Anda di halaman 1dari 16

PENYULUHAN HUKUM SERENTAK

TAHUN 2019

LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN HUKUM NORMA NORMA


HUKUM DAN NILAI-NILAI HUKUM YANG BERKEMBANG DI MASYARAKAT
TENTANG
“UNDANG-UNDANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DAN
UNDANG-UNDANG PERLINDUNGAN ANAK”

Hari/Tanggal : Selasa/26 Maret 2019


Waktu : Pukul 09.00 WIB s.d. Selesai
Tempat : Kantor Kecamatan Pasar Rebo
Alamat : Jl. Raya Bogor RT.01 /RW.04, Pekayon, Jakarta Timur
Pelaksana : 1. Saud Halomoan.B., S.H., M.H.
2. Abdullah, S.H.
3. Muh.Fandhi Fanani, S.H., M.Hum.

======================================================================

A. PENDAHULUAN

Kegiatan Penyuluhan Hukum Serentak pada Tahun 2019 ini salah satunya
dilaksanakan di Kantor Kecamatan Pasar Rebo. Mengusung tema “Undang-Undang
Perlindungan Anak dan Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak”, kegiatan ini
melibatkan anggota Lembaga Musyawarah Kemasyarakatan (LMK) yang ada di tingkat
wilayah RT/RW masing-masing yang berada di tingkat kecamatan, Pekayon, Jakarta
Timur. Adapun rangkaian pelaksanaan kegiatan di lokasi adalah sebagai berikut:

1. Pembukaan oleh MC;


2. Menyanyikan Lagu Indonesia Raya;
3. Sambutan yang disampaikan oleh Kepala Camat yang diwakili oleh Kepala
Subbagian Kepegawaian, Bapak Kuswandi, S.H.
4. Penyerahan Plakat dan Piagam Penghargaan oleh BPHN kepada Pihak Kecamatan
Pasar Rebo, RT.01/RW.04, Pekayon Jakarta TImur;
5. Paparan Narasumber I oleh Bapak Abdulah dengan Tema: Perlindungan Anak.;
6. Penayangan film pendek penyuluhan hukum;
7. Paparan Narasumber II oleh Bapak Saud Halomoan dengan tema: Sistem Peradilan
Anak di Indonesia;
8. Diskusi/Tanya Jawab;
9. Penutupan oleh MC; dan
10. Foto bersama.

Bertindak sebagai Narasumber yaitu Penyuluh Hukum Ahli Madya BPHN, Abdullah,
S.H., dan Saud Halomoan B, S.H., M.H. dengan Moderator Muh.Fandhi Fanani S.H.,
M.Hum sebagai Penyuluh Hukum Ahli Muda pada Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual.

KECAMATAN PASAR REBO 1


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

B. PELAKSANAAN KEGIATAN

Pemaparan pertama yang disampaikan oleh Narasumber Abdullah, S.H., melingkupi


hal-hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak serta
peraturan-peraturan lain yang berkaitan. Adapun hal-hal yang disampaikan tersebut
terrangkum dalam butir-butir point sebagai berikut:
 Dasar Hukum Perlindungan Anak
Dasar hukum perlindungan anak terdapat dalam:
1. Undang-Undang Nomor 23 tentang Perlindungan Anak;
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak Menjadi Undang-Undang.

 Pengertian Anak
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun termasuk yang
masih dalam kandungan (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak)

Hak anak adalah bagian dari hak asasi manusia yang wajib dijamin, dilindungi, dan
dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat, Negara, pemerintah, dan Pemerintah
Daerah.

 Pengertian Perlindungan Anak


Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat
hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi (Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 Perubahan atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002, Pasal 1 angka 2).

 Hak-hak dasar Anak


1. Hak hidup;
2. Hak Tumbuh dan Berkembang;
3. Hak Partisipasi;
4. Hak Hak Mendapatkan Perlindungan,

 Kewajiban anak
1. menghormati orang tua, wali, dan guru;
2. mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi teman;
3. mencintai tanah air, bangsa, dan negara;

KECAMATAN PASAR REBO 2


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019
4. menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya; dan
5. melaksanakan etika dan akhlak yang mulia.

 Kewajiban dan Tanggungjawab:


1. Negara, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah
a. Negara, pemerintah, dan Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung
jawab menghormati pemenuhan Hak Anak tanpa membedakan suku,
agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status
hukum, urutan kelahiran, dan kondisi fisik dan/atau mental.
b. Negara, pemerintah, dan Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung
jawab memberikan dukungan sarana, prasarana, dan ketersediaan sumber
daya manusia dalam penyelenggaraan perlindungan anak.
c. Negara, pemerintah, dan Pemerintah Daerah menjamin perlindungan,
pemeliharaan, dan kesejahteraan anak dengan memperhatikan hak dan
kewajiban orang tua, wali, atau orang lain yang secara hukum bertanggung
jawab terhadap anak.
d. Negara dan pemerintah mengawasi penyelenggaraan perlindungan anak.
2. Masyarakat
Kewajiban dan tanggung jawab masyarakat terhadap perlindungan anak
dilaksanakan melalui kegiatan peran masyarakat dalam penyelenggaraan
perlindungan anak dengan melibatkan organisasi kemasyarakatan, akademisi,
dan pemerhati anak.
3. Orang tua dan keluarga
Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk :
a. mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak;
b. menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan, bakat, dan
minatnya;
c. mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak; dan
d. Memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pakerti pada
Anak.
Dalam hal orang tua tidak ada, atau tidak diketahui keberadaannya, atau karena
suatu sebab tidak dapat melaksanakan kewajiban dan tanggung jawabnya, maka
kewajiban dan tanggung jawab orang tua dapat beralih kepada keluarga, yang
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perUndang-Undangan yang
berlaku.

 Pola agresivitas Kekerasan Terhadap Anak


1. Disfungsi Keluarga (Ketidak harmonisan keluarga);
2. Faktor Ekonomi;
3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga;
4. Atas Nama disiplin/pendisiplinan baik dilingkungan keluarga, sosial, maupun
sekolah;
5. Tayangan Televisi dan media sejenisnnya;

 Bentuk Kekerasan Terhadap Anak

KECAMATAN PASAR REBO 3


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019
1. Kekerasan fisik
Adalah segala Perbuatan atau tindakan meliputi pemukulan dengan benda keras,
penyiksaan, penganiayaan, menjewer, menendang, menyundut dengan api
rokok, menyiramkan air panas, dan segala perbuatan lain yang mengakibatkan
rasa sakit, jatuh sakit, memar, lecet, lebam, luka bakar, luka berat dan cacat fisik.
2. Kekerasan Psikis
Perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya percaya diri, hilangnya
kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan atau penderitaan psikis
berat. Kekerasan Psikis ini umumnya dilakukan dalam bentuk perbuatan atau
tindakan seperti menghardik, membentak, memaki dengan cara berlebihan,
termasuk mengeluarkan kata-kata kotor, dan menyamakan anak dengan hewan
dll.
3. Kekerasan Seksual
Meliputi eksploitasi seksual komersial termasuk penjualan anak untuk tujuan
prostitusi dan ponografi, pemaksaan hubungan seksual, perkosaan, pencabulan,
sodomi, oral seks, pelecehan seksual maupun perbuatan incest.
4. Penelantaran atau perlakuan buruk
Segala perbuatan atau tindakan yang dapat menghambat proses tumbuh
kembang anak serta membiarkan anak dalam situasi kurang gizi tidak
mendapatkan perawatan yang memadai, memaksa anak bekerja menjadi
pengemis, menolak kehadirannya anak dalam keluarga, mendorong dan
memaksa anak bekerja dijalanan, buruh anak dan lain-lain.

Pemaparan kedua disampaikan oleh Narasumber Saud Halomoan, S.H., M.H.


melingkupi hal-hal yang diatur dalam diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Adapun hal-hal yang disampaikan tersebut
terrangkum dalam butir-butir point sebagai berikut:

 Undang-Undang SPPA ini merupakan pengganti dari Undang-Undang Nomor 3


Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (Undang-Undang Pengadilan Anak) yang
bertujuan agar dapat terwujud peradilan yang benar-benar menjamin perlindungan
kepentingan terbaik bagi anak yang berhadapan dengan hukum (ABH). Undang-
Undang Pengadilan Anak dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan hukum di
masyarakat dan belum secara komprehensif memberikan perlindungan khusus
kepada anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).

 Substansi Yang Diatur


- Adapun substansi yang diatur dalam Undang-Undang SPPA antara lain
mengenai penempatan anak yang menjalani proses peradilan dapat ditempatkan
di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).
- Substansi yang paling mendasar dalam Undang-Undang ini adalah pengaturan
secara tegas mengenai : Keadilan Restoratif dan Diversi yang dimaksudkan
untuk menghindari dan menjauhkan anak dari proses peradilan sehingga dapat
menghindari stigmatisasi terhadap anak yang berhadapan dengan hukum (ABH)
dan diharapkan anak dapat kembali ke dalam lingkungan sosial secara wajar

KECAMATAN PASAR REBO 4


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019
(Reintegrasi). Demikian antara lain yang disebut dalam bagian Penjelasan Umum
Undang-Undang SPPA.

 Pokok-pokok Perbedaan
- Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997: Keadilan Retributif
a) Kejahatan adalah pelanggaran sistem;
b) Menekankan pembuktian kesalahan, menimbulkan rasa bersalah th pelaku;
c) Hak Korban diabaikan;
d) Pelaku Pasif;
e) Bentuk pertanggung-jawaban thd pelaku adalah hukuman
f) Penekanan terfokus pada perilaku masa lalu Pelaku.
- Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012: Keadilan Restoratif
a) Kejahatan adalah Pelukaan thd individu atau masyarakat;
b) Menekankan pada pemecahan masalah melalui perdamaian, pemulihan,
rehabilitasi, dan reintegrasi;
c) Hak dan kebutuhan korban diperhatikan;
d) Pelaku didorong utk berpartisipasi dan bertanggung-jawab;
e) Pertanggung-jawaban pelaku adlh menunjukan empati dan menolong untuk
memperbaiki kerugian;
f) Respon terfokus pd konsekuensi derita dan kerugian sbg akibat perbutan
pelaku.

 Pokok-pokok Perubahan
Filosofi SPPA:
- mengutamakan pendekatan Keadilan Restoratif: Pasal 5 ayat (1)
- Mempertimbangkan kepentingan terbaik bagi anak;
- Perampasan kemerdekaan dan pemidanaan sebagai upaya terakhir;
- Penghindaran pembalasan (bebas dari penghukuman, penyiksaan, perlakuan
yang kejam tidak manusiawi serta merendahkan derajat dan martabat).

 Pengertian
- Sistem Peradilan Pidana Anak adalah keseluruhan proses penyelesaian perkara
Anak yang berhadapan dengan hukum (ABH), mulai tahap penyelidikan sampai
dengan tahap pembimbingan setelah menjalani pidana.
- Keadilan Restoratif: adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait
untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan menekankan
pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pembalasan.
- Diversi: adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari proses peradilan
pidana ke proses di luar peradilan pidana (non litigasi).

 Tujuan Diversi
Pasal 6:
- mencapai perdamaian antara korban dan Anak;

KECAMATAN PASAR REBO 5


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019
- menyelesaikan perkara Anak di luar proses peradilan;
- menghindarkan Anak dari perampasan kemerdekaan;
- mendorong masyarakat untuk berpartisipasi; dan
- menanamkan rasa tanggung jawab kepada Anak.

Pasal 7:
Pada tingkat Penyidikan, Penuntutan, dan pemeriksaan perkara Anak di Pengadilan
Negeri (PN) wajib diupayakan Diversi.

 Proses Diversi
Pasal 8:
Proses Diversi dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan Anak dan orang
tua/Walinya, korban atau orang tua/Walinya, Pembimbing kemasyarakatan, dan
Pekerja Sosial Profesional berdasarkan pendekatan Keadilan Restoratif.

 Proses Diversi wajib memperhatikan: ayat (3)


a. kepentingan korban;
b. kesejahteraan dan tanggung jawab Anak;
c. penghindaran stigma negatif;
d. penghindaran pembalasan;
e. keharmonisan masyarakat; dan
f. kepatutan, kesusilaan, dan ketertiban umum.

Hasil kesepakatan dituangkan dalam bentuk kesepakatan Diversi.

 Undang-Undang SPPA mendefinisikan anak yang berhadapan dengan hukum


(ABH) adalah Anak yang telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18 tahun, dan
membedakan anak yang terlibat tindak pidana dalam tiga kagori :
- Anak yang berkonflik dengan hukum (pelaku 12-18 th);
- Anak yang menjadi korban tindak pidana (belum 18 th); dan
- Anak yang menjadi saksi tindak pinda (belum 18 th).

 Hak-hak Anak
Pasal 3 :
a. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai
dengan umurnya;
b. Dipisahkan dari orang dewasa;
c. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif;
d. Melakukan kegiatan secara rekreasional;
e. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakukan lain yang kejam, tidak
manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya;
f. Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup;
g. Tidak ditangkap, ditahan, atau dipenjara, kecuali sebagai upaya terakhir dan
dalam waktu yang paling singkat;

KECAMATAN PASAR REBO 6


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019
h. Memperoleh keadilan dimuka pengadilan anak yang obyektif, tidak memihak, dan
dalam sidang yang tertutup untuk umum;
i. Tidak dipublikasikan identitasnya;
j. Memperoleh pendampingan orang tua/Wali dan orang yang dipercaya oleh anak;
k. Memperoleh advokasi sosial;
l. Memperoleh kehidupan pribadi;
m. Memperoleh aksesibilitas, terutama bagi anak cacat;
n. Memperoleh pendidikan;
o. Memperoleh pelayanan kesehatan; dan
p. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan per-Undang-Undang-an.

 Hak Selama Menjalani Pidana


Pasal 4:
- Mendapat pengurangan masa pidana (Remisi);
- Memperoleh Asimilasi;
- Cuti Mengunjungi keluarga;
- Pembebasan Bersyarat (PB);
- Cuti Menjelang Bebas (CMB);
- Cuti Bersyarat (CB);
- Hak-hak lain sesuai Per-Undang-Undang-an.

 Penjatuhan Sanksi
Menurut Undang-Undang nomor 11 Tahun 2012 Undang-Undang SPPA, Pelaku
tindak pidana dapat dikenakan dua jenis sanksi, yaitu Tindakan, bagi pelaku tindak
pidana yang berumur dibawah 14 tahun (Pasal 69 ayat (2) Undang-Undang SPPA),
dan Pidana bagi pelaku yang berumur 15 tahun ke atas.

 Sanksi Pidana (Pasal 71)


PIDANA POKOK :
- Pidana Peringatan;
- Pidana dengan Syarat;
a) pembinaan di luar lembaga
b) pelayanan masyarakat, atau pengawasan
- Pelatihan Kerja;
- Pembinaan dalam Lembaga;
- Penjara

PIDANA TAMBAHAN:
- Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana;
- Pemenuhan kewajiban adat.

Pasal 21 :

KECAMATAN PASAR REBO 7


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019
Jika dalam hal Anak belum berumur 12 (dua belas) tahun melakukan atau diduga
melakukan tindak pidana, maka: Penyidik, Pembimbing Kemasyarakatan, dan
Pekerja Sosial Profesional mengambil keputusan untuk :
a. Menyerahkan kembali kepada orang tua/Wali; atau
b. Mengikutsertakan dalam program pendidikan, pembinaan, dan pembimbingan di
instansi pemerintah atau LPKS di instansi yang menangani bidang kesejahteraan
sosial, baik di tingkat Pusat maupun daerah, paling lama 6 (enam) bulan.

 Penangkapan
Pasal 30 ayat (1):
- Penangkapan terhadap Anak dilakukan guna kepentingan penyidikan paling
lama 24 (dua puluh empat) jam.
- Anak yang ditangkap wajib ditempatkan dalam ruang pelayanan khusus Anak
- Penangkapan terhadap Anak wajib dilakukan secara manusiawi dengan
memperhatikan kebutuhan sesuai dengan umurnya.
 Penahanan
Pasal 32 ayat (1);
Penahanan terhadap Anak tidak boleh dilakukan, dalam hal Anak memperoleh
jaminan dari orang tua/Wali atau lembaga bahwa:
- Anak tidak akan melarikan diri, tidak akan menghilangkan atau merusak barang
bukti, dan/atau
- Tidak akan mengulangi tindak pidana.

 Bantuan Hukum
- Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak wajib diberikan Bantuan Hukum dan
didampingi oleh Pembimbing Kemasyarakatan atau pendamping lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang - undangan.
- Dalam setiap tingkat pemeriksaan, Anak Korban atau Anak Saksi wajib
didampingi oleh orang tua dan/atau orang yang dipercaya oleh Anak Korban
dan/atau Anak Saksi, atau Pekerja Sosial.

 Rehabilitasi
Pasal 91 ayat (3);
Berdasarkan hasil Penelitian Kemasyarakatan dari Pembimbing Kemasyarakatan
dan laporan sosial dari Pekerja Sosial Profesional atau Tenaga kesejahteraan Sosial:
Anak, Anak Korban, atau Anak Saksi berhak memperoleh Rehabilitasi Medis,
Rehabilitasi Sosial, dan Reintegrasi Sosial dari lembaga atau instansi yang
menangani pelindungan anak.

 Ketentuan Pidana
Pasal 96:
Penyidik, Penuntut Umum, dan Hakim yang dengan sengaja tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda paling banyak Rp. 200.000.000, (dua
ratus juta rupiah).

KECAMATAN PASAR REBO 8


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

Setelah pemaparan Narasumber, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi serta tanya


jawab atas tema penyuluhan hukum serentak yang disampaikan Narasumber dalam
paparannya. Adapun beberapa pertanyaan dan tanggapan yang disampaikan yaitu
sebagai berikut:

1. Pertanyaan : Rohim Muslimin


Bagaimanakah Peranan Kementerian Hukum dan HAM RI
terutama BPHN dalam penanganan Kasus Narkoba pada
anak yang sudah menyebar di lingkungan Lingkungan
Kami?apakah ada kepanjangan tangan BPHN di tempat
kami?
Saran : Jika dapat di lingkungan RT/RW juga terdapat OBH jadi
setiap permasalahan di lingkungan RT/RW bisa segera
diselesaikan
.
Tanggapan : Di tempat kami ada yang namanya OBH (Organisasi
Bantuan Hukum) di masing-masing wilayah untuk
membantu masyarakat yang tidak mampu baik secara
ekonomi maupun kedudukan strata sosial. Selain itu
terdorong karena keinginan penegakan keadilan dan
kedudukan yang sama di depan hukum. Jika ada kasus
seperti itu BPHN mempunyai kepanjangan tanganan OBH
(Organisasi Bantuan Hukum) yang dapat penyelesaiannya
karena OBH juga mendapatkan kucuran dana dari BPHN

2. Pertanyaan : Gatot Slamet


Jika ada Pengadilan Massa itu bagaimana hukumnya ?

Tanggapan : pengadilan massa itu bisa disebut main hakim sendiri,


sebaiknya itu diadili secara hukum karena kl menurut
hukum bisa diselidiki penyebabnya dan dapat lebih jelas
aturan hukumnya sehingga pelaku bisa lebih manusiawi
dan tidak ada yang menjadi korban salah sasaran.

3. Pertanyaan : Ampi
Apakah anak usia 17 tahun dapat dikenakan pidana juga
dan bagaimana penyelesaiannya?

Tanggapan : Pasal 21 Undang-Undang No.11 Tahun 2012, Jika dalam hal


Anak belum berumur 12 (dua belas) tahun melakukan atau
diduga melakukan tindak pidana, maka: Penyidik,
Pembimbing Kemasyarakatan, dan Pekerja Sosial
Profesional mengambil keputusan untuk :

KECAMATAN PASAR REBO 9


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019
a. Menyerahkan kembali kepada orang tua/Wali; atau
b. Mengikutsertakan dalam program pendidikan,
pembinaan, dan pembimbingan di instansi pemerintah
atau LPKS di instansi yang menangani bidang
kesejahteraan sosial, baik di tingkat Pusat maupun
daerah, paling lama 6 (enam) bulan.
.

4. Pertanyaan : Pak Johan Sihombing


Bagaimana Batas Usia Anak itu bisa Dipidana atau
dihukum?
Tanggapan : - Usia pertanggungjawaban pidana, usia 12 s.d 18 tahun;
- Batas usia untuk ditahan, usia 14 s.d 18 tahun;
- Batas usia ditetapkan atas dasar usia tidak ada kaitan
dengan status perkawinan. ( Perma 4. 2014)

C. PENUTUP

1. KESIMPULAN

Kegiatan Penyuluhan Hukum Serentak Tahun 2019 yang dilaksanakan di


Kecamatan Pasar Rebo ini berlangsung sangat baik. Antusiasme peserta terhadap
paparan dan tayangan film yang disampaikan direspon sangat positif. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya jumlah peserta yang turut aktif dalam diskusi dan tanya jawab.
Terkait dengan batasan pendisiplinan anak didik oleh guru, sebenarnya dalam
PP tentang Guru menjelaskan bahwa guru memiliki kebebasan memberikan sanksi
kepada peserta didiknya yang melanggar norma agama, norma kesusilaan, norma
kesopanan, peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang ditetapkan guru, peraturan
tingkat satuan pendidikan, dan peraturan perundang-undangan dalam proses
pembelajaran yang berada di bawah kewenangannya dan lebih lanjut disebutkan
juga bahwa sanksi tersebut dapat berupa teguran dan/atau peringatan, baik lisan
maupun tulisan, serta hukuman yang bersifat mendidik sesuai dengan kaedah
pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

2. SARAN

Sebaiknya kegiatan semacam ini tetap terus dilaksanakan baik dalam bentuk
kegiatan penyuluhan hukum serentak maupun tidak. Selain itu metode penyampaian
akan lebih baik jika dilakukan dengan variasi-variasi yang lebih interaktif.

Jakarta, 26 Maret 2019

KECAMATAN PASAR REBO 10


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

Penyuluh Hukum Muda DJKI,

Muh.Fandhi Fanani

DOKUMENTASI KEGIATAN
PENYULUHAN HUKUM SERENTAK TAHUN 2019
DI KECAMATAN PASAR REBO, PEKAYON, JAKARTA TIMUR

Penyerahan Piagam kepada Perwakilan Kecamatan Pasar Rebo Bapak Kuswandi

KECAMATAN PASAR REBO 11


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

Narasumber dan Moderator

Peserta Penyuluhan Hukum Serentak di Kecamatan Pasar Rebo

KECAMATAN PASAR REBO 12


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

Foto Bersama dengan Seluruh Peserta Penyuluhan Hukum Serentak

KECAMATAN PASAR REBO 13


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

KECAMATAN PASAR REBO 14


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

KECAMATAN PASAR REBO 15


PENYULUHAN HUKUM SERENTAK
TAHUN 2019

KECAMATAN PASAR REBO 16

Anda mungkin juga menyukai