Anda di halaman 1dari 20

KONVENSI HAK ANAK

Oleh :
Dr. Dra. Hj. MISKA GEWASARI, MM
SEKRETARI DINAS
PENGENDALIAN PENDUDUK, KELUARGA BERENCANA
DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN, PERLINDUNGAN ANAK KABUPATEN DELI SERDANG
PENGERTIAN
Konvensi Hak Anak
adalah perjanjian yang mengikat secara
yuridis dan politis di antara berbagai
negara yang mengatur hal-hal yang
berhubungan dengan hak anak.

Hak anak berarti hak asasi manusia


untuk anak
Konvensi Hak Anak adalah hak-hak anak yang komprehensif.

Hak anak merupakan perjanjian universal yang pernah


diratifikasi sebagai instrumen internasional.
SEJARAH KONVENSI HAK ANAK
Gagasan mengenai hak anak bermula sejak berakhirnya Perang Dunia
I sebagai reaksi atas penderitaan yang timbul akibat dari
bencana peperangan terutama yang dialami oleh kaum perempuan
dan anak-anak.
Liga Bangsa-Bangsa saat itu tergerak
Awal bergeraknya gagasan hak anak bermula dari karena besarnya jumlah anak yang
gerakan para aktivis perempuan menjadi yatim piatu akibat
yang melakukan protes dan meminta perhatian perang.
publik atas nasib anak-anak yang menjadi korban
perang.

Salah seorang di antara para aktivis tersebut yakni yang bernama Eglantyne Jebb (pendiri Save the
Children) kemudian mengembangkan sepuluh butir pernyataan tentang hak anak atau rancangan
deklarasi hak anak (Declaration of the Rights of the Child) yang pada tahun 1923 diadopsi
oleh lembaga Save the Children Fund International Union.
SEJARAH KONVENSI HAK ANAK

Sepuluh (10) Pernyataan hak anak itu adalah:


1)Hak akan nama dan kewarganegaraan;
2)Hak kebangsaan;
3)Hak persamaan dan non diskriminasi;
4)Hak perlindungan;
5)Hak pendidikan;
6)Hak bermain;
7)Hak rekreasi;
8)Hak akan makanan;
9)Hak kesehatan; dan
10)Hak berpartisipasi dalam pembangunan.
SEJARAH KONVENSI HAK ANAK

Tahun 1924 untuk pertama kalinya Deklarasi Hak Anak diadopsi secara
Internasional oleh Liga Bangsa-Bangsa. Deklarasi ini dikenal juga sebagai

“Deklarasi Jenewa”.

Setelah berakhir Perang Dunia II, pada tahun 10 Desember


1948 Majelis Umum PBB kemudian mengadopsi Deklarasi Universal
Hak Asasi Manusia. Peristiwa ini yang kemudian pada setiap tahunnya
diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia se-dunia ini menandai
perkembangan penting dalam sejarah HAM dan beberapa hal
menyangkut hak khusus bagi anak-anak tercakup dalam deklarasi ini.
Tahun 1959 Majelis Umum PBB kembali mengeluarkan Pernyataan mengenai Hak Anak
yang merupakan deklarasi internasional kedua bagi hak anak .
Tahun 1979 saat dicanangkannya Tahun Anak Internasional, Pemerintah Polandia
mengajukan usul bagi perumusan suatu dokumen yang meletakkan standar internasional
bagi pengakuan terhadap hak-hak anak dan mengikat secara yuridis. Inilah awal
perumusan Konvensi Hak Anak .

20 November 1989, rancangan Konvensi Hak


Anak disahkan dengan suara bulat oleh Majelis Umum
PBB. Rancangan inilah yang kita kenal sebagai Konvensi Hak
Anak (KHA).
RATIFIKASI KONVENSI HAK ANAK DI INDONESIA
Indonesia meratifikasi KHA dengan Keputusan Presiden No. 36/1990 tertanggal
25 Agustus 1990.

Untuk menguatkan ratifikasi tersebut dalam upaya


perlindungan anak di Indonesia, maka disahkanlah Undang-
Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan
UU 35/2014 tentang Perubahan Atas UU 23/2002
tentang Perlindungan Anak
Prinsip KHA
1 Non Diskriminasi
Non-diskriminasi Secara rinci dijelaskan pada pasal 2 ayat 1: “Negara-negara peserta akan
menghormati dan menjamin hartinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam KHA
harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa memandang ras, warna kulit, jenis kelamin,
Bahasa, agama, pandangan politik, asal-usul kebangsaan, etnik atau sosial, status
kepemilikan, cacat atau tidak, kelahiran atau status lainnya baik dari si anak sendiri atau
dari orangtuanya atau wali yang sah”

Pada pasal 2 ayat 2 dijelaskan tentang jaminan perlindungan anak dari segala
bentuk diskriminasi, secara rinci dijelaskan sebagai berikut: “Negara-negara Peserta
akan mengambil semua langkah yang perlu untuk menjamin agar anak dilindungi
dari semua bentuk diskriminasi atau hukuman yang didasarkan pada status,
kegiatan, pendapat yang dikemukakan atau keyakinan dari orangtua anak, walinya
yang sah, atau anggota keluarganya” (ayat 2).
2 Kepentingan Terbaik Anak
Kepentingan Terbaik, yaitu bahwa “dalam semua tindakan, maka kepentingan
yang menyangkut anak yang dilakukan oleh lembaga-lembaga kesejahteraan
sosial pemerintah maupun swasta, lembaga peradilan, lembaga pemerintah
atau badan legislative, maka kepentingan yang terbaik bagi anak harus
menjadi pertimbangan utama” (pasal 3 ayat 1 KHA)

3 Kelangsungan Hidup, Tumbuh dan Berkembang


Kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, artinya “Negara-negara peserta
mengakui bahwa setiap anak memiliki hak yang melekat atas kehidupan” (Pasal 6
ayat 1).
“Negara-negara Peserta akan menjamin sampai batas maksimal kelangsungan hidup
dan perkembangan anak” (pasal 6 ayat 2).
Penghargaan Terhadap
4
Pandangan Anak
Penghargaan terhadap Pandangan Anak (Pasal 12) maksud prinsip ini adalah menghargai
pendapat anak berkaitan dengan hal-hal yang menyangkut kehidupan anak, pengambilan
keputusan.
Prinsip ini tertuang dalam pasal 12 (ayat 1) KHA sebagai berikut “Negara-negara peserta
akan menjamin agar anak-anak yang mempunyai pandangan sendiri akan
memperoleh hak untuk menyatakan pandangan-pandangannya secara bebas
dalam semua hal yang mempengaruhi anak, dan penanganan tersebut akan di hargai sesuai
dengan tingkat usia dan kematangan anak”
General Coment KHA
1. No. 1 Tahun 2001 tentang Tujuan Pendidikan.
2. No. 2 Tahun 2002 tentang Promosi dan Proteksi Hak Anak.
3. No. 3 Tahun 2003 tentang HIV & AIDS dan Hak Anak.
4. No. 4 Tahun 2003 tentang Kesehatan dan Perkembangan Remaja.
5. No. 5 Tahun 2003 tentang Langkah Umum Pelaksanaan KHA.
17 Penjelasan Umum 6. No. 6 Tahun 2005 tentang Penanganan Anak tanpa Pendamping dan Terpisah di Luar
(General Comment) Negara Asal.
KHA 7. No. 7 Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Hak Anak di PAUD.
- 8. No. 8 Tahun 2006 tentang Perlindungan Anak dari Penghukuman Badan dan Lainnya.
Oleh Komite Hak 9. No. 9 Tahun 2006 tentang Hak Anak dengan Disabilitas.
Anak PBB 10. No. 10 Tahun 2007 tentang Hak Anak pada Sistem Peradilan Anak.
11. No. 11 Tahun 2009 tentang Anak Ddat dan Hak-Hak Mereka Di Bawah Konvensi.
12. No. 12 Tahun 2009 tentang Hak Anak untuk Didengar.
13. No. 13 Tahun 2011 tentang Bebas dari Semua Bentuk Kekerasan.
14. No. 14 Tahun 2013 tentang (Hak Anak) Kepentingan Terbaik Anak sebagai Pertimbangan
Utama.
15. No. 15 Tahun 2013 tentang Hak Anak untuk Menikmati Standar Kesehatan Tinggi.
16. No. 16 Tahun 2013 tentang Kewajiban Negara mengenai Dampak Sektor Bisnis pada Hak
Anak.
17. No. 17 Tahun 2013 tentang Hak Anak untuk Beristirahat, Bersantai, Bermain, Kegiatan
Rekreasi, Kehidupan Budaya dan Seni.
5 Kluster Konvensi Hak Anak
Hak Pendidikan,
pemanfaatan waktu
luang, seni dan
Budaya

Hak Kesehatan dan Perlindungan Khusus


Kesejahteraan
Hak pengasuhan dan
lingkungan yang layak

Hak sipil dan


kebebasan
TUGAS (WAKTU 15 MENIT)
• KELAS DIBAGI MENJADI 5 KELOMPOK
• SETIAP KELOMPOK DI BERI NAMA : KLASTER 1, KLASTER 2, KLASTER 3, KLASTER 4, DAN
KLASTER 5.
• TUGAS SETIAP KELOMPOK :
1. MENJELASKAN MAKSUD DARI KLASTER (SESUAI PEMBAGIAN)
2. MEMILIH PERNYATAAN PADA DAFTAR YANG DIBERI KEPADA SETIAP KELOMPOK, MANA
PERNYATAAN YANG TERMASUK PEMBAHASAN PADA KLASTER MASING-MASING
3. MENULISKAN JAWABAN KELOMPOK PADA KERTAS PAPARAN
4. MEMBUAT YEL YEL KHA-SRA KELOMPOK
5. MEMAPARKAN HASIL DISKUSI KELOMPOK
6. MEMPRESENTASIKAN YEL-YEL KELOMPOK
KLUSTER
Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan
Hak Sipil dan Kebebasan Alternatif
1. Nama dan kebangsaan (Pasal 7). 1. Bimbingan Orang Tua (Pasal 15).
2. Mempertahankan identitas (Pasal 8). 2. Tanggung Jawab Orang tua (Pasal 18 paragraf 1-
3. Kebebasan berpendapat (Pasal 13). 2).
4. Kemerdekaan berpikir, hati nurani, dan 3. Terpisah dari Orang tua (Pasal 9).
beragama (Pasal 14). 4. Reunifikasi Keluarga (Pasal 10).
5. Kebebasan berserikat dan berkumpul secara 5. Pemindahan Secara Ilegal dan Tidak Kembalinya
damai (Pasal 15). Anak (Pasal 11).
6. Perlindungan privasi (Pasal 16). 6. Pemulihan Pernafkahan Bagi Anak (Pasal 27,
7. Akses terhadap informasi yang layak (Pasal paragraf 4).
17). 7. Anak-anak yang Kehilangan Lingkungan Keluarga
8. Hak untuk tidak mengalami penyiksaan dan (Pasal 20).
perlakuan atau penghukuman lain yang 8. Pengangkatan Anak (Pasal 21).
kejam, tidak manusiawi, atau merendahkan 9. Tinjauan Penempatan Secara Berkala (Pasal 25).
martabat manusia (Pasal 37 (a)). 10.Kekerasan dan Penelantaran (Pasal 19),
Termasuk Pemulihan Fisik dan Psikologis serta
Reintegrasi Sosial (Pasal 39).
KLUSTER
Pendidikan, Waktu Luang, budaya, dan
Kesehatan Dasar dan Kesejahteraan rekreasi
1. Anak penyandang disabilitas (Pasal 23).
2. Kesehatan dan Layanan Kesehatan (Pasal 24). 1. Pendidikan, Termasuk Pelatihan
3. Jaminan Sosial, Layanan dan Fasilitas Perawatan dan Panduan Kejuruan (Pasal 28).
Anak (Pasal 26 dan 18, paragraf 3). 2. Tujuan Pendidikan (Pasal 29).
4. Standar Hidup (Pasal 27, paragraf 1-3). 3. Kegiatan Liburan, Rekreasi, dan
Kegiatan Seni Budaya (Pasal 31).

Perlindungan Khusus
1. Anak dalam Situasi Darurat.
2. Anak Berkonflik dengan Hukum.
3. Anak dalam Situasi Eksploitasi, Termasuk Pemulihan
Fisik dan Psikologis dan Reintegrasi Sosial.
4. Anak-anak yang Termasuk dalam Suatu Kelompok
Minoritas atau Pribumi (Pasal 30).

Anda mungkin juga menyukai