A. Definisi Anak
Anak menurut UU. No. 1 tahun 1974: anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.1
Anak menurut UU. No. 23 tahun 2002: anak adalah amanah sekaligus
karunia tuhan yang maha esa, yang senantiasa harus dijaga karena dalam dirinya
melekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi.2
Anak menurut pasal 42 UU. No.1/1974: anak yang sah adalah anak
yangdilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah.3
Anak menurut KHI: (a) anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat
perkawinan yang sah. (b) hasil pembuahan suami isteri yang sah di luar Rahim dan
dilahirkan oleh isteri tersebut.
B. Definisi Hadhanah
Hadhanah menurut fiqh adalah pemeliharaan atau pengasuhan. Dalam arti
yang lebih lengkap, hadhanah adalah pemeliharaan anak yang masih kecil setelah
terjadinya putus perkawinan.4
Hadhanah (pemeliharaan anak) adalah kegiatan mengasuh, memelihara dan
mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.5
Hadhanah menurut sayyid sabiq adalah melakukan pemeliharaan anak yang
masih kecil, laki-laki ataupun perempuan atau yang sudah besar belum mumayyiz
tanpa kehendak dari siapapun, menjaga dari sesuatu yang menyakiti dan merusaknya,
mendidik jasmani dan rohani agar mampu bberdiri sendiri menghadapi hidup dan
memikul tanggung jawabnya.6
Hadhanah menurut ulama’ Hanafiyah adalah usaha mendidik anak yang
dilakukan orang yang mempunyai hak mengasuh.7
1
Undang-undang No 1 tahun 1974.
2
Undang-undang No 23 tahun 2003
3
Undang-Undang No 1 tahun 1974.
4
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang-
Undang Perkawinan (Jakarta: Kencana, 2006), 327.
5
Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam Di Indonesia (Jakarta: Akademika Presindo, 2004), 113.
6
Sayyid sabiq, fiqh sunnah, vol. 8 (bandung: al-ma’ruf, 1984), 179
7
Huzaemah tahido yanggo, fiqh anak (Jakarta: al-mawardi, 2004), 101.
Hadhanah menurut ulama Syafi’iyyah mendidik orang yang tidak dapat
mengurus dirinya sendiri dengan apa yang maslahat baginya dan memeliharanya dari
apa yang membahayakan meskipun orang itu telah dewasa.8
Hadhanah menurut Undang-undang nomor 23 tahun 2002 adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusian, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.9
Hadhanah Menurut KHI adalah kegiatan mengasuh, memelihara, dan
mendidik anak hingga dewasa atau mampu berdiri sendiri.10
C. Batasan Hadhanah
Batasan Hadhanah pada Pasal 98 ayat 1 KHI: bahwa batasan anak yang
mampu berdiri sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak
memiliki cacat fisik maupun mental atau belum melangsungkan perkawinan.11
Batasan Hadhanah pada Pasal 47 dan Pasal 50 UU No.1 Tahun 1974:
bahwa anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan
perkawinan ada di bawah kekuasaan orang tua atau walinya selama kekuasaan orang
tuanya tidak dicabut.12
Batasan Hadhanah menurut Imam Syafi’i dan Ishak adalah 7 tahun atau
delapan tahun.13
Batasan Hadhanah menurut Ulama Hanafiah dan Ats-Tsauri adalah
untuk anak laki-laki sampai ia pandai makan sendiri dan berpakaian sendiri,
sedangkan perempuan sampai ia haid.14
Batasan Hadhanah menurut Imam Malik adalah berpendapat bahwa ibu
berhak mengasuh anak perempuan sampai ia menikah. Sedangkan bapak berhak
mengasuh anak laki-laki sampai ia baligh.15
18
Digha Nikaya III, 189