Anda di halaman 1dari 31

SEKOLAH RAMAH ANAK (SRA)

“hak-hak anak”

MONICA THERESIA, S.PD., M.PD


DOSEN PRODI PGSD
INSTITUT PENDIDIKAN TAPANULI SELATAN
EMAIL: monicatheresia63@gmail.com
NO. HP 085337400658
Latar Belakang Sekolah Ramah Anak

Sekolah Ramah Anak (SRA) lahir dari dua hal besar yaitu adanya amanat yang harus
diselenggarakan Negara untuk memenuhi hak anak sebagaimana tercantum dalam
1. Konvensi Hak Anak yang telah di ratifikasi Indonesia pada Tahun 1990, juga adanya
tuntutan dari Undang-undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UndangUndang
Nomor 23 Tahun 2003 tentang Perlindungan Anak yang jelas pada pasal 54 yang
berbunyi : “ (1) Anak di dalam dan di lingkungan satuan pendidikan wajib
mendapatkan perlindungan dari tindak kekerasan fisik, psikis, kejahatan seksual, dan
kejahatan lainnya yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta
didik, dan/atau pihak lain”. Di ayat dua dinyatakan sebagai berikut :“(2) Perlindungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan,
aparat pemerintah, dan/atau masyarakat”.
Landasan Hukum

1. Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2002 Nomor 134);
3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 157);
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
6. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 297,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5606;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4424);
Landasan hukum
1. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010;
3. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2015 -2019;
4. Instruksi Presiden Nomor 05 tahun 2014 tentang Gerakan Nasional Anti Kejahatan Seksual
terhadap Anak;
5. Permendiknas No 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
6. Permendiknas No 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ektrakulikuler pada Pendidikan dasar dan
Pendidikan Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 958);
7. Permen PP dan PA No.08 tahun 2014 tentang Kebijakan Sekolah Ramah Anak (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1761).
Hak Anak

UU No. 35 Tahun 2014 perubahan dari UU no 23 Tahun 2002


tentang Perlindungan Anak

Pasal 1 Ayat 12
Hak Anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib
dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh Orang Tua, Keluarga,
masyarakat, negara, pemerintah, dan pemerintah daerah.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 4
Setiap anak berhak untuk dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
secara wajar sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 5
Setiap anak berhak atas suatu nama sebagai
identitas diri dan status kewarganegaraan.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 6
Setiap anak berhak untuk beribadah menurut
agamanya, berpikir, dan berekspresi sesuai
dengan tingkat kecerdasan dan usianya,
dalam bimbingan orang tua
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 7 (1)
Setiap anak berhak untuk mengetahui orang
tuanya, dibesarkan, dan diasuh oleh orang
tuanya sendiri.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 8
Setiap anak berhak memperoleh pelayanan
kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual, dan sosial.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 9 (1)
Setiap anak berhak memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan
pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai
dengan minat dan bakatnya.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 10
Setiap anak berhak menyatakan dan
didengar pendapatnya, menerima, mencari,
dan memberikan informasi sesuai dengan
tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-
nilai kesusilaan dan kepatutan.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 11
Setiap anak berhak untuk beristirahat
dan memanfaatkan waktu luang,
bergaul dengan anak yang sebaya,
bermain, berekreasi, dan berkreasi
sesuai dengan minat, bakat, dan
tingkat kecerdasannya demi
pengembangan diri.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 12
Setiap anak yang menyandang cacat
berhak memperoleh rehabilitasi,
bantuan sosial, dan pemeliharaan
taraf kesejahteraan sosial.
Bab III hak dan kewajiban anak
 Pasal 13 (1)
 Setiap anak selama dalam pengasuhan orang
tua, wali, atau pihak lain mana pun yang
bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak
mendapat perlindungan dari perlakuan: 1.
diskriminasi; 2. eksploitasi, baik ekonomi
maupun seksual; 3. penelantaran; 4.
kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan; 5.
ketidakadilan; dan 6. perlakuan salah lainnya.
 Pasal 14
Setiap anak berhak untuk diasuh oleh orang
tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan/atau
aturan hukum yang sah menunjukkan bahwa
pemisahan itu adalah demi kepentingan terbaik
bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.
Bab III hak dan kewajiban anak

 Pasal 15
Setiap anak berhak untuk memperoleh
perlindungan dari : 1. penyalahgunaan
dalam kegiatan politik; 2. pelibatan dalam
sengketa bersenjata; 3. pelibatan dalam
kerusuhan sosial; 4. pelibatan dalam
peristiwa yang mengandung unsur
kekerasan; dan 5. pelibatan dalam
peperangan.
 Pasal 16 (1)
Setiap anak berhak memperoleh
perlindungan dari sasaran penganiayaan,
penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang
tidak manusiawi.
Konsep
Sekolah Ramah Anak
(SRA)
Defenisi Sekolah
Ramah Anak
“satuan pendidikan formal, nonformal, dan
informal yang aman, bersih dan sehat,
peduli dan berbudaya lingkungan hidup,
mampu menjamin, memenuhi, menghargai
hak-hak anak dan perlindungan anak dari
kekerasan, diskriminasi, dan perlakuan salah
lainnya serta mendukung partisipasi anak
terutama dalam perencanaan, kebijakan,
pembelajaran, pengawasan, dan mekanisme
pengaduan terkait pemenuhan hak dan
perlindungan anak di pendidikan.
SEKOLAH RAMAH ANAK
Prinsip Sekolah Ramah Anak

Pembentukan dan Pengembangan SRA didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

1
Nondiskriminasi yaitu menjamin
kesempatan setiap anak untuk
menikmati hak anak untuk
pendidikan tanpa diskriminasi
berdasarkan disabilitas, gender,
suku bangsa, agama, dan latar
belakang orang tua;
Prinsip Sekolah Ramah Anak

Pembentukan dan Pengembangan SRA didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

2
Kepentingan terbaik bagi anak yaitu
senantiasa menjadi pertimbangan
utama dalam semua keputusan dan
tindakan yang diambil oleh pengelola
dan penyelenggara pendidikan yang
berkaitan dengan anak didik;
Prinsip Sekolah Ramah Anak

Pembentukan dan Pengembangan SRA didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

3
Hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan yaitu menciptakan lingkungan
yang menghormati martabat anak dan
menjamin pengembangan holistik dan
terintegrasi setiap anak;
Prinsip Sekolah Ramah Anak

Pembentukan dan Pengembangan SRA didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

4
Penghormatan terhadap pandangan anak yaitu
mencakup penghormatan atas hak anak untuk
mengekspresikan pandangan dalam segala hal
yang mempengaruhi anak di lingkungan
sekolah; dan
Prinsip Sekolah Ramah Anak

Pembentukan dan Pengembangan SRA didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:

5
Pengelolaan yang baik, yaitu menjamin
transparansi, akuntabilitas, partisipasi,
keterbukaan informasi, dan supremasi hukum
di satuan pendidikan.
Komponen Sekolah Ramah Anak

Penerapan Sekolah Ramah Anak (SRA) dilaksanakan dengan merujuk 6 (enam) komponen
penting di bawah ini :

1 3
Pendidik dan Tenaga 5
Kebijakan SRA; Partisipasi Anak;
Kependidikan Terlatih
Hak-Hak Anak dan
SRA;

6
Partisipasi Orang Tua, Lembaga
2 Masyarakat, Dunia Usaha,
Pelaksanaan Proses Pemangku Kepentingan
Pembelajaran yang 4 Lainnya, dan Alumni.
ramah anak; Sarana dan Prasarana
SRA ;
Tahapan Penerapan sekolah Ramah Anak

Persiapan Pelaksanaan

Perencanaan Pemantauan,
Evaluasi dan
Pelaporan
Tahapan Penerapan Sekolah Ramah Anak

Persiapan
 Konsultasi dengan anak
 Kebijakan SRA
 Membentuk Tim SRA
 Identifikasi potensi
Tahapan Penerapan Sekolah Ramah Anak

Perencanaan
 Menyusun Rencana Aksi Tahunan
 Mewujudkan kebijakan program dan
kegiatan yang sudah ada UKS, Adiwiyata
dll
Tahapan Penerapan Sekolah Ramah Anak

Pelaksanaan
 Melaksanaan Rencana Aksi Tahunan dengan
mengoptimalkan semua sumber daya
pemerintah, masyarakat dan dunia usaha dan
alumni
Tahapan Penerapan Sekolah Ramah Anak

Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan


 Pemantauan setiap bulan
 Evaluasi setiap tiga bulan
 Laporan ke gugur Tugas KLA
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai