Anda di halaman 1dari 4

Nama: Hernawati Yunita

Prodi : PIAUD 3
Mata kuliah: IAD ISD IBD

ILMU SOSIAL DASAR (ISD) DAN


CONTOH MASALAH SOSIAL

Study Kasus pernikahan Dini

foto pernikahan dini mempelai pria dan wanita di kab. wajo, Sulsel. Sumber: Detik.com

Pernikahan dini merupakan suatu pernikahan yang dilakukan oleh seseorang yang
usianya masih relatif muda. seorang anak laki-laki inisial MF (15) di Kabupaten Wajo, Sulawesi
Selatan (Sulsel), menikahi sang kekasih inisial NSS (16).
MF dengan serius mempersunting kekasihnya yang sama-sama masih di bawah umur
(masih SMP), lantaran takut apabila sang pujaan hatinya tersebut direbut atau ditikung orang
lain. dan pernikahan tersebut juga tidak jauh dari campur tangan orang tua kedua belah pihak
yang juga berinisiatif menjodohkan kedua mempelai.

Pernikahan MF dan NSS yang masih bawah umur, membuat Pemerintah maupun KUA
menolak pengajuan untuk melakukan pernikahan secara resmi. Menanggapi hal itu, MUI Sulsel
meminta kedua bocah tersebut melapor ke Pengadilan agar pernikahannya tetap tercatat oleh
negara.

MUI Sulses menegaskan kedua bocah tersebut tetap bisa memperoleh kartu nikah meski
keduanya melakukan nikah secara siri. Bagaimanapun negara tetap memberikan dispensasi
agar pernikahan warganya tetap diakui secara hukum. namum untuk mengurus berkas-berkas
lainnya dapat di urus apabila mereka sudah bisa memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Pernikahan dini menurut teori anomie


Dalam disiplin ilmu sosiologi ada yang dikenal dengan teori anomie yang telah
dikembangkan oleh berbagai ahli, salah satunya tokoh yang dikenal sebagai Bapak Sosiologi
yaitu Emile Durkheim.

Berdasarkan pandangannya mengatakan bahwa anomie merupakan peristiwa yang


terjadi pada individu ketika merasa kehilangan pedoman, atau norma dalam bermasyarakat.

Anomie ini muncul disebabkan oleh perubahan sosial yang terjadi secara cepat dan
integrasi sosial yang kurang memadai (Soekanto:1987).namun, dalam disiplin ilmu sosiologi
sendiri anomie memberikan gambaran tentang kurangnya norma ataupun ketidaklarasan
antara peluang serta tujuan, sehingga mempengaruhi pola perilaku individu.
Menurut teori Emile Durkheim, memberi penjelasan bahwa penyimpangan sosial yang
terjadi apabila dalam suatu masyarakat terdapat sejumlah kebudayaan khusus (etnik,
agama, kebangsaan, kedaerahan, dan kelas sosial) yang dapat mengurangi kemungkinan
timbulnya kesepakatan nilai.

Suatu Pernikahan dini dalam urusan benturan antara norma hukum perundang-
undangan dengan serangkaian pelanggaran adanya pernikahan usia muda. Dimana banyak

2
pihak masih melestarikannya sebagai bagian daripada unsur budaya yang sudah dianggap
biasa.

Terkait dengan kasus tersebut munculnya Individualisme tinggi hingga akhirnya


mendorong orang-orang menjadi semakin tidak sama, khususnya ingin mandiri dan
mengembangkan kemampuan/kepentingan sendiri. Hingga hasilnya dalam teori anomie
masyarakat berada dalam keadaan tanpa arti (the concept of anomie referred to onabsence
of social regulation normlessness), dan tanpa norma dimana individu menjadi terkatung-
katung putus dari ikatan sosial di mana pengaturan normatif itu dilakukan.

 Faktor-faktor Penyebab Pernikahan Dini dari kasus di atas


a. Kemauan tersendiri, dikarenakan keduanya sudah merasa saling mencintai sehingga
mereka yang sudah memiliki kekasih atau pasangan terpengaruh untuk melakukan
pernikahan dini.
b. Pendidikan, rendahnya tingkat pendidikan atau pengetahuan yang dialami oleh orang
tua, masyarakat, maka akan menyebabkan adanya kecenderungan menikahkan
anaknya yang masih di bawah umur.

 Dampak-dampak Pernikahan Dini


a. Dampak Terhadap Pasangan Suami Istri
Dalam hal ini pasangan suami istri yang telah melangsungkan pernikahan di
usia dini tidak dapat memenuhi ataupun bahkan tidak tau tentang hak dan kewajiban
sebagai suami istri dikarenakan usia yang masih dini secara fisik maupun mental
belum matang dan dimana masing-masing pihak ingin menang sendiri dan
mengakibatkan pertengkaran yang tidak dapat dihindari. dengan kenyataan ini maka
dapat menimbulkan dapak yang tidak baik dalam hal berumah tangga.
b. Dampak masing-masing keluarganya
Pernikahan tidak selalu membawa kebahagiaan, apalagi jika pernikahan itu
dilangsungkan pada usia dini. Bagi mereka yang tidak merasa bahagia akan selalu
bertengkar bahkan terjadi perceraian. Hal ini akan merugikan kedua belah pihak dan
juga masing-masing keluarganya, sehingga hal ini akan mengurangi keharmonisan
dengan masing-masing keluarga.

 Cara Pencegahan Pernikahan Dini

a) Menyediakan Pendidikan Formal Memadai


Ketika anak-anak perempuan dan laki-laki mendapatkan kesempatan akses
pendidikan formal yang memadai, maka pernikahan dini dapat dicegah.setidaknya,
minimal anak-anak dapat menyelesaikan pendidikan SMA sebelum menikah.
b) Memberdayakan Masyarakat Agar Lebih Paham Bahaya Pernikahan Dini
Orang tua dan masyarakat sekitar adalah stakeholder terdekat yang dapat
mencegah terjadinya pernikahan dini.oleh karena itu, penting untuk memberikan
pemberdayaan kepada mereka terkait konsekuensi negatif dari pernikahan dini.

3
c) Meningkatkan Peran Pemerintah
Undang-Undang No.35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak telah
mengatur bahwa perkawinan akan diizinkan apabila anak laki-laki dan perempuan
telah mencapai usia 19 tahun.kebijakan hukum lain yang dapat menjadi alat untuk
mencegah pernikahan dini di antaranya seperti pencatatan akta kelahiran dan
perkawinan.

Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini muncul karena adanya budaya budaya
zaman dulu serta kurang nya pendidikan bagi anak dan orang tua. Namun,pernikahan
dini di zaman dulu memiliki dampak yang sangat berbeda. Pada zaman dulu pernikahan
dini merupakan hal yang sudah biasa karena hal ini dipengaruhi oleh budaya yang ada
pada zaman dulu. Anak-anak dibawah umur sudah biasa atau bahkan merupakan hal
wajar untuk melangsungkan pernikahan dini. Oleh sebab itu mental yang terdampak pun
sangat berbeda dengan yang dihadapi oleh pelaku pernikahan dini pada zaman
sekarang. Dan dalam menghadapai permasalahan keharmonisan keluarga dan
pemenuhan nafkah pun juga berbeda.

Anda mungkin juga menyukai