Anda di halaman 1dari 12

Fcccccccc

84
4.1 Penanganan dan Pendampingan Anak Berhadapaan Hukum

Perlindungan anak yang tertuang dalam Undang-Undang

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan

melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh,

berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan

harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan

dari kekerasan dan diskriminasi.

Perlindungan khusus adalah suatu bentuk perlindungan yang

diterima oleh anak dalam situasi dan kondisi tertentu untuk

mendapatkan jaminan rasa aman terhadap ancaman yang

membahayakan diri dan jiwa dalam tumbuh kembangnya.

Untuk menjamin pemenuhan anak negara berkewajiban

untuk memenuhi, melindungi, dan menghormati Hak Anak.

Dengan kata lain bahwa pemerintah berkewajiban dan

bertanggung jawab dalam merumuskan dan melaksanakan

kebijakn dibidang penyelenggaran perlindungan anak.

85
Secara umum ada beberapa prinsip dasar anak berhadapan

hukum, yakni ;

1. Non Diskriminasi (non discrimination)

2. Terbaik Untuk Anak (best interst of the child)

3. Kelangsungan Hidup dan Perkembangan Anak (survival

and development)

4. Penghargaan Terhadap Pendapat Anak (respect for the

views of the child)

4.1.1 Anak Berhadapan Hukum sebagai Korban dan Saksi

Perlindungan khusus bagi anak berhadapan dengan hukum tertuang

dalam pasal 59A dilakukan melalui upaya:

a. Penanganan yang cepat, termasuk pengobatan dan/atau rehabilitasi

secara fisik, psikis, dan sosial, serta pencegahan penyakit dan

gangguan kesehatan lainnya.

b. Pendampingan psikososial pada saat pengobatan sampai

pemulihan

86
c. Pemberian bantuan sosial bagi anak yang berasal dari keluarga

tidak mampu, dan

d. Pemberian perlindungan dan pendampingan pada setiap proses

peradilan.

artinya bahwa hak-hak anak sebagai korban untuk perlindungan,

penanganan dan pemulihan anak yang menjadi korban dan saksi

merupakan kewajiban pemerintah dan semua elemen masyarakat

sehingga korban dan saksi benar-benar terlindungi dan pulih seperti

sediakala. Hak-hak anak tersebut antara lain :

1. Hak untuk ditangani secara holistik atau perlindungan hukum.

2. Hak untuk dirawat secara medis jika terjadi luka atau terganggu

kesehatan.

3. Rehabilitasi sosial jika anak mendapatkan trauma baik itu

ringan maupun berat.

4. Mendapatkan tempat sementara yang aman dan didampingi

pekerja sosial/ pekerja masyarakat.

5. Kemandirian baik secara psikis maupun ekonomi.


87
Penanganan anak berkonflik dengan hukum juga memiliki

beberapa hak walaupun dimata hukum mereka melanggar hukum.

Hak-hak tersebut antara lain :

1. Hak untuk didampingi wali/orangtua sewaktu diproses hukum

baik penyelidikan, penyidikan dan penuntutan hingga putusan. .

2. Hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan jika dibutuhkan

3. Hak didampingi pengacara untuk kepastian hukum

4. Hak untuk mendapatkan pendampingan kemasyarakatan dan

psikologi jika dibutuhkan

4.1.2 Anak Berkonflik Dengan Hukum

Sementara itu bagi anak yang berkonflik dengan hukum (anak pelaku)

dilakukan perlindungan khusus melalui:

a. Perlakuan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan

sesuai dengan umurnya

b. Pemisahan dari orang dewasa

c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif

88
d. Pemberlakuan kegiatan rekreasional

e. Pembebasan dari penyiksaan, penghukuman, atau perlakuan lain

yang kejam, tidak manusiawi serta merendahkan martabat dan

derajatnya

f. Menghindari dari publikasi atas identitasnya

g. Pemberian pendampingan orang tua/wali dan orang yang dipercaya

oleh anak

h. Pemberian advokasi sosial

i. Pemberian kehidupan pribadi

j. Pemberian aksesibilitas, terutama bagi anak penyandang disabilitas.

k. Pemberian pendidikan

l. Pemberian pelayanan kesehatan, dan

m. Pemberian hak lain sesuai dengan ketentuan perturan perundang-

undangan.

89
4.2 Praktik Baik dalam Penanganan Anak Berhadapan Hukum

4.2.1 Pencegahan

Ada beberapa hal yang didapat dilapangan pandangan

1. Adanya regulasi di tingkat nasional dan daerah dalam bentuk

Peraturan Daerah tentang Perlindungan Anak di Kabupaten

Kepulauan Meranti yang berisikan pasal-pasal melindungi anak

khususnya dalam pemenuhan hak-hak dasar anak.

2. Tersedianya sarana dan prasarana dalam menunjang pemenuhan

anak berhadapan hukum

3. Program daerah yang melibatkan masyarakat dalam mencegah

terjadinya anak berhadapan hukum, misalnya :

a) Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM)

yang dibentuk di tingkat desa dan berisikan anggota

masyarakat yang peduli misalnya; toga, toma, toda, forum

anak, peduli perempuan, pemerintah desa, Kamtibmas, dll.

Lembaga ini dibentuk untuk mampu memetakan potensi

adanya anak berhadapan hukum serta cara mencegah potensi

tersebut di desa/kampung masing-masing.

90
b) Forum Anak, adalah forum yang berisikan anak-anak yang

berusia antara 13 tahun hingga 17 tahun yang berfungsi

sebagai Pelopor dan Pelapor. Dan diharapkan forum anak

mampu mengungkapkan (Pelopor) kasus-kasus atau potensi-

potensi anak berhadapan hukum serta mampu melaporkan

(Pelapor) jika ada pelanggaran pemenuhan hak dasar anak.

c) Satuan Tugas Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

(Satgas KtPA) yang merupakan kumpulan masyarakat yang

peduli terhadap perempuan dan anak. Satgas ini dibentuk di

tingkat desa dan kelurahan yang diharapkan dapat mencegah

dan menangani anak berhadapan hukum khususnya anak

korban dan saksi.

d) Satgas Pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

(PKDRT) merupakan lembaga yang dibentuk ditingkat

kecamatan yang diketuai oleh Ketua Tim Penggerak PKK di

tingkat Kecamatan. Lembaga ini diharapkan mampu

mencegah terjadinya KDRT terutama korban anak. Satgas

PKDRT juga diharapkan mampu mendampingi kasus-kasus

91
kekerasan dalam rumah tangga dan mampu bersinergi dengan

lembaga yang terkait dalam memberikan pendampingan

pelayanan korban.

e) Praktik kampanye yang cukup giat dilakukan oleh pihak

terkait dalam pencegahan terjadinya Anak Berhadapan

Hukum melalui KIE.

f) Sudah ada koordinasi yang baik antara pihak yang

mendampingi anak berhadapan dengan hukum sesuai dengan

aturan yang berlaku

g) Fungsi Binmas di tingkat Polsek membina anak berhadapan

hukum dengan lebih mengedepankan pembinaan pada Anak

berkonflik dengan hukum melalui kegiatankegiatan

pembinaan karakter dan agama serta pendidikan.

4.2.2 Penanganan

Penanganan anak berhadapan dengan hukum sebaiknya sama

perlakuannya, karena sekalipun anak adalah pelaku namun

sebenarnya mereka adalah korban. Korban salah asuh, korban dari

salah pendidikan di rumah dan sekolah, salah memilih peer group,

92
dan lain sebagainya. Secara sosiologis digambarkan bahwa

perilaku anak merupakan refleksi dari keluarga inti, keluarga luas,

masyarakat, lingkungan sosial termasuk dunia pendidikan dan

media sosial. Oleh karena itu dalam penanganan anak yang

berhadapan dengan hukum secara subsanti sama.

Penanganan yang paling penting adalah bagaimana

memberikan hak-hak anak tersebut sesuai dengan aturan yang

berlaku. Antara lain; kepastian hukum, kesehatan medis yang

gratis, rehabilitasi psikis, rehabilitasi sosial dan re-integrasi sosial.

1) Kepastian Hukum.

2) Pelayanan Kesehatan

3) Pelayanan rehabilitasi Psikis

4) Pelayanan rehabilitasi sosial

5) Integrasi sosial

4.2.3 Pemberdayaan

93
4.2. Hambatan dan Kendala Dalam Penanganan Anak

Berhadapan Hukum

1) Belum tersedianya secara maksimal Sumber Daya Manusia

yang kompetensi sesuai dengan aturan yang berlaku.

2) Sarana dan prasarana yang belum optimal dalam

memberikan layanan sesuai dengan aturan yang berlaku

khususnya anak pelaku tidak tersedianya penitipan

sementara (bukan penjara) sewaktu melakukan proses

hukum tidak tersedianya rumah aman bagi anak korban

dan saksi yang memerlukan.

3) Pelaksanaan rehabilitasi yang belum optimal disebabkan

oleh rasio antara Pekerja sosial dan kasus anak berhadapan

dengan hukum yang harus didampingi apalagi dengan

penempatan pekerja sosial bukan saja diperuntukan untuk

anak berhadapan hukum saja, melainkan juga

mendampingi orang tua atau manula dan anak lainnya.

4) Sulitnya koordinasi dan sinkronisasi program maupun

kegiatan disetiap instansi atau lembaga yang terkait dalam

94
upaya pencegahan dan penanganan anak berhadapan

dengan hukum terutama pada pendamping kemasyarakatan

yang berada jauh dari kabupaten Kepulauan Meranti ( di

Ibu kota Provinsi) sehingga mengganggu proses hukum.

95

Anda mungkin juga menyukai