Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KONSEP HAK ANAK


Dosen Pengampu Dr. H. Yuddin, M.Pd

Disusun Oleh
Nur Sri Putri Muis
(105401116621)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAHMAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN PRODI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena dengan karunianyalah
saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK” ini
dengan tepat waktu.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurnadikarenakan terbatasnya pengetahuan dan pengalaman yang saya miliki. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala bentuk saran dan kritikan dari pembaca. Semoga
makalah yang saya susun dapat bermanfaat bagi kita semua

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATAPENGANTAR...........................................................i
DAFTARISI..........................................................................ii
BABI PENDAHULUAN......................................................1
A. LatarBelakang...............................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................2
C. Tujuan...........................................................................2
D. Manfaat.........................................................................2
BABIIPEMBAHASAN........................................................3
A. KonvensiHakAnak.......................................................3
B. Jenis-JenisHak Anak......................................................6
C. Latar Belakang KonvensiHakAnak..............................7
BABIII PENUTUP...............................................................10
A. Kesimpulan...................................................................10
B. Saran.............................................................................10
DAFTARPUSTAKA............................................................11

ii
A. LatarBelakag
BAB I
PENDAHULUN

Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita
pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum
memahami perkembangan - perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik yang
menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya. Hal ini
akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara system pembelajaran dengan
perkembangan anak yang akan menyulitkan anak didik mengikuti system pembelajaran
yang ada. Dengan mengetahui proses, faktor dan konsep perkembangan anak didik kita
akan mudah mengetahui system pembelajaran yang efektif, efisien, terarah dan sesuai
dengan perkembangan anak didik.

Masalah anak seringkali terjadi karena ketidakpahaman kita terhadap kondisi fisik
maupun psikologisnya. Kita sering dikejutkan dengan perubahan anak secara tiba-tiba,
misalnya anak yang semula penurut menjadi pemberontak, anak yang semula periang
menjadi pendiam. Masih banyak hal yang perlu kita ketahui dari perkembangan-
perkembangan anak yang sering membuat kita heran. Dengan memahami
perkembangan anak sebagai peserta didik akan mempermudah orang tua khususnya
pendidik untuk agar kita mampu mendampingi anak dan menghadapi setiap tingkah
laku anak.

Pada awal manusia dilahirkan belum bersifat sosial, dalam artian belum
memilikikemampuan dalam berinteraksi dengan orang lain. Kemampuan sosial anak
diperolehdari berbagai kesempatan dan pengalaman bergaul dengan orang-
orangdilingkungannya. Oleh sebab itu, peserta didik harus mendapat pendidikan yang
layakagar mampu menjadi pribadi yang berguna khususnya dilingkungan sekitarnya.
Setiapwaktu pola pikir seseorang pasti mengalami peningkatan, seiring
denganberkembangnya otak seseorang. Terutama pada Anak Usia Dini,
mengalamipeningkatan yang pesat pada fase tertetu. Proses belajar sangat penting
untukmenunjang kecerdasan anak di masa yang akan datang.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep hak anak mengenai konfensi hak anak!

2. Jelaskan jenis-jenis hak anak!

3. Jelaskan latar belakang konfensi hak anak!

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep hak anak mengenai konfensi hakanak

2. Untuk mengetahui jenis-jenis hakanak

3. Untuk mengetahui latar belakang konfensi hakanak

D. Manfaat
1. Dapat memahami konsep hak anak mengenai konfensi hakanak

2. Mampu mengetahui jenis-jenis hakanak

3. Dapat memahami latar belakang konfensi hakanak

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konvensi HakAnak

Anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa serta sebagai


sumber daya manusia di masa depan yang merupakan modal bangsa bagi
pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development). Berangkat dari
pemikiran tersebut, kepentingan yang utama untuk tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan anak harus memperoleh prioritas yang sangat tinggi. Sayangnya, tidak
semua anak mempunyai kesempatan yang sama dalam merealisasikan harapan dan
aspirasinya. Banyak diantara mereka yang beresiko tinggi untuk tidak tumbuh dan
berkembang secara sehat, mendapatkan pendidikan yang terbaik, karena keluarga
yang miskin, orang tua bermasalah, diperlakukan salah, ditinggal orang tua, sehingga
tidak dapat menikmati hidup secara layak.

Meletusnya perang dunia pertama, menyebabkan banyak anak yang menjadi


korban, mereka mengalami kesengsaraan, hak-hak mereka terabaikan dan mereka
menjadi korban kekerasan. Dengan berakhirnya perang dunia, tidak berarti kekerasan
dan pelanggaran hak-hak anak berkurang. Bahkan eksploitasi terhadap hak-hak anak
berkembang ke arah yang lebih memprihatinkan.

Pelanggaran terhadap hak-hak anak bukan saja terjadi di negara yang sedang
terjadi konflik bersenjata, tapi juga terjadi di negara-negara berkembang bahkan
negara-negara maju. Permasalahan sosial dan masalah anak sebagai akibat dari
dinamika pembangunan ekonomi diantaranya anak jalanan (street shildren), pekerja
anak (child labour), perdagangan anak (child trafficking) dan prostitusi anak (child
prostitution).

Berdasarkan kenyataan di atas, PBB mengesahkan Konvensi Hak-hak Anak


(Convention On The Rights of The Child) untuk memberikan perlindungan terhadap
anak dan menegakkan hak-hak anak di seluruh dunia pada tanggal 20 Nopember 1989
dan mulai mempunyai kekuatan memaksa (entered in to force) pada tanggal 2
September 1990. Konvensi ini telah diratifikasi oleh semua negara di dunia, kecuali

3
Somalia dan Amerika Serikat. Indonesia telah meratifikasi Konvensi Hak Anak ini
dengan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1996

Konvensi Hak-hak Anak terdiri dari 54 pasal yang terbagi dalam 4 bagian, yaitu :

1. Mukadimah, yang berisi konteks Konvensi Hak-hakAnak.


2. Bagian Satu (Pasal 1-41), yang mengatur hak-hakanak.
3. Bagian Dua (Pasal 42-45), yang mengatur masalah pemantauan danpelaksanaan
Konvensi Hak-hakAnak.
4. Bagian Tiga (Pasal 46-54), yang mengatur masalah pemberlakuankonvensi.

Konvensi Hak-hak Anak mempunyai 2 protokol opsional, yaitu :

1. Protokol Opsional Konvensi Hak-hak Anak mengenai Keterlibatan Anak Dalam


Konflik Bersenjata (telah diratifikasi oleh Indonesia dengan Undang-undang Nomor 9
Tahun2012).
2. Protokol Opsional Konvensi Hak-hak Anak mengenai Penjualan Anak, Prostitusi
Anak dan Pornografi Anak (Indonesia telah meratifikasi protokol opsional ini dengan
Undang-undang Nomor 10 Tahun2012).

Konvensi Hak-hak Anak berisi 8 kluster,yaitu:

1. Kluster I : Langkah-langkahImplementasi
2. Kluster II : DefinisiAnak
3. Kluster III : Prinsip-prinsip HukumKHA
4. Kluster IV : Hak Sipil danKebebasan
5. Kluster V : Lingkungan Keluarga dan PengasuhanAlternatif
6. Kluster VI : Kesehatan dsn KesejahteraanDasar
7. Kluster VII : Pendidikan, Waktu Luang dan KegiatanBudaya
8. Kluster VIII : Langkah-langkah PerlindunganKhusus

Hak-hak anak menurut Konvensi Hak-hak Anak dikelompokkan dalam 4


kategori, yaitu :

1. Hak Kelangsungan Hidup, hak untuk melestarikan dan mempertahankan hidupdan


hak memperoleh standar kesehatan tertinggi dan perawatan yangsebaik-baiknya.
2. Hak Perlindungan, perlindungan dari diskriminasi, eksploitasi, kekerasan dan
keterlantaran.

4
3. Hak Tumbuh Kembang, hak memperoleh pendidikan dan hak mencapai standar
hidup yang layak bagi perkembangan fisik, mental, spiritual, moral dansosial.
4. Hak Berpartisipasi, hak untuk menyatakan pendapat dalam segala halyang
mempengaruhianak.

Sebagai perwujudan komitmen pemerintah dalam meratifikasi Konvensi Hak-hak


Anak, Pemerintah Indonesia telah mengesahkan Undang-undang Nomor 23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak pada tanggal 22 Oktober 2002 yang secara
keseluruhan, materi pokok dalam undang-undang tersebut memuat ketentuan dan
prinsip-prinsip Konvensi Hak-hak Anak. Bahkan sebelum Konvensi Hak-hak Anak
disahkan, Pemerintah telah mengesahkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1979
tentang Kesejahteraan Anak. Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 telah
diperluas pengertian anak, yaitu bukan hanya seseorang yang berusia dibawah 18
tahun, seperti yang tersebut dalam Konvensi Hak-hak Anak, tapi termasuk juga anak
yang masih dalam kandungan. Begitu juga tentang hak anak, dalam Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 terdapat 31 hak anak. Setelah meratifikasi Konvensi hak-hak
Anak, negara mempunyai konsekuensi :

1. Mensosialisasikan Konvensi Hak-hak Anak kepadaanak.


2. Membuat aturan hukum nasional mengenai hak-hakanak.
3. Membuat laporan periodik mengenai implementasi Konvensi Hak-hak Anak setiap 5
tahun.

Peraturan perundangan lainnya yang berkaitan dengan Konvensi Hak-hak Anak,


diantaranya ;
1. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang PengadilanAnak;
2. Undang-undang Nomor 20 Tahun 1999 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 138 tentang
Usia Minimum untuk DiperbolehkanBekerja;
3. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak AsasiManusia;
4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Ratifikasi Konvensi ILO 182 tentang
Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan
Terburuk untukAnak;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentan PerlindunganAnak;
6. Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentangKetenagakerjaan;
7. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional;
8. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam
RumahTangga;

5
9. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang KewarganegaraanRepublik
Indonesia
10. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
PerdaganganOrang;
11. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentangKesehatan;
12. Keppres Nomor 87 Tahun 2002 tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan
Eksploitasi Seksual Komersial Anak(RAN-PESKA)

B. Jenis-Jenis HakAnak
1. Hak Mendapatkan Nama atauIdentitas
Hak anak yang pertama adalah mendapatkan nama atau identitas resmi. Untuk itu
terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan seperti:
a. Menyiapkan data orangtua dari si anak seperti KTP dan surat nikah untuk
pembuatan aktakelahiran.
b. Mendaftarkan anak ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipiluntuk
dimasukkan ke KartuKeluarga.
Memastikan nama anak tertulis dengan benar di akta kelahiran dan kartu
keluarga.
2. Hak MemilikiKewarganegaraan
Setelah memiliki akta kelahiran setelah dewasa kelak akan mendapatkan KTP dan
paspor. Terdapat pengecualian bagi anak Indonesia yang lahir di Amerika Serikat,
sang anak berhak mendapatkan status kewarganegaraan ganda terbatas hingga
usia 18 tahun. Di atas usia tersebut, anak berhak memilih satu kewarganegaraan
saja.
3. Hak MemperolehPerlindungan
Anak-anak berjenis kelamin apapun berhak mendapatkan perlindungan dari
kekerasan psikis maupun fisik. Orangtua dilarang untuk melakukan kekerasan
verbal maupun non verbal. Orangtua juga berkewajiban terhadap keselamatan
anak.
4. Hak MemperolehMakanan
Anak membutuhkan pangan dengan kualitas gizi yang baik. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberikan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Selanjutnya setelah anak
tumbuh menjadi balita, anak diberikan makanan pendamping asi (mpasi) dan
memberikan makanan bergizi lainnya.
5. Hak Atas Kesehatan Tubuh yang Sehat Akan Membuat Anak Berkembang Optimal
Anak berhak memiliki tubuh yang sehat. Hal ini dilakukan dengan memberikan
makanan yang sehat dan bergizi, menyiapkan lingkungan yang bersih dan
membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta memberikan pakaian layak
yangbersih.

6
6. HakRekreasi
Hak rekreasi adalah memberikan anak-anak kebahagian dengan mengajaknya
berjalan-jalan. Orang tua dapat melakukannya dengan melakukan piknik dan
membawa bekal makanan dari rumah.Rekreasi tidak harus dilakukan dengan
mengunjungi tempat-tempat yang mahal, karena tujuan dari rekreasi adalah
membuat anak senang.
7. Hak MendapatkanPendidikan
Orangtua adalah pendidik pertama bagi anak. Anak mendengarkan, melihat, dan
merasakan apapun pertama kali dari rumah. Hal tersebut dapat mempengaruhi
pandangan anak hingga dewasa kelak.Anak perlu dididik dengan tepat seperti
mengajarkan hal yang baik dan buruk. Kedua, membiasakan anak untuk berlaku
disiplin dan bertanggungjawab serta menyekolahkan anak sesuai dengan usianya.
8. HakBermain
Membiarkan anak bermain adalah hak anak yang wajib dipenuhi. Hal ini
dikarenakan bermain adalah dunia bagi anak-anak. Dengan bermain, anak dapat
mengetahui dunia sekitarnya. Orang tua diharapkan selalu mengawasi anak saat
bermain.
9. Hak untuk Berperan dalamPembangunan
Anak juga mendapatkan hak untuk menjadi warga negara yang baik. Orangtua
dapat mengajarkan anak untuk berperan dalam pembangunan dengan
mengenalkan pengetahuan kewarganegaraan untuk anak. Hal sederhana untuk
berperan dalam pembangunan yang dapat orang tua ajarkan adalah mengajarkan
anak selalu membuang sampah pada tempatnya.
10. Hak untuk MendapatkanKesamaan
Anak berhak mendapatkan kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
Hak anak yang kesepuluh ini berhubungan dengan kesembilan hak anak yang telah
disebutkan di atas. Semua anak berhak diberikan tanpa membeda-bedakan anak
satu dengan anak lainnya.

Itu tadi adalah penjelasan 10 hak anak sesuai yang diamanatkan konvensi PBB. Selalu
penuhi hak anak karena anak adalah harapan bangsa.

C. Latar Belakang Konvensi HakAnak


Terkait dengan masalah yang berhubungan dengan hak-hak anak di seluruh dunia
yang semakin hari semakin memperihatinkan. Maka perlu diambil langkah serentak di
seluruh negara di dunia yang diawali dengan konvensi. Jadi secara sederhana yang
melatar belakangi lahirnya konvensi Hak Anak ini adalah adanya suatu upaya
kemanusiaan di dunia untuk mewujudkan perlindungan dan jaminan nyata atas hak-hak
anak di seluruh dunia. Walaupun disadari, bahwa dengan konvensi hak anak, tidak
harus berarti bahwa kondisi dan situasi anak akan berubah dengan sendirinya.
7
Secara lebih jelas tentan kelahiran konvensi hak-hak anak, akan kita uraikan
kronologisnya secara ringkas yaitu; Gagasan mengenai hak anak anak bermula sejak
berakhir Perang Dunia I sebagai reaksi atas penderitaan yang timbul akibat dari
bencana peperangan terutama yang dialami oleh kaum perempuan dan anak-anak.
Liga Bangsa-Bangsa saat itu tergerak karena besarnya jumlah anak yang menjadi yatim
piatu akibat perang. Awal bergeraknya ide hak anak bermula dari gerakan para aktivitis
perempuan yang melakukan protes dan meminta perhatian publik atas nasib anak-anak
yang menjadi korban perang. Salah seorang di antara para aktivis tersebut yakni yang
bernama Eglantyne Jebb (pendiri Save the Children) kemudian mengembangkan
sepuluh butir pernyataan tentang hak anak atau rancangan

Deklarasi hak anak (Declaration of The Rights of The Child) yang pada tahun 1923
diadopsi oleh lembaga Save The Children Find International Union. Kemudian pada
tahun 1924 untuk pertama kalinya Deklarasi Hak Anak diadopsi secara Internasional
oleh Liga Bangsa-bangsa. Deklarasi ini dikenal juga sebagai deklarasi Genewa.
Setelah berakhirnya Perang Dunia II, pada tahun 1948 Majelasi Umum PBB
mengadopsi Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia pada tanggal 10 Desember.
Peristiwa ini kemudian setiap tahunya diperingati sebagai Hari Hak Asasi Manusia se-
dunia. Hal ini menandai perkembangan penting dalam sejarah HAM. Beberapa hal
menyangkut hak khusus bagi anak-anak tercakup dalam deklarasi ini.

Pada tahun 1959 Majelis Umum PBB kembali mengeluarkan pernyataan mengenai hak
anak yang merupakan deklarasi internasional kedua bagi hak anak. Tahun 1979 saat
dicanangkannya Tahun Anak Internasional, Pemerintah Polandia mengajukan usul bagi
perumusan suatu dokumen yang meletakan standar internasional bagi pengakuan
terhadap hak-hak anak dan mengikat secara yuridis. Inilah awal perumusan Konvensi
Hak Anak. Tahun 1989, rancangan Konvensi Hak Anak diselenggarakan dan pada
tahun itu juga naskah akhir tersebut disahkan dengan suara bulat oleh Majelis Umum
PBB pada tanggal 20 Nopember 1989. Konvensi ini kemudian diratifikasi oleh setiap
bangsa kecuali oleh Somalia dan Amerika Serikat.

Dari hal di atas gambaran tentang hak-hak anak dapat diperoleh melalui berbagai
naskah, tetapi yang komprehensif deklarasinya dapat dijumpai dalam rumusan
naskah Konvensi Hak Anak Perserikatan Bangsa-bangsa (KHA - PBB). Baca Naskah
di sini !! Karena itu perlu dikemukakan dan ditegaskan kembali, bahwa konvensi ini
merupakan instrumen Internasional di bidang Hak Asasi Manusia dengan cakupan hak
yang paling komprehensif. Rumusan yang tertuan dalam konvensi ini terdiri dari 54
pasal. Konvensi ini hingga sekarang dikenal sebagai satu-satunya konvensi di bidang
Hak Asasi Manusia yag mencakup baik hak-hak sipil dan politik maupun hak-hak

8
ekonomi, sosial dan budaya.
Demikian mengenai latar belakang lahirnya konvensi hak-hak anak secara singkat,
semoga artikel ini bermanfaat. untuk menambah pengetahuan bunda-ayah-pendidik-
dan orang tua tentang pentingnya hak-hak anak kita dewasa ini. terimakasih.

9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perkembangan dan pertumbuhan anak merupakan hal yang penting untuk kita
pelajari dan kita pahami selaku calon pendidik. Banyak para pendidik yang belum
memahami perkembangan - perkembangan anak. Sehingga masih ada pendidik
yang menerapkan sistem pembelajaran tanpa melihat perkembangan anak didiknya.
Hal ini akan berakibat adanya ketidakseimbangan antara system pembelajaran
dengan perkembangan anak yang akan menyulitkan anak didik mengikuti system
pembelajaran yang ada
Anak merupakan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa serta sebagai
sumber daya manusia di masa depan yang merupakan modal bangsa bagi
pembangunan yang berkesinambungan (sustainable development). Berangkat dari
pemikiran tersebut, kepentingan yang utama untuk tumbuh dan berkembang dalam
kehidupan anak harus memperoleh prioritas yang sangat tinggi
Secara sederhana yang melatar belakangi lahirnya konvensi Hak Anak ini adalah
adanya suatu upaya kemanusiaan di dunia untuk mewujudkan perlindungan dan
jaminan nyata atas hak-hak anak di seluruh dunia. Walaupun disadari, bahwa
dengan konvensi hak anak, tidak harus berarti bahwa kondisi dan situasi anak akan
berubah dengan sendirinya.

2. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan diatas masih
banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya penulis akan
segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman
dari beberapa sumber kritik bisa membangun dari pembaca

10
DAFTARPUSTAKA
https://baperlitbang.kendalkab.go.id/konvensi-hak-hak-anak-kha/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5507800/10-hak-anak-yang-diamanatkan-pbb-dan-
penjelasannya.

https://paud-anakbermainbelajar.blogspot.com/2017/01/latar-belakang-lahirnya-konvensi-
hak.html

11

Anda mungkin juga menyukai