Oleh :
Dr. Dra. Hj. MISKA GEWASARI, MM
SEKRETARI DINAS
PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA
DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN DELI SERDANG
PENGERTIAN
Konvensi Hak Anak
adalah perjanjian yang mengikat secara
yuridis dan politis di antara berbagai
negara yang mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan hak anak.
Salah seorang di antara para aktivis tersebut yakni yang bernama Eglantyne Jebb (pendiri Save the
Children) kemudian mengembangkan sepuluh butir pernyataan tentang hak anak atau rancangan
deklarasi hak anak (Declaration of the Rights of the Child) yang pada tahun 1923 diadopsi
oleh lembaga Save the Children Fund International Union.
SEJARAH KONVENSI HAK ANAK
Tahun 1924 untuk pertama kalinya Deklarasi Hak Anak diadopsi secara
Internasional oleh Liga Bangsa-Bangsa. Deklarasi ini dikenal juga sebagai
“Deklarasi Jenewa”.
Pada pasal 2 ayat 2 dijelaskan tentang jaminan perlindungan anak dari segala
bentuk diskriminasi, secara rinci dijelaskan sebagai berikut: “Negara-negara Peserta
akan mengambil semua langkah yang perlu untuk menjamin agar anak dilindungi
dari semua bentuk diskriminasi atau hukuman yang didasarkan pada status,
kegiatan, pendapat yang dikemukakan atau keyakinan dari orangtua anak, walinya
yang sah, atau anggota keluarganya” (ayat 2).
2 Kepentingan Terbaik Anak
Kepentingan Terbaik, yaitu bahwa “dalam semua tindakan, maka kepentingan
yang menyangkut anak yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan
sosial pemerintah maupun swasta, lembaga peradilan, lembaga pemerintah
atau badan legislative, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus
menjadi pertimbangan utama” (pasal 3 ayat 1 KHA)
Perlindungan Khusus
1. Anak dalam Situasi Darurat.
2. Anak Berkonflik dengan Hukum.
3. Anak dalam Situasi Eksploitasi, Termasuk Pemulihan
Fisik dan Psikologis dan Reintegrasi Sosial.
4. Anak-anak yang Termasuk dalam Suatu Kelompok
Minoritas atau Pribumi (Pasal 30).