Anda di halaman 1dari 4

Modul 8

Kegiatan Belajar 1 ( Konvensi Hak Anak )

A. Pengertian konvensi haka nak


Sebenarnya apa yang di maksud dengan konvensi anak? Ada Tiga kata penting terdapat dalam
konvensi Hak anak, yaitu :
a. Konvensi
b. Hak, dan
c. Anak
1. Konvensi
Konvensi atau kovenan adalah kata yang serupa dengan traktat atau fakta ( treaty ), yaitu
perjanjian di antara beberapa negara. Perjanjian ini bersifat meningkat secara yuridis dan politis.
Oleh karena itu, Konvensi merupakan suatu hukum internasional atau bisa juga disebut sebagai
“instrumen internasional”.
2. Hak
Hak anak adalah bagian integral dari Hak Asasi Manusia. Hak anak adalah semua hal yang harus
dimiliki oleh anak supaya bisa tumbuh (Jasmani atau fisiknya) dan berkembang( Rohani dan
intelektualnya) dengan baik.
Adapun yang dimaksud dengan Hak Anak, adalah :
a. Segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang semenjak lahir. Misalnya, hak untuk
mendapatkan perawatan jasmani dan rohani yang memadai, hak untuk berkembang dengan
baik secara fisik dan psikologis.
b. Segala hal yang menimbulkan kewajiban terhadap orang lain sekaligus menimbulkan
kewajiban terhadap pemilik hak tersebut agar tidak melanggar hak-hak orang lain yang
sama. Misalnya, dalam suatu diskusi orang lain mempunyai hak untuk mengemukakan
pendapat, dan saya harus menghormati haknya walaupun saya tidak setuju dengan
pendapatnya.

Anak bukan saja memiliki hak, tetapi juga memiliki kewajiban. Kewajiban anak adalah tugas dan
tanggung jawab anak terhadap pihak lain. Baik sesama anak maupun orang dewasa. Kewajiban
anak antaralain sebagi berikut:

a. Menghormati hak-hak anak lain


b. Menghormati orang tua dan guru
c. Giat belajar dan berlatih untuk masa depan anak sendiri.

Dalam panduan dasar tentang citra anak Indonesia ,telah dirumuskan ASTA CITRA ANAK INDONESIA
(penjabaran Konvensi PBB tentang Hak-Hak Anak dalam Hukum Nasional). Dalam kaitan dengan konvensi
Hak Anak, Astra Citra Anak Indonesia mungkin bisa diinterpretasikan sebagai”Kewajiban” anak
Indonesia.
Citra tersebut adalah sebagai berikut.

a. Rajin beribadah.
b. Hormat dan berbakti kepada orang tua dan guru..
c. Jujur dan cakap dalam membawa diri serta peka akan seni.
d. Pandai membaca dan menulis serta rajin belajar dan bekerja.
e. Terampil, penuh Prakarsa, rajin berkarya mengejar prestasi dan berjiwa gotong royong.
f. Mandiri, penuh semangat, berdisiplin dan bertanggung jawab.
g. Sehat dan berhati riang, penuh keyakinan dan usaha menghadapi masa depan.
h. Cinta tanah air.

3. Anak
 Menurut pasal 1 KHA, “ anak adalah setiap orang yang berusia di bawah 18 tahun,
kecuali berdasarkan undang-undang yang berlaku bagi anak ditentukan bahwa usia
dewasa dicapai lebih awal”. Pengertian di atas maka masa anak berakhir Ketika anak
mencapai ulang tahunnya yang ke -18, kecuali apabila undang-undang nasional suatu
negara tertentu menentukan Batasan usia dewasa yang berbeda.

 Pasal 1 KHA tidak secara khusus menyebutkan tentang saat dimulainya masa anak. KHA
mengambil sikap yang terbuka dan fleksibel, dan menyerahkan pada undang-undang
nasional mengenai bilamana masa anak atau kehidupan dianggap sudah dimulai.

Idealnya, negara peserta memperlakukan standar yang ditetapkan dalam KHA sebagai standar terendah
dan sedikit mulai menyesuaikan Batasan umur anak yang terdapat dalam perundangan nasional agar
sesuai dengan standar umur dalam KHA. Dalam undang-undang yang berlaku di Indonesia brlum
terdapat keseragaman tentang Batasan umur ( Penjabaran Konvensi PBB tentang Hak-Hak Anak dalam
Hukum Nasional ).

Kegaiatan Belajar 2 ( Latar Belakang konvensi Hak Anak)

Semua umat manusia menginginkan kedamaian, yaitu suatu keadaan di mana tidak ada kekerasan,
peperangan, dan konflik bersenjata, serta kesempatan untuk menikmati hidup dan berbagai anugrah
yang menyertainya. Namun realitas kehidupan di dunia ini menunjukan kenyataan yang berlawanan
dengan harapan di atas. Perang dunia 1 membawa bencana dan penderitaan bagi manusia . tidak
terkecuali bagi kaum perempuan dan anak-anak.
SEJARAH PERKEMBANGAN/ LATAR BELAKANG KONVENSI HAK ANAK

Salah satu aktivis perempuan yang Bernama Eglantyne Jebb , adalah pendiri organisasi Save the Children
yang kemudian membuat pernyataan tentang hak anak. Hak anak yang dikemukakan oleh Jebb (dalam
buku “SosialisasinHak Anak Internasional Save the Children Alliance (Asia)” yaitu:

1. Anak harus dilindungi tanpa mempertimbangkan ras, kewarganegaraan, atau kebangsaanya.


2. Anak harus diasuh demi keutuhan keluarga.
3. Anak harus diberi saran untuk mempertimbangkan normanya, baik secara material,moral, dan
spiritual.
4. Anak yang kelaparan harus diberi makan, Anak yang sakit harus diberi perawatan, anak cacat
fisik atau mental harus diberi Pendidikan yang sesuai, anak yatim piatu dan terlantar harus dibeli
penampungan.
5. Dalam keadaan bahaya anak harus diutamakan untuk memperoleh penyelamatan.
6. Anak harus memperoleh bantuan kesejahteraan dan jasmani social,mereka juga harus diberi
pelatihan yang dapat digunakan untuk menopang hidupnya dan harus dilindungi dari segala
bentuk eksploitasi.
7. Anak harus didik agar bakat dan kemampuan dapat dikembangkan untuk mengabdi kepada
sesamea manusia.

 Tahun 1923, pernyataan tentang hak anak tersebut diadopsi oleh “ save the Children
fund Internasional Union(dalam buku, konvensi haka nak kerja sama antara sahabat
remaja PKBI DIY dan UNICEF).
 Tahun 1942, Majelis Liga bangsa-bangsa mengadopsi Deklarasi Hak Anak . Deklarasi ini
juga disebut sebagai “Deklarasi Geneva”. Akan tetrapi, tahun 1939 perang dunia pecah
Kembali dan Liga Bangsa-Bangsa menjadi organisasi yang tidak mempunyai daya atau
kekuasaan. Deklarasi hak anak yang diadopsi oleh Liga Bangsa-Bangsa hanyalah sekedar
pernyataan.
 Tahun 1945, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)terbentuk. Tahun 1946 deklarasi Geneva
diusulkan pada badan ekonomi dan sosial( Economic and social Council ). Perserikatan
Bangsa-Bangsa untuk dihidupkan Kembali, dengan tujuan “ mengikat umat manusia
sekarang ini dengan ikatan kuat pada tahun 1942”.
 Pada tanggal 10 Desember tahun 1948, Majlis umum Perserikatan Bangsa menyetujui
untuk mengadopsi Deklarasi Universal Mengenai Hak Asasi Manusia( Universal
Declaration of Human Rights). Setiap tahun peristiwa ini diperingati sebagai “Hari Hak
Asasi Manusia”.
 Rancangan konvensi haka nak diselesaikan pada tahun 1989, dan tanggal 20 November
tahun itu juga naskah konvensi disahkan dengan suara bulat oleh Majlis umum PBB.
Rancangan inilah yang dikenal sebagai Konvensi Hak Anak (KHA) dalam bentuknya
sekarang ini.
Konvensi Hak Anak mulai diberlakukan sebagai Hukum Internasioal pada tanggal 2 September tahun
1990. Pada waktu meratifikasi Konvensi Hak Anak, Indonesia membuat suatu Deklarasi yang pada intinya
menyatakan hal-hal berikut.

1. Konstitusi Republik Indonesia tahun 1945 menjamin hak-hak dasar atas anak tanpa memandang
jenis kelamin, etnis ataupun ras mereka. Konstitusi menyatakan hak-hak tersebut akan
dilaksanakan oleh undang-undang dan peraturan-peraturan nasional.
2. Ratifikasi konvensi hak anak oleh republik Indonesia tidaklah berarti bahwa Indonesia tidak
menerima kewajiban yang melebihi batas konstitusi ataupun menerima kewajiban untuk
menerapkan hak-hak diluar yang dinyatakan dalam konstitusi.
3. Dalam kaitan dengan pelaksanaan pasal 1,14,16,19,21,22, dan 29 dari Konvensi pemerintahaan
Republik Indonesia menyatakan bahwa akan menerapkan pasal-pasal ini sesuai dengan
konstitusinya.

Konstitusi Indonesia tidak secara ekspisit memberikan pengakuan mengenai hak anak. Indonesia
meratifikasi konvensi Hak Anak dengan keputusan presiden. Hal ini juga mendapat banayak
kritikan karena secara legal, kedudukan keputusan presiden hanyalah menepati peringkat ke-4 di
bawah Undang-Undang. Sehubungan masalah ini, Indonesia sedang mempertimbangkan upaya
untuk meningkatkan instrumen ratifikasi dari keputusan Presidemn Menjadi Undang-Udang.

Anda mungkin juga menyukai