalan pada bayi karena
mengandung zat anti yang diturunkan dari ibu ketika bayi masih dalam
kandungan.
8
b. Kekebalan pasif yang disengaja, yaitu kekebalan yang diperoleh seseorang
karena pada orang itu diberikan zat anti dari luar. Pemberian zat anti dapat
berupa pengobatan maupun sebagai usaha pencegahan.
Manfaat Imunisasi
Imunisasi sangat penting untuk melindungi bayi terhadap penyakit-
penyakit menular, yang bahkan bias membahayakan jiwa. Imunisasi juga
merupakan upaya untuk pemusnahan penyakit secara sistematis. Imunisasi
bertujuan agar zat kekebalan tubuh bayi terbentuk sehingga resiko untuk
mengalami penyakit yang bersangkutan lebih kecil. Tujuan dari pemberian
imunisasi adalah diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit penyakit
sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas terhadap
penyakit sehingga dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit tertentu
(Williams, 2010).
Menurut Unicef (2008), manfaat utama pemberian imunisasi pada anak bayi
antara lain:
9
DAFTAR PUSTAKA
Supartini (2004). Buku ajar: Konsep Dasar Keperawatan Anak. EGC, Jakarta.
Undang-undang Perlindungan Anak RI. Nomor 35 tahun 2015.
Wong, D.L, et all. (2009). Wong, Buku Ajar Keperawatan Pediatric. (6th ed.).
Missouri; Mosby
10