Anda di halaman 1dari 87

DATA PRIBADI

1 Nama : Henny Tri Rama Yanti, SH, MH


2. Jabatan : Kasi Analisis Instrumen Hak Sipil dan
Politik
4. Unit : Direktorat Jenderal HAM Kementerian
Kerja Hukum dan HAM
5. Alamat : Jl. Asia Afrika/Beo No 2 Rt 03 Ciputat
Tangerang Selatan

6. HP : 08161661234

7. Email : hennytri_14@yahoo.com
MEMAHAMI
HAK-HAK ANAK
DAN
PRINSIP-PRINSIP
PERLINDUNGAN
ANAK
MATERI POKOK
Pengertian Anak

SIAPA SIH YANG


DISEBUT ANAK ?
PENGERTIAN ANAK
 Konvensi Hak-hak Anak
Anak adalah setiap manusia yang berusia di
bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-
undang yang berlaku untuk anak ditentukan
bahwa usia dewasa dicapai lebih awal
 UU No 1 tahun 1974 ttg Perkawinan Pasal 7

Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria


sudah mencapai umur 19 (sembilan belas)
tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur
16 (enam belas) tahun.
 UU 4 Tahun 1979 ttg Kesejahteraan Anak Anak
adalah seseorang yang belum mencapai umur
21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah
kawin
 Menurut UU No.13 tahun 2003 ttg
ketenagakerjaan, Pasal 1 angka 26
“ anak adalah setiap orang yang berumur
dibawah 18 tahun”
 Pasal 330 ayat (1) KUH Perdata
“ Seorang belum dapat dikatakan dewasa jika
orang tersebut umurnya belum genap 21 tahun,
kecuali seseorang tersebut telah menikah
sebelum umur 21 tahun “
Pasal 45 KUHP
“ anak yang belum dewasa apabila
seseorang tersebut belum berumur 16
tahun “

UU NO 35 TAHUN 2014 TENTANG


PERUBAHAN ATAS UU NO 23 TAHUN
2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
Anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 (delapan belas) tahun,
termasuk anak yang masih dalam
kandungan
Anak yang Berkonflik dengan Hukum
yang selanjutnya disebut Anak adalah
anak yang telah berumur 12 (dua belas)
tahun, tetapi belum berumur 18 (delapan
belas) tahun yang diduga melakukan
tindak pidana.

UU No. 11 Tahun 2012


Anak yang Menjadi Korban Tindak Pidana yang
selanjutnya disebut Anak Korban adalah anak yang
belum berumur 18 (delapan belas) tahun yang
mengalami penderitaan fisik, mental, dan/atau kerugian
ekonomi yang disebabkan oleh tindak pidana.

Anak yang Menjadi Saksi Tindak Pidana yang selanjutnya


disebut Anak Saksi adalah anak yang belum berumur
18 (delapan belas) tahun yang dapat memberikan
keterangan guna kepentingan penyidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di sidang pengadilan tentang suatu
perkara pidana yang didengar, dilihat, dan/atau
dialaminya sendiri.
KONVENSI HAK ANAK
 Perjanjian
internasional yang
memberikan pengakuan serta
menjamin penghormatan, perlindungan
dan pemenuhan hak-hak anak.

 KHAdisetujui dengan suara bulat oleh


Majelis Umum PBB pada tanggal 20
November 1989. 
 DekLarasi adalah Pernyatan umum mengenai
prinsip-prinsip yang bisa diterima bersama.
Berbeda dengan konvensi, deklarasi tidak
mengikat secara yuridis hanya secara moral

 Ratifikasi adalah Penerimaan yuridis terhadap


sebuah konvensi yang dilakukan oleh Negara

 Reservasi adalah Penolakan keterikatan


terhadap sebagian dari ketentuan yang
terdapat dalam konvensi
Hak Asasi Manusia bersifat :
 Umum : berlaku untuk semua manusia di mana

saja
 Utuh : tidak boleh dirampas siapapun

 Setara :

1) Tidak ada tingkatan antara satu hak dan hak


lainnya,
2) Satu hak tidak boleh diabaikan untuk
kepentingan hak lainnya
 1923 Eglante Jebb (pendiri Save the Children)
membuat rancangan Deklarasi Hak Anak
 1924 Deklarasi Hak Anak diadopsi oleh Liga

Bangsa Bangsa
 1948 Majelis Umum PBB mengadopsi

Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia


 1959 PBB mengadopsi Hak Anak untuk kedua

kalinya
 1979 Tahun Anak International; suatu
Kelompok Kerja dibentuk untuk membuat
rumusan KHA
 1989 KHA diadopsi oleh Majelis Umum PBB

pada tanggal 20 November


 1990 KHA mulai berlaku sebagai hukum

international pada tanggal 2 September


 Indonesia meratifikasi KHA melalui Keppres No. 36
Tahun1990 tertanggal 25 Agustus 1990.
Konsekuensinya, kita wajib mengakui dan memenuhi
hak-hak anak sebagaimana dirumuskan dalam KHA
 Tahun 2000 Laporan Periodik Pertama Indonesia
tentang Pelaksanaan KHA.
 Beberapa peraturan perundang-undangan yang dibuat
sebagai bagian dari implementasi Konvensi Hak Anak di
Indonesia adalah:
• UU No. 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang
dicabut dengan UU No 11 Tahun 2012 tentang SPPA
• UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
Kemudian direvisi dengan UU No 35 Tahun 2014
 Setiap negara yang  Konvensi Hak-hak
meratifikasi Konvensi Anak (KHA)
Hak-hak Anak ke
merupakan bagian
dalam Perundang-
undangannya maka ia dari hukum
terikat baik secara internasional di
moral maupun yuridis bidang HAM yang
untuk tertuang dalam
melaksanakannya Resolusi PBB 44/25
tanggal 20
November 1989
untuk memastikan upaya
pemenuhan hak-hak anak agar
anak dapat tumbuh &
berkembang secara penuh sesuai
potensinya
• Anak harus dilindungi dari segala pertimbangan
mengenai ras, kebangsaan dan kepercayaan;
• Anak harus dipelihara dengan tetap menghargai
keutuhan keluarga;
• bagi anak harus disediakan sarana yang
diperlukan untuk perkembangan secara
normal, baik material, moral dan spritual.
• Anak yang lapar harus diberi makan, anak yang
sakit harus dirawat, anak penyandang disabilitas
mental dan tubuh harus dididik, anak yatim
piatu dan anak terlantar harus diurus.diberi
perumahan;
• Anaklah yang pertama-tama harus
mendapatkan bantuan/pertolongan pada saat
terjadi kesengsaraan;
• Anak harus menikmati dan sepenuhnya
mendapat manfaat dari pogram kesejahteraan
dan jaminan sosial, nmendapatkan pelatihan
agar pada saat diperlukan nanti dapat
dipergunakan untuk mencari nafkah, serta
harus dilindungi dari segala bentuk eksploitasi;
• Anak harus diasuh dan dididik dengan suatu
pemahaman bahwa bakatnya dibutuhkan untuk
pengabdian sesama umat.
Pelanggaran terhadap hak-hak anak terjadi:
di negara yang sedang terjadi konflik bersenjata,
negara-negara berkembang
Termasuk negara-negara maju.

Permasalahan sosial dan masalah anak sebagai ak


dari dinamika pembangunan ekonomi diantarany
anak jalanan (street shildren), pekerja anak (child
labour), perdagangan anak (child trafficking) dan
prostitusi anak (child prostitution).
Diskusi kelompok
ISI KHA
1. Langkah Pelaksanaan Umum
2. Pengertian tentang anak
3. Prinsip-prinsip dasar
4. Hak Anak
a. Hak dan Kemerdekaan sipil
b. Lingkungan Keluarga dan pengasuhan
pengganti
c. Hak atas Kesehatan dan kesejahteraan dasar
d. Hak atas Pendidikan, waktu luang dan kegiatan
budaya
e. Perlindungan khusus
Kepentingan
Non
Diskriminasi
terbaik bagi
anak

Anak
Menghargai
Pendapat Anak
 Semua hak yang diakui dan terkandung dalam
KHA harus diberikan kepada setiap anak tanpa
pembedaan apapun.
 Tanpa Pembedaan adalah tanpa memandang ras,
warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama,
pandangan politik atau pandangan lainnya, asal-
usul kebangsaan, etnis atau latar belakang
sosial, status kepemilikan, disabilitas (cacat atau
tidak), status kelahiran atau lainnya, dll.
 Semua anak mempunyai hak yang sama dan
harus diperlakukan sama oleh
peraturan/perundangan dan kebijakan Negara.
 

 Dalam semua tindakan yang menyangkut


anak yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial pemerintah atau swasta,
lembaga peradilan, lembaga pemerintahan
atau badan legislatif, maka kepentingan yang
terbaik bagi anak harus menjadi
pertimbangan utama.
 Setiap anak memiliki hak yang melekat
atas kehidupan.
 Negara wajib menjamin kelangsungan
hidup dan perkembangan anak sampai
batas maksimal.
 Anak mempunyai baik hak-hak sipil
maupun
 hak-hak ekonomi, sosial & budaya
 Anak yang memiliki pandangan sendiri
mempunyai hak untuk menyatakan pandangan-
pandangannya secara bebas dalam semua hal
yang mempengaruhi anak.

 Pandangan anak tersebut harus dihargai sesuai


dengan tingkat usia dan kematangan anak.

 Anak mempunyai hak untuk menyatakan


pendapat sesuai tingkat usia dan
perkembangannya & dipertimbangkan
pendapatnya.
Kelompok Hak Anak dalam KHA

Ps. 7, 8, 13, 14, 15, 16, 17, 37(a)

Ps. 5, 18 (1-2), 9,
10, 11, 19, 20, 21,
25, 27 (4), 39

Ps. 22, 38, 39, 40, 37 (b)-(d),


32, 33, 34, 35,36
Kesehatan &
Perlindungan Kesejahteraa
Khusus n dasar
Ps. 6, 18 (3), 23, 24,
26, 27 (1-3)

Ps. 28, 29, 31


Hak atas akte
kelahiran
HAK
PERLINDUNGAN
DARI PENYIKSAAN
DAN EKSPLOITASI
1. Hak atas nama, kebangsaan, dan mengetahui
dan diasuh oleh orangtuanya.
2. Hak memiliki kewarganegaraan
3. Hak mengeluarkan pendapat
4. Hak untuk bebas berpikir, berhati nurani, dan
beragama
5. Hak untuk bebas berkumpul
6. Hak untuk tidak diganggu kehidupan pribadinya
7. Hak memperoleh informasi
8. Hak untuk tidak menerima siksaan, kekejaman,
perlakuan dan hukuman tidak manusiawi
Diasuh dan
dilindungi orang
tua
NO ISI PASAL

1 Menghormati hak keluarga untuk mengasuh dan


membesarkan anak
2 Hak tidak terpisahkan dari oprang tuanya, dan tetap
memelihara hubungan dengan orang tuanya ketika tinggal
jauh dari orang tuanya.

3 Kedua orang tua punya kewajiban yang sama untuk


membesarkan anak
4 bagi anak yang mebutuhkan reunifikasi keluarga dalam lintas
negara, harus diperlakukan secara positif dan manusiawi
5. Negara peserta wajib mencegah terjadinya
pengiriman anak lintas negara secara ilegal.
6. negara peserta wajib melakukan berbagai upaya
untuk melindungi anak dari berbagai tindak
penelantaran, eksploitasi, tindak kekerasan dan
perlakuan salah lainnya, selama anak berada dalam
pengasuhan orang tuanya atau pengasuh lainnya.
7. hak atas perlindungan khusus ketika terpisah dari
orang tua , termasuk untuk mendapatkan
pengasuhan alternatif yang sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
HAK HIDUP
HAK ATAS
KESEHATA
N

Gizi buruk
HAK ATAS
AIR BERSIH
1. Hak hidup, kelangsungan hidup dan
perkembangan anak
2. Hak untuk tidak diganggu kehidupan
pribadinya
3. Hak anak yang cacat mental dan fisik
4. Hak menikmati status kesehatan tertinggi
dan memperoleh sarana perawatan penyakit
dan pemulihan kesehatan
5. Hak atas taraf hidup yang layak bagi
pengembangan fisik, mental, spiritual,
moral, dan sosial anak
HAK ATAS
PENDIDIKAN
Hak
bermain
1. Hak atas pendidikan diarahkan pada
perkembangan fisik, mental dan bakat
anak, penghormatan atas hak anak, orang
tua dan identitas budaya anak dll.
2. Hak untuk menggunakan bahasa,
mempraktekkan nilai-nilai budaya, serta
menjalankan ibadah sesuai dengan agama
yang dianutnya.
3. Hak untuk beristirahat, punya waktu luang,
bermain dan melaksanakan kegiatan
rekreasional sesuai dengan usia anak.
1. Anak dalam situasi darurat;
2. Anak yang bermasalah dengan hukum
(setiap anak yang disangka, didakwa,
dinyatakan terbukti bersalah melanggar
hukum pidana);
3. Anak dalam situasi eksploitasi;
4. Anak korban penyalahgunaan narkotika,
5. Eksploitasi dan kekerasan seksual,
6. Penjualan, perdagangan, dan penculikan
anak
7. Anak kelompok minoritas dan masyarakat
adat terpencil
Perlindungan anak ber-tujuan untuk
menjamin terpenuhinya hak-hak anak, agar
dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi secara optimal, sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan,
serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi demi
terwujudnya anak Indonesia yang
berkualitas, berakhlak mulia,
dan sejahtera.
Hak anak dalam UU Nomor 35
Tahun 2014 Tentang Perubahan
Atas UU Nomor 23 tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak
 Pengakuan atas hak-hak asasi
anak
 Penyelenggaraan Perlindungan
bagi anak
 Kewajiban negara dan masyarakat
 Kewajiban keluarga
 Lembaga perlindungan anak
 Hukuman bagi pelanggar hak anak
 Hidup, tumbuh, berkembang, & berpartisipasi
 Memiliki identitas & kebangsaan
 Beribadah menurut agama
 Berpikir, berekspresi sesuai perkembangan
 Kenal dan diasuh oleh orangtua, atau oleh pihak lain bila orangtua
berhalangan
 Layanan kesehatan dan jaminan sosial
 Pendidikan dan pengajaran
 Menyatakan dan didengar pendapatnya; menerima, memberi dan
mencari informasi
 Bermain dan beristirahat, memanfaatkan waktu luang
 Perlindungan khusus untuk anak dalam situasi rentan
HAK ANAK PASAL
Hidup, tumbuh, berkembang, & berpartisipasi 4
Memiliki identitas; kebangsaan; status 5; 27-29
Beribadah menurut agama 6
Berpikir, berekspresi sesuai taraf perkembangan 6
Kenal dan diasuh oleh orangtua, atau oleh pihak 7; 26;
lain bila orangtua berhalangan 30-41
Layanan kesehatan & jaminan sosial 8
Pendidikan dan pengajaran 9
HAK ANAK PASA
L
Menyatakan dan didengar pendapatnya 10
Menerima, memberi dan mencari informasi 10
Bermain, beristirahat, memanfaatkan waktu 11
luang
Rehabilitasi, bantuan sosial & kesejahteraan 12
bagi anak penyandang disabilitas
Perlindungan selama dalam pengasuhan, 13
dari:
•Diskriminasi;
•Eksploitasi (ekonomi/seksual); Penelantaran
•Kekejaman, kekerasan, penganiayaan
HAK ANAK PASAL
Perlindungan dari: 15
•Penyalahgunaan dalam kegiatan politik
•Pelibatan dalam konflik senjata
•Pelibatan dalam kerusuhan sosial
•Pelibatan dalam peristiwa kekerasan
•Pelibatan dalam perang
•Kejahatan Seksual
Perlindungan dalam peristiwa hukum: 16; 17; 18
•Dari penganiayaan, penyiksaan, penghukuman
yang tidak manusiawi
•Bantuan dalam proses hukum acara &
memperoleh keadilan
•Kerahasiaan identitas
BIDANG
Agama • Perlindungan untuk beribadah
• Perlindungan meliputi pembinaan, bimbingan, dan
42-43
pengamalan
Kesehatan • Penyediaan fasilitas dan layanan komprehensif
• Upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
44-47
• Akses gratis bagi keluarga tak mampu
• Perlindungan kesehatan sejak kandungan
• Perlindungan dari tindakan pencurian dan
perdagangan organ/jaringan tubuh
BIDANG
Pendidikan • Wajar dikdas 9 tahun
48-54 • Kesempatan seluas-luasnya untuk memperoleh
pendidikan
• Tujuan pendidikan
• Kesempatan dan akses bagi penyandang
disabilitas dan anak yang memiliki keunggulan
• Bantuan biaya; kebutuhan belajar; pelayanan
khusus bagi anak keluarga miskin, anak terlantar,
anak daerah terpencil
• Perlindungan dari kekerasan fisik, psikis, kejahatan
seksual dan kejahatan lainnya yang dilakukan oleh
pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta
didik, dan atau pihak lainnya
Sosial • Perawatan anak terlantar dalam lembaga maupun
55-58 luar lembaga
• Pemenuhan hak anak dalam pengasuhan alternatif
Bidang PERLINDUNGAN KHUSUS PASAL
anak dalam situasi darurat 60; 61; 62
anak yang terlibat dalam peristiwa hukum: 16; 17; 64
•Dari penganiayaan, penyiksaan,
penghukuman yang tidak manusiawi
•Bantuan dalam proses hukum acara; sarana;
akses hak dasar; rehabilitasi
•Kerahasiaan identitas
anak kelompok minoritas atau suku terasing 65
anak korban eksploitasi (ekonomi dan atau 66
seksual)
HAK PERLINDUNGAN KHUSUS PASAL
anak korban penyalahgunaan napza 67
Anak korban Pengaruh pronografi 67B

Anak dengan HIV/AIDS 67C


Anak korban penculikan, penjualan, dan atau 68
perdagangan
Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis 69
HAK PERLINDUNGAN KHUSUS PASAL
anak korban kejahatan seksual 69A
Anak korban jaringan terorisme 69B
Anak penyandang disabilitas 70
Anak korban perlakuan salah dan 71
penelantaran
Anak dengan prilaku social menyimpang 71A
Anak korban stigmatisasi dari pelabelan 71B
terkait dengan kondisi orang tuanya
Isi KHA dan UU
Perlindungan Anak yang
Terkait dg ABH
 (Pasal 3 ayat 1)
 semua tindakan yang menyangkut anak,
baik yang dilakukan oleh lembaga-lembaga
kesejahteraan sosial pemerintah atau
swasta, lembaga pengadilan, lembaga
pemerintah atau badan legislatif,
kepentingan terbaik bagi anak harus
dijadikan pertimbangan utama.
 Pasal 3 ayat 2
 Berupaya untuk menjamin adanya

perlindungan dan pemeliharaan sedemikian


rupa yang diperlukan untuk kesejahteraan
anak, dengan memperhatikan hak dan
kewajiban orang tua anak, walinya yang sah,
atau orang lain yang secara hukum
bertanggungjawab atas anak yang
bersangkutan, dan untuk tujuan ini harus
mengambil semua tindakan legislatif dan
administratif yang diperlukan
 Pasal 3 ayat 3
 harus memastikan bahwa lembaga-lembaga,

instansi-instansi dan fasilitas-fasilitas yang


bertanggung jawab atas pemeliharaan dan
perlindungan anak menyesuaikan diri
dengan standar-standar yang ditetapkan
oleh pejabat yang berwenang, terutama dalam
bidang keselamatan, kesehatan, dalam jumlah
maupun kesesuaian petugas, dan pula dalam
adanya pengawasan yang baik
 Pasal 5
 harus menghormati tanggungjawab, hak dan

kewajiban orang tua, atau, jika berlaku,


anggota-anggota keluarga besar atau
komunitas sebagaimana ditentukan oleh
adat setempat, wali hukum yang sah atau
orang lain yang secara hukum bertanggung
jawab atas anak tersebut, untuk memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam
pelaksanaan hak-hak anak yang diakui
dalam Konvensi ini, dengan perkembangan
kemampuan seorang anak
 Pasal 12 ayat 1
 Anak diberi kesempatan untuk didengar

dalam setiap proses peradilan dan


administratif yang mempengaruhi dirinya,
baik secara langsung maupun melalui
suatu perwakilan atau badan yang tepat,
dengan cara yang sesuai dengan hukum
acara nasional.
 Pasal 40 ayat 1
 Setiap anak yang diduga, dituduh, atau diakui

sebagai telah melanggar undang-undang


hukum pidana untuk diperlakukan dalam suatu
cara yang sesuai dengan peningkatan rasa
penghormatan dan harga diri anak, yang
memperkuat kembali penghormatan anak
terhadap HAM dan kebebasan dasar orang lain,
dan yang memperhatikan umur anak dan
keinginan untuk meningkatkan integrasi
kembali anak.
Pasal 40 ayat 2
Setiap anak yang diduga atau dituduh telah
melanggar undang-undang hukum pidana
berhak atas jaminan legal sebagai berikut :
Dianggap tidak bersalah sebelum dibuktikan
bersalah menurut hukum
Hak atas informasi tentang hal-hal yang
dituduhkan kepadanya
Hak atas pengadilan yang cepat
Hak atas bantuan hukum
Hak atas perlindungan dari diskriminasi
Hak untuk menolak memberi kesaksian
Hak atas banding atau mendapat peninjauan
kembali
Hak atas seorang penerjemah
Hak atas privasi
 Pasal 37 huruf a
 hukuman mati maupun hukuman seumur

hidup tanpa kemungkinan dibebaskan tidak


akan dikenakan untuk kejahatan-kejahatan
yang dilakukan oleh orang yang berusia di
bawah 18 tahun.
 Pasal 37 huruf b
 Penangkapan, penahanan, atau

penghukuman anak akan disesuaikan dengan


undang-undang dan anak dilakukan hanya
sebagai langkah terakhir dan untuk masa
yang paling singkat dan layak.
 Pasal 37 huruf c
 setiap anak yang dirampas kebebasannya

akan dipisahkan dari orang dewasa kecuali


bila tidak melakukannya dianggap sebagai
kepentingan terbaik bagi anak yang
bersangkutan dan anak akan mempunyai hak
untuk terus mengadakan hubungan dengan
keluarganya melalui surat menyurat atau
kunjungan, kecuali dalam keadaan luar biasa.
 Pasal 37 huruf d
 Setiap anak yang dirampas kebebasannya

akan mempunyai hak untuk segera mendapat


bantuan hukum dan bantuan-bantuan lainnya
yang layak
 Pasal 39
 Meningkatkan pemulihan fisik maupun

biologis dan reintegrasi dalam masyarakat,


seorang anak yang menjadi korban dari
setiap bentuk penelantaran, eksploitasi, atau
penyalahgunaan, penyiksaan, atau setiap
bentuk kekejaman atau hukuman yang
kejam, tidak manusiawi atau yang
merendahkan martabat, atau pertentangan
kesepakatan.
 Pasal 64
 Perlindungan Khusus bagi ABH dilakukan
melalui:
a. Perlakuan secara manusiawi dengan
memperhatikan kebutuhan sesuai
dengan umurnya
b. Pemisahan dari orang dewasa
c. Pemberian bantuan hokum dan
bantuan lain secara efektif
d. Pemberlakuan kegiatan rekreasional
e. Pembebasan dari penyiksaan,
penghukuman atau perlakuan lain yang
kejam, tidak manusiawi serta merendahkan
martabat dan derajatnya
f. Penghindaran dari penjatuhan pidana mati
dan atau pidana seumur hidup
g. Penghindaran dari penangkapan,
penahanan atau penjara kecuali sebagai
upaya terakhir dan dalam waktu yang paling
singkat
h. Pemberian keadilan di muka pengadilan
anak yang objektif, tidak memihak, dan
dalam sidang yang tertutup untuk umum
i. Penghindaran dari publikasi atas
identitasnya
j. Pemberian pendampingan orang tua/wali
dan orang yang dipercaya oleh anak
k. Pemberian advokasi social
l. Pemberian kehidupan pribadi
m. Pemberian aksesibilitas terutama anak
penyandang disabilitas
n. Pemberian pendidikan
o. Pemberian pelayanan kesehatan
p. Pemberian hak lain sesuai dengan
ketentuan PUU.
 Pasal 71 D ayat 1
 Setiap anak yang menjadi korban tindak

pidana berhak mengajukan ke pengadilan


berupa hak atas restitusi yang menjadi
tanggung jawab pelaku kejahatan
Perlindungan khusus bagi anak yang
menjadi korban tindak pidana
dilaksanakan melalui :
 Upaya rehabilitasi, baik dalam lembaga
maupun di luar lembaga;
 Upaya perlindungan dari pemberitaan
identitas melalui media massa dan untuk
menghindari labelisasi;
 Pemberian jaminan keselamatan bagi saksi
korban dan saksi ahli, baik fisik, mental,
maupun sosial; dan
 Pemberian aksesibilitas untuk mendapatkan
informasi mengenai perkembangan perkara
1. Orang Tua/Wali
2. Pemerintah pusat dan daerah,
3. Masyarakat (Masyarakat, organisasi
masyarakat, dunia usaha, media masa)
• Menghormati- kewajiban untuk menghormati dan tidak
mencampuri secara langsung atau tidak, anak dalam
mendapatkan hak
• Melindungi– kewajiban untuk mencegah pihak lain
mengganggu /menghalangi anak dalam mendapatkan hak
• Memenuhi:
– (Fasilitasi) – kewajiban untuk mengambil tindakan legislatif,
administratif, keuangan, hukum, promosi, dan upaya lain untuk
mendukung pemenuhan hak anak (Menyediakan) –

kewajiban untuk secara langsung menyediakan dukungan


atau layanan untuk pemenuhan hak anak
Kewajiban Negara:
 Menetapkan undang-undang, prosedur-

prosedur, dan lembaga-lembaga yang dapat


diterapkan secara khusus terhadap ABH
 pengaturan seperti perawatan, bimbingan

dan perintah pengawasan, bantuan hukum,


hukuman percobaan, pengasuhan pengganti,
 Program pembinaan
1. edukasi tentang kesehatan reproduksi, nilai
agama, dan nilai kesusilaan;
2. rehabilitasi sosial;
3. pendampingan psikososial pada saat
pengobatan sampai pemulihan; dan
4. pemberian perlindungan dan pendampingan
pada setiap tingkat pemeriksaan mulai dari
penyidikan, penuntutan, sampai dengan
pemeriksaan di sidang pengadilan.
 mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
 menumbuhkembangkan anak sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minatnya; dan
 mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak.
 Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui
keberada-annya, atau karena suatu sebab, tidak dapat
melaksanakan kewajiban dan tanggung-jawabnya, maka
kewajiban dan tanggung dapat beralih kepada keluarga
yang dilak-sanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Peran media
massa
JPJPP

Anda mungkin juga menyukai