Anda di halaman 1dari 14

FAKTOR-FAKTOR ANAK DITERLANTARKAN DAN DAMPAKNYA

(STUDI DI KOTA AMBON)


Oleh Nancy Rahakbauw*

Abstract
This paper aims to describe the factors that lead to neglect of children, as well as the impact experienced by
children who are neglected. This study used a qualitative approach and descriptive analysis. Subjects were
children who had been neglected by the age category 10 to 18 years old and their parents or family.
From the analysis of the research findings, it was shown that the triggers that lead to neglected children is a
parental divorce and mistreatment received by children, as well as family economics and low parental
education. The impact of divorce and abuse experienced by children led to the rights and needs of children
are not even fulfilled properly and optimally. This situation eventually encourage children to do activities
outside the home to become hawkers, washerman grave, domestic workers and motorcycle taxi drivers. By
carrying out an activity or activities outside the home that takes time and effort, they do not have time to go
to school.
Keywords: neglected children, children's rights, the needs of children, family problems

Abstrak
Tulisan ini bertujuan menggambarkan faktor-faktor yang menyebabkan anak ditelantarkan, serta dampak
yang dialami oleh anak yang ditelantarkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat
deskriptif analisis. Subyek penelitian adalah anak-anak yang ditelantarkan dengan kategori usia 10 sampai
18 tahun dan orang tua atau keluarga.
Dari hasil analisis temuan penelitian didapatkan gambaran bahwa faktor pemicu yang menyebabkan anak
terlantar adalah perceraian orang tua dan perlakuan salah yang diterima anak, serta ekonomi keluarga dan
pendidikan orang tua yang rendah. Dampak perceraian dan perlakuan salah yang dialami anak menyebabkan
hak dan kebutuhan anak terabaikan bahkan tidak terpenuhi secara layak dan optimal. Situasi ini akhirnya
mendorong anak melakukan aktivitas di luar rumah dengan menjadi pedagang asongan, tukang cuci
kuburan, pekerja rumah tangga dan tukang ojek. Dengan melaksanakan kegiatan atau aktivitas di luar rumah
yang menyita waktu dan tenaga, mereka tidak memiliki waktu untuk bersekolah.
Kata Kunci: anak terlantar, hak-hak anak, kebutuhan anak, masalah keluarga

1. Pendahuluan Disamping sebagai pewaris ataupun modal


Anak adalah pewaris, penerus dan aset bangsa dan penerus suatu keturunan, seorang anak juga
yang akan mengemban tugas bangsa dimasa yang memiliki hak asasi anak yang merupakan bagian
akan datang. Bahkan secara dramatis dikatakan dari hak asasi manusia yang termuat dalam
bahwa anak merupakan modal sosial dan ekonomi Undang-Undang Dasar 1945 dan Konvensi
suatu bangsa. Dalam arti individual, anak bagi Perserikatan Bangsa-Bangsa Tentang Hak Anak.
orang tuanya mempunyai nilai khusus yang Berpijak pada kedua hal tersebut, maka seorang
penting pula yaitu sebagai penerus keturunan. anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan
Dari kedua aspek tersebut yang diharapkan adalah berkembang, berpartisipasi serta berhak atas
anak dapat tumbuh dan berkembang sebaik- perlindungan dari tindak kekerasan dan
baiknya, sehingga kelak menjadi orang dewasa diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan. Oleh
yang sehat fisik, mental, dan psiko sosial sebagai karena itu, anak diharapkan dapat menikamati
sumber daya manusia. setiap kehidupan yang dijalaninya dengan
mendapat dukungan orang-orang yang
32 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |
mengasihinya terutama keluarga terdekatnya. sehingga kehidupan sejahtera yang ingin dicapai
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang dapat terpenuhi.
Perlindungan Anak menyatakan bahwa anak Realitas kehidupan anak saat ini menjadi
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun fenomena tersendiri. Di berbagai media baik
(delapan belas tahun), termasuk yang yang berada media elektronik maupun media cetak, masalah
dalam kandungan. anak semakin hari semakin memprihatinkan,
Berbicara atau mendiskusikan apapun tentang banyak terjadi kekerasan dan kondisi tidak baik
anak, tidak bisa dilepaskan dari konsep keluarga. yang dialami oleh anak: pemerkosaan, anak
Keluarga merupakan fondasi utama anak berpijak jalanan, anak yang diperdagangkan, anak yang
dan melangkah menatap masa depannya. Keluarga ditelantarkan dan juga anak putus sekolah. Situasi
dalam hal ini keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan kondisi ini memberikan dampak yang buruk
kakak dan adik, sementara keluarga batih terdiri bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Anak
dari paman, bibi, kakek dan nenek serta anggota menjadi obyek yang mudah diperlakukan secara
keluarga besar lainnya. Semua elemen dalam semena-mena tanpa memikirkan kondisi
keluarga mempunyai tugas dan tanggung jawab psikologisnya. Karena itu, penelitian ini mencoba
dalam memberi perlindungan dan kasih sayang meneliti tentang faktor-faktor penyebab anak
bagi seorang anak, sehingga anak dapat ditelantarkan dan dampak yang dialami oleh anak
berkembang dan bertumbuh sesuai dengan yang ditelantarkan.
usianya.
Dalam melewati fase-fase perkembangan dan 2. Tinjauan Teoritis
pertumbuhannya anak banyak mengadopsi segala 2.1. Anak Terlantar dan Ciri-Ciri Anak Terlantar
sesuatu dari lingkungannya, baik lingkungan Anak adalah seseorang yang masih kecil dan
internal maupun lingkungan eksternal. Sesuai membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari
dengan pertumbuhan dan perkembangannya anak orang dewasa. Dalam tumbuh kembangnya, anak
membutuhkan atau mengharapakn suatu kondisi senantiasa berada dalam lingkungan orang dewasa
atau situasi yang nyaman, terlidungi dan juga untuk memperoleh perlindungan dan kenyamanan
merasa aman. John Locke (1632-1704) dalam menjalani fase-fase kehidupannya. Anak
mengemukakan bahwa pengalaman dan terlantar menurut kamus besar bahasa Indonesia
pendidikan bagi anak merupakan faktor yang adalah anak yang tidak terpelihara, tidak terawat,
paling menentukan dalam perkembangan anak. Isi tidak terurus dan serba tidak berkecukupan.
kejiwaan anak ketika dilahirkan adalah ibarat Seorang anak dikatakan telantar, bukan karena
secarik kertas yang masih kosong, disinilah sekedar ia tidak lagi memiliki salah satu orang tua
orangtua mempunyai pengaruh yang sangat besar atau kedua orang tuanya. Tetapi, telantar disini
dalam mengisi kehidupan seorang anak mulai dari juga dalam pengertian ketika hak-hak anak untuk
bayi hingga dewasa. Menurut Undang-Undang tumbuh kembang secara wajar, untuk memperoleh
Nomor 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan pendidikan layak, dan untuk memperoleh
Anak, orangtua yang pertama-tama bertanggung pelayanan kesehatan yang memadai, tidak
jawab atas terwujudnya kesejahteraan anak baik terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian
secara rohani, jasmani maupun sosial. Selain itu orang tua, ketidakmampuan atau ketidaksengajaan
juga, orang tua, menurut Undang-Undang Nomor (Suyanto, 2010). Undang-Undang Nomor 23
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Pasal 1
adalah ayah dan/atau ibu kandung, atau ayah menyatakan bahwa anak adalah seseorang yang
dan/atau ibu tiri, atau ayah dan/atau ibu angkat. belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk
Jadi orang tua dalam hal ini keluarga merupakan anak yang masih dalam kandungan. Lebih lanjut
lingkungan kehidupan yang dikenal anak untuk dikatakan dalam undang-undang tersebut bahwa
pertama kalinya di dalam berinteraksi maupun anak terlantar adalah anak yang tidak terpenuhi
berelasi dengan lingkungan sosialnya. kebutuhannya secara wacar, baik fisik, mental,
Pembangunan karakter, pembangunan fisik spiritual, maupun sosial. Merujuk Kamus Besar
maupun pembangunan intelektual seorang anak Bahasa Indonesia, pengertian anak secara
sangatlah penting, oleh karena itu keluarga dalam etimologis diartikan sebagai manusia yang masih
lingkup yang lebih kecil memiliki kontribusi yang kecil ataupun manusia yang belum dewasa.
besar dalam menciptakan suatu bangsa yang Selanjutnya pengertian anak terlantar dijabarkan
berakhlak mulia dan memiliki integritas yang Robert L. Balker dalam Social Work Dictionary
tinggi melalui anak dalam tumbuh kembangnya (1999: 72) sebagai berikut:

| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 33


”Child Neglect is the failure of those b. Ketelantaran yang disebabkan karena
responsible for the care of a minor to kesengajaan, gangguan jiwa dan/ atau
provide the resources needed for healthy ketidakmengertian keluarga/orang tua, atau
physical, emotional,and social development. hubungan sosial dalam keluarga tidak normal.
Exemples of neglect include inadequate Termasuk dalam kelompok ini adalah anak-
nutrition, inproper supervison, or no anak yang membutuhkan perlindungan khusus,
provisions for educational or health care terutama karena perlakuan salah, baik secara
requirements”. fisik maupun seksual.
Dalam Undang-undang No 4 Tahun 1979
Penelantaran merupakan salah satu bentuk Tentang Kesejahteraan Anak, anak terlantar
dari kekerasan dengan cara membiarkan anak didefinisikan sebagai anak yang karena suatu
dalam situasi gizi buruk, kurang gizi (malnutrisi), sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya
tidak mendapatkan perawatan maksimal, serta sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi
memaksa anak pada berbagai jenis pekerjaan yang dengan wajar, baik secara rohani, jasmani maupun
membahayakan pertumbuhan dan perkembangan sosial.
anak, seperti pengemis, pengamen, anak jalanan, Lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Sosial
buruh pabrik, pembantu rumah tangga, dan RI Nomor 08 Tahun 2012 Tentang Pedoman
pemulung. Dalam hal ini, Rusmil Kusnandi (2004: Pendataan dan Pengelolaan Data Penyandang
59) menjelaskan apabila orang tua tidak dapat Masalah Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan
memenuhi kebutuhan anak, baik kebutuhan fisik, Sumber Kesejahteraan Sosial dikatakan bahwa
psikis ataupun emosi, tidak memberikan perhatian Anak Terlantar adalah seorang anak berusia 6
dan sarana untuk berkembang sesuai dengan tugas tahun sampai dengan 18 tahun, meliputi anak yang
perkembangannya juga merupakan tindakan mengalami perlakuan salah dan ditelantarkan oleh
penelantaran. orang tua/keluarga atau anak kehilangan hak asush
Termasuk didalamnya penelantaran anak dari orang tua/keluarga.
adalah: Dalam berbagai kajian tentang tindak
a. Penelantaran untuk mendapatkan perawatan pelanggaran terhadap hak anak, kasus
kesehatan, misalnya mengingkari adanya penenlantaran anak masuk dalam kategori child
penyakit serius pada anak. abuse. Secara teoritis penelantaran adalah sebuah
b. Penelantaran untuk mendapatkan keamanan, tindakan baik disengaja maupun tidak disengaja
misalnya cedera yang disebabkan kurangnya yang membiarkan anak tidak terpenuhi kebutuhan
pengawasan dan situasi rumah yang dasarnya (sandang, pangan, papan). Penelantaran
membahayakan. pada anak tidak mengenal alasan motivasi ataupun
c. Penelantaran emosi, tidak memberikan intensi. Ciri-ciri yang menandai seorang anak
perhatian kepada anak, menolak keberadaan dikategorikan telantar menurut Bagong Suyanto
anak. (2010) adalah:
d. Penelantaran pendidikan, anak tidak a. Mereka biasanya berusia 5-18 tahun, dan
mendapatkan pendidikan sesuai dengan merupakan anak yatim, piatu, atau yatim piatu.
usiannya, tidak membawa anak ke sarana b. Anak yang telantar adalah anak yang biasanya
pendidikan atau menyuruh anak mencari lahir dari hubungan seks di luar nikah dan
nafkah untuk keluarga, sehingga terpaksa putus kemudian mereka tidak ada yang mengurus
sekolah. karena orang tuanya tidak siap secara
e. Penelantaran fisik, yaitu jika anak tidak psikologis maupun ekonomi untuk memelihara
terpenuhi kebutuhan makan, pakain, atau anak yang dilahirkannya.
tempat tinggal yang layak untuk mendapatkan c. Anak yang kelahirannya tidak direncanakan
tumbuh kembang secaa optimal. atau diinginkan oleh kedua orang tuannya atau
Berdasarkan literatur internasional, disebut keluarga besarnya, sehingga cenderung rawan
Soetarso dalam Huraerah (2007: 67), ketelantaran diperlakukan salah.
anak secara umum dibagi dalam dua kelompok, d. Meskipun kemiskinan bukanlah satu-satunya
yaitu: penyebab anak ditelantarkan dan tidak selalu
a. Ketelantaran yang disebabkan kondisi keluarga pula keluarga miskin akan menelantarkan
yang miskin, tetapi hubungan sosial dalam anaknya. Tetapi bagaimanapun harus diakui
keluarga normal. bahwa tekanan kemiskinan dan kerentanan
ekonomi keluarga akan menyebabkan

34 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |


kemampuan mereka dalam memberikan d. Orang tua tidak memiliki tempat tinggal yang
fasilitas dan memenuhi hak anaknya menjadi tetap baik itu rumah sendiri maupun rumah
sangat terbatas. sewaan.
e. Anak yang berasal dari keluarga yang broken e. Tidak memiliki ibu ataupun bapak (yatim-
home, korban perceraian orang tuanya, anak piatu), dan saudara, serta belum ada orang lain
yang hidup ditengah kondisi keluarga yang yang menjamin kelangsungan pada tingkatan
bermasalah – pemabuk, kasar, korban PHK, dasar dalam kehidupan anak.
terlibat narkotika dan sebagainya. f. Tidak terpenuhi kebutuhan dasarnya.
Lebih lanjut Bagong Suyanto (2010) g. Anak yang lahir karena tindak perkosaan, tidak
menyampaikan bahwa dari segi penampakan fisik, ada yang mengurus dan tidak mendapat
perlakuan, dan ancaman yang dihadapi anak-anak pendidikan.
yang terlantar barangkali memang tidak
sedramatis ketika kita mendengar atau 2.2. Keluarga dan Fungsi Keluarga
menyaksikan anak-anak menjadi korban tindak Keluarga merupakan lingkungan sosial
kekerasan, seperti anak perempuan korban terdekat, dan sangat signifikan berpengaruh
perkosaan atau anak-anak yang menjadi korban terhadap perkembangan dan kehidupan secara
tindak kekerasan: terluka secara fisik, atau bahkan umum. Keluarga didefinisikan sebagai unit
dianiaya hingga tewas. Tetapi, dari segi sosial dan terkecil, dimana unit sosial tersebut terdiri dari
psikologis, ancaman yang dihadapi anak terlantar unsur “orang tua” dan “anak”. Menurut Lemme
sesungguhnya tidak kalah berbahaya. Di tingkat (1995), keluarga adalah suatu sistem sosial
individu, anak-anak sejak dini terbiasa independen, di mana di dalamnya terdapat
ditelantarkan, maka jangan heran jika mereka hubungan yang saling mempengaruhi dan timbal
kemudian tumbuh menjadi anak yang inferior, balik antara anggota dalam sistem tersebut.
rendah diri, atau sebaliknya menjadi agresif dan Penjelasan yang diungkapkan Lemme
nakal utuk menarik perhatian orang-orang tersebut memberikan pengertian keluarga yang
disekitarnya. Bahkan, tidak mustahil anak-anak lebih luas dari sekedar unit sosial yang
yang ditelantarkan kemudian terlibat dalam beranggotakan ‘orang tua’ dan ‘anak’ saja. Dalam
tindakan kriminal karena kesalahan asuhan. pengertian ini, suatu sistem yang terdiri dari orang
Tindakan penelantaran anak baru memperoleh tua, anak, kakek, nenek, paman, bibi atau individu
perhatian publik secara lebih serius tatkala lain yang memiliki interaksi dan hubungan
korban-korban tindak penelantaran itu jumlahnya interdependen dapat dipandang sebagai suatu
makin meluas, makin banyak, dan menimbulkan keluarga. Keluarga adalah unit dalam masyarakat
dampak yang tak kalah mencemaskan bagi masa yang bertanggungjawab untuk menjamin
depan anak. Seorang anak yang sejak usia dini terpenuhinya kebutuhan dasar anak. Cara terbaik
kurang memperoleh kasih sayang, ditelantarkan membantu anak adalah dengan mendukung
begitu saja atau bahkan menjadi objek tindak kapasitas keluarganya untuk merawat anak-anak.
kekerasan oleh orang tuanya sendiri, maka jangan Mempertahankan keluarga akan meningkatkan
heran ketika anak-anak mulai tumbuh menjadi keterikatan antara orangtua dan anak serta adik-
remaja satu persatu mulai muncul masalah. kakak.
Berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI Keluarga mempunyai sistem jaringan
Nomor 27 Tahun 1984 terdapat beberapa interaksi yang lebih bersifat hubungan
karakteristik atau ciri-ciri anak terlantar yaitu: interpersonal, dimana masing-masing anggota
a. Anak (laki-laki/ perempuan) berusia 5 -18 dimungkinkan mempunyai intensitas hubungan
tahun satu sama lain, antara ayah dengan ibu, ayah
b. Tidak memilik ayah, karena meninggal (yatim), dengan anak, ibu dengan anak, maupun antara
atau ibu karena meninggal tanpa dibekali anak dan anak.
secara ekonomis untuk belajar, atau Keluarga merupakan lembaga dasar dalam
melanjutkan pelajaran pada pedidikan dasar. masyarakat dan disebut juga sebagai masyarakat
c. Orang tua sakit-sakitan dan tidak memilliki terkecil. Keluarga juga menjadi lingkungan
tempat tinggal yang tetap, penghasilan tidak pertama yang dijumpai oleh seorang anak ketika
tetap dan sangat kecil serta tidak mampu dilahirkan di dunia. William J Goode (1995: 3-4)
membiayai sekolah anaknya. menyatakan, setiap keluarga mempunyai
kedudukan utama, yaitu:

| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 35


a. Berfungsi sebagai pengantara dengan c. Melakukan kegiatan ekonomi.
masyarakat luas d. Mengasuh serta membesarkan anak.
b. Berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan yang
beragam agar dapat bertahan. Perlu adanya Sedangkan Yadi Mulyadi, dkk (1995:108)
sikap memotivasi pribadi-pribadi untuk mengemukakan fungsi keluarga sebagai berikut:
mengabdikan kepentingan umum sehingga a. Melakukan keturunan atau reproduksi
masyarakat dapat bertahan dan juga sebagai b. Afeksi atau kasih sayang
kontrol sosial. c. Sosialisasi
c. Berfungsi sebagai jaringan sosial yang besar. d. Ekonomi
d. Berfungsi sebagai pendukung masyarakat agar e. Pengawasan / kontrol sosial
dapat bertahan demikian juga sebaliknya f. Proteksi atau Perlindungan
keluarga dapat bertahan karena dukungan Selanjutnya, menurut McIver & Page fungsi
masyarakat. keluarga adalah merawat, memelihara, melindungi
Abraham H. Maslow menjelaskan, keluarga anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka
merupakan tempat dan berfungsi untuk memenuhi mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
berbagai kebutuhan manusia mulai dari kebutuhan (Khairuddin, 1985: 9)
primer (sandang, pangan, papan), kebutuhan rasa
aman, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, 2.3. Hak dan Kebutuhan Anak
kebutuhan harga diri, sampai dengan kebutuhan Hak anak secara universal telah ditetapkan
aktualisasi diri (Goble, 1994: 41). melalui Sidang Umum PBB pada tanggal 20
Keluarga merupakan satuan sosial yang November 1959 dengan diproklamirkannya
paling mendasar, karena dari keluarga masyarakat Deklarasi Hak Anak. Dengan deklarasi tersebut
itu dibentuk, tanpa adanya keluarga tidak akan ada diharapkan semua pihak baik individu, orang tua,
masyarakat, bangsa, dan negara. Dikatakan organisasi sosial, pemerintah, dan masyarakat
sebagai bentuk masyarakat kecil karena keluarga mengakui hak-hak tersebut dan mendorong semua
memiliki syarat-syarat yang sama dengan upaya untuk memenuhinya. Ada sepuluh prinsip
masyarakat pada umumnya. Dalam suatu keluarga tentang hak anak menurut deklarasi tersebut,
terdapat sejumlah manusia yakni suami, istri, dan yaitu:
anak. Unsur tempat juga merupakan unsur - Prinsip 1: Setiap anak harus menikmati semua
keluarga, yaitu rumah tempat tinggal, tempat hak yang tercantum dalam deklarasi ini tanpa
terjadinya interaksi, dan juga dalam keluarga ada terkecuali, tanpa perbedaan dan diskriminasi.
sejumlah kegiatan baik berupa kegiatan sehari- - Prinsip 2: Setiap anak harus menikmati
hari dalam rumah maupun kegiatan-kegiatan yang perlindungan khusus, harus diberikan
dilakukan oleh anggota-anggota keluarga dari luar kesempatan dan fasilitas oleh hukum atau oleh
rumah dalam rangka mencapai tujuan bersama. peralatan lain, sehingga mereka mampu
Hampir dalam setiap masyarakat, keluarga berkembang secara fisik, mental, moral,
merupakan pusat kehidupan secara individu, spritual, dan sosial dalam cara yang sehat dan
dimana di dalamnya terdapat hubungan yang normal.
intim dalam derajat yang tinggi. Terlepas dari - Prinsip 3: Setiap anak sejak dilahirkan harus
soal hubungan yang intim ini, keluarga selain memiliki nama dan identitas kebangsaan.
sebagai unit yang berfungsi untuk melanjutkan - Prinsip 4: Setiap anak harus menikmati
keturunan, dan secara universal keluarga juga manfaat dari jaminan sosial.
merupakan penanggung jawab dalam hal - Prinsip 5: Setiap anak baik secara fisik, mental,
pemeliharaan dan pendidikan anak. Tidak itu saja dan sosial mengalami kecacatan harus
keluarga merupakan unit perawatan bagi anggota diberikan perlakun khusus, pendidikan dan
yang sakit atau yang mengalami musibah. Di pemeliharaan sesuai dengan kondisinya.
banyak masyarakat, keluarga juga berfungsi - Prinsip 6: Setiap anak bagi perkembangan
sebagai unit ekonomi, terutama dalam hal pribadinya secara penuh dan seimbang
pemenuhan kebutuhan pangan, sandang, dan memerlukan kasih sayang dan pengertian.
beberapa kebutuhan materi lainnya. - Prinsip 7: Setiap harus menerima pendidikan
Subandiroso (1987:21) mengklasifikasikan secara cuma-cuma dan atas dasar wajib belajar.
fungsi keluarga sebagai berikut: - Prinsip 8: Setiap anak dalam situasi apapun
a. Melindungi setiap anggota keluarga. harus menerima perlindungan dan bantuan
b. Memberi pendidikan kepada anak. yang pertama.

36 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |


- Prinsip 9: Setiap anak harus dilindungi dari c. Hak Perlindungan, mencakup perlindungan
setiap bentuk keterlantaran, tindakan kekerasan atas segala bentuk eksploitasi, perlakuan
dan eksploitasi. kejam, dan perlakuan sewenang-wenang dalam
- Prinsip 10: Setiap anak harus dilindungi dari proses peradilan pidana.
setiap praktik diskriminasi berdasarkan rasial, d. Hak Partisipasi, meliputi kebebasan untuk
agama, dan bentuk-bentuk lainnya. menyatakan pendapat, berkumpul dan
berserikat, serta hak untuk ikut serta dalam
Disamping itu, dalam pasal 2 Undang- pengambilan keputusan yang menyangkut
Undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang dirinya.
Kesejahteraan anak, disebutkan: KHA merupakan instrumen hukum
a. Anak berhak atas kesejahteraan, perawatan, internasional yang paling lengkap, karena
asuhan dan bimbingan berdasarkan kasih mencakup seluruh aspek hak anak, mencakup hak
sayang, baik dalam keluarganya maupun dalam politik, ekonomi, dan sosial serta tanggung jawab
asuhan khusus untuk tumbuh dan berkembang dari negara, masyarakat, dan orang tua untuk
dengan wajar. memenuhi hak-hak itu.
b. Anak berhak atas pelayanan untuk Selanjutnya, sejak ditetapkannya Undang-
mengembangkan kemampuan dan kehidupan undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
sosial, sesuai dengan kebudayaan dan Perlindungan Anak pada tanggal 22 Oktober
kepribadian bangsa, untuk menjadi warga 2002, perlindungan bagi anak Indonesia telah
negara yang baik dan berguna. memiliki landasan hukum yang relatif lengkap dan
c. Anak berhak atas pemeliharaan dan cukup banyak dicantumkan dalam undang-undang
perlindungan baik semasa kandungan maupun tersebut. Pasal-pasal yang berkaitan dengan hak-
sesuadh dilahirkan. hak anak tersebut adalah sebagai berikut:
d. Anak berhak atas perlindungan terhadap a. Pasal 4: Setiap anak berhak untuk hidup,
lingkugan hidup yang dapat membahayakan tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara
atau menghambat pertumbuhan dan wajar sesuai harkat dan martabat kemanusiaan,
perkembangan dengan wajar. serta mendapat perlindungan dari kekerasan
Sedangkan dalam pasal 4 ayat 1 disebutkan dan diskriminasi.
bahwa anak yang tidak mempunyai orang tua b. Pasal 5: Setiap anak berhak atas suatu nama
berhak memperoleh asuhan dari negara atau orang sebagai identitas diri dan status
atau badan. Kemudian pasal 5 ayat 1 menyebutkan kewarganegaraan.
bahwa anak yang tidak mampu berhak c. Pasal 6: Setiap anak berhak untuk beribadah
memperoleh bantuan agar dalam lingkungan menurut agamanya berpikir, dan berekspresi
keluarganya dapat tumbuh dan kembang secara sesuai dengan tingkat kecerdasan dan usiannya,
wajar. dalam bimbingan orang tua.
Disamping menguraikan hak-hak anak d. Pasal 7: (1) Setiap anak berhak untuk
melalui UU Nomor 4 Tahun 1979 diatas, mengetahui orang tuanya, dibesarkan, dan
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi diasuh oleh orang tuanya sendiri. (2). Dalam
Hak Anak (KHA) PBB yang dikukuhkan melalui hal karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat
Keppres Nomor 39 Tahun 1990. Menurut KHA menjamin tumbuh kembang anak, atau anak
yang diadopsi dari Majelis Umum PBB dalam keadaan terlantar, maka anak tersebut
tahun1989, setiap anak tanpa memandang ras, berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh
jenis kelamin, asal-usul keturunan, agama maupun atau anak angkat oleh orang lain sesuai dengan
bahasa, mempunyai hak-hak yang mencakup ketentuan peraturan perundang-undangan yang
empat bidang: berlaku.
a. Hak Atas Kelangsungan Hidup, menyangkut e. Pasal 8: Setiap anak berhak atas pelayanan
hak atas tingkat hidup yang layak dan kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
pelayanan kesehatan. kebutuhan fisik, mental, spritual dan sosial.
b. Hak Untuk Berkembang, mencakup hak atas f. Pasal 9: Setiap anak berhak memperoleh
pendidikan, informasi, waktu luang, kegiatan pendidikan dan pengajaran dalam rangka
seni dan budaya, kebebasan berfikir, pengembangan pribadinya dan tingkat
berkeyakinan dan beragama, serta anak cacat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
atas pelayanan, perlakukan dan perlindungan bakatnya.
khusus.

| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 37


g. Pasal 11: Setiap anak berhak untuk beristirahat 2.4. Kesejahteraan Sosial Bagi Anak
dan memanfaatkan waktu luang, bergaul Istilah pelayanan berasal dalam bahasa
dengan anak sebaya, bermain, berekreasi, Inggris, ”service”. HAS Moenir (2002:26-27)
berkreasi sesuai dengan minat, bakat dan mendefinisikan pelayanan sebagai kegiatan yang
tingkat kecerdasannya demi perkembangan dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
diri. dengan landasan tertentu dimana tingkat
pemuasannya hanya dapat dirasakan oleh orang
Untuk menjamin pertumbuhan fisiknya, anak yang melayani atau dilayani, tergantung kepada
membutuhkan makanan yang bergizi, pakaian, kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi
sanitasi dan perawatan kesehatan. Semasa kecil, harapan pengguna. Pelayanan pada hakikatnya
mereka memerlukan pemeliharaan dan adalah serangkaian kegiatan, karena itu pelayanan
perlindungan dari orangtua sebagai perantara dilakukan secara rutin, berkesinambungan.
dengan dunia nyata. Untuk menjamin Meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam
perkembangan psikis dan sosialnya, anak masyarakat. Pelayanan sosial kesejahteraan
memerlukan aktualisasi diri, dan pengembangan terhadap anak merupakan suatu rangkain kegiatan
intelktual. Sejak dini, mereka perlu pendidikan atau aktivitas yang dilakukan oleh orang tua,
dan sosialisasi dasar, pengajaran tanggungjawab keluarga, kelompok maupun masyarakat dan
sosial, peran-peran sosial, dan keterampilan dasar bahkan pemerintah dalam memenuhi seluruh
agar menjadi warga masyarakat yang bermanfaat aspek kebutuhan bagi anak. .
(Suharto, 1997: 636). Anak mempunyai kedudukan yang sangat
Kegagalan dalam proses pemenuhan penting dalam kehidupan bermasyarakat,
kebutuhan tersebut akan berdampak negatif pada berbangsa, dan bernegara karena anak adalah
pertumbuhan fisik dan perkembangan intelektual, tunas yang akan tumbuh dan berkembang menjadi
mental dan sosial anak. Anak bukan saja akan bagian generasi penerus perjuangan dalam rangka
mengalami kerentanan fisik akibat gizi dan pencapaian cita-cita bangsa. Sebagai generasi
kualitas kesehatan buruk, melainkan juga penerus maka anak perlu dirawat, dibina dan
mengalami hambatan mental, lemah daya nalar, ditingkatkan kesejahteraannya agar dapat tumbuh
dan bahkan perilaku-perilaku maladaptif, seperti: dan mengembangkan kepribadian dan kemampuan
autis, ”nakal”, susah diatur, yang kelak serta keterampilan dalam melaksanakan peranan
mendorong mereka menjadi manusia “tidak dan fungsi dalam kehidupan sesuai dengan
normal: dan pelaku kriminal (Suharto, 1997: 363- pertumbuhan usianya. Dalam kesejahteraan sosial
364). tercakup pula pelayanan kesejahteraan sosial bagi
Pertumbuhan dan kesejahteraan fisik, anak, agar mereka dapat berkembang dengan
intelektual, emosional, dan sosial anak akan sehat dan wajar sebagaimana layaknya.
mengalami hambatan, sebagaimana dikatakan Kesejahteraan anak sangat penting untuk
Soetarso dalam Huraerah (2007), jika: membantu menyejahterakan pertumbuhan dan
a. Kekurangan gizi dan tanpa perumahan yang perkembangan anak dan meningkatkan kehidupan
layak. keluarga
b. Tanpa bimbingan dan asuhan. Undang-Undang No. 4 Tahun 1979
c. Sakit dan tanpa perawatan medis yang tepat menyatakan bahwa kesejahteraan anak adalah
d. Diperlakukan salah secara fisik suatu tatanan kehidupan dan penghidupan anak
e. Diperlakukan salah dan dieksploitasi secara yang dapat menjamin pertumbuhan dan
seksual. perkembangannya dengan wajar baik secara
f. Tidak memperoleh pengalaman normal yang rohani, jasmani maupun secara sosial (Bab I Pasal
menumbuhkan perasaan dicintai, diinginkan, 1).
aman, dan bermartabat Anak-anak yang mengalami masalah
g. Terganggu secara emosional, karena kesejahteraan akan mengalami kesulitan untuk
pertengkaran keluarga yang terus-menerus, tumbuh dan berkembang secara wajar. Anak-anak
perceraian dan mempunyai orang tua yang yang mengalami hal tersebut memerlukan
menderita gangguan/ sakit jiwa. pelayanan dan bimbingan sehingga dapat
h. Dieksploitasi, bekerja berlebihan, terpengaruh melaksanakan tugas kehidupannya sesuai dengan
oleh kondisi yang tidak sehat dan demoralisasi harapan masyarakat.
Kesejahteraan sosial bagi anak ditujukan
untuk membantu memperbaiki kondisi anak dan

38 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |


keluarga untuk memperkuat kembali, melengkapi, menumbuhkembangkan anak,sehingga mampu
atau menganti fungsi orang tua yang tidak mampu memecahkan masalahnya sendiri dan menolak
melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya pengaruh negatif yang merugikan dan
dengan mengubah institusi-institusi sosial yang membahayakan.
ada atau membentuk institusi baru (Johnson & d. Community Based Service, strategi yang
Schwatz, 1991: 20). menggunakan masyarakat sebagai pusat
Kesejahteraan anak merupakan bidang khusus penanganan ini bertujuan untuk meningkatkan
dalam kesejahteraan sosial. Sehubungan dengan kesadaran dan tanggungjawab masyarakat agar
masalah-masalah kesejahteraan sosial, mengenai ikut aktif dalam menangani permasalahan anak.
ketidakmampuan orang tua untuk memnuhi
kebutuhan anak sebagai akibat dari kemiskinan 3. Metodologi Penelitian
dan adanya interaksi yang kurang memadai di 3.1. Jenis Penelitian
dalam keluarga, maka perlindungan anak sangat Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
diperlukan sebagai salah satu upaya untuk dengan jenis penelitian deskriptif analitis untuk
mensejahterakan anak. Kesejahteraan anak di menggambarkan tentang faktor dan dampak anak
Indonesia dijamin oleh undang-undang yaitu yang diterlantarkan.
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979 Tentang
Kesejahteraan Anak. Pada dasarnya perlindungan 3.2. Waktu dan Tempat Penelitian
anak merupakan bidang kesejahteraan sosial, Penelitian dilakukan di Kota Ambon, dengan
sedangkan kesejahteraan anak merupakan aspek pertimbangan bahwa sebagai ibukota provinsi dan
kesejahteraan sosial sehingga aspek perlindungan juga pusat perekonomian kota ini mendorong
anak meupakan aspek kesejahteraan sosial juga. munculnya berbagai macam permasalahan sosial,
(Khaizu, 2009) salah satunya adalah anak terlantar. Penelitian ini
Terkait dengan pemahaman diatas tentang dilakukan pada bulan November 2015 – Februari
kesejahteraan anak yang merupakan aspek dari 2016.
kesejahteraan sosial maka untuk mengatasi
permasalahan sosial anak dengan melakukan 3.3. Teknik Pengumpulan Data
beberapa strategi pelayanan kesejahteraan sosial Teknik pengumpulan data dalam penelitian
bagi anak, sebagaimana dikemukakan oleh ini adalah observasi dan wawancara serta studi
Suharto (1997: 373-375), ada tujuh strategi yang kepustakaan.
dilakukan untuk pelayanan kesejahteraan anak,
namun dalam hal ini penulis hanya mencantumkan 3.4. Teknik Analisa Data
empat strategi dari tujuh sesuai dengan lokal Teknik analisa data yang diterapkan dalam
konteks yaitu: penelitian ini adalah analisis data kualitatif yang
a. Child Based Service, strategi ini menempatkan dideskripsikan dalam bentuk uraian.
anak sebagai baris penerima pelayanan. Anak
yang mengalami luka-luka fisik dan psikis 4. Hasil Dan Pembahasan
perlu segera diberikan pertolongan yag bersifat 4.1. Faktor-Faktor Penyebab Anak Diterlantarkan
krisis baik perawatan medis, konseling, atau a. Faktor Keluarga
dalam keadaan tertentu anak dipisahkan dari Perpisahan orang tua sangat memengaruhi
keluarga yang mengancam dan membahayakan kehidupan sosial seorang anak. Kehidupan
kehidupannya. keluarga yang tidak lengkap menciptakan kondisi
b. Institutional Based Service, anak yang yang miris bagi pertumbuhan dan perkembangan
mengalami masalah ditempatkan di anak. Pemicu bercerainya pasangan suami-istri
lembaga/panti. Pelayanan yang diberikan atau orang tua disebabkan karena adanya
meliputi fasilitas tinggal tetap menetap, perselingkuhan yang dilakukan oleh suami
pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, terhadap istri dan juga kepergian suami atau ayah
pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta tanpa memberitahukan dan meninggalkan istri dan
program rehabilitasi sosial lainnya. anak. Selain kehilangan ayah juga, anak-anak
c. Family Based Service, keluarga dijadikan kehillangan kedua orang tua yang meninggalkan
sasaran dan medium utama pelayanan. mereka dalam lingkungan keluarga besar.
Pelayanan ini diarahkan pada pembentukan dan Kepergian orang tua terutama ibu disebabkan oleh
pembinaan keluarga agar memiliki kemampuan keinginan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
ekonomi, psikologis, dan sosial dalam

| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 39


Perceraian orang tua selalu mengisahkan luka yang layak. Hal ini disebabkan karena beberapa
bagi anak dan anak menjadi korban saat kedua aspek. Pertama, ketiadaan biaya, tidak adanya
orang tuanya bercerai. Idealnya, anak-anak biaya untuk menyekolahkan anak-anak
tumbuh dalam sebuah keluarga dengan kehadiran disebabkan karena tidak adanya pendapatan yang
ayah-ibu. Saat perceraian terjadi, anak tinggal tetap dan bahkan tidak menyediakan secara
dengan salah satu orang tua bahkan tidak dengan khusus biaya pendidikan sehingga anak menjadi
keduanya. Kondisi ini dialami oleh 10 orang anak putus sekolah karena hasil pendapatan dari
yang orang tuanya bercerai, sementara 10 anak pekerjaan hanya dapat memenuhi kebutuhan
ditelantarkan oleh ayah mereka saat mereka masih sehari-hari keluarga. Kedua, keterbatasan waktu.
kecil dan bahkan sejak bayi ditinggalkan oleh Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh anak dalam
ayahnya, dan 10 anak yang lain ditinggalkan oleh bersekolah dikarenakan waktu mereka telah
kedua orang tua karena kematian. Kepergian dipakai untuk berpartisipasi dalam membantu
kedua orang tua menyebabkan anak hidup keluarga memenuhi kebutuhan dasar dengan
bersama dengan keluarga dari ayah dan atau ibu bekerja sebagai pencuci kuburan, tukang ojek,
seperti kakek, nenek, paman dan tante dan jualan tas kresek di pasar, menjajakan kue, dan
kebutuhan serta keperluan secara materi maupun menjadi supir oto, dan juga menjaga adik ketika
non materi dibiayai oleh keluarga yang mengasuh. ibunya sedang tidak di rumah. Ketiga, rendahnya
Perceraian dan kehilangan orang tua menjadi kemauan untuk belajar, dari hasil temuan di
salah satu faktor resiko yang mendorong anak- lapangan terlihat bahwa anak-anak terlantar atau
anak pergi ke jalan atau menjadi terlantar. diterlantarkan memiliki kemauan yang rendah
Perceraian atau perpisahan orang tua yang dalam belajar. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
kemudian menikah lagi atau memiliki teman waktu yang telah tersita dalam membantu
hidup baru tanpa ikatan penikahan sering ekonomi keluarga (bekerja), kondisi tubuh yang
membuat anak menjadi frustasi. Rasa frustasi ini lelah setelah berjualan menyebabkan mereka tidak
akan semakin bertambah ketika anak dititipkan ke memiliki motivasi atau semangat untuk belajar.
salah satu anggota keluarga orang tua mereka atau Keempat, adanya pemahaman yang salah
tatkala anak yang biasanya lebih memilih tinggal terhadap pendidikan. Yang melatarbelakangi
dengan ibunya merasa tidak mendapatkan pemahaman anak-anak terlantar terhadap
perhatian, justru menghadapi perlakuan buruk pendidikan yang keliru disebabkan karena mereka
ayah tiri atau pacar ibu. memiliki kemudahan dalam mendapatkan uang
Disamping perceraian yang menjadi penyebab dalam memenuhi kebutuhan keluarga dan juga
utama, faktor kehamilan yang tidak diakui juga menambah uang jajan mereka sehingga
merupakan penyebab tidak lengkapnya sebuah pendidikan tidak menjadi perioritas bagi mereka.
keluarga, dimana anak tidak mendapatkan Terakhir, kurangnya perhatian dari lingkungan.
pengakuan ayahnya sehingga anak tersebut Perhatian yang kurang dari orang tua maupun
kemudian ditelantarkan bersama dengan ibunya. keluarga terhadap pendidikan anak membuat anak
Ketidakmampuan orang tua menyediakan tidak menikmati pendidikan yang seharusnya,
kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah situasi ini yang menjadikan pendidikan bukan hal
perawatan atau kekerasan di dalam rumah, yang penting bagi keluarga.
terpisah dengan orang tua, keterbatasan merawat
anak. Hal ini dipengaruhi pula oleh meningkatnya c. Faktor Ekonomi
masalah keluarga yang disebabkan oleh Dari kasus yang ditemukan ternyata masalah
kemiskinan, pengangguran, perceraian, kawin ekonomi menjadi faktor utama anak-anak
muda maupun kekerasan dalam rumah tangga. mengalami keterlantaran karena kondisi keluarga
Melemahnya keluarga besar, dimana keluarga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
besar tidak mampu lagi membantu keluarga- Seperti yang diungkapkan anak-anak tersebut
keluarga inti, diakibatkan oleh pergeseran nilai, bahwa mereka dapat makan hanya 2 kali dalam
kondisi ekonomi dan kebijakan pembangunan sehari, itupun kalau orang tua mereka
pemerintah. mendapatkan uang lebih dari hasil pekerjaannya.
Namun jika kondisi keuangan orang tua tidak
b. Faktor Pendidikan mencukupi maka mereka hanya bisa makan hanya
Masalah paling mendasar yang dialami oleh satu kali saja, bahkan tidak makan. Faktor
anak terlantar adalah kecilnya kemungkinan untuk ekonomi menjadi penyebab bagi orang-orang
mendapatkan kesempatan dibidang pendidikan tidak mampu memenuhi kehidupannya secara

40 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |


baik. Pendapatan yang kecil juga dipengaruhi oleh tua lebih fokus mencari uang untuk menutupi
sebagian orang tua yang bekerja dan ada yang kebutuhan hidup keluarga sehingga kesehatan
tidak bekerja. Bentuk pekerjaan yang dijalankan anak bukan menjadi prioritas bagi orang tua
oleh orang tua beragam. Pekerjaan orang tua/ atau orang tua pengganti. Selain itu juga,
orang tua pengganti adalah pedagang, tukang cuci, kondisi ekonomi atau penghasilan hanya cukup
ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, dan untuk makan sehingga untuk melakukan
supir dengan penghasilan rata-rata Rp 100-700 pengobatan atau pemeriksaan ke dokter atau ke
ribu per bulan, hasil ini sangat tergantung dari rumah sakit tidak dilakukan. Untuk meredakan
penjualan atau pekerjaan yang mereka lakukan. rasa sakit yang dialami, anak-anak tersebut
Pendapatan keluarga yang kurang dalam diberikan obat yang diperoleh dengan membeli
memenuhi kebutuhan hidup, membuat anak-anak di toko dekat rumah mereka. Menurut orang
terlibat membantu kehidupan ekonomi keluarga tua atau orang tua penganti, saat ini jasa
sehari-hari. Hasil kerja mereka diserahkan kepada pelayanan kesehatan makin lama makin mahal.
orang tua atau orang tua pengganti. Tingginya biaya kesehatan makin sulit
dijangkau oleh masyarakat, terutama keluarga
d. Faktor Kesehatan dari anak-anak terlantar. Dengan kata lain,
Sehat merupakan harapan semua manusia, faktor ekonomi keluarga menyebabkan
tanpa terkecuali anak-anak terlantar. Anak yang kurangnya kesadaran orang tua akan kesehatan
memiliki kondisi sehat, bukan saja secara fisik anak sehingga mereka tidak memiliki akses
namun secara psikis dan juga sosial, dapat yang lebih untuk mendapat pelayanan
berkembang dan bertumbuh menjadi seorang anak kesehatan yang layak.
yang cerdas dan bermartabat. Masalah kesehatan 2) Lingkungan rumah yang tidak sesuai dengan
merupakan masalah utama yang harus menjadi standar kesehatan. Rumah sebagai tempat bagi
perhatian serius dalam setiap kehidupan manusia. setiap individu mendiami dan melepaskan
Artinya, seseorang akan menentukan aktivitas kepenatan setelah beraktivitas seharian di luar
kehidupan sehari-hari tergantung dari rumah. Situasi yang miris atau cukup
kesehatannya. Kesehatan seseorang tidak bisa memprihatinkan yang dialami oleh anak-anak
hanya dilihat dari kondisi fisik saja, tetapi harus terlantar adalah tidak layaknya tempat untuk
dilihat secara terpadu. Seseorang yang dikatakan mereka bertumbuh dan berkembang. Hal ini
sehat adalah mampu melakukan segala aktivitas disebabkan oleh tempat tinggal yang mereka
kesehariannya dan dapat berperan secara ditempati sangat kecil dengan ukuran yang
maksimal dalam kehidupan sehari-hari, baik hanya dapat ditempati oleh dua atau tiga orang
sebagai pribadi maupun sebagai anggota serta kondisi air yang sangat jauh dari higenis
masyarakat. Manusia sehat adalah manusia- menjadi penyebab timbulnya berbagai
manusia yang mampu memanfaatkan potensi- penyakit. Situasi yang tidak kondisif dan
potensi yang ada pada dirinya untuk mencapai lingkungan yang tidak aman menciptakan
tujuan hidup. suasana tidak nyaman bagi anak. Dari subyek
Kesehatan yang baik dan prima yang diteliti, pada umumnya mereka
memungkinkan seseorang hidup lebih produktif mengalami gangguan kesehatan secara fisik,
baik secara sosial maupun ekonomi. Oleh karena dari batuk, pilek, demam, tipus, asma, hingga
itu, kesehatan menjadi salah satu hak dan paru-paru basah. Saat dalam situasi sakit,
kebutuhan dasar yang harus dipenuhi agar setiap mereka tidak dapat ke dokter atau rumah sakit
individu dapat berkarya dan menikmati kehidupan dan hanya dirawat oleh ibu/ ayah atau orang tua
yang bermartabat. Realitas yang ditemukan pengganti, bahkan ada diantara mereka tidak
ternyata kondisi anak-anak terlantar sangat dipedulikan.
bertolak belakang dengan konsep sehat. Artinya, Masalah kesehatan, merupakan masalah
anak-anak terlantar tidak memperoleh pelayanan utama yang harus menjadi perhatian serius dalam
kesehatan yang memadai. Hal tersebut terjadi setiap kehidupan manusia. Artinya, seseorang
karena faktor: dalam menjalankan aktivitas kehidupan sehari-
1) Kesadaran akan kesehatan yang kurang. hari tergantung dari kesehatannya. Kesehatan
Sebagian anak beranggapan bahwa orang tua seseorang tidak bisa hanya dilihat dari kondisi
atau orang tua pengganti tidak memiliki fisik saja, tetapi harus dilihat secara terpadu.
kepedulian saat kondisi tubuh mereka dalam Seseorang yang dikatakan sehat adalah mampu
keadaan sakit. Hal ini dipicu oleh karena orang melakukan segala aktivitas kesehariannya dan

| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 41


dapat berperan secara maksimal dalam kehidupan tertekan, sedih, kecewa, marah bahkan merasa
sehari-hari, baik sebagai pribadi maupun sebagai minder dan malu terhadap apa yang terjadi pada
anggota masyarakat. Manusia sehat adalah diri mereka dan bahkan memiliki perilaku yang
manusia-manusia yang mampu memanfaatkan tidak sesuai dengan usia mereka sehingga
potensi-potensi yang ada pada dirinya untuk membuatnya tertekan. Kemarahan dan perkataan
mencapai tujuan hidup. hinaan yang selalu mereka terima merupakan
perlakuan secara langsung yang diperoleh dari
4.2. Deskripsi Dampak Anak yang Ditelantarkan orang-orang terdekat mereka.
Berbicara tentang dampak artinya ada sesuatu Kehilangan salah satu orang tua memiliki
yang dialami atau dirasakan oleh seseorang karena kontribusi yang sangat besar dalam kehidupan
tindakan orang lain, sehingga tindakan tersebut pribadi anak, dimana anak merasakan kekosongan
berakibat secara langsung maupun tidak langsung figur atau peran seorang ayah maupun ibu atau
terhadap perkembangan individu dalam kedua-duanya. Hal ini memberikan dampak
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Dalam langsung bagi anak dalam bertindak maupun
penelitian ini, dampak yang ditimbulkan atau yang bersikap serta membentuk pribadi yang pendiam
dialami oleh anak terlantar .adalah sebagai sehingga mereka tidak dapat mengekspresikan
berikut: kehidupan pribadinya secara terbuka. Disamping
a. Dampak Fisik itu, dampak lain dari kehilangan figur ayah atau
Setiap anak memilliki hak untuk bertumbuh ibu dan atau kedua-duanya, anak-anak melakukan
sesuai dengan usianya. Perkembangan dan suatu aktivitas untuk menarik perhatian orang lain
pertumbuhan yang baik sangat didukung oleh untuk memperhatikan apa yang mereka lakukan
nutrisi yang masuk kedalam tubuh sehingga anak untuk mencari perhatian dari orang sekelilingnya.
tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara
jasmani. Anak-anak yang ditelantarkan oleh orang c. Dampak Sosial
tua terutama ibu, sangat berpengaruh terhadap Anak sebenarnya merupakan bagian yang
penampilan fisik mereka. Kondisi tubuh yang tidak terpisahkan dalam kehidupan di lingkungan
tidak terurus seperti kuku yang panjang dan kotor, sosialnya di mana anak-anak mendapatkan
rambut yang tidak terurus bagi anak cowok, dan perlindungan sosial dalam lingkungan keluarga
mengunakan pakaian yang tidak layak. Dampak dan lingkungan sekitarnya. Namun berdasarkan
yang paling signifikan adalah anak tumbuh dan temuan lapangan, interaksi dan relasi sosial antara
berkembang tidak sesuai dengan usianya artinya anak dan orang tua berjalan tidak efektif. Telah
anak tersebut melaksanakan atau melakukan suatu dijelaskan sebelumnya bahwa perceraian ataupun
aktivitas tidak sesuai dengan kondisi tubuhnya. tidak adanya pengakuan dari orang tua dalam hal
Selain itu, dampak fisik dari penelantaran adalah ini ayah terhadap anak berpengaruh terhadap
anak tidak mendapatkan makanan, tempat tinggal hubungan dengan lingkungannya. Artinya, ketika
dan juga pakaian untuk digunakan secara layak anak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan
dan optimal. sosialnya maka anak tersebut akan tetap dan selalu
berinteraksi dengan teman-teman sebayanya,
b. Dampak Psikologis orang tua dan masyarakat. Namun, orang tua
Anak yang mengalami gangguan psikologis maupun masyarakat memperlakukan mereka
disebabkan oleh perlakuan salah ataupun tindakan sebagai “orang-orang terbuang”. Keberadaan anak
yang diterima dari orang lain sehingga terlantar dianggap sebagai kelompok yang
menyebabkan mereka menjadi pribadi yang tidak mengganggu sehingga mereka seringkali
berani untuk menyampaikan atau mengucapkan diperlakukan secara diskriminatif.
apa yang mereka rasakan atau inginkan. F. Heider, Perlakuan yang salah dari masyarakat,
sebagaimana dikutip David O. Sears, dkk (1992: menyebabkan anak mencari tempat yang “aman”
98), menjelaskan, perilaku manusia dipengaruhi untuk menerima keberadaan mereka. Kurangnya
oleh faktor internal berupa motif, emosi, sikap, kepedulian dari orang tua dan juga masyarakat
kemampuan, kesehatan dan keinginan, sedangkan menyebabkan anak tidak memiliki kebebasan
faktor eksternal dipengaruhi oleh lingkungan dalam mengekspresikan kemampuan untuk
umum, orang yang diajak berinteraksi, tekanan bersosialisasi secara baik.
sosial, peran yang dipaksakan dan sebagainya.
Dari hasil temuan, anak dalam kategori ini,
mereka selalu berada dalam perasaan yang

42 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |


4.3. Analisis sosial yang sesungguhnya. Akibatnya, anak
Permasalahan anak dari tahun ke tahun didorong untuk melakukan pekerjaan orang
semakin mengalami peningkatan terlebih lagi dewasa untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
masalah anak terlantar yang jumlahnya semakin Selain itu, perlakuan salah yang juga diberikan
meningkat. Hal ini membuktikan bahwa apa yang oleh orang tua adalah tidak sepenuhnya
telah dilakukan belum maksimal sehingga memberikan perlindungan dan kenyamanan bagi
kebutuhan anak belum tercapai secara optimal. anak dalam hal ini kasih sayang dan perhatian
Berdasarkan apa yang dikemukakan oleh penulis sebagaimana mestinya. Dengan terabaikannya
di atas, persoalan anak terlantar yang begitu hak-hak anak dalam pemenuhan kebutuhan dasar
beragam dengan berbagai dampak yang dialami mereka maka akan berpengaruh terhadap proses
dalam fase-fase pertumbuhan dan perkembangan dan pertumbuhan secara fisik,
perkembangannya memberikan suatu gambaran psikis maupun sosial.
bahwa anak-anak terlantar yang berada di Kota Pemenuhan hak-hak anak sebagaimana
Ambon membutuhkan perlindungan dan terinternalisasi dalam Undang-undang
peningkatan kesejahteraan dalam berbagai aspek Perlindungan anak sangat jelas menguraikan
kehidupan mereka, sehingga mereka dapat tentang tanggung jawab orang tua dalam
berkembang dan bertumbuh secara maksimal. pertumbuhan anak sejak anak dalam kandungan
Persoalan yang dialami anak terlantar di Kota sampai mencapai usia 18 tahun. Disamping itu,
Ambon dari aspek fisik, psikis, ekonomi maupun keluarga sebagai unit terkecil yang terdiri dari
sosial menunjukkan bahwa pemenuhan akan orang tua merupakan tempat pertama anak
kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara layak. mengenal dunia sehingga orang tua mempunyai
Perceraian orang tua atau kehilangan figur kewajiban bertanggung jawab terhadap masa
ayah/ ibu dan atau kedua-duanya merupakan depan anak-anaknya. Pemenuhan hak-hak
faktor pemicu yang menyebabkan anak-anak tersebut, khususnya kebutuhan akan perlindungan,
kehilangan kasih sayang dan perhatian sehingga meliputi perlindungan dalam bidang kesehatan,
mendorong mereka untuk mencari kehidupan di pendidikan agama, dan kesejahteraan sosial.
luar rumah. Tidak berfungsinya keluarga dalam Disadari bahwa permasalahan anak terlantar
menjaga keharmonisan dan keseimbangan merupakan dilema, artinya di satu sisi orang tua
hubungan diantara anggota keluarga berdampak telah mengabaikan pemenuhan kebutuhan dasar
terhadap hubungan personal antara anak dan orang anak secara fisik, psikis, ekonomi maupun sosial
tua. Persoalan lain yang dialami anak adalah sehingga anak tidak memperoleh hak sebagaimana
mereka harus meninggalkan bangku sekolah telah diamanatkan dalam UU maupun KHA.
akibat perceraian orang tua dan faktor ekonomi Namun di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa
keluarga yang tidak dapat memenuhi kebutuhan kondisi orang tua yang memprihatinkan karena
untuk bersekolah. Selain itu, kondisi kesehatan tidak memiliki pekerjaan ataupun penghasilan
yang menyebabkan anak berada dalam suatu fase yang tetap untuk mencukupi kebutuhan anak.
perkembangan yang tidak sesuai dengan usia Disamping itu persoalan anak terlantar bukan saja
mereka. menjadi tanggung jawab orang tua, namun
Permasalahan yang dihadapi anak dalam menjadi tanggung jawab pemerintah maupun
masa pertumbuhannya memberikan dampak masyarakat seperti yang telah diamanatkan dalam
terhadap interaksinya dengan lingkungan baik Undang-Undang Dasar 1945.
internal maupun eksternal. Penelantaran Sinergitas antara keluarga (orang tua),
merupakan salah satu bentuk dari kekerasan masyarakat maupun pemerintah di tingkat pusat
dengan cara membiarkan anak dalam situasi gizi maupun daerah memiliki kewajiban untuk
buruk, kurang gizi (malnutrisi), tidak membantu anak terlantar memperoleh kesempatan
mendapatkan perawatan maksimal, memaksa anak dalam meraih masa depan yang lebih baik. Peran
menjadi anak jalanan, memaksa untuk bekerja pemerintah sangat penting dalam upaya
membantu orang tua, berjualan, menjadi peningkatan sumber daya manusia melalui
pembantu rumah tangga, pemulung dan jenis pendidikan. Pasal 31 UUD 1945 menyatakan
pekerjaan lainnya yang membahayakan bahwa setiap warga negara berhak untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Perlakuan memperoleh pendidikan yang layak atau bermutu,
salah yang diterima oleh anak karena orang tua artinya anak terlantar sebagai bagian dari warga
atau orang tua penganti belum memahami anak negara juga memiliki hak untuk memperoleh
sebagai bagian yang penting dalam kehidupan pendidikan yang bermutu dari tingkat dasar

| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 43


sampai ke perguruan tinggi. Disamping memahami arti penting pendidikan bagi anak-
pendidikan, hal yang juga penting adalah anaknya.
kesehatan. Jika seorang anak memiliki kesehatan c. Perlu adanya home based bagi anak-anak
yang tidak sesuai dengan usia perkembangannya, terlantar, hal ini penting bagi anak agar dapat
maka akan berpengaruh terhadap kecerdasan mengembangkan kreativitas dalam melakukan
intelektual emosional, sosial, bahkan spritual anak hal-hal yang inovatif untuk meningkatkan
tersebut. pengetahuan mereka.
d. Perlu membangun pemahaman dan kepedulian
5. Kesimpulan dan Saran bersama tentang isu anak terlantar di antara
5.1. Kesimpulan tokoh-tokoh sentral dalam masyarakat
Berdasarkan temuan penelitian tentang sehingga isu-isu yang terkait dengan anak dapat
problematika anak terlantar di Kota Ambon yang teratasi.
diuraikan diatas maka dapat disimpulkan sebagai e. Perlu adanya pengembangan model penanganan
berikut: dari pemerintah, khususnya dinas sosial tentang
a. Masalah keluarga dalam hal ini perceraian dan anak terlantar di Kota Ambon.
perlakuan yang salah menjadi faktor pemicu
anak ditelantarkan sehingga pemenuhan akan
kebutuhan belum dipenuhi secara optimal baik
dari aspek fisik, psikis, ekonomi maupun REFERENSI
sosial.
b. Isu pendidikan anak belum menjadi prioritas
orang tua disebabkan kurangnya pemahaman Barker, Robert L. 1999. The Social Work
akan pentingnya pendidikan sehingga mereka Dictionary. Washington DC: National
tidak mendorong anak sekolah melainkan Association of Social Workers (NASW)
mendorong untuk bersama-sama membantu Press.
perekonomian keluarga agar dapat memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Damanik, Juda dan Cynthia Pattiasina. 2008.
c. Beragam masalah yang dihadapi anak terlantar Buku Pintar Pekerja Sosial Jilid I
memberikan dampak langsung maupun tidak (Terjemahan). Jakarta: BPK Gunung Mulia
langsung terhadap tumbuh kembangnya untuk dan Building Professional Social Work In
hidup secara layak dan normal sesuai dengan Developing Countries.
usianya.
d. Masyarakat belum memiliki kepedulian Goble, Frank G. 1994. Mazhab Ketiga: Psikologi
terhadap persoalan anak terlantar Humanistik Abraham Maslow
menyebabkan isu anak terlantar belum (Terjemahan). Yogyakarta: Kanisius.
merupakan suatu masalah yang dilihat secara
serius. Goode, William J. 1995. Sosiologi Keluarga.
e. Kebijakan pemerintah daerah terhadap Jakarta: Bumi Aksara.
penanganan anak terlantar belum menyentuh ke
akar masalah sehingga isu anak menjadi Gosita Arief. 1989. Masalah Perlindungan
persoalan sosial yang terus menjadi sasaran Anak. Jakarta: Penerbit Akademia Presindo.
kerja dari pemerintah.
Gunarsah D.Singgih. 1982. Dasar dan Teori
5.2. Saran Perkembangan Anak. Jakarta: PT BPK
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka Gunung Mulia.
disarankan sebagai berikut :
a. Perlu adanya pengembangan program yang Huraerah Abu. 2007. Child Abuse: Kekerasan
berbasis home industry yang diperuntukan bagi Terhadap Anak (Edisi Revisi). Bandung:
orang tua ataupun keluarga untuk Penerbit Nuansa.
memaksimalkan potensi yang mereka miliki
agar dapat membantu pemenuhan kebutuhan Johnson, Louise C and Charles L. Schwartz. 1991.
keluarga terutama pemenuhan kebutuhan anak. Social Welfare: A Response to Human
b. Perlu adanya sosialisasi tentang pendidikan Needs. Boston: Allyn & Bacon.
anak bagi orang tua agar mereka dapat

44 | INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 |


Khairuddin. 1985. Sosiologi Keluarga. Walton, Elaine, Sanda- Beckler, Patricia, Mannes,
Yogyakarta: Nur Cahaya. Marc. Editors. 2001. Balancing Family-
Centered Services and Child Well-Being:
Khaizu, Ingata. 2009. Upaya-upaya Exploring Issues in Policy, Practice,
Perlindungan Oleh Organisasi Sosial Theory, and Research. New York:
Keagamaan Lokal Bagi Anak yang Berada Columbia University Press.
Pada Pemukiman Rawan Untuk
Tereksploitasi Secara Ekonomi dan Yohandarwati, dkk. 2003. Sistem Perlindungan
Seksual (Skripsi). Depok: FISIP UI Sosial: Suatu Kajian Awal. Jakarta:
Direktorat Kependudukan, Kesejahteraan
Kusnandi, Rusmil. 2004. Penganiayaan dan dan Pemberdayaan Perempuan,
Kekerasan Terhadap Anak (Makalah, BAPPENAS.
Tidak Diterbitkan). Bandung.
Peraturan:
Lemme, BH. 1995. Development in Adulthood.
USA: Allyn & Bacon. Keputusan Menteri Sosial RI Nomor 27 Tahun
1984 Tentang Bantuan Terhadap Anak
Mulyadi, Yadi, dkk (ed). 1995. Sosiologi. Jakarta: yang Kurang Mampu, Anak Cacat dan
Yudistira. Anak Bermasalah. Jakarta: Departemen
Sosial Republik Indonesia, 1984.
Moenir, HAS. 2002. Manajemen Pelayanan
Umum di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara. Konvensi Hak Anak. 2002. Deklarasi Dunia
Mengenai Kelangsungan Hidup
Ronawaty, Anasiru. 2011. Implementasi Model- Perlindungan dan Pengembangan Anak.
Model Kebijakan Penanggulangan Anak Jakarta: Departemen Sosial RI, 2002.
Jalanan di Kota Makasar.
Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 08 Tahun
Santrock, John W. 1995. Life Span Development: 2012 Tentang Pedoman Pendataan dan
Perkembangan Masa Hidup (Edisi Kelima, Pengelolaan Data Penyandang Masalah
Terjemahan). Jakarta: Erlangga Kesejahteraan Sosial dan Potensi dan
Sumber Kesejahteraan Sosial. Jakarta:
Sears, David O; Jonatan L. Freedman; L. Anne Kementerian Sosial Republik Indonesia,
Peplau. 1992. Psikologi Sosial (Edisi 2012.
Kelima, Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 Tentang
Subandiroso. 1987. Sosiologi Antropologi I Kesejahteraan Anak.
(Program Pengetahuan Budaya dan Ilmu-
Ilmu Sosial). Klaten: Intan Pariwara. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak.
Suharto, Edi. 1997. Pembangunan, Kebijakan
Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Undang-Undang No. 11 Tahun 2009 Tentang
Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Kesejahteraan Sosial.
Pembangunan STKS.

Suharto, Edi. 2010. Pendidikan dan Praktik


Pekerjaan Sosial di Indonesia: Melacak
Masa Lalu, Merajut Masa Depan. *Nancy Rahakbauw, Dosen S1 Ilmu
Bandung: STKS PRESS. Kesejahteraan Sosial FISIP Universitas Kristen
Indonesia Maluku (UKIM) Ambon
Suyanto, Bagong. 2010. Masalah Sosial Anak.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Email: nancyrahakbauw@yahoo.com

| INSANI, ISSN : 977-240-768-500-5 | Vol. 3 No. 1 Juni 2016 45

Anda mungkin juga menyukai