Anda di halaman 1dari 19

Nama : Fitria Indah Sekarwangi

NPM : 2350321076

Program Studi : Profesi Ners

MATERI 1

Judul : Kebijakan Pemerintah Dalam Implementasi Fasilitas Kesehatan Ramah Anak Di


FKTP (Tatanan Klinik).

Pemateri : Drg YUS RUSENO, MSc.PH Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat.

Resume

Kebijakan Pemerintah Dalam Implementasi

Fasilitas Kesehatan Ramah Anak Di FKTP (Tatanan Klinik)

A. Undang – Undang Terkait Kebiajakan Pemerintah Dalam Kesehatan Anak


1. Undang Undang Kesehatan no 17 tahun 2023
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. Undang-Undang No. 23 Tahun 2022 tentang Perlindungan Anak
4. Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
5. Undang – Undang No. 35 Tahun 2024 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
6. Peraturan Presiden No 25/2021 tentang Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak
7. Permenkes No. 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak
8. Perda No. 3 Tahun 2021 tentang Perlindungan Anak
B. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk melakukan transformasi sistem
Kesehatan
Visi : Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif,
mandiri dan berkeadilan.
• Meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
• Mempercepat perbaikan gizi Masyarakat
• Memperbaiki pengendalian penyakit
• Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
• Memperkuat sistem kesehatan & pengendalian obat dan makanan

Terdapat enam pilar dalam transformasi sistem kesehatan, antara lain :


1. Transformasi layanan primer
2. Transformasi layanan rujukan
3. Transformasi sistem ketahanan Kesehatan
4. Trasformasi sistem pembiayaan Kesehatan
5. Transformasi SDM Kesehatan
6. Transformasi teknologi Kesehatan

C. Tiga (3) Program Utama Penguatan Upaya Preventif Di Layanan Primer


1. Imunisasi rutin : dari 11 menjadi 14 jenis vaksin.
BCG, DPT-Hib,Hep B, MMR/MR, Polio (OPV-IPV), T /DT/td, JE, HPV, PCV,
Rotavirus.
2. 14 Screening Penyakit Prioritas.
Screening penyakit penyebab kematian tertinggi di setiap sasaran usia antara lain
hipotiroid kongenital, thalassemia, anemia, stroke, serangan jantung, hipertensi,
penyakit paru obstruksi kronik, tuberkulosis, kanker paru, hepatitis, diabetes, kanker
payudara, kanker serviks, dan kanker usus
3. Peningkatan Kesehatan ibu dan anak
Pemantauan tumbuh kembang anak di Posyandu dengan alat antropometri
terstandar, Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4 kali menjadi 6 kali termasuk 2kali
USG dengan dokter pada trimester 1 dan 3, Screening kanker Payudara dengan USG,
dan Screening Penyakit Jantung Bawaan di Puskesmas dengan Pulse Oxymetry
Neonatus.

D. Perlindungan anak

Perlindungan anak adalah kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak
haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Undang – Undang yang mengatur adalah UU 23/2002 tentang Perlindungan
Anak, UU 35/2014 tentang Perubahan Pertama Atas UU 23/2002 tentang Perlindungan
Anak, Peraturan Presien Nomor 25 Tahun 2021, dan Peraturan Presiden No. 25/2021
tentang Kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak.

1. Lima Belas (15) AMPK (anak yang perlu mendapatkan perlindungan khusus)
1) Anak dalam situasi darurat.
2) Anak berhadapan dengan hukum.
3) Anak dari Kelompok minorintas & terisolasi.
4) Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan/ atau seksual.
5) Anak menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya.
6) Anak yang menjadi korban pornografi.
7) Anak dengan HIV/AIDS.
8) Anak korban penculikan, penjualan, dan/ perdagangan.
9) Anak korban Kekerasan fisik dan/ atau psikis.
10) Anak korban kejahatan seksual.
11) Anak korban jaringan terorisme.
12) Anak penyandang disabilitas.
13) Anak korban perlakuan salah dan penelantaran.
14) Anak dengan perilaku sosial menyimpang.
15) Anak menjadi korban stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan Kondisi
orgtuanya.
2. Perda No. 3 Tahun 2021 tentang Perlindungan Anak
Pasal 6 ; Setiap anak di Daerah Provinsi memiliki hak untuk :
1) Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
2) Beristirahat dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak sebaya,
bermain, berekreasi, dan berkreasi sesuai dengan minat, bakat, dan tingkat
kecerdasannya demi pengembangan diri.

E. Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Kesejahteraan


Pasal 20 (1) Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan Kesejahteraan , meliputi:
1) Penyediaan sarana dan prasarana kesehatan Anak
2) Penyediaan SDM bidang kesehatan
3) Pembinaan perlindungan dan pemeliharaan kesehatan Anak, mencakup : Pembinaan
kesehatan pertumbuhan Anak dalam upaya menurunkan AKB dan angka gizi buruk
bagi anak.
4) Penyediaan sarana dan prasarana kesejahteraan Anak, mencakup diantarnya :
a. Penyediaan ruang publik ramah anak,
b. Pembinaan ketersediaan infrastruktur ramah anak di ruang publik.
c. Pembinaan penyelenggaraan tempat bermain Anak.
d. Penyediaan ruang terbuka hijau
e. Pembinaan penyelenggaraan kawasan tanpa rokok
f. Penyediaan sarana dan prasarana aksesibilitas bagi Anak penyandang disabilitas.

F. 31 HAK ANAK
Bermain, berkreasi, berpartisipasi, berhubungan dengan orang tua bila terpisahkan,
bebas melakukan kegiatan agamanya, bebas berkumpul, bebas berserikat, hidup dengan
orang tua, kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, memiliki Nama identitas,
Kewarganegaraan, Pendidikan, informasi, standar kesehatan paling tinggi, standar hidup
yang layak (disarikan dari UU perlindungan anak nomor 23 tahun 2002), Pribadi dari
tindakan / penangkapan sewenang-wenang, dari perampasan kebebasan dari perlakuan
kejam, hukuman dan perlakuan tidak manusiawi dari siksaan fisik dan non fisik dari
penculikan, penjualan dan perdagangan atau trafiking dari eksploitasi seksual dan
kegunaan seksual dari eksploitasi / penyalahgunaan obat-obatan dari eksploitasi sebagai
pekerja anakdari eksploitasi sebagai kelompok minoritas / kelompok adat terpencil dari
pemandangan atau keadaan yg menurut sifatnya belum layak untuk dilihat anak khusus
dalam situasi genting / darurat khusus sebagai pengungsi / orang yg terusir / tergusur
khusus jika mengalami konflik hukum khusus dalam konflik bersenjata atau konflik sosial
(disarikan dari UU perlindungan anak nomor 23 tahun 2002).
MATERI 2

Judul : Tata Kelola Fasilitas Kesehatan Ramah Anak

Pemateri : dr. Rodman Taringan Girsang, Sp.A (K), M.Kes

Resume

Tata Kelola Fasilitas Kesehatan Ramah Anak

A. Definisi Anak
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak
yang masih dalam kandungan. Menurut konvensi haka nak Anak adalah setiap orang yang
berusia belum mencapai 18 tahun. Kecuali, berdasarkan undang-undang yang berlaku
untuk anak, menetapkan kedewasaan dicapai lebih cepat. Menurut Permenkes RI No 25
Tahun 2014 Anak adalah seseorang sampai berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
menjelaskan bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita
bangsa, memiliki peran strategis, dan mempunyai potensi menjamin kelangsungan
eksistensi bangsa dan negara pada masa depan.
B. Deklarasi Hak Anak
1) Hak akan nama dan kewarganegaraan
2) Hak persamaan dan non diskriminas
3) Hak kebangsaan
4) Hak perlindungan
5) Hak Pendidikan
6) Hak bermain
7) Hak rekreasi
8) Hak akan makanan
9) Hak Kesehatan
10) Hak berpartisipasi dalam Pembangunan
C. Kode Etik Pelayanan Anak di Rumah Sakit
1) Memperlakukan anak dengan penuh penghargaan dan rasa hormat → tidak
diskriminatif
2) Melibatkan anak dalam setiap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi layanan terkait
dengan anak
3) Pendampingan/layanan dilakukan dengan pendekatan sesuai situasi, kondisi, dan
kebutuhan anak
4) Meminta persetujuan anak dan orangtua/wali mencakup tempat, aktivitas yang
dilakukan, dan kebutuhan terkait data dan dokumentasi diri anak. Pada situasi tertentu
apabila anak tidak dapat mengambil keputusan, petugas meminta persetujuan
orangtua/wali. Apabila anak tidak berkenan memberikan persetujuan, petugas harus
menghormati dan selanjutnya dapat melakukan dialog, penguatan, atau konseling
dengan anak. Jika anak tidak dalam pengasuhan/anak terlantar, persetujuan dapat
didapatkan dari anak dan orang dewasa yang menjadi perujuk.
5) Semua tindakan dimaksudkan menumbuhkan partisipasi anak dengan budaya
keterbukaan dan suasana aman → membangun kepercayaan anak, berinteraksi sejajar
dengan posisi anak, menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak, mendengarkan
anak secara aktif, meminta persetujuan jika mengambil foto/video.
6) Mengembangkan Pendidikan karakter bagi anak.
7) Memberi kebebasan yang bertanggung jawab kepada anak dengan memperhatikan
hak-hak orang lain.
8) Mengembangkan disiplin anak tanpa kekerasan.
9) Membantu anak mengembangkan kebebasan berekspresi, berpikir, berhati
nurani/berkeyakinan dan beragama, dengan memperhatikan tingkatan usia anak dan
kemampuan anak yang selalu berkembang.
10) Memberikan kesempatan dan memfasilitasi forum untuk anak.
11) Setiap anak memiliki hak mendapatkan informasi, edukasi, dan mengakses informasi
dengan pendampingan.
D. Standarisasi Unit Layanan Penanganan Kasus Di Lembaga Kesehatan
1) Kelembagaan
Sesuai Pasal 27 UU No 28 Tahun 2002 tentang persyaratan kemudahan dalam
bangunan gedung mengamanatkan tentang Kemudahan hubungan ke, dari, dan di
dalam bangunan gedung yang meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang
mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang disabilitas, misalnya Tempat
tidur khusus anak, Ruangan khusus untuk pemeriksaan anak korban kekerasan, Toilet
khusus untuk anak, Situasi lingkungan fisik dan akomodasi memenuhi syarat
Kesehatan, dan Ruang bermain ramah anak.
2) Partisipasi anak
3) Program layanan bagi anak, orangtua/keluarga dan masyarakat
4) Advokasi, penerbitan buku / kie atau hasil penelitian dan kerjasama layanan
5) Instrumen kepuasan penerima layanan
6) Pelaksanaan layanan

E. Pedoman Penatalaksanaan Kekerasan pada Anak


“Kekerasan Terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan
menyakitkan secara fisik ataupun emosional, komersial termasuk Eksploitasi Seksual
Komersial Anak (ESKA) yang mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial
terhadap kesehatan anak, kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat
anak yang dilakukan dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau
kekuasaan.”

1) Bentuk Kekerasan Pada Anak


Berdasarkan UU no 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU no 23 tahun 2002
tentang Perlindungan Anak yaitu Aborsi, Memperlakukan anak secara diskriminatif,
Perlakukan salah dan penelantaran, Kekerasan fisik, Persetubuhan paksa, Perbuatan
cabul, Penculikan, penjuan, dan/atau perdagangan anak, Pengabaian aspek budaya,
Perekrutan militer, Eksploitasi ekonomi dan/atau seksual
2) Dampak Fisik Kekerasan pada Anak
Jangka pendek kekerasan fisik seperti luka – luka, memar, lecet, luka bakar, luka
terbuka, patah tulang, kerusakan organ bahkan kematian.
3) Dampak Psikis Kekerasan pada Anak
Keterlambatan perkembangan kognitif, pencapaian akademik kurang, depresi, harga
diri rendah, emosi tidak stabil, kenakalan remaja, penarikan diri dan lainnya.

F. Tatalaksana Korban Kekerasan Seksual


1) Pedoman Pelayanan dan Rujukan Kasus KTP/A
a. Deteksi dini pada kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak termasuk TPPO
dapat dilakukan dengan skrining kasus KtP/A dan menggali informasi terhadap
kecurigaan kasus KtP/A.
b. Pada tahap skrining, tenaga kesehatan harus mampu untuk mengenali tanda-tanda
kekerasan pada korban dewasa dan anak, termasuk eksploitasi seksual.
c. Tahap menggali informasi pada kasus KtP/A dilakukan dengan mengetahui faktor-
faktor risiko KtP/A termasuk TPPO serta dampaknya.
MATERI 3

Judul : Penerapan Konsep Ramah Anak di Pelayanan Kesehatan dan Komunitas :


"Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Tumbuh Kembang Anak”

Pemateri : Dr. Allendekania, SKp., MSc

Resume

Penerapan Konsep Ramah Anak di Pelayanan Kesehatan dan Komunitas : "Menciptakan


Lingkungan yang Mendukung Tumbuh Kembang Anak”

A. Konsep Ramah Anak Dari Prespektif Keperawatan


1) Definisi Ramah Anak
Pendekatan atau filosofi yang menekankan pentingnya menciptakan lingkungan dan
pelayanan yang mendukung pertumbuhan, perkembangan, serta kesejahteraan anak secara
optimal.
2) Pelayanan Ramah Anak
Merupakan pendekatan yang lebih luas yang tidak hanya fokus pada pengurangan trauma,
tetapi juga mencakup seluruh pengalaman pelayanan kesehatan yang mendukung
perkembangan, kenyamanan, dan keamanan anak selama interaksi dengan penyedia
layaman kesehatan.
3) Tujuan Terapeutik Anak
a. Lingkungan Ramah Anak
b. Nature & Outdoor
c. Privasi
d. Distrajsi positif
e. Bermain Terapeutik
f. Dukungan keluarga dan sebaya
g. Aman dan Selamat
h. Nyaman
4) Parameter Pelayanan Kesehatan Ramah Anak
a. Menciptakan lingkungan ramah anak
b. Bermain terapeutik, dukungan keluarga dan kegiatan seni untuk distraksi positif
c. Tersedia area indoor atau outdoor
d. Fasilitas kesehatan tidak asing dan menakutkan
e. Lantai yang aman tidak menyebabkan anak jatuh
5) Manfaat Pelayanan Ramah Anak
a. Lingkungan minim stress dan nyaman
b. Komunikasi berbasis anak
c. Anak mendapat dukungan psikologis
d. Pendidikan kesehatan sesuai usia anak
e. Anak lebih terlibat dalam perawatannya
f. Menanamkan pola hidup sehat sejak dini
g. Kesejahteraan anak secara holistik
6) Tujuan Konsep Ramah Anak Di Pelayanan Kesehatan
a. Meningkatkan Kesehahteraan Emosional
b. Mendorong Kemandirian dan Rasa Kontrol
c. Mengurangi Signa dan Diskriminasi
d. Peningkatan Kesehatan Fisik
7) Konsep Ramah Anak Prespektif Keperawatan
a. Family Center Care
• Orangtua pandai merawat anak
• Kerjasama dengan timkes
• Mampukan dan berdayakan
b. Atraumatic Care
• Fisik
• Emosi
• Psikis
• Mental, holistik, komunikasi, dan empati.
c. Keterlibatan Anak
Kontrol diri, kerjasama, tanggung jawab (pada anak yang lebih besar).

B. Atraumatic Care

1. Definisi : Pendekatan perawatan kesehatan yang bertujuan untuk meminimalkan atau


mengurangi trauma fisik dan emosional yang mungkin dialami oleh pasien selama
perawatan,
2. Tujuan : Mengurangi atau mencegah trauma yang mungkin timbul selama prosedur medis
atau perawatan kesehatan
3. Pelayanan Ramah Anak :
a. Memperhitungkan aspek fisik dan emosional trauma termasuk kecemasan atau
ketakutan anak yang dapat timbul dari interaksi dengar penyedia layanan kesehatan.
b. Desain lingkungan yang ramah anak, secara keseluruhan, tidak hanya untuk mengurangi
trauma fisik tetapi juga untuk menciptakan pengalaman positif dan mendukung
pertumbuhan anak.
4. Strategi Penerapan Layanan Kesehatan Ramah Anak Di Rumah Sakit
a. Desain fasilitas yang ramah Anak
b. Ketersediaan sumber daya khusu anak
c. Keterlibatan orang tua
d. Tim kesehatan khusus anak kompeten
5. Pelayanan Psikososial
Penerapan Layanan Kesehatan Ramah Anak di Berbagai Ruang di Rumah Sakit
a. Ruang Emergenci Anak
b. Ruang Rawat Intensif Anak
c. Poliklinik Anak
d. Ruang Rawat Khusus Anak
e. Adanya arena bermain anak diruang rawat
6. Penerapan Ramah Anak di Komunitas
a. Rumah Ramah Anak
Orang dewasa di lingkungan anak mempromosikan kesejahteraan fisik emosi,
psikologis dan mental anak.
b. Pelayanan Puskesmas Ramah Anak
Tersedia media dan materii terkait kesheatan anak, tersedia ruang pemayanan dan
konseling anak, tersedia ruang tunggu atau bermain yang aman, tersedia ruang Asi /
Laktasi, terdapat informasi tidak boleh merokok, dan sanitasi lingkungan.
c. Sekolah Ramah Anak
Adanya peran guru dalam memberikan pembelajaran positif, pendukung kesejahteraan
emosional, role model, adanya perawat sekolah, desain lingkungan fisik ramah anak,
partisipasi orang tua, kegiatan positif dan kreatif, penggunaan teknologi pendidikan
yang positif, Penyedia sumber daya kesehatan dan konseling, pengitegrasian
pendidikan kesehatan mental, dan penyuluhan kesehatan.
MATERI 4

Judul : Sudut Pandang Hukum mengenai Kasus Kekerasan pada Anak

Pemateri : AKBP Ani Rasiani D, S.Kep., Ners., M.Kep

Resume

Sudut Pandang Hukum mengenai Kasus Kekerasan pada Anak

A. Tinjauan Hukum Program Fasyankes Ramah Anak


1. Undang-Undang Kesehatan No. 36 Tahun 2009 melarang seluruh fasilitas pelayanan
kesehatan untuk menolak pasien;
2. Pasal 17 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan
kesehatan yang layak dan bermutu.
3. Pasal 17 ayat (2) juga menyatakan bahwa setiap fasilitas pelayanan kesehatan wajib
memberikan pelayanan kesehatan kepada setiap orang yang membutuhkan tanpa ada
diskriminasi.
4. Undang-Undang No. 11 Tahun 2011 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang
memberikan perlindungan bagi anak korban kekerasan seksual dalam proses peradilan.
Mengatur mengenai diversi, yaitu upaya penyelesaian di luar pengadilan untuk anak
sebagai pelaku tindak pidana, serta mengatur mengenai perlindungan bagi anak korban
dan saksi dalam proses peradilan; Mempertegas tentang perlunya perlindungan bagi anak
korban kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Undang-undang ini memuat ketentuan
mengenai hak-hak anak korban kekerasan, upaya perlindungan, pemulihan, dan integrasi
sosial bagi anak korban kekerasan
B. Potensi Konflik Dan Permasalahan Hukum Dalam Pelayanan Kesehatan Anak Di
Klinik dan Komunitas
1. Konflik etika
Etika profesional dan etika dalam pelayanan kesehatan harus menjadi perhatian
2. Perlindungan hukum terhadap anak korban tindak pidana kekerasan
Pelayanan kesehatan anak harus memastikan perlindungan hukum terhadap anak korban
kekerasan, termasuk dalam penanganan kasus kekerasan
3. Ketersediaan sumber daya dan fasilitas
Pelayanan kesehatan anak di klinik dan komunitas harus memastikan ketersediaan
sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan yang baik.
4. Koordinasi dan kolaborasi
koordinasi dan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak, termasuk tenaga kesehatan,
pasien, dan Masyarakat.

C. Upaya Program Penerapan Fasyankes Ramah Anak Sebagai Sarana Mengurangi


Potensi Konflik & Permasalahan Hukum
1. Penerapan etika dan etika profesi
Memastikan tenaga kesehatan memahami dan menerapkan prinsip etika dalam pelayanan
kesehatan, termasuk dalam interaksi dengan pasien dan dalam pengambilan keputusan
medis.
2. Peningkatan kesadaran akan hak dan kewajiban pasien
Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai hak dan kewajiban dalam
pelayanan Kesehatan.
3. Penerapan standar pelayanan ramah anak
Mengacu pada standar pelayanan ramah anak di puskesmas, termasuk dalam hal desain
ruang pelayanan, peningkatan keterampilan komunikasi petugas kesehatan, dan
penyediaan sarana bermain yang aman dan edukatif bagi anak.
4. Kolaborasi lintas sektor
Melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan
komunitas dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan anak, sehingga dapat tercipta
sinergi dalam peningkatan kesehatan anak.
D. Integrasi Dan Sinergitas Antara Fasilitas Pelayanan Kesehatan Anak Dengan
Penegakan Hukum
1. Pelaporan kasus kekerasan atau penelantaran
2. Pemantauan kondisi anak
3. Keterlibatan dalam penanganan kasus medis kontroversial
4. Perlindungan informasi dan privasi
5. Pelibatan petugas hukum dalam proses medis.

MATERI 5

Judul : Pelayanan Ramah Anak Di UPTD Puskesmas Garuda Kota Bandung

Pemateri : dr. Trisiana Irawati, MMRS

Resume

A. Latar Belakang Pelayanan Ramah Anak


Puskesmas Garuda berupaya dan terus berinovasi dalam menjalankan fungsinya untuk
pemenuhan, perlindungan dan penghargaan atas hak-hak berdasarkan 4 (empat) prinsip
perlindungan anak, yaitu Non diskriminasi, Kepentingan terbaik bagi anak, Hak untuk hidup,
kelangsungan hidup dan perkembangan anak, dan Penghargaan terhadap pendapat anak.
B. Indikator Pelayanan Ramah Anak Di Puskesmas
1. Cakupan Tenaga Kesehatan dilatih Konvensi Hak Anak
2. Tersedianya materi KIE dan Media yang terkait Kesehatan Anak
3. Tersedianya ruang pelayanan dan konseling bagi anak
4. Tersedianya ruang tunggu/ bermain bagi anak yang berjarak aman dari ruang tunggu
pasien
5. Tersedianya ruang asi
6. Terdapat tanda peringatan dilarang merokok sebagai kawasan tanpa rokok
7. Tersedianya sanitasi lingkungan puskesmas yang sesuai standar
8. Tersedianya saran dan prasarana bagi anak penyandang disabiltas
9. Cakupan bayi < 6 bulan yang mendapat asi eksklusif
10. Cakupan pelayanan konseling kesehatan peduli remaja (PKPR)
11. Menyelenggarakan tata laksanaka kasus kekerasan terhadap anak (KTA)
12. Tersedianya data anak yang memperoleh pelayanan kesehatan anak 13. Pusat informasi
tentang hak-hak anak atas kesehatan
13. Adanya mekanisme untuk menampung suara anak
14. Pelayanan Pengjangkauan Kesehatan Anak
C. Pegelolaan Pelayanan Ramah Anak Di Puskesmas
1. Pegelolaan RUK Program Imunisasi
2. Pegelolaan RUK Program KIA
3. Pegelolaan RUK Program GIZI
D. Sumber Daya Manusia Pelayanan Ramah Anak Di Puskesmas
1. Sumber Daya Manusia (Terlatih KHA)
2. Pelayanan Panda – Pelayanan ANC Terpadu
3. Pelayanan Poned & R. Pasca Persalinan
4. Pelayanan Konseling Menyusui
5. Pelayanan Kesehatan Ibu & Anak Serta Imunisasi
6. Pelayanan MTBM
7. Pelayanan SDIDTK
8. Area Bermain dan Gerobak Baca
9. Pelayanan MTBS
10. Pelayanan Pemeriksaan Gigi & Mulut
11. Pelayanan TB Anak
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai