Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH HUKUM PERLINDUNGAN ANAK

“PERAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA ATAS


PERLINDUNGAN HAK ANAK”
Dosen Pengampu: Bapak Abdur Rohim, S.H.,M.Kn

Disusun oleh:
Deastri Deviana (7420119074)
Fifin Anggraeni (7420119055)
Thoifatun Nadiah (7420119054)
Faridatul Jannah (7420119036)
Indra Nur Hidayat (7420119001)
Masruhin (7420119069)
Muhammmad Ainul Yaqin (7420119068)

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM ZAINUL HASAN


KRAKSAAN-PROBOLINGGO
2022-2023
i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karema atas
izin-Nyalah kami bisa menyusun makalah ini dengan lancara. Sholawat dan salam
juga kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
beserta sahabat dan keluarganya yang seayun langkah dan seiring bahu dalam
menegakkan agama ALLAH SWT. Dengan kebaikam beliaulah kita bisa berada
pada keadaaan yang terang benderang dengan ilmu pengtahuan.
Makalah dengan judul “PERAN PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA
ATAS PERLINDUNGAN HAK ANAK” ini disusun untuk melengkapi tugas
mata kuliah Hukum Perlindungan Anak yang diampu oleh Bapak Abdur Rohim,
S.H.,M.Kn. Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh
karena itu kami smengharap kritikan dan saran-saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah lainnya di waktu yang akan datang.

Kraksaan, 30 Oktober 2022

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................................1
B.Rumusan Masalah.......................................................................................2
C.Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................2
D.Manfaat Penulisan Makalah........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A.Geneva Declaration of the Rights of the Child...........................................3
B.Konvensi Hak-Hak Anak............................................................................5
BAB III KESIMPULAN........................................................................................8
A.Kesimpulan.................................................................................................8
B.Saran............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anak adalah anugerah dari tuhan kepada kita, apalagi bagi para orang tua
yang sudah bertahun-tahun menanti kehadiran buah hati. Tetapi, setelah
seorang anak hadir ke dunia, kita harus sadar bahwa dia sudah memiliki hak
yang harus kita akui bahkan ketika dia masih dalam kandungan. Hak-hak
tersebut wajib mendapat perlindungan serta jaminan, agar anak tersebut bisa
hidup dengan selayaknya. Sayangnya, masih banyak orang yang tidak tahu
bahwa anak-anak juga memiliki hak. Kebanyakan dari mereka berpikir bahwa
seorang anak tidak memiliki kuasa, sehingga mereka bisa berbuat semena-
mena terhadap anak-anak.
Ini merupakan pemikiran yang keliru, meskipun mereka memiliki fisik
yang lemah dan kecil, pemikiran yang masih sempit, tetapi bukan berarti
mereka tidak memiliki hak. Tidak sepatutnya kita merampas sesuatu yang
harusnya mereka dapatkan. Hal ini pun sudah menjadi perhatian Internasional,
salah satunya adalah dengan adanya “Geneva Declaration of the Rights of the
Child” yang diadopsi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1924.
Dengan adanya deklarasi tersebut, para wakil dari seluruh bangsa yang ada di
dunia menyetujui bahwa anak juga memiliki hak, dan hak tersebut dijamin
serta dilindungi. Ada juga Konvensi Hak-Hak Anak yang disetujui oleh
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 November 1989
Di indonesia sendiri, upaya perlindungan anak dari pemerintah sudah
berjalan sejak adanya Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang
Perlindungan Anak yang kemudia dirubah dengan Undang-Undang No. 35
Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002
Tentang Perlindungan Anak. Dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan
hak-hak apa saja yang harus didapat oleh anak, tidak lupa juga dengan
kewajiban yang diemban oleh mereka, agar kehidupan mereka seimbang serta
layak dan berguna bagi Nusa dan Bangsa, serta tidak ada lagi pelanggaran yang
terjadi terutama pelanggaran HAM terhadap hak anak.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka kami merumuskan suatu masalah
antara lain:
1. Bagaimana peran Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam perlindungan terhadap
anak-anak?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
1. Memenuhi tugas mata kuliah Hukum Perlindungan Anak yang diampu oleh
Bapak Abdur Rohim, S.H.,M.Kn
2. Menambah Referensi dalam hal perlindungan terhadap hak anak dalam
dunia literasi
D. MANFAAT PENULISAN MAKALAH
1. Dapat membuka wawasan baru tentang perlindungan terhadap hak anak
2. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya menghargai hak anak

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. GENEVA DECLARATION OF THE RIGHTS OF THE CHILD


Pada tahun 1919 silam, terdapat sebuah deklarasi hak anak yang sangat
fenomenal bernama Deklarasi Jenewa. Deklarasi tersebut disusun oleh seorang
aktivis Hak Asasi Perempuan bernama Eglantyne Jebb yang merupakan salah
satu korban Perang Dunia Pertama. Eglantyne Jebb adalah seorang warga
negara Inggris. Ia lahir pada 25 Agustus 1876 di Ellesmere Inggris dan
meninggal pada tanggal 7 Desember 1928 di Jenewa, Swiss. Bersama dengan
saudara perempuannya bernama Dorothy Buxton dan beberapa kerabatnya
seperti Louisa Wilkins, Louisa Jebb dan Richard Jebb, Eglantyne Jebb pun
merancang naskah deklarasi hak anak dunia melalui lembaga sosialnya
bernama Save The Children Fund.1
Kemudian, Perserikatan Bangsa-Bangas mengadopsi Deklarasi ini pada
tahun 1924 sebagai bentuk perhatian dan kesadaran betapa pentingnya
pemenuhan hak anak-anak. Dalam Deklarasi Jeneva terdapat kalimat “men
and women of all nations, recognizing that mankind owes to the Child the
best that it has to give, declare and accept it as their duty that, beyond and
above all considerations of race, nationality or creed”. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa semua orang dari bangsa manapun harus memberikan yang
terbaik kepada anak tanpa mengindahkan anak tersebut dari bangsa atau ras
mana.
Berikut adalah isi dari “Geneva Declaration Of The Rights Of The
Child”2:
1. The child must be given the means requisite for its normal development,
both materially and spiritually; (Setiap anak harus diberikan sarana yang
1
________________________
?
Sejarah Hari Anak Sedunia Dan Sejarah Deklarasi Jenewa Diakses Melalui
https://holopis.com/news/internasional/2021/11/20/38988/hari-anak-sedunia-sejarah-
deklarasi-jenewa-dan-dampak-pandemi-covid-19/ Pada Tanggal 30 Oktober 2022
2
Geneva Declaration of the Rights of the Child by UN Documents
Gathering a body of global agreements

3
diperlukan untuk perkembangan normalnya, baik dari segi material dan
spiritual
2. The child that is hungry must be fed; the child that is sick must be nursed;
the child that is backward must be helped; the delinquent child must be
reclaimed; and the orphan and the waif must be sheltered and succored;
(Setiap anak yang lapar harus diberi makan, setiap anak yang sakit harus
dirawat, setiap anak yang tertinggal harus dibantu, setiap anak yang
bermasalah harus direhabilitasi, dan setiap anak yatim maupun terlantar
harus dilindungi.)
3. The child must be the first to receive relief in times of distress; (setiap anak
harus jadi yang pertama mendapat bantuan di masa yang sulit)
4. The child must be put in a position to earn a livelihood, and must be
protected against every form of exploitation; (setiap anak harus
ditempatkan di posisi mereka bisa mendapatkan kehidupan yang layak dan
harus terlindungi dari segala bentuk eksploitasi )
5. The child must be brought up in the consciousness that its talents must be
devoted to the service of fellow men. (setiap anak harus dibesarkan dengan
kesadaran bahwa bakatnya harus diabdikan untuk melayani sesama
manusia)
Dari kelima butir isi Deklarasi di atas sudah dengan jelas menyatakan
bahwa anak-anak memiliki hak yang kita lindungi sebagai orang yang lebih
dewasa dibanding mereka. Dalam butir satu dinyatakan bahwa demi
mendukung perkembangan anak, maka harus dikerahkan sarana yang terbaik.
Dalam butir kedua dijelas hak anak yang berada dalam kesulitan seperti
kelaparan, terlantar, atapun anak yang sudah terlanjur terjerumus dalam dunia
kejahatan.
Dalam butir ketiga di jelaskan bahwa dalam keadaan yang sulit seperti
terjadi perang atau bencana alam, maka anak-anak harus di selamatkan terlebih
dulu. Butir ini meyakini bahwa anak adalah aset calon generasi masa depan
yang akan memimpin bangsa menuju sesuatu yang lebih baik lagi kedepannya,
maka dari itu mereka harus diutamakan. Dalam butir keempat setiap anak

4
bebas menentukan pilihannya, orang dewasa sama sekali tidak berhak
mengeksploitasi mereka tanpa seizin mereka
Dalam butir kelima dijelaskan bahwa kewajiban kita sebagai orang
dewasa terhadap hak anak adalah membantu mereka dalam mengmbangkan
bakat mereka serta menumbukan kesadaran mereka bahwanya mereka hidup
haruslah berguna bagi sesama manusia. Dalam deklarasi ini sudah disebutkan
hak-hak apa saja yang harus didapatkan oleh anak, lalu bagaimana dalam
proses pelaksanaan perlindungan serta jaminan atas hak tersebut. Hal ini dapat
dijelaskan dalam Konvensi Hak-Hak Anak.
B. KONVENSI HAK-HAK ANAK
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang disebut dengn Konvensi
adalah permufakatan atau kesepakatan (terutama mengenai adat, tradisi, dan
sebagainya) atau perjanjian antarnegara, para penguasa pemerintahan, dan
sebagainya. Konvensi mengenai hak-hak anak ini telah disetujui oleh Majelis
Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tanggal 20 November 1989.
Konvensi ini berisi 54 Pasal yang terbagi dalam tiga bagian.
Terkait perlindungan terhadap hak-hak anak dapat dilihat dalam Pasal 4
yang menjelaskan bahwa “Negara-negara peserta akan mengambil semua
langkah legislatif, administratif, dan lain sebagainya untuk pelaksanaan hak-
hak yang diakui dalam konvensi sekarang ini sepanjang yang menyangkut hak-
hak ekonomi, sosial dan kebudayaan, negara-negara peserta akan mengambil
langkah-langkai sampai batas maksimal yang dapat dilakukan dengan sumber-
sumber daya mereka yang terserdia dan bila diperlukan, dalam kerangka
kerjasama internasional”
Hal ini berarti setiap negara telah berkomitmen untuk mengerahkan
segala yg mereka punya demi terlaksananya hak-hak anak. Dalam pasal 15 ayat
1 disebutkan bahwa “Negara-negara peserta mengakui hak-hak atas kebebasan
untuk berhimpun dan kebebasan untuk bekumpul secara damai”. Sedangkan
dalam ayat 2 dijelaskan bahwa “Tidak adanya pembatasan yang dikenakan atas
pelaksanaan hak-hak ini selain pembatasan-pembatasan yang ditetapkan
undang-undang dan yang diperlukan dalam suatu masyarkat yang demokratis

5
demi kepentingan keamanan nasional dan keselamatan umum, ketertiban
umum, perlindungan kesehatan atau moral masyarakat atau perlindungan hak
dan kebebasan orang lain.
Dalam pasal tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa hak anak
harus berjalan seimbang dengan kewajibannya. Meskipun diberi kebebasan,
mereka harus tetap mengutamakan keselamatan dan ketertiban umum. Salah
satu bentuk kepedulian negara terhadap hak anak dalam menjamin ketersediaan
informasi yang berguna bagi anak adalah mendorong pembuatan dan
penyebarluasan buku-buku untuk anak.
Dalam Pasal 21 menyebutkan bahwa “Negara-negara peserta yang
mengakui dan/atau mengijinkan sistem adopsi akan menjamin bahwa
kepentingan-kepentingan terbaik dari anak akan merupakan pertimbangan yang
paling utama dan negara-negara itu akan menjamin bahwa adposi seorang anak
disahkan hanya oleh pejabat-pejabat yang berwenang yang menetapkan, sesuai
dengan undang-undang dan prosedur-prosedur yang berlaku dan berdasarkan
semua informasi yang terkait dan dapat dipercaya”
Dalam Pasal 24 menyebutkan bahwa “Negara-negara peserta mengakui
hak anak untuk menikmati status kesehatan tertinggi yang dapat dicapai dan
untuk memperoleh sarana-sarana perawatan penyakit dan pemulihan
kesehatan”. Ssalah satu cara yang ditempuh adalah mengembangkan perawatan
kesehatan pencegahan, bimbingan untk para orang tua dan pendidikan dan
pelayanan keluarga berencana”
Dalam Pasal 32 menyebutkan bahwa “Negara-negara peserta mengakui
hak anak unuk dilindungi dari eksploitasi ekonomi dan dari melakukan setiap
pekerjaan yang mungkin akan berbahaya atau mengganggu pendidikan anak,
atau membahayakan kesehatan atau perkembangan fisik, mental, spiritual,
moral atau sosial anak”. Salah satunya adalah dengan cara menentukan usia
minimum atau usia-usia minimum untuk diterima bekerja, menetapkan
peraturan yang tepat tentang jam dan persyaratan kerja, menentukan hukuman-
hukuman yang tepat atau sanksi-sanksi.

6
Dalam Pasal 43 menyebutkan bahwa “Untuk tujuan meneliti kemajuan
yang dibuat oleh negara-negara peserta dalam mewujudkan kewajiban-
kewajiban yang digariskan dalam konvernsi ini akan dibentuk komite hak-hak
anak yang akan melaksanakan fungsi-fungsi secara khusus”. Untuk membantu
mengembangkan pelaksanaan yang efektif dari konvensi dan untuk mendorong
kerjasama internasional dalam bidang yang tercakup dalam konvensi, maka
negara-negara peserta harus menjalin hubungan dengan badan-badan khusus
seperti mislanya UNICEF (United Nations International Children's
Emergency Fund). UNICEF sendiri merupakan organisasi milik Perserikatan
Bangsa-Bangsa yang bergerak dalam bidang perlindungan hak-hak anak antara
lain: tempat tinggal, nutrisi, perlindungan dari bencana dan konflik serta
kesamaan hak.
UNICEF Indonesia sendiri memiliki kantor pusat di Jakarta serta kantor
cabang di Jawa Timur, Aceh, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi
Selatan, Papua, dan Papua Barat. Sudah banyak program yang sudah
dijalankan oleh UNICEF Indonesia seperti pembukaan donasi untuk anak-anak
yang berada di kawasan tertinggal, membantu permasalahan hukum terkait
anak, membangun sanitasi yang baik terutama penyediaan air bersih,
pemberian bantuan berupa obat-obatan dan lain sebagainya.3

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
3
________________________
2
https://www.unicef.org/indonesia/what-we-do Diakses Pada Tanggal 31 Oktober 2022

7
Berdasarkan pembahasan yang sudah tertera dalam BAB II diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai tempat
berkumpulnya 193 Negara telah berupaya semaksimal mungkin untuk
memberikan yang terbaik dalam perlindungan terhadap hak-hak anak. Hal
pertama yang mereka lakukan adalah mengadopsi deklarasi jenewa menjadi
suatu keputusan yang disepakati bersama-sama agar hak-hak anak terjamin.
Kemudian dilanjutkan dengan pembentukan Konvensi Hak-Hak Anak pada
tanggan 20 November 1989 dengan beberapa pertimbangan yakni asas-asas
yang diproklamirkan dalam piagam PBB seta ketentuan-ketentuan dalam
Deklarasi Jenewa.
Konvensi Hak-Hak Anak ini berisi 54 pasal yang kesemuanya mengatur
tentang bagaiman negara-negara peserta mengakui, menjamin, dan akan
memberikan perlindungan terbaik mereka untuk hak-hak anak. Ada berbagai
upaya yang harus dijalankan oleh negara-negara peserta. Demi meningkatkan
dan mengwasi kinerja pelaksanaan konvensi ini maka dibentuklah suatu komite
hak-hak anak serta diharapkan negara-negara peserta dapat menjalin kerja
sama dengan badan khusus PBB yaitu UNICEF. Indonesia sendiri sudah
bekerja sama, dan telah banyak melaksanakan berbagai program demi
kelangsungan hidup anak yang terjamin haknya serta bertanggung akan
kewajibannya.
B. SARAN
Saran kami sebagai penulis makalah ini adalah mari kita bersama-sama
tumbuhkan rasa simpati, empati, dan kepekaan yang tinggi dalam melihat
keadaan lingkungan di sekitar kita. Buka pikiran agar tidak egois dan tidak
melupakan hak-hak orang lain yang harus kita jaga, terutama hak anak. Rasa
kepedulian perlu dilatih dari hal-hal kecil agar terbiasa. Perbanyak baca buku
tentang hak-hak serta kewajiban anak, atau jika perlu temukan informasi yang
bersumber dari internet dengan tetap memastikan kevalidannya.
DAFTAR PUSTAKA

Geneva Declaration of the Rights of the Child by UN Documents


Gathering a body of global agreements

8
Konvensi Hak-Hak Anak oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
Sejarah Hari Anak Sedunia Dan Sejarah Deklarasi Jenewa Diakses Melalui
https://holopis.com/news/internasional/2021/11/20/38988/hari-anak-
sedunia-sejarah-deklarasi-jenewa-dan-dampak-pandemi-covid-19/Pada
Tanggal 30 Oktober 2022
https://www.unicef.org/indonesia/what-we-do Diakses Pada Tanggal 31 Oktober
2022

Anda mungkin juga menyukai