Anda di halaman 1dari 21

-PEMENUHAN HAK ANAK DALAM PANTI ASUHAN PERSPEKTIF HUKUM

POSITIF
(Studi di Panti Asuhan Amanah Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten
Semarang)

PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Oleh:
RISMA ANITA KURNIA SARI
NIM.33010180173

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SALATIGA
2023
A. Latar Belakang Penelitian
Anak merupakan makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan makhluk sosial sejak
dalam kandungan sampai dilahirkan mempunyai hak atas hidup dan merdeka serta
mendapatkan perlindungan baik dari orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Anak juga merupakan generasi penerus bangsa yang harus dijaga dan
dilindungi, karena dalam diri anak terdapat harkat dan martabat sebagai seorang
manusia yang harus dijunjung. Oleh karenanya tidak boleh setiap manusia atau pihak
lain merampas hak atas hidup dan merdeka tersebut. 1 Allah SWT berfirman dalam
surat Asy-Syura ayat 49-50:

‫ِهّٰلِل ُم ْلُك الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِۗض َيْخ ُلُق َم ا َيَش ۤا ُء ۗ َيَهُب ِلَم ْن َّيَش ۤا ُء ِاَناًثا َّو َيَهُب ِلَم ْن َّيَش ۤا ُء الُّذ ُك ْو َر‬
‫ۙ َاْو ُيَز ِّو ُجُهْم ُذ ْك َر اًنا َّو ِاَناًثاۚ َو َيْج َع ُل َم ْن َّيَش ۤا ُء َع ِقْيًم اۗ ِاَّنٗه َع ِلْيٌم َقِد ْير‬
Artinya: Milik Allahlah kerajaan langit dan bumi. Dia menciptakan apa yang
Dia kehendaki, memberikan anak perempuan kepada siapa yang Dia
kehendaki, memberikan anak laki-laki kepada siapa yang Dia kehendaki. atau
Dia menganugerahkan (keturunan) laki-laki dan perempuan, serta menjadikan
mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa. (QS. Asy-Syura (42): 49-50).

Menurut ajaran Islam anak adalah amanah Allah SWT, sebagai amanah anak
harus dijaga sebaik mungkin oleh orang tua yang mengasuhnya, kedua orang tua
wajib memelihara dan mendidik anak mereka yang belum dewasa. Namun pada
kenyataannya tidak semua anak bernasib baik, tidak semua anak yang terlahir di dunia
ini memiliki orangtua yang lengkap dan dapat memenuhi semua kebutuhan hidupnya
atau ada juga yang terlahir yatim atau piatu dimana orang tuanya kesulitan ekonomi
bahkan ada juga anak yang terlantar. Hal tersebut tentu menjadi sebuah masalah bagi
anak dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, baik pendidikan, kesehatan, bahkan
status hukum anak tersebut dalam perwaliannya.

Sebagai generasi penerus maka anak perlu dirawat dan dibina dengan baik
supaya dapat tumbuh, mengembangkan kepribadian dan kemampuan serta
keterampilan dalam melakukan peranan dan fungsi sesuai dengan pertumbuhan
usianya, dan dalam masa pertumbuhan anak-anak mendapatkan haknya, sehingga
perlu adanya optimalisasi perkembangan anak, karena tumbuh kembang anak sangat
1
Abdussalam dan Adri Desasfuryanto, 2014, “Hukum Perlindungan Anak (dengan dilengkapi Undang-
Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak Pidana Anak)”. Jakarta, PTI, hlm 21.
krusial membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari orang tua atau keluarga
sehingga secara mendasar hak dan kewajiban anak dapat terpenuhi secara baik. 2
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak, anak
adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun dan masih didalam kandungan.3

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 Tentang


Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak bahwa anak merupakan amanah dan karunia
dari Tuhan yang Maha Esa yang memiliki hak didalam dirinya melekat harkat dan
martabat sebagai manusia seutuhnya dan merupakan generasi penerus cita-cita
perjuangan bangsa yang perlu mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk
terpenuhi haknya secara wajar, serta setiap anak berhak atas keberlangsungan hidup,
tumbuh, berkembang dan mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.4 Dalam hal orang tua tidak mampu menjamin tumbuh kembang anak,
maka hak asuh anak dapat diberikan kepada keluarga atau lembaga. Anak yang tidak
dijamin tumbuh kembangnya akan sangat berpotensi mendapatkan kekerasan yang
bisa saja memiliki dampak negatif untuk masa depannya.5

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 Tentang


Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak diatur mengenai hak anak yang tercantum
dalam:

1. Paragraf I Pasal 9 mengenai Hak Sipil dan Kebebasan, setiap anak berhak
mendapatkan hak sipil dan kebebasan yaitu hak atas identitas, hak
perlindungan identitas, hak berekspresi, hak berpikir, mengeluarkan
pendapat, hak berorganisasi, hak atas perlindungan kehidupan pribadi, dan
hak akses informasi yang layak.
2. Paragraf 2 Pasal 10 mengenai Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan
Alternatif, setiap anak berhak mendapatkan hak lingkungan keluarga dan
pengasuhan alternative seperti, hak mendapatkan bimbingan, hak untuk
tidak dipisahkan dari orang tua, hak reunifikasi, hak tidak dipindahkan
secara illegal, hak mendapatkan dukungan kesejahteraan, dan lain-lain.

2
Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak (Jakarta: Akademika Pressindo, 1998), 17.
3
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak.
4
Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Kabupaten
Layak Anak.
5
Zuraidah Azkia dan Muhamad Sadi, 2018, “Perlindungan Hukum Terhadap Hak Asasi Anak Yang
Menjadi Korban Kekerasan”, Nurani: Jurnal Jurnal Kajian Syari’ah Dan Masyarakat 18, no.1, hlm. 151–62,
https://doi.org/10.19109/nurani.v18i1.190)
3. Paragraf 3 Pasal 11 mengenai Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan,
setiap anak berhak mendapatkan hak kesehatan dasar dan kesejahteraan
seperti, hidup dan mendapat perlindungan sejk dalam kandungan,
mendapatkan pemenuhan kecukupan gizi, mendapatkan air susu ibu
ekslusif, imunisasi dasar lengkap, memperoleh pelayanan kesehatan, dan
lain-lain.
4. Paragraf 4 Pasal 12 mengenai Hak Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang,
dan Kegiatan Budaya, setiap anak berhak mendapatkan hak pendidikan,
pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya seperti, hak memperoleh
pendidikan sejak usia dini, hak memperoleh pendidikan sesuai kebijakan
wajib belajar yang ditetapkan leh pemerintah, sekolah ramah anak, dan
lain-lain.

Tentang pengasuhan dan pemenuhan hak anak adalah tugas dan kewajiban
orang tua, terutama bagi anak yang belum mencapai kedewasaan dan belum bisa
hidup mandiri. Namun hal tersebut tidak berlaku bagi anak yang hidupnya dalam
kondisi tidak terpenuhi atau hak-haknya dilanggar seperti diskriminasi, penelantaran
anak, eksploitasi anak, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan dan ketidakadilan.
Dalam Islam juga telah mengatur tentang pemeliharaan dan perlindungan anak, adalah
tanggung jawab orangtua sejak lahir sampai dengan umur 18 tahun sesuai undang-
undang diatas.6

Panti asuhan merupakan tempat memelihara dan merawat anak-anak yatim


atau yatim piatu yang bertujuan untuk memberikan pelayanan, bimbingan dan
keterampilan pada anak asuh sebagai wadah pengembangan keterampilan bagi
kesejahteraan sosial anak agar bisa mandiri dan berkualitas untuk masa depan. 7 Panti
asuhan menjalankan tugas perlindungan anak yang dimaksudkan untuk
menghindarkan anak dari diskriminasi, ketelantaran, eksploitasi, dan kekerasan
seperti pada QS. Al-Ma’idah ayat 8:

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُك وُنو۟ا َقَّٰو ِم يَن ِهَّلِل ُش َهَدٓاَء ِبٱْلِقْس ِط ۖ َو اَل َيْج ِر َم َّنُك ْم َش َنَٔـاُن َقْو ٍم َع َلٰٓى َأاَّل‬
‫َتْع ِد ُلو۟ا ۚ ٱْع ِد ُلو۟ا ُهَو َأْقَر ُب ِللَّتْقَو ٰى ۖ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۚ ِإَّن ٱَهَّلل َخ ِبيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬
6
Sudrajat dan Tamara, (2018) “Peran Naskah Akademik Dan Daftar Inventarisasi Masalah Dalam
Mewujudkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Perlindungan Anak Yang Aspiratif Di Kota
Tangerang.” hlm. 5.
7
Muhammad Joni, Hak-hak Anak dalam UU Perlindungan Anak dan Konvensi PBB tentang Hak
Anak: Beberapa Isu Hukum Keluarga. Jakarta: KPAI, tt. H.16.
Artinya: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang
selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu
untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
apa yang kamu kerjakan.

Panti asuhan juga menjadi pelayanan kesejahteraan anak untuk menjamin


kehidupan dan kebutuhan anak, bahkan panti asuhan diharapkan menjadi pusat
pengembangan keterampilan anak-anak melalui bimbingan kepribadian, kreatifitas
dan kepercayaan diri.
Salah satu panti asuhan sebagai suatu lembaga sosial di daerah Ambarawa
Kabupaten Semarang yaitu Panti Asuhan Amanah Ambarawa yang terletak di Kupang
Jetis No. 17 RT 02/ RW 13, Kelurahan Kupang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
Semarang. Panti Asuhan Amanah Ambarawa memiliki tugas untuk mengasuh anak-
anak dan memberikan bimbingan kepada anak dengan tujuan agar mereka menjadi
manusia dewasa yang berguna serta bertanggungjawab atas dirinya dan terhadap
masyarakat. Panti Asuhan Amanah Ambarawa menyelenggarakan pengasuhan dan
pembinaan bagi anak-anak yatim atau piatu dan dhuafa dalam usia sekolah yaitu SD,
SLTP, dan SMK. Anak-anak yang ditampung dalam panti asuhan tersebut adalah
anak-anak yang tidak mempunyai ayah, ibu atau keduanya dan atau anak-anak dari
keluarga miskin sehingga orang tua tidak mampu memberikan kehidupan yang layak
bagi anak.
Namun pada realitanya masih terdapat anak penyandang masalah kesejahteraan
sosial yang membutuhkan perlindungan. Terdapat anak-anak yang belum tersentuh
pelayanan sosial karena keterbatasan cakupan layanan dan belum terpadunya
perencanaan, pengelolaan sumber daya, dan pelayanan yang ada di lembaga
pelayanan sosial yang ada, serta kurang diimbangi dengan upaya pencegahan yang
memadai mengakibatkan meningkatnya masalah sosial anak.
Akhir-akhir ini banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
panti asuhan. Karena tidak semua panti asuhan menjalankan tugas dan kewajibannya
dalam mensejahterakan anak yang berada dalam panti asuhan. 8 Pemenuhan hak-hak

8
Tim Penyusun, Diktat Usaha Kesejahteraan Anak untuk Sekolah Pekerja Sosial Atas (SPSA)
(Malang: Tp., tt.), h. 2.
anak oleh pengelola panti asuhan belum sesuai dengan peraturan tentang hak anak.
Pada umumnya pengasuhan di panti asuhan dilakukan sekedarnya saja dan tidak
memenuhi kebutuhan hak-hak anak. Maka dari itu berdasarkan uraian latar belakang
diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pemenuhan Hak
Anak Dalam Panti Asuhan Perspektif Hukum Positif (Studi di Panti Asuhan
Amanah Ambarawa Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang)”.
B. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang ditas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana Pemenuhan Hak Anak di Panti Asuhan Amanah Ambarawa

kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang diatur dalam Hukum Positif ?

2. Bagaimana Problematika dan Upaya dalam Pemenuhan Hak Anak di Panti

Asuhan Amanah Ambarawa Kecamatan Ambarawa?

C. Tujuan Penelitian

Melihat dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian adalah sebagai

berikut:

1. Untuk Pemenuhan Hak Anak di Panti Asuhan Amanah Ambarawa kecamatan

Ambarawa Kabupaten Semarang diatur dalam Hukum Positif.

2. Untuk Mengetahui Problematika dan Upaya dalam Pemenuhan Hak Anak di Panti

Asuhan Amanah Ambarawa Kecamatan Ambarawa.

D. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun

praktis.

1. Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

wawasan dan referensi dalam hal pemenuhan hak anak di panti asuhan

berdasarkan hukum positif yang tidak sesuai dengan aturan yang semestinya.
2. Praktis

Secara praktik diharapkan agar penelitian ini berguna untuk menambah

pengetahuan serta pemahaman dalam pelaksanaan Pemenuhan hak anak di panti

asuhan.

E. Penegasan Istilah

1. Pemenuhan Hak Anak

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang

masih didalam kandungan.9 Sedangkan hak anak adalah bagian dari hak asasi

manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,

masyarakat, pemerintah, dan Negara.10 Jadi pemenuhan hak anak bertujuan untuk

memenuhi hak-hak anak agar dapat tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara

optimal.

2. Panti Asuhan

Panti asuhan adalah suatu lembaga yang sangat terkenal untuk membentuk

perkembangan anak-anak yang tidak memiliki keluarga ataupun yang tidak

tinggal bersama dengan keluarga. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

mendefinisikan panti asuhan sebagai tempat memelihara dan merawat anak yatim

piatu dan sebagainya.

3. Perspektif

Perspektif adalah suatu sudut pandang kita atau cara pandang terhadap

sesuatu. Sudut pandang atau pendekatan yang kita gunakan dalam mengamati

suatu fenomena, situasi, masalah tertentu yang terjadi. Dengan perspektif

seseorang akan melihat sesuatu hal dengan cara tertentu dan menciptakan suatu

asumsi dasar dan ruang lingkup apa yang dilihat.

9
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Anak
10
Ibid.
4. Hukum Positif

Menurut Bagir Manan hukum positif ialah kumpulan asas dan kaidah hukum

tertulis dan tidak tertulis yang pada saat ini sedang berlaku, dan mengikat secara

umum atau khusus. Ditegakkan oleh pemerintah atau pengadilan di Indonesia.

Bahwa hukum positif terdiri atas hukum tertulis, yang bearti hukum yang sengaja

diadakan oleh lembaga atau organ yang memiliki otoritas untuk membentuk

hukuim, dan hukum yang terbentuk dalam proses kehidupan masyarakat tanpa

melalui pentepan oleh lembaga.

F. Telaah Pustaka

Berdasarkan pengetahuan peneliti, telaah pustaka yang terkait dengan judul penelitian

antara lain:

1. Penelitian dari Rizka Azizzah Siregar yang berjudul “Pemenuhan Hak

Pemeliharaan Anak Terlantar di Kota Medan (Studi di Dinas Sosial Kota Medan).

Dalam penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya perlakuan tidak baik

terhadap anak baik oleh orang tua maupun oleh keluarganya sendiri. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa hak pemeliharaan anak terlantar di Kota Medan

saat ini telah terpenuhi walaupun belum terpenuhi sepenuhnya. Penangan yang

dilakukan dengan di titipkan di panti asuhan untuk memenuhi kebutuhanya.

2. Skripsi dari Epida Sari Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Program

Studi Kesejahteraan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah Jakarta

tahun 2019 yang berjudul “Pemenuhan Hak Anak Pemulung Melalui Program

Pendidikan dan Kesehatan di Yayasan Tunas Mulia Kelurahan Sumur Batu Bantar

Gebang Bekasi”. Penelitian ini membahas mnegenai pelayanan sosial dalam

bidang pendidikan dan kesehatan yang merupakan cara pemenuhan hak anak
pemulung melalui program pendidikan dan kesehatan di Yayasan Tunas Mulia,

Kelurahan Sumur Batu, Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.

3. Jurnal dari ratna Kusuma Wardani dkk, Jurusan Syariah Universitas

Muhammadiyah Malang tahun 2016 yang berjudul “Pemenuhan Hak Anak dalam

Keluarga Poligami”. Penelitian ini membahas mengenai bagaimana anak yang

berasal dari keluarga poligami dapat mengembangkan kedewasaan dan

kemandirian.

Berdasarkan penelitian tersebut maka terdapat persamaan dan perbedaan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelum-sebelumnya yaitu sama-

sama membahas mengenai pemenuhan hak anak. Sementara beberapa aspek

perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu

penelitian sebelumnya memiliki fokus yang berbeda seperti objek penelitiannya,

lokasi penelitian, serta sudut pandang hukum yang menjadi tolak ukur

terpenuhinya hak anak di panti tersebut.

G. Kerangka Teoritik

1. Pemenuhan Hak Anak

Hak anak pada umumnya dengan hak anak di panti asuhan seharusnya sama.

Namun, anak yang tinggal di panti asuhan membutuhkan perlindungan dan

perhatian yang lebih dari pemerintah, lembaga, dan masyarakat karena mereka

tidak tinggal dengan orangtua mereka. Selain itu, anak-anak panti asuhan juga

harus memperoleh hak yang sama dengan anak lainnya.

Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2002

mendefinisikan adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak

yang masih didalam kandungan.11 Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak

Nomor 23 Tahun 2002 menguraikan hak anak adalah bagian dari hak asasi
11
Undang-undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi oleh orang tua, keluarga,

masyarakat, pemerintah dan negara.

Pemenuhan hak anak merupakan komitmen untuk memenuhi hak asasi dan

perlakuan yang sama terhadap warga negara tanpa melihat status anak tersebut.12

Secara garis besar hak-hak anak yang dapat dikategorikan menjadi empat

kategori yaitu sebagai berikut:

a. Hak kelangsungan hidup yang mencakup hak dan memperoleh pelayanan

kesehatan yang memadai.

b. Hak tumbuh kembang anak yang mencakup semua jenis pendidikan formal

maupun non formal dan hak menkmati standar kehidupan yang layak bagi

tumbuh kembang fisik, mental, spiritual, moral non moral, dan sosial

c. Hak perlindungan yang mencakup perlindungan diskriminasi, penyalahgunaan

dan pelalaian, perlindungan anak-anak tanpa keluarga dan perlindungan bagi

anak-anak pengungsi.

d. Hak partisipasi yang meliputi hak-hak anak untuk menyampaikan pendapat

atau pandangannya dalam semua hal yang menyangkut nasib anak itu.13

2. Panti Asuhan

a. Pengertian panti asuhan

Panti asuhan adalah suatu lembaga kesejahteraan sosial yang

mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kesejahteraan

sosial kepada anak terlantar, memberikan pelayanan pengganti orang tua/wali

anak dalam memenuhi kebutuhan fisik, mental dan social kepada anak asuh

sehingga memperoleh kesempatan yang luas, tepat dan memadai. Panti asuhan

merupakan tempat memelihara dan merawat anak-anak yatim atau yatim piatu
12
Ahmad Siboy, “Pengujian Peraturan Perundang-Undangan,” 2015.
13
Muhammad Joni, Hak-hak Anak dalam UU Perlindungan Anak dan Konvensi PBB tentang Hak
Anak: Beberapa Isu Hukum Keluarga. Jakarta: KPAI, tt. H.16
yang bertujuan untuk memberikan poelayanan, bimbingan dan keterampilan

pada anak asuh sebagai wadah pengembangan keterampilan bagi

kesejahteraan sosial anak agar bisa mandiri dan berkualitas untuk masa

depanFungsi panti asuhan

Fungsi panti asuhan menurut Depsos RI (1997), yaitu:

1) Pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak, berfungsi sebagai pemulihan,

perlindungan, pengembangan, dan pencegahan.

2) Pusat pengembangan keterampilan, sebagai lembaga yang melaksanakan

fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembanagn dan kepribadian

anak-anak.

b. Tujuan panti asuhan

Tujuan panti asuhan menurut Depsos RI (1997), yaitu:

1) Memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi prekerja sosisal

kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka

kearah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan

kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup

layak dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan

masyarakat.

2) Penyelenggara pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan

sehingga terbentumk manusia-manusia yang berkepribadian matang dan

berdedikasi. Mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang

hiodupnya dan hidup keluarganya.

3) Sasaran utama panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak ialah

anak yatim piatu dan anak dhu’afa (keluarga kurang mampu).14

14
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/lembaga-kesejahteraan-sosial-anak-lksa93 . Diakses 26
Februari 2023
3. Dasar Hukum Tentang Hak Anak di Panti Asuhan

a. Dasar Hukum Islam

QS. Al Isra’ ayat 31:

‫َو اَل َتْقُتُلٓو ۟ا َأْو َٰل َد ُك ْم َخ ْش َيَة ِإْم َٰل ٍقۖ َّنْح ُن َنْر ُز ُقُهْم َو ِإَّياُك ْم ۚ ِإَّن َقْتَلُهْم َك اَن ِخ ْطًٔـا َك ِبيًرا‬

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan.

Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar”.

QS. An-Nisa (9):

‫َو ۡل َيۡخ َش اَّلِذ ۡي َن َلۡو َتَر ُك ۡو ا ِم ۡن َخ ۡل ِفِهۡم ُذ ِّرَّيًة ِض ٰع ًفا َخ اُفۡو ا َع َلۡي ِهۡم ۖ َفۡل َيَّتُقوا َهّٰللا َو ۡل َيُقۡو ُلوا‬

‫َقۡو اًل َسِد ۡي ًد ا‬

“Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka

meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka

khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka

bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata

yang benar”.

QS. Al-Ma’idah Ayat 8

‫َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنو۟ا ُك وُنو۟ا َقَّٰو ِم يَن ِهَّلِل ُش َهَدٓاَء ِبٱْلِقْس ِط ۖ َو اَل َيْج ِر َم َّنُك ْم َش َنَٔـاُن َقْو ٍم َع َلٰٓى‬

‫َأاَّل َتْع ِد ُلو۟ا ۚ ٱْع ِد ُلو۟ا ُهَو َأْقَر ُب ِللَّتْقَو ٰى ۖ َو ٱَّتُقو۟ا ٱَهَّللۚ ِإَّن ٱَهَّلل َخ ِبيٌۢر ِبَم ا َتْع َم ُلوَن‬

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu

menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan

janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu

untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada
takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui

apa yang kamu kerjakan”.

b. Dasar Hukum Positif

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 tentang

Penyelenggaraan Kabupaten Layak Anak BAB I Pasal 1 ayat (9) bahwa hak

anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan

dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah dan negara.

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 Bagian

Kedua Pemenuhan Klaster Hak Anak Paragraf I mengenai Hak Sipil dan

Kebebasan Pasal 9:

(1) Setiap anak berhak mendapatkan Hak Sipil dan Kebebasan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a sebagai berikut:

a. Hak atas identitas

b. Hak perelindungan identitas

c. Hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat

d. Hak berpikir, berhati nurani, beragama dan berkepercayaan

e. Hak berorganisasi dan berkumpul secara damai

f. Hak atas perlindungan kehidupan pribadi

g. Hak akses informasi yang layak

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 Paragraf

2 mengenai Hak Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif Pasal 10:

(1) Setiap anak berhak mendapatkan hak lingkungan keluarga dan

pengasuhan alternative sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

huruf b sebagai berikut:

a. Hak mendapatkan bimbingan


b. Hak untuk tidak dipisahkan dari orang tua

c. Hak reunifikasi

d. Hak tidak dipindahkan secara illegal

e. Hak mendapatkan dukungan kesejahteraan

f. Hak anak yang terpaksa dipisahkan dari lingkungan

keluarga

g. Hak diangkat/ diadopsi sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku

h. Hak mendapatkan tinjauan penempatan secara berkala

i. Hak untuk bebas dari kekerasan dan penelantaran

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 paragraf

3 mengenai Hak Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan Pasal 11:

(1) Setiap anak berhak mendapatkan hak kesehatan dasar dan

kesejahteraan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf c

sebagai berikut:

a. Hidup dan mendapat perlindungan sejak dalam

kandungan

b. Mendapatakan pemenuhan kecukupan gizi sejak dalam

kandungan

c. Mendapatkan air usu ibu eksklusifd dan dilanjutkan

sampai dengan 2 tahun dan penyediaan ruang laktasi

d. Imunisasi dasar lengkap

e. Memperoleh layanan kesehatan

f. Mendapatkan akses jaminan sosial dan fasilitas kesehatan

g. Hidup dalam lingkungan yang sehat


h. Perlindungan dan rehabilitasi dari HIV, AIDS, serta

disorientasi seksual

i. Perlindungan dan rehabilitasi bagi penyalahgunaan

NAPZA

j. Rehabilitasi bagi anak korban penyalahgunaan NAPZA

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 paragraf

4 mengenai Hak Pendidikan, Pemanfaatan Waktu Luang dan Kegiatan

Budaya Pasal 12:

(1) Setiap anak berhak mendapatkan ha katas pendidikan,

pemnfaatan waktu luang dan kegiatan budaya, sebgaiamana

dimaksud dalam Pasal 7 huruf d sebagai berikut:

a. Hak untuk memperoleh pendidikan sejak usia dini

b. Hak memeperoleh pendidikan seksual sesuai kebijakan

wajib belajar yang ditetapkan oleh pemerintah

c. Sekolah ramah anak

d. Hak memperoleh sarana dan prasarana yang aman dalam

perjalanan anak ked an darei sekolah

e. Hak mengembangkan kreatifitas, dan rekreatif yang

ramah anak diluar sekolah yang dapat diakses semua anak

f. Hak untuk berekreasi

g. Hak untuk memiliki waktu luang untuk beristirahat dan

melakukan berbagai kegiatan seni, budaya dan olahraga

H. Metode Penelitian

1. Jenis
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah suatu jenis penelitian yang prosedur penemuan yang dilakukan

tidak menggunakan statistik atau kuantifikasi. Dalam hal ini penelitian kualitatif

adalah penelitian tentang kehidupan seseorang, cerita, perilaku, dan juga tentang

fungsi organisasi, gerakan sosial atau hubungan timbal balik.

2. Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris. Penelitian ini

dilakukan terhadap keadaan sebenarnya dengan menemukan fakta yang

sebenarnya. Pendekatan yang menganalisi tentang bagaimana reaksi dan interaksi

yang terjadi ketika system norma itu bekerja di dalam masyarakat.

3. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti pada penelitian ini dipelukan sebagai human instrument

dalam mengumpulkan data baik dari bentuk hasil wawancara maupun observasi,

menganalisis dan menyimpulkan peneliti sebagai partisipan atau pengamat total

dengan berinteraksi secara langsung terhadap para pihak yanag terkait.

4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Panti Asuhan Amanah Ambarawa yang berada

di Kupang Jetis No. 17 RT 02/ RW 13, Kelurahan Kupang, Kecamatan

Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah 50612.

5. Sumber Data

a. Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh peneliti secara langsung dari

sumber datanya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan

wawancara, kuisioner, dan interview15 yang dilakukan secara langsung pada

15
Dr. Muhaimin,SH.,M.Hum, Metode Penelitian Hukum,( Mataram NTB: Mataram Univesity Press,
2020), hal, 87.
lokasi yang menjadi tempat penelitian yaitu di Panti Asuhan Amanah

Ambarawa Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang.

b. Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

dari berbagai sumber yang telah ada. Teknik pengumpulan data sekunder

dalam penelitian ini dengan mengumpulkan, mendokumentasikan dari

berbagai sumber seperti buku, laporan, jurnal, kamus, ensiklopedia, dan

dokumen-dokumen lainnya yang berkaitan dengan permasalahan penelitian

yang bersumber dari bahan kepustakaan.16

6. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara, menggali data dengan

memberikan pertanyaan-pertayaan seputar rumusan masalah dengan para

pihak yang terkait guna mencari informasi.

Wawancara dilakukan secara langsung dengan narasumber dan juga beberapa

orang lainnya guna memperoleh informasi yang valid, dokumen berupa video

dan rekaman dari wawancara.

b. Observasi

Dalam hal ini peneliti melakukan pengamatan terhadap lingkungan tempat

lokasi penelitian agar memperoleh pengalaman langsung dan dijadikan

sebagai alat untuk melakukan uji kebenaran.

c. Dokumentasi

Dalam hal ini peneliti melakukan pengumpulan data berupa dokumentasi,

yaitu untuk mendapatkan informasi terhadap objek penelitian terutama

dokumen yang berkaitan dengan fokus masalah yang diteliti.


16
Ibid, hal, 100.
7. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis

berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi kesimpulan

sementara. Bedasarkan kesimpulan awal yang dirumuskan dari data tersebut,

kemudian mencari data lagi secara berulang sehingga kesimpulan itu dapat

diterima atau tidak. Pada bagian analisis data diuraikan proses pelacakan dan

pengaturan secara sistematis transkip-transkip wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain agar peneliti dapat menyajikan temuannya.

8. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam mengecek keabsahan data yang sudah diperoleh dan didapat dari

lapangan, maka peneliti dengan metode trigulasi yaitu membandingkan data

tertentu dengan data yang didapat dari sumber lain. Pengecekan kebasahan data

yang dilakukan peneliti dengan mengaitkan sumber-sumber data dengfan teori-

teori yang sesuai dengan tema.

9. Tahap-Tahap Penelitian

a. Tahap pra lapangan, Observasi di lokasi penelitian pada tempat yang termasuk

kedalam wilayah panti asuhan Amanah Ambarawa Kecamatan Ambarawa

Kabupaten Semarang, pembuatan proposal, penyusunan kerangka penelitian,

dan menyiapkan sumber-sumber data penelitian.

b. Tahap lapangan, Peneliti langsung ke lokasi penelitian, pengumpulan data

dengan memfokuskan pencatatan data, penafsiran dan pemaknaan data dengan

melakukan wawancara kepada para pihak yang terkait.

c. Tahap analisis data, Memahami semua sumber data yang telah didapat di

lapangan, kemudian mendeskripsikan teori dengan fakta serta hasil wawancara

kemudian dianalisis.
d. Tahap penyusunan laporan, Menganalisis data temuan, menarasikan hasil

analisis, konsultasi kepada pembimbing, perbaikan, kemudin mengambil

kesimpulan dan verifikasi.

I. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan, pada bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, telaah pustaka,

metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Kerangka Teori, pada bab ini berisi tentang pemaparan teori tentang

pelaksanaan pemenuhan hak anak di panti asuhan, dan perlindungan hukum terhadap

hak anak di panti asuhan.

BAB III Pembahasan, pada bab ini berisi tentang fakta dan temuan yang

diperoleh di lokasi penelitian terkait Pemenuhan Hak Anak dalam Panti Asuhan

Perspektif Hukum Positif (Studi di Panti Asuhan Amanah Ambarawa kecamatan

Ambarawa Kabupaten Semarang).

BAB IV Analisis Data, pada bab ini berisi tentang penjabaran secara deskriptif

temuan penelitian, argumentasi, perspektif, kritik dan analisa berdasarkan kerangka

teori yang dipakai terhadap kasus pemenuhan hak anak di panti asuhan.

BAB V Penutup, pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran hasil dari

penelitian. Dan bagian terakhir skripsi adalah daftar pustaka dan lampiran-lampiran

yang diperlukan.

DAFTAR PUSTAKA
AL-QUR’AN

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Perlindungan Hak Anak

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan

Kabupaten Layak Anak.

BUKU/JURNAL/SKRIPSI/ARTIKEL

Abdussalam, dan Adri Desasfuryanto. 2014. “Hukum Perlindungan Anak (dengan

dilengkapi Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Anak Pidana Anak)”. Jakarta, PTI.

Azkia, Zuraidah dan Muhamad Sadi. 2018. “Perlindungan Hukum Terhadap Hak

Asasi Anak Yang Menjadi Korban Kekerasan”,.Nurani: Jurnal Jurnal Kajian

Syari’ah Dan Masyarakat 18, no.1.

Susilowati, Ima, dkk. 2003.“Pegertian Konvensi Hak Anak”. Jakarta: Unicef

Sudrajat dan Tamara. 2018. “Peran Naskah Akademik Dan Daftar Inventarisasi

Masalah Dalam Mewujudkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2015 Tentang

Perlindungan Anak Yang Aspiratif Di Kota Tangerang.”

Muhammad Joni, Hak-hak Anak dalam UU Perlindungan Anak dan Konvensi PBB

tentang Hak Anak: Beberapa Isu Hukum Keluarga. Jakarta: KPAI.

Tim Penyusun, Diktat Usaha Kesejahteraan Anak untuk Sekolah Pekerja Sosial Atas

(SPSA) (Malang: Tp., tt.).

Siboy, Ahmad. “Pengujian Peraturan Perundang-Undangan,” 2015.

Dr. Muhaimin,SH.,M.Hum, Metode Penelitian Hukum.( Mataram NTB: Mataram

Univesity Press, 2020).

WEBSITES
https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/lembaga-kesejahteraan-sosial-anak-lksa93.

Diakses 26 Februari 2023

Anda mungkin juga menyukai