Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ainiyah Hasna Fadhilah

NIM : 102111133034
Kelas : IKM 2B

UAS STUDI KEPENDUDUKAN


1. Apa yang saudara ketahui tentang konsep hubungan perkawinan, perceraian, dan fertilitas?
Jawaban :
Sebelum membahasan mengenai konsep hubungan, perlu diketahui terlebih dahulu makna dari
perkawinan, perceraian dan fertilitas.
 Perkawinan merupakan ikatan lahir batin yang sah menurut agama, hukum dan adat
istiadat yang terjadi antara pria dan wanita sebagai suami istri yang bertujuan untuk
membentuk sebuah rumah tangga.
 Perceraian merupakan putusnya sebuah hubungan perkawinan yang sah menurut hakim di
peradilan berdasarkan syarat – syarat yng sudah ditentukan dalam undang – undang.
 Fertilitas sendiri menurut istilah demografi adalah hasil reproduksi yang nyata dari seorang
atau sekelompok wanita yang melahirkan seorang bayi (menyangkut banyaknya bayi yang
lahir hidup).
Perkawinan jika dilaksanakan pada kesiapan mental lahir batin dan umur yang tepat akan
membawa kesusksesan bagi keluarga rumah tangga yang menjalaninya tersebut. Menurut UU no
16 tahun 2019 usia minimal menikah yaitu 19 tahun. Kesiapan mental lahir dan batin sangat
dipengaruhi oleh umur masing – masing pasangan, dikarenakan jika perkawinan dilakukan pada
usia yang terlalu dini akan ada beberapa konsekuensi yang terjadi pada pasangan tersebut terutama
dalam segi ekonomi, pendidikan dan kesehatan. Dalam hal kesehatan kesiapan mental sangat
diperlukan karena dalam berumah tangga pastinya akan menghadapi dinamika kehidupan dengan
segala tanggungan mengurus rumah tangga, menstabilkan ekonomi pengeluaran dan pemasukan,
serta mengasuh dan mendidik anak. Selain kesehatan mental, perkawinan bagi seorang wanita
merupakan persiapan untuk memasuki tahap dalam mengandung dan melahirkan, jika seorang
wanita hamil dan melahirkan terlalu muda dalam segi fisik maka perkembangan tulang panggulnya
masih belum sempurna bagi jalan lahir untuk bayi yang dikandungnya.
Jika perkawinan pada suatu pasangan mengalami beberapa perselisihan yang diakibatkan oleh
beberapa faktor seperti kegagalan dalam menghadap masalah rumang tangga, salah satu suami
atau istri berbuat zina, melakukan kekerasan yang mengakibatkan pihak lain menjadi korban
sehingga sudah tidak ada harapan lagi akan hidup secara rukun dan harmonis dalam rumah tangga
maka bisa mengakibatkan perceraian. Perceraian dapat terjadi jika asal alasan cerainya memenuhi
syarat – syarat yang terdapat dalam ketentuan Undang – Undang No.1 tahun 1097 tentang
perkawinan. Maka dengan demikian, perkawinan dan perceraian sendiri variabel sangat
mempengaruhi fertilitas. Dikarenakan perkawinan merupakan faktor utama penyebab peningkatan
fertilitas dikarenakan dalam perkawinan tersebut jika menuju ke arah kesusksesan akan melahirkan
seorang bayi. Sedangkah perceraian akan menghambat suami istri tidak mempunyai keturunan
dikarenakan tidak bereproduksi atau melahirkan anak sehingga akan menghambat fertilitas.

2. Menurut saudara apa saja yang harus dilakukan dalam upaya perlindungan anak ditingkat keluarga,
masyarakat dan negara ?
Jawaban :
Setiap anak memiliki hak – haknya dalam hidup nyaman, aman dan bahagia, namun ada
beberapa anak yang tidak dapat menikmati haknya. Agar anak dapat tumbuh secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, maka perlu ruang yang aman. Keluarga yang terdiri dari
orang tua dan saudara dekat memiliki peran tanggung jawab atas keamanan anak yang masih belum
dewasa, dikarenakan masih belum bisa dalam membela diri ketika bahaya datang. Salah satu upaya
yang dapat dilakukan keluarga ialah dalam segi ekonomi untuk hajat hidup anak terpenuhi. Jika
kebutuhan hidup anak terpenuhi, maka anak akan menjalani perkembangan dalam hidupnya
dengan nyaman. Saat bayi lahir kondisinya masih sangatlah lemah, maka peran orang tua dalam
menjaganya sangatlah penting. Jika seorang ibu tega membuang anaknya, perkembangan dan
pertumbuhan anak akan mengalami kegagalan. Selain itu, dalam upaya perlindungan anak, orang
tua juga wajib memberikan edukasi mengenai perilaku baik dan buruk terhadap anak agar anak
dapat paham dan menerapkan hal yang baik saja dalam berinteraksi dengan individu lain diluar
keluarga, dikarenakan jika anak melakukan perilaku yang tidak tepat atau etis di dalam masyarakat,
maka akan ada konsekuensi yang didapat hingga menimbulkan kejahatan. Keluarga juga tameng
pertama yang siap tanggap jika anak sedang dalam bahaya atau mengalami kekerasan, keluarga
terutama ayah, ibu, dan saudara dekat akan maju paling dalam melindungi anaknya.

Ditingkat yang selanjutnya adalah peran masyarakat dalam upaya melindungi anak. Ada
beberapa kekerasan yang terjadi pada anak yang disebabkan kurangnya kepedulian dari lingkungan
masyarakat sekitar korban. Seperti contoh jika ada kegaduhan dalam keluarga yang dilakukan oleh
orangtua kepada anak hingga mengarah ke kekerasan fisik yang mengakibatkan anak mengalami
penganiayaan. Dalam hal seperti itu, peran lingkungan sangat penting dalam mencegah hal tersebut
dengan ikut peduli jika dengan kejadian yang menimpa keluarga lain. Apabila lingkungan
masyarakat sekitar peduli dengan menegur atau mencegah terjadinya kekerasan pada anak, maka
anak itu bisa terselamatkan. Selain itu, dalam hal jika ada seorang anak yang sudah ditinggal oleh
ibu atau bapaknya atau keduanya maka anak tersebut kehilangan pembibing yang mengarahkan
hidupnya kejalan yang benar dikarenakan terganggunya perkembangan dan pertumbuhan yang
sesuai dengan hak anak yang menyebabkan anak tersebut salah jalan.. Maka dengan begitu
masyarakat sekitar harus lebih peduli kepada anak dengan memberikan contoh berperilaku yang
baik dan mengajarkan hal – hal basic dalam hidup agar setidaknya anak tersebut terhindar dari hal
– hak buruk.

Ditingkat selanjutnya ada upaya perlindungan anak di tingkat negara. Jika terdapat keluarga
yang mengalami keterbatasan ekonomi dan ketidakharmonian dalam rumah tangganya, maka
peluang terjadinya kekerasan pada anak akan meningkat. Dalam kejadian tersebut, lembaga sosial
memiliki peran prnting untuk mencegahnya. Peran yang dilakukan atau diupayakan dengan cara
berbagai lembaga baik pemerintah maupun swasta serta aktivis perlindungan anak berkumpul jadi
satu tujuan yaitu mengemukakan bahwa masyarakat harus peduli dan membuka mata lebar – lebar
untuk mendengar peristiwa yang terjadi khususnya jika terjadi kekerasan atau penganiayaan pada
anak. Pemerintah juga dapat memberikan sosialisasi kepada orang tua lewat penyuluhan yang
diadakan tingkat kecamatan atau kota mengenai perlindungan perempuan dan anak. Kemudian
negara juga dapat mengupayakan perlindungan anak dengan menghukum tegas bagi para orang
yang melakukan kekerasan, penganiayaan, hingga pelecehan seksual kepada anak – anak agar tidak
ada lagi kejadian seperti tersebut.

Anda mungkin juga menyukai