Anda di halaman 1dari 12

Penyuluhan Kepada Masyarakat Untuk Meningkatkan Kesadaran dan

Wawasan Terhadap Dampak dari Pernikahan dini Dalam Prespektif Hukum


Islam dan Hukum Positif di Desa sukaharja
Abdul Qodir Hambali1 dan Yono2
Program Studi Hukum Keluarga Islam
Fakultas Agama Islam, Universitas Ibn Khaldun Bogor
abdulhambali31@gmail.com1; yono@fai.uika-bogor.ac.id2

Abstrak
Dalam fenomena sosial perkawinan usia dini di Indonesia merupakan
salah satu fenomena yang banyak terjadi di berbagai wilayah di tanah air, baik di
pedesaan maupun di perkotaan. Hal ini merupakan kesederhanaan dalam berpikir
masyarakat sehingga membuat cirikhas sosial (pernikahan usia muda) masih
berulang terus dan terjadi di berbagai wilayah tanah air baik yang di kota-kota
besar maupun di pelosok tanah air. Fenomena perkawinan usia muda akan
berdampak pada kehidupan keluarga dan kualitas sumberdaya manusia Indonesia.
Usia perkawinan dini berbanding lurus dengan tingginya angka perceraian karena
pasangan suami istri yang masih remaja belum siap untuk mejalakan kehidupan
rumah tangga. Secara psikilogis mereka masih belum matang berfikir, bahkan
mereka cendrung labil dan emosional saat terjadi permasalahan dan pertengkaran
dalam rumah tangga yang akhirnya berujung pada perceraian. Selain banyaknya
terjadi kasus perceraian, kematian ibu dan bayi dalam kasus perkawinan muda
merupakan kasus tertinggi di Indonesia. Undang-Undang perkawinan diatur
dalam Dalam uu no 16 tahun 2019 yang merupakan perubahan dari uu no 1 tahun
1974 menyebutkan bahwa perkawinan hanya di izinkan apabila pria dan wanita
sudah berumur 19 tahun. Jadi apa bila ada yang menikah di bawah usia 19 tahun
dapat di katakan itu adalah pernikahan dini, Oleh karenanya fenomena sosial usia
perkawinan muda kembali diperbincangkan oleh berbagai tokoh dan ahli
dibidangnya.Oleh karena itu Tulisan ini menjelaskan bagaimana usia perkawinan
dini dalam perspektif hukum Islam dan hukum Positif Negara. Ada perbedaan
antara hukum Negara dan Agama dalam melihat usia perkawinan dini yang masih
terjadi di tanah air. Juga daselain dampak negativ ada pula dampak positiv yng di
timbulkan.

Kata Kunci : perkawinan usia muda, Undang-Undang Perkawinan, Hukum


Islam

1
PENDAHULUAN
Desa Sukaharja secara administratif merupakan salah satu dari 9 Desa di
Wilayah Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor yang terletak di ketinggian 600
meter di atas permukaan laut.
Desa Sukaharja Memiliki luas wilayah ± 531,56 Ha yang terbagi menjadi
(3) dusun yaitu dusun I dengan luas wilayah 177,18 Ha, dusun II luas wilayah
177,18 Ha, dusun III luas wilayah 177 Ha. dalam satu dusun terdiri dari tiga (3)
RW dengan total RW sebanyak semblan (9) dan Lima puluh (50) Rt. Desa
Sukaharja adalah sebuah desa yang memiliki tekstur tanah datar dan perbukitan
dengan sumber penghasilan penduduk dominan yaitu petani, tanaman hias dll.
tetapi dengan semakin berkembangnya reproduksi perubahan yang terus bergulir
maka pertanian semakin ditinggalkan dan beralih pada tingkat aktivitas sebagai
karyawan, pertukangan dan buruh kasar, begitupun perkembangan secara hukum
dan perundang-undangan yang semakin pesat mengikuti perkembangan saat ini
yang semakin maju.1
Indonesia memiliki jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Badan
Pusat Statistik memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010 sekitar
234,2 juta jiwa. Namun, hasil Sensus Penduduk (SP) 2010 menunjukkan sekitar
3,5 juta lebih besar dari proyeksi. Laju pertumbuhan penduduk yang
diproyeksikan terus menurun menjadi sekitar 1,27% tetapi pada SP 2010 tercatat
sebesar 1,49%.2
Indonesia adalah negara dengan pernikahan usia muda tinggi di dunia
(rangking 37) serta tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. 3 Kehamilan di
usia yang sangat muda berkorelasi dengan angka kematian dan kesakitan ibu.
Anak perempuan berusia 10 _ 14 tahun berisiko lima kali lipat meninggal saat
hamil maupun bersalin dibandingkan kelompok usia 20-24 tahun, sementara
risiko ini meningkat dua kali lipat pada kelompok usia 15 _ 19 tahun. Pernikahan

1
http://sukaharja-cijeruk.desa.id/artikel/2019/2/6/sejarah-desa.diakses 27 September 2021
2
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Grand design pengendalian kuantitas penduduk 2010-2035.
Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2011.
3
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kajian pernikahan dini pada beberapa provinsi di Indonesia.
Jakarta: Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2012.

2
pada usia mudameningkatan risiko terjadinya keguguran, obstetric fistula, kanker
leher rahim dan berbagai masalah lainnya.
Pernikahan di usia muda juga dapat menyebabkan gangguan
perkembangan kepribadian dan menempatkan anak yang dilahirkan berisiko
terhadap kejadian kekerasan, keterlantaran, keterlambatan perkembangan,
kesulitan belajar, gangguan perilaku,
dan cenderung menjadi orangtua pula di usia dini. Konsekuensi yang luas dalam
berbagai aspek kehidupan akan menjadi hambatan dalam mencapai tujuan
Millennium Developmental Goals.4
Dalam uu no 16 tahun 2019 yang merupakan perubahan dari uu no 1 tahun
1974 menyebutkan bahwa perkawinan hanya di izinkan apabila pria dan wanita
sudah berumur 19 tahun. Jadi apa bila ada yang menikah di bawah usia 19 tahun
dapat di katakan itu adalah pernikahan dini
Adapun usia pernikahan yang ideal bagi perempuan ada lah 21-25 tahun,
sedangkan bagi laki-la ki adalah 25-28 tahun. Karena pada usia ter sebut organ
reproduksi pada perempuan sudah berkembang dengan baik dan kuat, serta secara
psikologis sudah dianggap matang untuk menjadi calon orang tua bagi anak-aaka
Semetara kodisi fisik da psikis laki-laki pada usia tersebut juga sudah kuat
sehingga mampu menopang kehidupan keluarga dan melindunginya baik secara
psikis emosional, ekonomi, dan sosial.
Pernikahan dini berdampak pada kesehatan reproduksi anak perempuan.
Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali
lebih besar di banding perempuan yang berusia antara 20-25 tahun. Sementara
anak yang berusia 15-19 tahun kemungkinannya dua kali le bih besar. Prof. Dr.
dr. Dadang Hawari, seorang psikiater menyatakan bahwa secara Psikologis dan
biologis, seseorang matang berproduksi dan bertanggung jawab sebagai ibu ru
mah tangga antara usia 20-25 tahun bagi pe rempuan atau 25 sampai 30 tahun
bagi lakilaki. Sebelum usia tersebut dianggap terlalu cepat yang disebutnya
dengan istilah pre-cocks yaitu matang sebelum waktunya.5

4
Fadlyana E, Larasaty S. Pernikahan usia dini dan permasalahannya. Jurnal Sari Pediatri. 2009; 11(2): 136-40.
5
2http://www.wahdah.or.id/wahdah-Wahdah Islamiyah

3
Kondisi yang berkembang memberikan gambaran konkret bahwa
pernikahan yang dilakukan tanpa kesiapan dan pertimbangan yang matang dari
satu sisi dapat mengindikasikan sikap tidak apresiatif terhadap makna nikah dan
bahkan lebih jauh bisa merupakan pe lecehan terhadap pernikahan itu sendiri se
lama ini dianggap sakral oleh agama. Secara umum, sebagian masyarakat yang
melangsungkan pernikahan pada usia muda dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
1. Pernikahan dini terjadi karena keadaan ekonomi keluarga yang berada di ba wah
garis kemiskinan, sehingga dengan menikahkan salah satu anak perempuannya
sekalipun masih sangat belia, akan cukup meringankan beban orang tuanya
khususnya dari sisi ekonomi;
2. Orang tua, anak, dan masyarakat dengan tingkat kesadaran pendidikan yang
rendah umur;
3. Ada kekhawatiran dikalangan orang tua akan mendapatkan aib karena anak perem
puannya sudah berpacaran dengan laki-laki segera menikahkannya;
4. Gencarnya media massa baik cetak maupun elektronik khususnya internet yang
belum
bi sa dikendalikan dalam batas aman untuk dikonsumsi publik yang mengekspos
porno grafi dan adegan adegan lain yang tidak layak dipertontonkan secara umum
menye bab kan remaja modern kian banyak yang terjerembab dalam lingkup
“permissive society” yang membolehkan pola hidup yang bagaimanapun yang
mereka inginkan;
5. Perkawinan usia muda terjadi karena orang ua takut anaknya menjadi perawan tua
jika tidak segera menerima pinangan dari lakilaki yang melamarnya.6

Adapun dalam islam menikah dini, yaitu menikah pada usia remaja atau
muda, bukan usia tua, hukumnya sunnah atau mandub, demikian menurut Imam
Taqiyyudin an-nabhani dengan berdasarkan pada hadis Nabi yang artinya:

6
https://www.kompaiana/mentarisenja15/kontroversi-pernikshan-usia-dini-di-indonesia-berdasarkan-uu-perlindungan-
anak, di akses 29 september 2021

4
“Wahai para pemuda, barang siapa yang telah mampu, hendaklah
menikah, sebab dengan menikah itu akan lebih menundukkan pandangan dan
akan lebih menjaga kehormatan. Kalau belum mampu, hendaklah berpuasa,
sebab puasa akan menjadi perisai bagimu”
(HR. Bukhari dan Muslim).

Satu hal yang perlu digaris bawahi dari hadits di atas adalah perintah
menikah bagi para pemuda dengan syarat jika ia telah mampu, maksudnya adalah
siap untuk menikah. Kesiapan menikah dalam tinjauan hukum Islam meliputi 3
hal, yaitu:
Kesiapan ilmu, Kesiapan harta atau materi, kesehatan fisik atau kesehatan
khususnya bagi laki-laki,
Sekalipun dikatakan bahwa pernikahan dini hukum asalnya diperbolehkan
menurut syariat Islam, tetapi tidak berarti ia di bolehkan secara mutlak bagi semua
perempuan dalam semua keadaan.
Pertama, perempuan harus sudah siap secara fisik Kedua, perempuan tersebut
sudah matang secara mental dan terdidik untuk dapat memenuhi tanggung
jawab.Ketiga, pada pernikahan perempuan yang masih sangat belia, lebih utama
kalau dia dan calon suaminya tidak terpaut jauh usianya,

METODE
Metode penelitian yanag saya terapkan adalah kualitatif. Data didapatkan
melalui wawancara dan observasi. Cara pengumpulan data tersebut merupakan
salah satu jenis pengumpulan data yang terdapat dalam metode penelitian
kualitatif. Menurut (David Williams 1995) penelitian kualitatif adalah
pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode
alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.
Penelitian dilakukan melalui tahap wawancara dengan pertanyaan sebagai berikut
1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui tentang arti dari pernikahan?
2. Menurut Bapak/Ibu, pada usia berapakah seseorang itu dikatakan siap untuk
melagsugkan menikah?

5
3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja yang harus dipersiapkan agar seseorang itu
dikatakan suda siap untuk menikah?
4. adakah hal yang Bapak/Ibu ketahui tentang keuntungan dan kerugian dari
pernikahan usia remaja?
5. apa yang menjadi alasan bagi Bapak/Ibu dalam memutuskan menikahkan anak di
usia remaja/usia dini?
.
Tempat/lokasi kegiatan dipilih di RT 03 desa sukaharja, Kec. Dramaga,
Kabupaten Bogor. dengan jumlah responden sebanyak 5 orang. Kelima responden
tersebut adalah terdiri dari 4 masyarakat setempat hag terdiri dari ibu ibu ruma
tangga dan 1 sebagai ketua rt di tempat tersebut. Wawacara kepada pak rt
dilakuka di tempat terpisahdalam penelitian ini observasi digunakan untuk
mengetahui seberapa jauh msayarakat setempat memahami tentang pernikahan
dini

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan penelitian ini mendapat respon yang positif dari Masyarakat RT
04, Desa Sukaharja di mana Penyuluhan dan Wawancara dilakukan Bersama-
Sama Di Satu Rumah Warga Kecuali Wawancara dengan Pak RT Yang dilakukan
di kediaman bliau adapun Responden bernama:
Nama Umur

Ibu Piah 51 Tahun

Ibu Yani 35 Tahun

Ibu Ati 28 Tahun

Ibu Wiwi 25 Tahun

Pak Cecep(Ketua RT) 45 Tahun

selanjutnya secara detail diuraikan sebagai berikut:


A. Tahap pertama,

6
Pada tahap ini saya mengajukan 5 pertanyaan yang berkaitan dengan Pegetahuan
Tentang pernikahan Dini di sini para Responden menjawab Dengan Bahasa Sunda
yang saya Translate kan Kedalam Bahasa Indonesia Berikut pertanyaannya:
1. Apa yang Bapak/Ibu ketahui mengenai arti dari pernikahan?
o Jawaban dari ibu-ibu:
“Sebenarnya Pernihan itu tidak bisa Dijelaskan, Tapi Dijalankan” lalu saya
bertanya kembali menegenai Meneurut Hukum Islamdan Undan-undang negara
Indonesia, mereka menjawab tidak tahu sambil tertawa
o Jawaban pak RT
Kalau yang saya katahui pernikahan itu kan sebuah ikatan antara laki-laki dan
perempuan yang di lakukan untuk Menjadikan mereka suami istri yang sah
Hasil dari pertanyaan ke-1, menunjukkan bahwa semua responden Tidak
mengetahui apa itu Pernikahan menurut agama islam dan Undang –Undang Dasar
2. Menurut Bapak/Ibu, pada usia berapakah seseorang itu dikatakan siap untuk
melagsugkan menikah?
o Jawaban dari ibu-ibu:
Harusnyamah perempuan 20 tahun dan cowo 25 tahun, tapikan kebanyakanmah
disinimah nikah dibawah umur, Umur 15-16 tahun iu udah pada nikah
o Jawaban pak RT
Sebenarnya meikah itu kan perlu kesiapan yang matang, paling usia 22-25tahun
lah bisa dibilang sudah siap untuk menikah,tapi disini masih sering terjadi
pernikahan dini walaupun tidak sebanyak dulu
Hasil dari pertanyaan yang ke-2 diperoleh bahwa responden tersebut sudah
cukup memahami usia ideal seseorang untuk menikah, Hal tersebut telah
dibuktikan pada pertanyaan ke-2 dengan menyatakan semua responden
menyatakan usia ideal menikah adalah usia 20 tahun keatas. Namun praktik
pernikahan dini sulit di vegah sehingga masih sering terjadi
3. Menurut Bapak/Ibu, apa saja yang harus dipersiapkan agar seseorang itu
dikatakan suda siap untuk menikah?
o Jawaban dari ibu-ibu:
Yang nomor satumah yang pasti sudah siap mental, walaupun banyak harta tetap
saja mental yang utama apalagin kalau sudah punya anak

7
o Jawaban pak RT
Kalau menurut saya mah sebagai laki-laki selain umur yang sudah matang, juga
harus siap secara
Adapun dari hasil pertanyaan ke-3 menunjukkan bahwa antara responden
ibu-ibu dan bapak-bapak memiliki pendapat dan pemahaman yang berbeda
mengenai hal yang harus di persiapkan untuk menikah, tetepi secara garis besar
apa yang mereka katakan itu sudah benar dan sudah mengetahui apa yang harus di
persiapkan untuk menikah walaupun masih perlu arahahan agar lebih paham
4. Sebelum memutuskan untuk menikah, adakah hal yang Bapak/Ibu ketahui tentang
keuntungan dan kerugian dari pernikahan usia dini?
o Jawaban dari ibu-ibu:
Kalau kerugian nya sih yang pasti rugi waktu yang mana usia temaja itu kan masa
kita bejar,bermain, menikmati hidup tapi udah harus ngurus suami sama anak,
apalagi kalo suaminya ngga bener bisa terjadi KDRT, suami ngga bertanggung
jawab seperti itusih
Kalau kentungan nya kalau suaminya baik mah enak-enak ajasih bahagia-bahagia
aja
o Jawaban pak RT
Keuntungan nya sih ya paling daripada pacaran kan mending menikah jadi
terhindar dari hal-hal negativ lah
Kalau kerugian nya paling jadi perbincangan tetangga seperti mengira udah hamil
duluan dan sebagainya juga kekerasan rumah tangga itu bisa lebih rawan terjadi
karna pernikahan dini, karnakan usia remaja itu masih labil dan belum dewasa
dalam menghadapi masalah dalam pernikahan
Dari pertanyaan ke4 ini jawaban dari responden sudah cukup tepat bahwa
KDRT sering terjadi karena pernikahan di usia yang masih muda. Adapun dari
segi medis dan psikologis bahaya menikah dini itu masih belum dipahami betul
oleh responden, walaupun sebenarnya juga menikah di usia dini juga ada sisi
positif nya tetapi tidak sebanding dengan sisi negatif nya
5. apa yang menjadi alasan bagi Bapak/Ibu dalam memutuskan menikahkan anak di
usia remaja/usia dini?
o Jawaban dari ibu-ibu:

8
Biasanya sih yah karna faktor ekonomi karna kedua orangtunya miskin jadi
anaknya dinikahin buat meringankan beban ekonomi, bisa juga karna udah hamil
duluan jadi terpaksa dinikahkan naudzubillah jangan sampe kaya gitu anak saya
o Jawaban pak RT
Biasanya orang-orang itu kan karna terbawa pergaulan bebas kaya pacaran
akhirya hamil diluar nikah terpaksa harus dinikahkan sama orang tuanya
Kalo saya asal calon suaminya sudah mapan,baik dan sholeh ngga masalah pasti
bisa mencukupi anak saya dan bisa jadi suami yang baik
Hasil pertanyaan ke-5 menunjukkan paktor ekonomi faktor ekonomi dan
hamil diluarnikah masih menjadi alasan yang kuat dalam menikahkan anak di usia
remaja

B. Tahap kedua, Penyuluhan


Pada tahap ini saya melakukan penyuluhan atau memberikan Wawasan mengenai
pernikahan dan dampak pernikahan dini bagi pasangan suami istri. Adapun inti
dari penyuluhan tersebut adalah
Pengertian pernikahan
 Menurut Undang-Undang
Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan ketuhanan yang maha esa Adapun batas usia pernikahan yaitu
Perkawinan hanya di izinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur 19
(sembilan belas) tahun7
 Menurut Kompilasi Hukum Islam
Sedangkan Perkawinan menurut Kompilasi Hukum Islam adalah akad yang
sangat kuat mitsaaqan gholidon untuk mematuhi perintah allah dan melaksanakan
nya merupakan ibadah8 usia perkawinan menurut Kompilasi Hukum Islam untuk
laki-laki berumur 19 tahun dan perempuan 16 tahun9

7
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019
8
Pasal 1 Kompilasi Hukum Islam
9
Pasal 15 Kompilasi Hukum Islam

9
Dampak pernikahan dini
Beberapa efek positif yang ditimbulkan dari pernikahan dini menurut
Hukum islam adalah:
1. meminimalisir terjadinya perbuatan asusila dan perilaku menyimpang di
kalangan muda-mudi;
2. apabila jarak usia orang tua dan anak berdekatan, maka ketika anaknya
membutuhkan perhatian dalam hal biaya pendidikan, diharapkan orang
tuanya masih sehat wal-afiat untukmenunaikan kewajiban tersebut.
3. saatbelum menikah, anak-anak muda senantiasa dihinggapi lintasan-
lintasan pikiran yang mengganggu. Pelampiasan nafsu akan menjadi
tujuan yang paling penting, terutama saat mereka asyik berpacaran dengan
lawan jenisnya. Karena itu untuk menghindari dampak negative, maka
keputusan untuk melakukan pernikahan dini dapat dibenarkan;
memiliki tingkat kemungkinan hamil yang tinggi. Kehamilan bagi
perempuan yang menikah pada usia muda akan lebih tinggi
kemungkinannya dibandingkan dengan pernikahan yang dilakukan di usia
yang “sangat matang.”
4. meningkatkan jumlah populasi umat Islam. Karena rentang masa
produktifnya yang sedemikian panjang memungkinkan menghasilkan
keturunan yang jauh lebih banyak. Diharapkan bukan hanya jumlah
populasi secara kuantitas yang semakin banyak tetapi populasi calon
penerus genarasi yang banyak secara kuantitas dan tinggi secara kualitas;10

KESIMPULAN
Pelaksanaan kegiatan ini telah dilaksanakan dengan baik dan kondusif
Kegiatan ini juga mendapat respon yang positif dari masyarakat stempat Dari
kegiatan peneitian berupa wawamcara yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
juga bahwa:
Pengetahuan masyarakat mengenai kesadaran dan wawasan tentang
pernikahan dini masih sangat dangkal dan masih banyak praktek pernikahan dini
yang terjadi, akan tetapi setelah dilakukan nya penyuluhan masyarakat menjadi
10
Dr. Alexis Carell, “Man, The Unknown”, mengatakan bahwa semakin dekat jarak waktu nyang memisahkan antara dua
generasi, semakin kuat pula pengaruh moral orang tua kepada anaknya, h. 215

10
lebih terbuka wawasan nya mengenai pernikahan dini baik dari prespektif Hukum
Islam dan Hukum Positif Dan mengenai dampak negativ dan dampak positiv
yang di timbulkan

DAFTAR PUSTAKA
http://sukaharja-cijeruk.desa.id/artikel/2019/2/6/sejarah-desa.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Grand design
pengendalian kuantitas penduduk 2010-2035. Jakarta: Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional; 2011.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. Kajian
pernikahan dini pada beberapa provinsi di Indonesia. Jakarta: Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; 2012.
Fadlyana E, Larasaty S. Pernikahan usia dini dan permasalahannya. Jurnal
Sari Pediatri. 2009; 11(2)
Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2019
Kompilasi Hukum Islam
http://www.wahdah.or.id/wahdah-Wahdah Islamiyah
http://alfiyah23.student.umm.ac.id
Dr. Alexis Carell, “Man, The Unknown”, mengatakan bahwa semakin
dekat jarak waktu nyang memisahkan antara dua generasi, semakin kuat pula
pengaruh moral orang tua kepada anaknya,

11
Lampiran

Saat penyuluhan berlangsung

12

Anda mungkin juga menyukai