Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Hj Ellydar Chaidir S.H., M.Hum
Disusun Oleh :
Urwatul Uwusqa Alyamar (216210298)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................3
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................5
2.1 Pelanggaran Hak Anak-Anak dan Perempuan di Indonesia................................5
2.2 Peraturan Perundang-undangan Tentang Perlindungan Terhadap Anak dan
Perempuan..................................................................................................................9
2.3 Bagaimana Pelaksanaan Perlindungan Hak Asasi Anak dan Perempuan............16
BAB III PENUTUP..................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................19
3.2 Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada mata kuliah pendidikan kewarganegaraan terdapat materi
pelanggaran hak anak dan perempuan di Indonesia, peraturan perundang-
undangan tentang perlindungan terhadap anak dan perempuan, dan
bagaimana pelaksanaan perlindungan hak asasi anak dan perempuan. Dapat
dikatakan bahwa masalah perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak,
bukan saja masalah hak asasi manusia melainkan lebih luas lagi adalah
masalah penegakkan hukum. Perlindungan hukum adalah memberikan
pengayoman terhadap hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan
perlindungan itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua
hak-hak yang diberikan oleh hukum.
2) Hak Pendidikan
Bentuk pelanggaran hak anak lainnya adalah hak atas pendidikan.
KPAI mencatat sekitar 2,5 juta anak dari 26,3 juta anak usia wajib belajar
di tahun 2010 yakni usia 7–15 tahun, belum dapat menikmati pendidikan
dasar 9 tahun. Sementara, 1,87 juta anak dari 12,89 juta anak usia 13–15
tahun tidak mendapatkan hak atas pendidikan. Ada berbagai faktor yang
menyebabkan anak tidak dapat sekolah, di antaranya kesulitan untuk
mengakses sekolah, terutama anak-anak yang berada di wilayah
perbatasan maupun di daerah Komunitas Adat Terpencil, selain juga
karena kendala ekonomi dan kurangnya kesadaran orang tua tentang arti
pendidikan bagi anak.
3) Hak Kesehatan
Menurut laporan Kemenkes, hingga Juni 2012 tercatat 821 penderita
AIDS berusia 15– 19 tahun, bahkan 212 penderita berusia 5–14 tahun.
Sedangkan untuk anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba,
Badan Narkotika Nasional (2006) menyebutkan, 80% dari sekitar 3,2
pengguna berasal dari kelompok usia muda (remaja/pemuda).
Penggunaaan jarum suntik secara bergantian dalam mengkonsumsi
narkotika adalah praktek yang lazim ditemukan di dalam kalangan remaja.
Ini membuat mereka bersiko tertular virus HIV/AIDS. Pada September
2011, Kemensos merilis kabar adanya 464 anak Indonesia usia di bawah
15 yang tahun mengidap HIV/AIDS. Selain dari jarum suntik, pemakai
narkoba anak itu mewarisi HIV dari ibu mereka. Fenomena lainnya adalah
kasus anak kurang gizi (marasmus kwasiokor). Menurut data KPAI,
diperkirakan ada 10 juta anak-anak usia balita yang menderita kurang gizi,
dan 2 juta di antaranya menderita gizi buruk. Kasus ini dapat ditemui di
Sumatera, NTT, NTB, dan Sulawesi. Menurut data Komnas PA, di
Sumatra Barat terdapat 23.000 dari total 300.000 anak usia balita terancam
menderita gizi buruk, dan itu juga berlangsung di beberapa daerah lainnya.
Komnas Perempuan adalah salah satu lembaga negara yang bersifat independen.
Adapun tugas dari Komnas Perempuan sesuai Pasal 4 Perpres Nomor 65 Tahun
2005 adalah:
a. menyebarluaskan pemahaman atas segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan Indonesia dan upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan serta
penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan;
b. melaksanakan pengkajian dan penelitian terhadap berbagai peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta berbagai instrumen internasional
yang relevan bagi perlindungan hak-hak asasi manusia perempuan;
c. melaksanakan pemantauan, termasuk pencarian fakta dan pendokumentasian
tentang segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan pelanggaran hak
asasi manusia perempuan serta penyebarluasan hasil
d. pemantauan kepada publik dan pengambilan langkah-langkah yang
mendorong pertanggungjawaban dan penanganan;
e. memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah, lembaga legislatif
dan yudikatif serta organisasi-organisasi masyarakat guna mendorong
penyusunan dan pengesahan kerangka hukum dan kebijakan yang
mendukung upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan Indonesia serta perlindungan, penegakan, dan
pemajuan hak-hak asasi manusia perempuan;
f. mengembangkan kerja sama regional dan intemasional guna meningkatkan
upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk kekerasan
terhadap perempuan Indonesia serta perlindungan, penegakan dan pemajuan
hak-hak asasi manusia perempuan.
2.3 Bagaimana Pelaksanaan Perlindungan Hak Asasi Anak dan Perempuan
A. Perlindungan Hak Anak
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi anak dan hakhaknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang
dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, berakhlak mulia dan
sejahtera. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam
mengurangi permasalahan perlindungan dan pemenuhan hak anak, seperti
upaya untuk mengurangi pekerja anak di Indonesa.
3.2 Saran
Perlindungan hukum terhadap perempuan dan anak menjadi suatu
keharusan untuk dilakukan, karena perempuan dan anak wajib dilindungi dan
mendapatkan perlindungan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia. Kemudian masyarakat perlu diberikan pemahaman
tentang perlindungan terhadap hak asasi anak dan perempuan, karena
perempuan kaum yang lemah yang masih serng mendapat tindakan-tindakan
kekerasan ataupun yang bersifat diskriminatif.
DAFTAR PUSTAKA
https://media.neliti.com/195802-ID-kekerasan-terhadap-hak-hak-anak-
peran-da.pdf
https://media.neliti.com/240319-perlindungan-hak-asasi-anak-di-era-globa-
c60525f1.pdf
https://media.neliti.com/113990-ID-hak-asasi-perempuan-dalam-peraturan-
peru.pdf
https://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/1731/indonesia-
wujudkan-langkah-nyata-upaya-perlindungan-hak-perempuan
https://jurnal.unpad.ac.id/prosiding/article/download/13235-adapun-upaya-
upaya