Anda di halaman 1dari 11

Hak Azasi Anak Perempuan

Oleh : TINUK ESTI Handyani ,SST.,M.Kes


HAK ASAZI PADA ANAK
 MenurutUndang-Undang (Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
dan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014)
 Anakadalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk
anak yang masih dalam kandungan.
 KonvensiPBB mengenai Hak Anak, anak adalah semua orang yang
berusia di bahwa 18 tahun.
 Anak juga berhak memiliki identitas, nama, kewarganegaraan,
dan ikatan keluarga serta mendapatkan bantuan dari pemerintah
apabila ada bagian dari identitasnya yang hilang.
Hak anak
Pasal 28 B Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan setiap anak
 berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
 berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

 Dengan demikian, pemerintah Indonesia tidak hanya mengakui hakhak anak


yang perlu dilindungi, tetapi juga mengakui tanggung jawab negara untuk
menjamin terpenuhinya hak-hak anak tersebut..
 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, bahwa
perlindungan dan
 pemenuhan hak asasi anak menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah
daerah, masyarakat, keluarga dan orangtua
DiIndonesia, perlunya perlindungan terhadap anak didasarkan atas tiga
pemahaman,:
 1. Anak dipahami sebagai bagian dari warga negara yang wajib dilindungi oleh
negara;
 2..Anak merupakan amanah dan karunia Tuhan didalamnya melekat harkat dan
martabat manusia seutuhnya;
 3. Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa dan menjamin eksistensi
bangsa dan negara pada masa depan.

“Agar setiap anak kelak mampu memikul tanggung jawab [menjamin kelangsungan
eksistensi bangsa dan negara pada masa depan], anak perlu mendapatkan
kesempatan seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik
fisik, mental maupun sosial dan berakhlak mulia, perlu dilakukan Upaya
perlindungan serta untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan
jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya perlakuan tanpa diskriminasi.”
Aturan Perlindungan Anak
 UU NO 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. UU NO : 35 Tahun
2014 : mempertegas perlunya pemberatan sanksi pidana dan denda bagi pelaku
kejahatan terhadap anak. Ini dilakukan untuk memberikan efek jera, serta
mendorong lankah konkret pemulihan fisik, psikis, dan sosial anak korban
kejahatan.

 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 agar tidak hanya memberatkan sanksi


pidana, tetapi juga mencegah kekerasan terhadap anak.
 Pemerintah menambah pidana pokok berupa pidana mati, pidana seumur hidup,
serta pidana tambahan berupa pengumuman identitas pelaku. Selain itu,
pemerintah menambahkan ketentuan mengenai tindakan kebiri kimia,
pemasangan alat pendeteksi elektronik dan rehabilitasi bagi pelaku kekerasan
seksual terhadap anak
Pemerintah memiliki kewajiban terkait pemenuhan hak anak
1. Pertama, Pemerintah memiliki kewajiban memenuhi dan memfasilitasi hak
anak. Semua tindakan dan keputusan menyangkut seorang anak harus
dilakukan atas dasar kepentingan terbaik anak.
2. Kedua, Pemerintah bertanggung jawab memastikan semua hak anak
dilindungi dan terpenuhi, sebagaimana dicantumkan di dalam Konvensi
Hak-Hak Anak dan Undang-Undang Perlindungan Anak;
3. Pemerintah harus membentuk keluarga melindungi hakhak anaknya dan
menyediakan panduan sesuai tahapan usia agar setiap anak dapat belajar
menggunakan haknya dan mewujudkan potensinya secara penuh;
4. Pemerintah perlu memastikan bahwa anak bisa bertahan hidup dan tumbuh
dengan sehat. Setiap anak berhak mendapatkan standar kesehatan dan
perawatan medis yang terbaik, air bersih, makanan bergizi dan lingkungan
tinggal yang bersih dan aman
 Di bidang pendidikan setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang
berkualitas. Pendidikan dasar secara gratis, sedangkan pendidikan menengah
harus dapat diakses dengan mudah. Anak didorong menempuh Pendidikan
hingga ke jenjang tertinggi. Jika perlu disediakan beasiswa pendidikan ke
jenjang pendidikan tinggi. Selain itu, disiplin yang diterapkan sekolah-sekolah
haruslah tetap menghormati hak
 Anak juga berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat.kecerdasannya sesuai dengan minat
dan bakatnya. Kurikulum pendidikan harus mampu menumbuhkan karakter,
bakat, kondisi, mental dan kemampuan fisik anak. Selain itu, kurikulum
Pendidikan juga harus mengajari anak pemahaman, perdamaian, serta
kesetaraan gender dan persahabatan antar manusia dengan tetap
menghormati budaya sendiri dan orang lain.
Perrsoalan Perlindungan Anak
 Tantangan perlindungan anak sangat beragam, mulai dari kemiskinan, kepemilikan
akta kelahiran, partisipasi anak hingga kekerasan terhadap anak.
 Perlindungan terhadap anak diperlukan karena anak merupakan aset pembangunan
masa depan bangsa. Oleh karena itu, pemerintah perlu berinvestasi secara intensif
pada bidang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan bagi anak.
 Anak berhak mendapatkan perlindungan dari segala jenis diskriminasi terhadap dirinya
atau diskriminasi yang diakibatkan oleh keyakinan atau tindakan orangtua, anggota
keluarga, teman dan orang lain di luar keluarga. kasus kekerasan orangtua terhadap
anak juga kerap terjadi. Kekerasan dari pengasuh anak atau asisten rumah tangga
juga menimpa terutama usia balita.
 Tindakan intimidasi dan mempermalukan siswa oleh teman ataupun guru adalah hal
yang rentan terjadi di sekolah. Bentuk hukuman fisik dan emosi yang diberikan di
sekolah bisa menambah persoalan yang dihadapi anak. apabila guru tidak memiliki
pengetahuan dan keterampilan untuk mengenali dan melaporkan kekerasan dan
merujuk siswa ke layanan konseling psikologi di sekolah.
 Persoalan terkait dengan anak perempuan di mana anak perempuan remaja
cenderung rentan terhadap praktik tradisional yang berbahaya seperti
perkawinan anak di bawah umur. selain melanggar hak-hak anak dengan
memaksa mereka berhenti sekolah juga mengakibatkan kemiskinan antar
generasi, serta merusak pendidikan jangka panjang.
 perlindungan anak dari berbagai tindak kekerasan, perdagangan anak,
eksploitasi dan diskriminasi juga masih belum optimal.
 Hal ini antara lain terlihat dari jumlah anak bekerja yang masih relatif tinggi.
Sebanyak 2.6 juta anak atau sekitar 7.05% anak berusia 10-17 tahun sudah
bekerja. Lebih dari separuh anak yang bekerja tersebut berstatus masih
bersekolah, yaitu sebesar 60.16%. Pekerja anak diduga erat hubungannya
dengan kemiskinan dan keterbelakangan.
 Kementerian Ketenagakerjaan dan International Labor Organization (ILO)
bekerja sama melakukan berbagai langkah untuk mempercepat terwujudnya
(roadmap) Indonesia Bebas Pekerja Anak Tahun 2022. Roadmap disusun
untuk memadukan peran pemerintah, sektor swasta, serikat pekerja atau
serikat buruh, organisasi mensyarakat sipil dan pemangku kepentingan lain
dalam usaha penghapusan pekerja anak
 Masa depan bangsa berada di tangan anak saat ini. Semakin baik kualitas
gizi, kesehatan, pembinaan, pendidikan dan perlindungan anak, semakin
baik pula kehidupan masa depan bangsa karena di tangan merekalah cita-
cita bangsa akan diteruskan.

Anda mungkin juga menyukai