Anda di halaman 1dari 10

JUDUL

PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM

“PERNIKAHAN DINI SEBAGAI IBADAH PEREMPUAN DALAM

PANDANGAN ISLAM”

( tema besar A )

ESSAY ILMIAH

Diajukan Dalam Memenuhi Persyaratan Mengikuti Latihan Khusus Kekohati-an

( LKK ) Himpunan Mahasiswa Islam

HMI CABANG BULUKUMBA

Oleh : SRI AINUL HAK

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

CABANG MAKASSAR

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha pengasih lagi Maha penyayang,
serta memanjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah
melimpahkan rahmat ,hidayah, dan inayah-nya , sehingga penulis dapat
menyelesaikan essay ini tepat pada waktunya. Tak lipa pula salam serta taslim
penulis hanturkan kepada nabi Muhammad SAW sebagai sang revolusioner
sejati yang membawa ummat dari zaman yang biadab menuju zaman yang
beradab.

Essay dengan tema “ Pernikahan Dini Sebagai Ibadah Perempuan


Dalam Pandangan Islam” ini penulis susun dengan semaksimal mungkin demi
memenuhi syarat mengikuti latihan khusus kekohati-an ( LKK ) Himpunan
Mahasiswa Cabang Bulukumba. Dalam pembuatan essay ini, penulis sadari
bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis senantiasa
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat menjadikan
pembelajaran kedepannya.

Akhir kata penulis berharap semoga essay ini bermanfaat bagi diri penulis
sendiri terlebih untuk seluruh kader Himpunan Mahasiswa Islam serta seluruh
eleemen semoga dapat memberikan manfaat dalam peningkatan wawasan
maupun inspirasi terhadap pembaca.

Wassalamualikum wr.wb.

Makassar, 19 Agustus 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara tentang Pernikahan Dini tentunya sudah tidak asing lagi


kita semua. Karena satu per satu perempuan muda di sekitar kita sudah
menikah. Padahal jika dilihat dari segi ekonomi, psikologis,dan
pengalaman pribadinya belum cukup matang. Lalu apa yang memicu
mereka menikah di usia muda? Sebelum membahas faktor yang memicu
pernikahan dini mari kita telaah dulu makna dari pernikahan dini tersebut.

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan di bawah usia


yang seharusnya serta belum siap dan matang untuk melaksanakan
pernikahan dan menjalin kehidupan rumah tangga. BKKBN mengatakan
bahwa pernikahan dini adalah pernikahan di bawah umur yang
disebabkan oleh faktor social, pendidikan, ekonomi, budaya, faktor orang
tua, faktor diri sendiri, dan tempat tinggal. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, nikah diartikan ikatan ( akad ) perkawinan yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan hokum dan ajaran agama. Sedangkan dini atau
muda berarti belum sampai umur. Dengan demikian, pernikahan dini
adalah ikatan ( akad ) perkawinan yang dilakukan sebelum waktunya
dengan disebabkan oleh beberapa faktor.

Berdsarkan penjelasan diatas, dapat kita ketahui bahwa


pernikahan dini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya faktor
pendidikan yaitu karena rendahnya pendidikan maupun pengetahuan
orang tua, anak dan juga masyarakat, menyebabkan adanya
kecenderungan untuk menikahkan anaknya yang masih di bawah umur
dan tidak berpikir panjang tentang akibat dan dampak permasalahan apa
yang nanti akan dihadapi. Faktor ekonomi, karena minimnya ekonomi
orang tua terpaksa menikahkan anaknya kepada orang kaya. Faktor
budaya, yaitu anak-anak dari kecil sudah dijodohkan sama orang
tuangnya supaya hubungan kekeluargaan mereka tidak putus. Faktor
orang tua, karena khawatir anaknya menyebabkan aib keluarga atau
takut anaknya melakukan zina saat berpacaran, orang tua langsung
menikahkan anaknya dengan pacarnya. Lalu ada fakto diri sendiri yang
lebih ke pergaulan bebas. Pergaulan bebas yang menyebabkan banyak
dampak negative, salah satunya seks bebas yang mengakibatkan
kehamilan. Kehamilan itulah yang menyebabkan orang tua menikahkan
anaknya.

Sangat memprihatinkan kalau kita melihat pernikahan usia dini di


Indonesia.Berbagai data memuktikan angka pernikahan dini di Indonesia
relative tinggi. Menjadi tidak terkontrol dan fenomenal.
BAB II

PEMBAHASAN

Pernikahan dini merupakan pernikahan yang di lakukan remaja


dibawah usia seharusnya. Menurut Kmus Besar Bahasa Indonesia
( KBBI ), Nikah diartikan ikatan ( akad ) perkawinan yang dilakukan
sesuai dengan ketentuan hokum dan ajaran agama. Sedangkan dini
atau muda berarti belum sampai umur. Dengan demikian, pernikahan
dini adalah ikatan ( akad ) perkawinan yang dilakukan sebelum
waktunya.

Pernikahan Dini adalah bentuk/ikatan perkawinan dimana satu


atau kedua pasangan di bawah usia 18 tahun. Jadi, pernikahan dini
disebut pernikahan terpaksa. Karena pernikahan yang sewajarnya
yaitu usia laki-laki 21 tahun dan perempuan minimal 17 tahun.

Berdasarkan UU Perkawinan usia pernikahan pada perempuan


sekitar 17 tahun keatas sedangkan untuk pria sekitar 20 tahun keatas.
Jika pasangan yang menikah kurang dari usia tersebut dikatakan
pernikahan dini. Seorang remaja tidak lagi disebut anak kecil,tetapi
belum juga dapat dianggap sebagai orang dewasa. Maka dalam hal
ini terdapat peraturan yuridis untuk menentukan batas usia minumun
dalam pelaksanaan perkawinan atau pernikahan. Dalam Pasal 6
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ayat (2), yakni usia nikah
seseorang 21 tahun, apabila dibawah 21 tahun maka harus
mendapatkan izin dari kedua orang tua.1

Adapun bagi pria yang belum berumur 19 tahun dan wanita


belum berumur 16 tahun tidak boleh melangsungkan perkawinan
sekalipun mendapatkan izin dari kedua orang tuanya. Kecuali ada izin
dispensasi, sebagaimana tercantum di dalam pasal 7 Undang-
Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974.

Arus globalisasi yang bergerak cepat mengubah pla piker


masyarakat. Perempuan yang menikah diusia muda dianggap hal
yang biasa. Bahkan lebih jauh itu dianggap menghancurkan masa
depan perempuan, menekan kreativitas dan mencegah perempuan
untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

1
http://www.wikiberita.net/health/168032.dampak negative pernikahan
dini. Html.
Secara umum, sebagian masyarakat yang melangsungkan pernikahan
pada usia muda dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Pernikahan dini terjadi karena keadaan ekonomi keluarga


yang berada di bawah garis kemiskinan, sehingga dengan
menikahkan salah satu anak perempuannya sekalipun masih
sangat belia, akan cukup meringankan beban orang tuanya
khususnya dari sisi ekonomi.
b. Orang tua,anak dan masyarakat dengan tingkat kesadaran
pendidikan yang rendah umur, yang masih minimnya
pemahaman tentang pendidikan.
c. Ada kekhawtiran dikalangan orrang tua akan mendapatkan aib
karena anak perempuannya sudah berpacaran dengan laki-
laki segera menikahkannya.
d. Gencarnya media massa baik cetak maupun elektronik khusus
internet yang belum bisa dikendalikan dalam batas aman
untuk dikonsumsi public yang mengekspos porografi dan
adegan-adegan yang tidak layak dipertontonkan secara umum
menyebabkan remaja modern kian banyak yang terjerembab
dalam lingkup “ permissive society “ yang membolehkan pola
hidup yang bagimanapun yang mereka inginkan.
e. Perkawinan usia muda terjadi karena orang tua takut anaknya
menjadi perawan tua jika tidak segera menerima pinangan dari
laki-laki yang melamarnya.
f. Budaya ( tradisi / adat ), faktor budaya disini penilaian
masyarakat menganggap nikah dini adalah solusi untuk
menyelesaikan masalah kehamilan dan menghindari dosa,
serta status anak dalam kandungannya.3

Dan berbagai dampak yang muncul akibat pernikahan dini ini adalah
putusnya sekolah, fluktuasi (gejala )dalam membangun keluarga serta pengaruh
psikologisnya karena ketidaksiapan materi maupun mental, nikah muda
berpotensi tidak siap melahirkan dan merawat anak, dan berakibat pula
kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT ) atau munculnya pelanggaran hak asasi
manusia serta mental seseorang belum cukup matang, karena pada wanita
Rahim belum siap untuk di buahi, sehingga nantinya akan menggganggu
kesehatan wanita tersebut. Pernikahan dini juga mengakibatkan perceraian
dikarenakan emosi yang belum stabil dan tidak berpikir panjang.

Disisi lain pernikahan dini juga mempunyai manfaat atau sisi baiknya
yaitu terhindar dari fitnah, melatih kedewasaan, dengan hidup bersama
seseorang yang tentunya punya karakter berbeda dari kita itu bukanlah hal yang
mudah. Akan ada perbedaan pendapat, dan pertikaian yang harus dihadapi.
Semua hal itu dapat menjadikan kita sebagai pribadi yang lebih dewasa dan
sabar. Dan dapat mengurangi ekonomi keluarga.
3
http://alfiyah 23. Student.umm.ac.id
Secara garis besar para ulama’ dari empat mazhab sepakat kaitannya nikah
usia dini, dan tidak mempermasalahkan tentang batas usia minimum. Namun
ada pula kelompok ulama’ melarangnya dengan beralasan dalam firman Allah
Surat An-Nisa ayat 6 yang artinya: “Dan ujilah anak itu sampai mereka cukup
umur untuk menikah “. Ditambah argument bahwa kedua anak itu belum perlu
kawin karena tujuan perkawinan adalah untuk pelepasan syahwat dan
memperoleh keturunan, sedangkan anak kecil tidak butuh itu. Kemudian akan
menimbulkan akibat akad yang tidak baik, pasalnya kewajiban mereka dipenuhi
dari akad yang bukan mereka buat.

Yang menjadi kontroversi saat ini adalah hadits Nabi yang memerintahkan
pemuda untuk menikah “ wahai para pemuda, barang siapa yang telah mampu
hendaklah menikah, sebab menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan
akan lebih menjaga kehormatan. Kalau belum mampu hendaklah berpuasa
sebab puasa akan menjadi perisai bagimu”.( HR. Bukhari dan Muslim ). Perlu di
garis bawahi bahwa perintah tersebut bukan hanya perintah untuk segera
menikah, tetapi inti dari hadits tersebut adalah kesiapan seseorang untuk
menikah. Kesiapan disini bukan hanya kesiapan fisik saja, tetapi juga kesiapan
ilmu, dan kesiapan ekonomi.

Hukum islam bersifat luas, humanis, dan selalu membawa rahmat bagi
seluruh manusia di alam ini.10 Pada mulanya hukum menikah adalah sunnah
sesuai dengan Al-Qur’an Surat An-Nisa ayat 3: “ Dan jika kamu takut tidak akan
dapat Berlaku adil terhadap ( hak-hak ) perempuan yang yatim ( bilamana kamu
mengawininya ), maka kawinilah wanita-wanita 9 lain) yang kamu senangi: dua,
tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka
( kawinilah ) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian
itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya”.

Perintah untuk menikah pada ayat di atas merupakan tuntutan untuk


melakukan pernikaha ( thalabul fi’li), namun tuntutan tersebut bersifat sunnah,
bukan sebuah keharusan karena adanya kebolehan memilih antara kawin dan
pemilihan budak. Namun hukum asal sunnah ini dapat berubah menjadi wajib,
haram, maupun makruh, jika seseorang tidak bisa menjaga kesucian diri dan
akhlaknya kecuali dengan menikah, maka menikah menjadi wajib baginya.

10
Imam Syathibi, Al-Muwafaqat, ( Beirut, Libanon: Darul Kutub Ilmiah ) h. 220

Menurut agama pernikahan dini tidak di larang oleh agama yang jelas telah
memenuhi kriteria seperti siap lahir batin,tetapi jika di lihat dari segi kesehatan
akan banyak menimbulkan dampak pada kesehatan reproduksi kita,seperti rahim
yang belum kuat dan sel telur yang belum siap untuk di buahi yang dapat
mengakibatkan terjadinya pendarahan dan terjadinya keguguran,serta terjadinya
potensi kematian. Dan menurut undang-undang yang mengatur tentnag
pernikahan dini ,seharusnya harus sesuai dengan usia dimana 17 keatas untuk
perempuan dan laki- laki 20an keatas.
Contoh kasus pernikahan dini sudah terjadi di beberapa Daerah dan tentunya itu
tidak lazim lagi kita dengar.sudah banyak anak usia dini yang dinikahkan krna
adanya heberapa faktor yang telah saya sampaikan di atas.

Adapun solusi yang dapat saya berikan yaitu:

Ada baiknya kita melakukan sosialisasi ke pelosok desa mengenai pernikahan


dini agar masyarakat dapat mengetahuinya serta kita melakukan edukasi kepada
anak-anak yang berusia dini.

Meskipun pada dasarnya kita lihat pernikahan aisyah istri muhammad Saw yang
menikah di usia muda,tetapi mereka belum berhubungan sesuai yang di ajurkan
dan setelahnya berusia 19 tahun aisyah baru bisa bersetubuh dengan
Rasulullah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Memang wajar jika ada kekhawatiran pihak-pihak tertentu bahwa


pernikahan di usia dini akan menghambat studi atau rentan konflik yang
berujung pada perceraian, akibat kekurangsiapan mental dari kedua
pasangan yang belum dewasa.

Dari penjelasan yang diatas saya dapat menyimpulkan


bahwasanya pernikahan dini dapat membawa dampak dan banyak
kerugian. Terutama pada pihak. Oleh karena itu, kita harus memikirkan
resiko sebelum mengambil keputusan.

B. Saran

Sedikit saran dari saya untuk kaum remaja saat ini agar
hendaknya tidak untuk menikah di usia dini karena masih banyak impian
yang harus di raih, agar kita memiliki jaminan masa depan nanti,masih
banyak hal-hal positif yang dapat kita lakukan. Nah ubahlah pikiran yang
beranggapan bahwa pernikahan dini itu adalah pilihan terbaik agar
dampak buruj dari hal tersebut tidak terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

http://ahmadsadamhusen.blogspot.com

http://id.scribd.com

http://alfiyah Imam Syathibi, Al-Muwafaqat. T. Taqiyuddin An-Nabhani.


1953. Asy-syakhsiyyah al-islamiyah juz II.
CURRICULUM VITAE

DATA PRIBADI

NAMA : SRI AINUL HAK

TEMPAT TANGGAL LAHIR : MAROS , 04 JANUARI 2002

ALAMAT : Batu Putih, Kec.Mallawa, Kab.Maros

ALAMAT EMAIL : srihak03@gmail.com

TELEPON : 081244583832

JENIS KELAMIN : PEREMPUAN

AGAMA : ISLAM

STATUS : BELUM MENIKAH

TINGGI / BERAT BADAN : 155 Cm / 53 Kg

KESEHATAN : BAIK SEKALI

KEWARGANEGARAAN : INDONESIA
DATA PENDIDIKAN

SD : SDN INPRES 6/75 TANABATUE

SMP : SMP NEGERI 3 LIBURENG

SMA : SMA NEGERI 22 BONE

PERGURUAN TINGGI : UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

FAKULTAS : ILMU KEOLAHRAGAAN

PENGALAMAN ORGANISASI KAMPUS

INTERNAL : 1. HMJ KEPELATIHAN OLAHRAGA

2. BKMF BOLA VOLI SPARTA FIK


UNM

EKSTERNAL :1. HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

2. IKATAN MAHASISWA
OLAHRAGA

Anda mungkin juga menyukai