KELOMPOK 5
KEGIATAN BELAJAR
01 02
KONVENSI HAK ANAK LATAR BELAKANG KONVENSI
HAK ANAK
01
KONVENSI HAK
ANAK
A. PENGERTIAN KONVENSI HAK ANAK
1. KONVENSI
Istilah konvensi atau kovenan adalah kata yang serupa dengan traktat atau fakta (treaty), yaitu perjanjian di
antara negara. Perjanjian ini mengikat secara yuridis dan politis. Oleh karena itu, konvensi merupakan suatu
hukum internasional atau biasa juga disebut sebagai" instrumen internasional".
2. HAK
Kata berikut dari konvensi hak anak adalah hak dan yang dimaksud dengan hak disini adalah HAK ASASI
MANUSIA. Hak anak adalah semua hal yang harus dimiliki oleh anak supaya bisa tumbuh (jasmani atau
fisiknya) dan berkembang ( rohani dan intelektualnya) dengan baik. Jadi, hak-hak anak bukan hanya
pemenuhan kebutuhan dasar, seperti pangan, sandang/ pakaian atau papan/ tempat tinggal, tetapi juga
mencakup semua hal yang bisa menjamin perkembangan jasmani dan rohani yang baik.
Secara teperinci, yang dimaksud dengan hak adalah berikut ini:
a. Segala sesuatu yang melekat pada diri seseorang semenjak lahir
b. segala hal yang menimbulkan kewajiban terhadap orang lain sekaligus menimbulkan kewajiban terhadap
pemilik hak tersebut agar tidak melanggar hak-hak orang lain yang sama.
Kewajiban anak adalah tugas dan tanggung jawab anak terhadap pihak lain, baik sesama anak maupun orang
dewasa. Kewajiban anak sebagai berikut:
a. Menghormati hak-hak anak lain.
b. Menghormati orang tua dan guru, walaupun mereka memiliki kekurangan.
c. Giat belajar dan berlatih untuk masa depan anak sendiri.
3. ANAK
Menurut pasal 1 KHA, “Anak adalah setiap orang berusia di bawah 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-
undang yang berlaku bagi anak di tentukan bahwa usia dewasa di capai lebih awal”.
Menurut KHA, seseorang perempuan yang menikah dan kemudian hamil, padahal usianya masih dibawah 18
tahun, tetap masih disebut sebagai anak.
Konvensi hak anak (KHA) merupakan bagaian integral dari instrumen internasional di bidang Hak Asasi
Manusia (HAM), dalam kaitannya dengan HAM, Konvensi Hak Anak ssebagai berikut;
d. Menegaskan berlakunya HAM bagi semua tingkatan usia.
e. Meningkatkan standar HAM agar lebih sesuai dengan Anak-anak.
f. Mengatur masalah-masalah yang khusus berhubungan dengan anak.
02
LATAR BELAKANG KONVENSI
HAK ANAK
Sejarah Perkembangan/Latar Belakang Konvensi Hak Anak
Salah satu aktivis perempuan yang bernama Eglantyne Jebb, adalah pendiri organisasi Save the Children yang
kemudian membuat pernyataan tentang hak anak, Hak anak yang dikemukakan oleh Jebb ( dalam buku “
Sosialisasi Hak Anak Internasional Save The Children Alliance Asia )”:
1. Anak harus dilindungi tanpa mempertimbangkan ras, kewarganegaraan atau kebangsaannya.
2. Anak harus diasuh demi keutuhan keluarga
3. Anak harus diberi sarana untuk perkembangan normanya, baik secara material, moral, dan spiritual.
4. Anak yang kelaparan harus diberi makan, anak yang sakit harus diberi perawatan, anak cacat fisik atau
mental harus diberi pendidikan yang sesuai, anak yatim piatu dan terlantar harus diberi penampungan.
5. Dalam keadaan bahaya anak harus diutamakan untuk memperoleh penyelamatan.
6. Anak harus memperoleh bantuan kesejahteraan dan jaminan sosial, mereka juga harus diberi pelatihan
yang dapat digunakan untuk menompang hidupnya dan harus dilindungi dari segala bentuk eksploitasi.
7. Anak harus dididik agar bakat dan kemampuannya dapat di kembangkan untuk mengabdi kepada semua
manusia.
Konvensasi Hak Anak, indonesia membuat suatu deklarasi yang pada intinya menyatakan hal-hal berikut:
1. Konstitusi republik indonesia tahun 1945 menjamin hak-hak dasar atas anak tampa memandang jenis
kelamin, etnis ataupun ras mereka.
2. Ratifikasi konvensi hak anak oleh republik indonesia tidaklah berarti bahwa indonesia menerima
kewajiban yang melebihi batas konstitusi atupun penerima kewajiban untuk menerapkan hak-hak diluar
yang dinyatakan dalam konstitusi.
3. Dalam kaitan dengan pelaksanaan pasal 1,14,16,19,21,22 dan 29 dari konvensi pemerintahan republik
indonesia menyatakan bahwa anak menerapkan pasal-pasal ini sesuai dengan konstitusinya.
MODUL 09
KEGIATAN BELAJAR
01 02
JENIS-JENIS HAK ANAK KONVENSASI HAK ANAK DAN
PENDIDIK
01
JENIS-JENIS HAK
ANAK
Walaupun KHA terdiri dari banyak pasal yang menyatakan hak-hak anak, tetapi harus diingat bahwa KHA merupakan
kesatuan yang tidak dapat dipecah-pecah dan bahwa pasal-pasalnya saling tergantung.
Berdasarkan strukturnya, KHA dibagi menjadi 4 bagian sebagai berikut:
Mukadimah ( preambule) : berisi konteks KHA
Bagian Satu ( pasal 1- 41) : mengatur hak bagi semua anak
Bagian Dua ( pasal 42-45) : mengatur masalah pemantauan dan pelaksanaan KHA
Bagian Tiga ( pasal 46- 54) : mengatur masalah pemberlakuan konvensi
Berdasarkan isinya, ada empat cara untuk mengategorisasikan KHA sebagai berikut:
Pertama, kategorisasikan berdasarkan konvensi induk hak asasi manusia. Konvensi hak anak mengandung: 1. hak-hak
sipil dan politik, 2. hak-hak ekonomi, sosial dan politik.
Kedua, dilihat dari pihak yang berwajib melaksanakan KHA dan yang bertanggung jawab untuk memenuhi hak anak
maka 3 kata kunci ini akan membantu dalam memahami isi KHA yaitu : 1. Penuhi (fulfill), 2. Lindungi (protect), 3.
Hargai (respect).
Ketiga, yang dibuat berdasarkan cukupan hak yang terkandung dalam KHA yaitu: 1. Hak atas kelangsungan hidup
(survival), 2. Hak untuk berkembang (development), 3. Hak untuk perlindungan (protection), 4. Hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan masnyarakat (perticipation).
Keempat, komite hak anak PBB mengelompokan KHA menjadi 8 kategori sebagai berikut: 1. langkah-langkah
implementasi umum, 2. definisi anak, 3. prinsip-prinsip umum, 4. hak sipil dan kemerdekaan, 5. lingkungan keluarga
dan pengasuh alternatif, 6. kesehatan dan kesejahteraan dasar, 7 pendidikan, waktu luang dan kegiatan budaya, 8.
langkah-langkah perlindungan khusus.
Ada 4 prinsip-prinsip umum yang sangat penting dalam KHA yaitu:
Prinsip pertama, nondiskriminasi. Artinya semua hak yang diakui dan terkandung dalam KHA ahrus diberlakukan
kepada setiap anak tanpa pembedaan apapun (pasal 2).
prinsip kedua, yang terbaik bagi anak, dalam segala tindakn yang berkaitan dengan anak, yang harus menjadi
pertimbangan uatama adalah yang terbaik bagi anak.
Prinsip ketiga, hak hidup, kelangsungan hidup dan perkembangan. ( child’s right to life, maximum survival and
development)
Prinsip keempat, penghargaan terhadap pendapat anak.
Hak-hak anak yang dinyatakan dalam 2 ayat dalam pasal 12 tidak dengan sendirinya berarti bahwa anak mempunyai hak
untuk menentukan sendiri, tetapi anak dilibatkan dalam pengambilan keputusan.
Dalam konvensi hak anak, hak-hak sispil dan kemerdekaan meliputi 8 kelompok hak seperti berikut:
pertama, hak untuk emperoleh nama dan kebangsaan.
Kedua, hak untuk mempermudahkan identitas
Ketiga, kebebasan untuk menyatakan pendapat
Keempat, hak untuk memperoleh informasi yang tepat
Kelima, kebebasan berpikir, berhati nurani dan beragama
Keenam, kebebasan untuk berserikat dan berkumpul dengan damai
Ketujuh, perlindungan untuk kehidupan pribadi
Kedelapan, hak untuk dilindungi dari siksaan, perlakuan yang merendahkan martabat dan perampasan kemerdekaan.
Lingkungan Keluarga dan Pengasuhan Alternatif
Dalam buku pedoman perlindungan anak (1999), disebutkan 10 hak anak yang termasuk dalam lingkungan keluarga dan
pengasuh alternatif.
Pertama , bimbingan orang tua.
Kedua, tanggung jawab orang tua.
Ketiga, seorang anak berhak untuk tidak dipisahkan dari orang tua.
Keempat, masuk atau meninggalkan negara untuk penyatuan kembali keluarga (reunifikasi keluarga)
Kelima, rehabilitasi anak yang menjadi korban
Keenam, anak yang kehilangan lingkungan keluarga
Ketujuh, adopsi
Kedelapan, memberantas pemindahan gelap anak ke luar negeri dan tidak kembalinya anak dari luar negeri
Kesembilan, hak anak untuk mendapat perlindungan dari segala bentuk kekerasan.
Kesepuluh, hak anak untuk peninjauan kembali secara periodik perlakuan terhadapnya.
Kesehatan dan Kesejahretaan Dasar
Ada 5 hak anak yang tercakup dalam keompok ini:
Pertama, pasal 6 adalah pasal yang dirancang oleh komite hak anak untuk menjadi perinsip umum yang menjamin hak
dasar anak untuk hidup, dan kelangsungan hidup serta perkembangan semaksimum mungkin.
Kedua, hak anak yang cacat.
Ketiga, hak anak untuk kesehatan an pelayanan kesehatan.
Keempat, hak anak untuk mendapat manfaat dari jaminan sosial
Kelima, hak anak untuk standar hidup yang layak
Kategori 7: Pendidikan, Waktu Luang dan Kegiatan Budaya
Hak anak yang berkaitan dengan pendidikan akan dibahas secara lebih teperinci dalam kegiatan belajar 2
Kategori 8: Langkah-Langkah Perlindungan Khusus
Komite hak anak PBB menyebutkan 4 kelompok anak yang memerlukan perlindungan khusus sebagai berikut:
Kesatu, anak yang berada dalam situasi darurat, yakni pengungsi anak dan anak yang berada dalam situasi konflik
bersenjatah berhak mendapat perlindungan
Kedua, anak yang mengalami masalah dengan hukum
Ketiga, anak yang mengalami situasi ekspoitasi, yaitu ekspoitasi ekonomi penalahgunaan obat, ekspoitasi seksual,
penjualan dan perdagangan anak.
Keempat, anak yang berasal dari kelompok minoritas dan masyarakat adat atau pribumi.
02
KONVENSASI HAK ANAK
DAN PENDIDIKAN
Dari 54 pasal yang terdapat dalam KHA, pasal 1 sampai pasal 41 mengatur tentang hak bagi semua anak, pasal 2,3,6,dan 12
menyatakan tentang 4 prinsip yang terkandung dalam KHA, yaitu (1) Nondiskriminasi, (2) yang terbaik pada anak (3) hak
hidup,keberlangsungan hidup dan perkembangan (4) penghargaan terhadap pendapat anak
Keempat perinsip tersebut berlaku untuk semua hal yang menyangkut anak dan kehidupannya, termasuk dalam pendidikan.
Pada tahun 1994 pemerintah indonesia merencanakan wajib belajar pendidkkan dasar sembilan tahun. Sampai dengan tahun
2003 rata-rata lama sekolah penduduk berusia 15 taun ke atas abru mencapai 7.1 tahun dan proporsi penduduk berusia 10
tahu n ke atas yang berpendidikan sekolah menengah pertama ( SMP) ke atas masih sekitar 36.2%. Angkah buta aksara
penduduk usia 15 tahun ke atas masih sebesar 10.12%.
Walaupun tidak ada data yang dapat dijadikan acuan untuk pelaksanaan pasal 12 dalam bidang pendidikan indonesia, akan
tetapi kiranya tidak terlalu salah bila dikatakan bahwa umumnya suara atau pendapat anak merupakan hal yang belum di
pikirkan dalam pelaksaaan pendidikan.
MODUL 10
KEGIATAN BELAJAR
01 02
IMPLIKASI PELAKSANAAN CONTOH-CONTOH
HAK ANAK DI PADA PELANGGARAN HAK ANAK DI
PEMBELAJARAN SD SEKOLAH DASAR
01
IMPLIKASI HAK ANAK
PADA PEMBELAJARAN DS
A. PENGERTIAN KURIKULER, KOKURIKULER DAN EKSTRAKULIKULER
Kurikuler merupakan kegiatan yang berkaitan dengan kurikulum, kegiatan kurikuler banyak berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran di sekolah bahkan dikelas.
Kokurikuler selain menunjang kegiatan kurikuler juga dilakukan di saat anak berada dalam lingkungan sekolah atau berada
dalam kelas, khususnya di saat pelajaran berlangsung.
Dalam kurikulum pendidikan dasar (1993) disebutkan bahwa kegiatan ekstrakulikuler adalah kegiatan yang
diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
sekolah.
Demi tercapainya penyelanggaraan pendidikan yang dapat melindungi anak, dan sesuai dengan pandangan Myers mengeni
lingkungan belajar, maka pihak yang bertanggung jawab adalah :
Orang tua yang wajib memberikan pendidikan anak.
Pemerintah yang wajib
Masyarakat berperan aktif ddalam penyelenggaraan perlindungan anak di bidang pendidikan dan kesehatan.
NAMA ANGGOTA KELOMPOK
HEDIA MARCELI
SHIZELLA MITZI AURALIA
EMIL RANI
RESI LESTARI
INRIANA JUMIATI
KESIMPULAN
BERDASARKAN STRUKTURNYA, KHA DIKELOMPOKAN MENJADI DALAN (1) PREABULE ATAU
MUKADIMAH, (2) BAGIAN 1 YAITU PASAL 1-41 YANG MENGATUR HAK BAGI SEMUA ANAK , (3) BAGIAN
DUA YANG MENCAKUP PASAL 42-45 YANG MENGATUR TENTANG PEMANTAUAN DAN PELAKSANAAN KHA,
DAN (4) BAGIAN TIGA YANG TERDIRI DARI PASAL 46-54 YANG MENGATUR MASALAH PEMBERLAKUAN
KONVENSI.
PENDIDIK SEBAGAI HAK SOSIAL DAN BUDAYA OLEH KONVENSI HAK ANAK DITAMBAH DENGAN DIMENSI
MORAL DAN ETIS, YAITU MENGUATKAN HAK-HAK ANAK UNTUK MEMPEROLEH PENDIDKAN TANPA
DISKRIMINASI, YANG SEPENUHNYA MENGHARGAI IDENTITAS BUDAYA SERTA KEBUTUHAN BUDAYA
ANAK.
ADA 3 PASAL DALAM KHA YANG MEMBAHAS KETENTUAN MENGENAI MASALAH PENDIDK, WAKTU
LUANG, DAN KEGITAN BUDAYA BAGI ANAK, YAITU PASAL 28,29, DAN 31.
MENGINJAK TAHUN 2008 INI TERNYATA MUTU PENDIDK BELUM SEPENUHNYA MENUNJUKAN KEMAJUAN
ADA HAL-HAL YANG MASIH BELUM TERATASI, PERAN ORANG TUA, MASNYARAKAT DAN PEMERINTAH,
KHUSUSNYA, AMAT DIPERLUKAN
SENDIRI TANPA KEKASIH,
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH