Anda di halaman 1dari 15

Perencanaan dan Pelaksanaan

Prinsip-Prinsip Perlindungan
& Kesejahteraan Anak
PENGERTIAN
KESEJAHTERAAN ANAK
• Menurut Child and Family Services Review process, terdapat tiga variabel kesejahteraan, yaitu:
1. Pertama, kesejahteraan dalam arti keluarga memiliki peningkatan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan
anak-anak mereka. Konsep ini mencakup pertimbangan kebutuhan dan pelayanan kepada anak-anak,
orangtua, dan orangtua asuh serta keterlibatan anak-anak, remaja, dan keluarga dalam perencanaan
pemecahan masalah.
2. Kedua, kesejahteraan dalam arti: anak-anak dan remaja menerima layanan yang sesuai untuk memenuhi
kebutuhan pendidikan mereka.
3. Ketiga, kesejahteraan dalam arti: anak-anak dan remaja menerima pelayanan yang memadai untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan kesehatan mental
• Menurut Undang Undang Nomor 4 Tahun 1979, diamanatkan bahwa : “Kesejahteraan anak adalah suatu tata
kehidupan dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar,
baik secara rohani, jasmani, maupun sosial”.
• Di dalam UU No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak diberikan batasan-batasan, sebagai berikut :
1) Kesejahteraan anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan yang dapat menjamin pertumbuhan
dan perkembangannya dengan wajar baik secara rohani, jasmani, maupun sosial (Pasal 1 butir 1 huruf a).
2) Usaha kesejahteraan anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang ditujukan untuk menjamin terwujudnya
kesejahteraan anak terutama terpenuhinya kebutuhan pokok anak (Pasal 1 butir 1 huruf b).
3) Anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan belum pernah kawin (Pasal 1
butir 2).
4) Anak yang tidak mempunyai orang tua adalah anak yang tidak ada lagi ayah & ibu kandungnya
(Pasal 1 butir 5)
5) Anak yang tidak mampu adalah anak yang karena suatu sebab tidak dapat terpenuhi kebutuhan-
kebutuhannya baik secara rohani, jasmani, maupun sosial dengan wajar (Pasal 1 butir 6)
6) Anak terlantar adalah anak yang karena suatu sebab orang tuanya melalaikan kewajibannya
sehingga kebutuhan anak tidak dapat terpenuhi dengan wajar baik secara rohani, jasmani,
maupun sosial (Pasal 1 butir 7)
7) Anak yang mengalami masalah kelakuan adalah anak yang menunjukkan tingkah laku
menyimpang dari norma-norma masyarakat (Pasal 1 butir 8).
8) Anak cacat adalah yang mengalami hambatan rohani dan atau jasmani sehingga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar (Pasal 1 butir 9).
Pengaturan usaha kesejahteraan anak diatur lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah No.2
Tahun 1988 tentang Usaha Kesejahteraan Anak Bagi Anak yang Mempunyai Masalah :
Pasal 1 butir 1 menyatakan : Anak yang mempunyai masalah adalah anak yang antara lain tidak
mempunyai orang tua dan terlantar, anak terlantar, anak yang tidak mampu, anak yang
mengalami masalah kelakuan dan anak cacat.
PERLINDUNGAN ANAK
• Sedangkan perlindungan Anak di Indonesia diatur dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002
yaitu segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
• Di dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak diberikan batasan-
batasan, sbb:
1) Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam
kandungan (Pasal 1 butir ke-1)
2) Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin & hak- haknya agar dapat hidup
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat & martabat
kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan di kriminasi (Pasal 1 butir ke-2)
3) Perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat,
anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang
dieksploitasi secara ekonomi dan/atau seksual, anak yang diperdagangkan, anak yang menjadi
korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya (napza), anak
korban penculikan, penjualan, perdagangan, anak korban kekuasaan baik fisik dan atau
mental, anak yang menyandang cacat dan anak korban perlakuan salah dan penelantaran
(Pasal 1 butir ke-15).
4) Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan dipenuhi
oleh orang tua, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan negara (Pasal 1 butir ke-12).
PRINSIP-PRINSIP DI DALAM
PERLINDUNGAN ANAK
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang
masih dalam kandungan.
2. Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.
3. Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak
Anak meliputi:
a. Non diskriminasi;
b. kepentingan yang terbaik bagi anak;
c. hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; serta
d. penghargaan terhadap pendapat anak.
4. Perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi    secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas,
memiliki akhlak mulia, dan sejahtera.
5. Setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka
pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan
bakatnya. Selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusus bagi anak
yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan
bagi anak yang memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan pendidikan khusus.
PRINSIP-PRINSIP DASAR KONVENSI
HAK-HAK ANAK
1. Non diskriminasi
Yang dimaksud non-diskriminasi adalah penyelenggaraan perlindungan anak yang bebas dari
bentuk apapun tanpa memandang etnis, agama, keyakinan politik, dan pendapat-pendapat
lain, kebangsaan, jenis kelamin, ekonomi (kekayaan, ketidakkemampuan), keluarga, bahasa dan
kelahiran serta kedudukan dari anak dalam status keluarga. Dalam pasal 13 dan 77 UU Nomor
23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ditegaskan bahwa perlindungan anak dari
diskriminasi adalah hak yang dilindungi hukum dan bagi yang melanggar hak tersebut dipidana,
khususnya dalam bidang pengasuhan anak. Dan jauh sebelum lahirnya UU ini, hak memperoleh
perlindungan dari tindakan diskriminasi, khsusnya dalam bidang bantuan dan pelayanan
kesejahteraan telah dikukuhkan dalam pasal 8 UU Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak.
2. The best of interest of child
Yang dimaksud dengan azas kepentingan yang terbaik bagi anak (the best of interest of child)
adalah bahwa dalam semua tindakan yang menyangkut anak yang dilakukan oleh pemerintah,
masyarakat, badan legislatif, dan badan yudikatif, maka kepentingan yang terbaik bagi anak
harus menjadi pertimbangan utama (pasal 3 ayat I Konvensi Hak Anak). Jadi, segala sesuatu
yang menyangkut kepentingan bagi anak diusahakan harus sesuatu yang baik untuk
kelangsungan hidup anak.
Negara mesti membuat standar pelayanan sosial anak, dan memastikan bahwa semua intitusi
yang bertanggung jawab mematuhi standar dimaksud dengan mengadakan monitoring atas
pelaksanaannya.
3. Survival and Development of Child
Yang dimaksud dengan asas hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan adalah
hak asasi yang paling mendasar bagi anak yang dilindungi oleh negara, pemerintah masyarakat,
keluarga, dan orang tua (pasal 2 UU Nomor 23 Tahun 2002). Kelangsungan hidup serta
perkembangan anak adalah sebuah konsep hidup anak yang sangat besar dan harus dipandang
secara menyeluruh demi anak itu sendiri. Hal ini dapat dilihat pada permasalahan hidup sehari-
hari yang menyangkut kehidupan anak, misalnya memilih jalur pendidikan anak, yang biasanya
seringkali menjadi keputusan sepihak orang tua atau wali anak, tanpa memandang
keinginan anak itu sendiri.
4. Recognition for free expression
Prinsip keempat dari prinsip dasar perlindungan anak adalah penghargaan terhadap pendapat
anak. Yang dimaksud dengan prinsip ini adalah penghormatan atas hak-hak anak untuk
berpartisipasi dan menyatakan pendapatnya dalam pengambilan keputusan terutama jika
menyangkut hal-hal yang mempengaruhi kehidupannya. (pasal 12 ayat 1 Konvensi Anak dan
pasal 10 dan penjelasan Pasal 2 UU Nomor 23/2002). Lebih jauh dalam pasal 6 disebutkan
prinsip tersebut dimaksudkan untuk memberi kebebasan kepada anak dalam rangka
mengembangkan kreativitas dan intelektualitasnya (kecerdasan intelektual) sesuai dengan
tingkat usia anak. Namun yang perlu digaris bawahi bahwa ketentuan pasal ini juga
menegaskan bahwa pengembangan kreativitas dan intelektualiatas tersebut masih tetap
berada dalam bimbingan orang tuanya (Penjelasan pasal 6 UU No. 23/2002).Jaminan
perlindungan atas hak mengemukakan pendapat terhadap semua hal tersebut, mesti
dipertimbangkan sesuai usia dan kematangan anak. Jadi, setiap anak berhak mengemukakan
pendapatnya jika hak-haknya tidak terpenuhi baik secara lisan maupun tulisan.
Perlindungan Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas
Permen PKADS atau Permen PPPA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak) No. 4 Tahun 2017 tentang Perlindungan khusus bagi anak Penyandang
Disabilitas didasari dengan pertimbangan bahwa :
1. Setiap anak, termasuk anak penyandang disabilitas, berhak untuk tumbuh dan
berkembang dan berhak untuk mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi;
2. Masih banyak anak penyandang disabilitas belum optimal memperoleh
pelayanan yang dibutuhkan dan menikmati haknya karena kemudahan
aksesibilitas dan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan belum dapat
dipenuhi dengan baik serta adanya pelabelan dan perlakuan yang tidak sama di
masyarakat;
3. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak Berkebutuhan Khusus
belum disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas;
4. Upaya untuk memenuhi hak serta mempercepat perlindungan khusus bagi anak
penyandang disabilitas perlu dikoordinasikan dengan baik dalam suatu program
kegiatan yang melibatkan kementerian/lembaga dan masyarakat;
Permen PPPA PKDS Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perlindungan Khusus Bagi Anak
Penyandang Disabilitas bertujuan untuk:
1. Mewujudkan program kegiatan dari pemangku kepentingan yang memberikan
perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas;
2. Melindungi dan memenuhi hak-hak anak penyandang disabilitas agar dapat
tumbuh dan berkembang serta berpartisipasi di tengah masyarakat; dan
3. adanya perubahan Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 10 Tahun 2011 tentang Kebijakan Penanganan Anak
Berkebutuhan Khusus.
Dasar Prinsip Pelaksanaan Program Perlindungan Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas :
1. Non diskriminatif artinya perlindungan khusus diberikan kepada anak penyandang
disabilitas dengan tidak membedakan berdasarkan suku, agama, ras, gender dan
kewarganegaraan;
2. Kepentingan terbaik, artinya adalah bahwa upaya untuk memberikan perlindungan
khusus bagi anak penyandang disabilitas, dilakukan sebagai pertimbangan utama untuk
kepentingan terbaik bagi anak penyandang disabilitas;
3. Hak untuk hidup dan kelangsungan perkembangan, artinya upaya untuk melindungi
anak penyandang disabilitas dilakukan sebagai tanggung jawab untuk melindungi dan
memenuhi hak asasi anak penyandang disabilitas yang dijamin ketentuan peraturan
perundang-undangan;
4. Keadilan, artinya perlindungan khusus bagi anak penyandang disabilitas diberikan secara
proporsional sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak penyandang disabilitas.
• Ketentuan Umum dalam Perlindungan Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas
1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk anak yang masih
dalam kandungan.
2. Anak Penyandang Disabilitas adalah anak yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental
dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berintegrasi dengan lingkungan dapat
mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan anak
lainnya berdasarkan kesamaan hak.
3. Perlindungan Khusus Anak Penyandang Disabilitas adalah suatu bentuk perlindungan yang
diterima oleh anak penyandang disabilitas untuk memenuhi hak- haknya dan mendapatkan
jaminan rasa aman, terhadap ancaman yang membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh
kembangnya.
4. Promotif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan yang lebih
mengutamakan kegiatan yang bersifat promosi.
Lanjutan...

5. Preventif adalah sutu kegiatan pencegahan terhadap masalah anak penyandang disabilitas.
6. Kuratif adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaitan kegiatan pengobatan yang ditujukan
untuk penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit atau pengendalian
kecacatan agar kualitas anak penyandang disabiltas dapat terjaga seoptimal mungkin.
7. Rehabilitatif adalah kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan untuk mengembalikan anak
penyandang disablitas kedalam masyarakat sehingga dapat berfungsi lagi sebagai anggota
masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat semaksimal mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
Fakta di Lapangan Pertimbangan Pelaksanaan Program Perlindungan Khusus
Bagi Anak Penyandang Disabilitas

• Kondisi anak penyandang disabilitas belum dapat terpenuhi hak-haknya dan belum mendapat
perlindungan dari kekerasan, dan diskriminasi, walaupun sebenarnya sudah ada jaminan
pemenuhan hak dan perlindungan anak penyandang disabilitas yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan. Kasus yang dihadapi oleh anak penyandang disabilitas, yaitu:
1. Sarana dan prasarana terhadap anak penyandang disabilitas belum terpenuhi, misalnya:
• Ketidaktersediaan sarana prasana khusus bagi anak penyandang disabilitas, seperti fasilitas
pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas olah raga, fasilitas rekreasi dan bermain.
• Sarana aksesibilitas, misal fasilitas umum untuk penyandang anak disabilitas masih jarang
ditemukan. Seperti akses kursi roda, keberadaan trotoal yang belum ramah terhadap anak
penyandang disabilitas.

Anda mungkin juga menyukai