Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERNIKAHAN DINI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
yang dibina oleh Ibu Nurul Sofia, M.Pd.

Oleh:
Fathimatuz Zahroh
NIM 220401110092

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas kehendak-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Pernikahan Dini. Secara garis besar,
makalah ini berisi tentang edukasi pernikahan dini. Bagaimana penulis ingin
mengingatkan kembali terhadap fenomena tersebut yang sudah lumrah terjadi di
negara kita. Selebihnya penulis akan membahas tentang apa saja faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini dan bagaimana dampak pernikahan
dini terhadap berbagai aspek kehidupan.

Penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak. Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Bahasa Indonesia, Ibu Nurul Shofiah, M.Pd serta kepada teman-teman sekalian
yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan dan kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami mohon
maaf jika ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini Semoga makalah ini
bermanfaat bagi semua pihak, khususnya dunia pendidikan. Amin.

Malang, 06 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan ................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pernikahan Dini di Kalangan Remaja..................................................3
2.2 Faktor-Faktor Pernikahan Dini............................................................4
2.2 Dampak Pernikahan Dini dalam Berbagai Aspek................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.........................................................................................8
3.2 Saran...................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pernikahan dini merupakan pernikahan yang dilakukan pada usia yang
terlalu muda. Usia muda artinya, usia yang belum matang secara medis dan
psikologinya. Usia menikah ideal untuk perempuan adalah 20-35 tahun dan
25-40 tahun untuk pria (BKKBN, 2011). Pola pikir zaman primitif dengan
zaman yang sudah berkembang jelas berbeda, hal ini dibuktikan dengan
sebuah paradoks perkawinan antara pilihan orang tua dengan kemauan sendiri,
pernikahan dini dipaksakan atau pernikahan dini karena kecelakaan. Namun
prinsip orang tua pada zaman genepo atau zaman primitif sangat menghendaki
jika anak perempuan sudah baligh maka tidak ada kata lain kecuali untuk
secepatnya menikah. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai
penjuru dunia dengan berbagai latar belakang.
Telah menjadi perhatian komunitas internasional mengingat risiko yang
timbul akibat pernikahan yang dipaksakan. Kemiskinan bukanlah satu-satunya
faktor penting yang berperan dalam pernikahan usia dini. Hal lain yang perlu
diperhatikan yaitu risiko komplikasi yang terjadi di saat kehamilan dan saat
persalinan pada usia muda, sehingga berperan meningkatkan angka kematian
ibu dan bayi. Selain itu, pernikahan di usia dini juga dapat menyebabkan
gangguan perkembangan kepribadian dan menempatkan anak yang dilahirkan
berisiko terhadap kejadian kekerasan dan keterlantaran. Masalah pernikahan
usia dini ini merupakan kegagalan dalam perlindungan hak anak.
Bukan hanya itu sering kali pernikahan dini yang biasanya berlangsung
tanpa kesiapan mental dari pasangan, yang berakhir pada perceraian. Adapun
dampaknya pada kesehatan perempuan. Karena dilakukan pada usia muda,
sering kalia organ reproduksi perempuan belum siap, sehingga biasanya
menyebabkan kesakitan, trauma, seks berkelanjutan, pendarahan, keguguran,
bahkan sampai yang fatal, kematian ibu saat melahirkan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
dijelaskan sebagai berikut.
1. Bagaimana pernikahan dini dalam berbagai perspektif ?
2. Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pernikahan dini ?
3. Bagaimana dampak pernikahan dini terhadap berbagai aspek ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Memaparkan pernikahan dini dalam berbagai perspektif.
2. Memaparkan apa saja faktor-faktor yang meneyebabkan terjadinya
pernikahan dini.
3. Memaparkan bagaimana dampak pernikahan dini dalam berbagai aspek.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pernikahan Dini


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan,
perkawinan hanya diizinkan bila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas)
tahun dan pihak wanita sudah mencapai usia 16 (enam belas) tahun. Namun, sejak
tanggal 16 September 2019, DPR telah mengesahkan revisi terhadap undang-
undang tersebut. Berdasarkan revisi tersebut, batas usia menikah baik pria
maupun wanita adalah 19 tahun. Namun, pada kenyataannya, ada begitu banyak
anak di bawah usia 19 tahun yang melakukan pernikahan dini. Berdasarkan data
yang diperoleh dari Direktorat Jenderal Badan Peradilan Agama, terdapat 34 ribu
permohonan dispensasi kawin yang terhitung dari bulan Januari-Juni tahun 2020.
Dari total tersebut 97% dikabulkan dan 60% yang mengajukan adalah anak di
bawah 18 tahun.

2.1.1 Pernikahan Dini dalam Perspektif Islam


Dilihat dari perspektif islam, Al-Quran dan Hadist sudah menyinggung
tentang fenomena ini. Allah SWT berfirman dalam Q.S. An-Nur:32 “Dan
kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang
yang layak dari hamba hamba sahayamu yang lelaki dan yang perempuan”.
Menurut ulama, yang dimaksud dengan layak adalah kemampuan dalam
biologis. Artinya memiliki kemampuan untuk menghasilkan keturunan.
Pernikahan dini tentu melibatkan pasangan remaja yang sebenarnya masih
belum patut. Namun, hal tersebut tetap terjadi dikarenakan berbagai faktor.
Misalnya, ada yang di jodohkan oleh orang tua bahkan ada juga karena
sudah terlanjur melakukan pergaulan bebas.
Ibnu Syubromah berpendapat terkait pernikahan yang dilakukan Nabi
dengan Aisyah yang saat itu masih berumur 6 tahun. Ibnu Syubromah
menganggap hal itu adalah ketentuan khusus untuk Nabi Saw. yang tidak
dapat ditiru oleh umat Islam. Dengan kata lain, pernikahan dini menurut
beliau hukumnya terlarang. Akan tetapi, menurut pakar mayoritas hukum
Islam memperbolehkan pernikahan dini dan sudah menjadi hal yang lumrah
di kalangan para sahabat. Bahkan, sebagian ulama melumrahkan hal
tersebut yang merupakan hasil interpretasi Surat al-Thalaq ayat 4.
Di dalam islam sendiri menikah bisa dihukumi wajib, sunnah, mubah,
makruh, dan haram tergantung situasi dan kondisi pada saat itu. Jadi, dalam
islam tidak ada batasan usia ideal untuk menikah tapi tergantung
kesiapan baik secara dhahir maupun bathin masing-masing individu.

2.1.2 Pernikahan Dini dalam Perspektif Sosiologi


Dilihat dari sisi sosiologis, pernikahan adalah suatu bentuk kerjasama
kehidupan antara pria dan wanita dalam kehidupan suatu masyarakat di
bawah suatu peraturan khas (khusus) yang memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu
pria bertindak sebagai suami, dan perempuan bertindak sebagai istri, yang
keduanya dalam ikatan yang sah (Kartasapoetra, 1997:76-78).
Dalam kehidupan sosialnya ketika seorang sudah menikah mungkin saja
ia akan dibatasai geraknya seperti ia tidak bisa bergabung kembali dengan
teman sebayanya. Keuntungannya, kebutuhan ekonominya terpenuhi jika
mereka mampu mencari kebutuhan hidupnya.

2.2 Faktor-Faktor Penyebab Pernikahan Dini


Faktor-faktor penyebab pernikahan dini dapat dikelompokkan menjadi dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal
1. Pendidikan
Kurangnya perhatian pada pendidikan anak dapat menjadi pemicu
terjadinya pernikahan dini, seseorang yang putus sekolah dan biasanya
tidak melanjutkan pendidikannya biasanya ia akan berkelana kesana
kemari guna mencari kesibukan.

2. Dewasa Sebelum Waktunya


Pada fase praremaja ini, remaja sedang senang-senangnya membangun
sebuah hubungan pertemanan dan rasa keingin tahuan yang lebih juga ada
pada fase ini. Teknologi yang semakin canggih menjadi fasilitator bagi
mereka untuk mengeksplor lebih jauh rasa ingin tahu tersebut. Namun,
akan berdampak negative jika tidak digunakan dengan semestinya.
Misalnya, karena rasa keingintahuan tersebut, mereka bisa saja mengakses
tontonan yang tidak sesuai dengan usia mereka sehingga mereka lebih
cepat mengerti tentang hal-hal yang seharusnya orang dewasa saja yang
tahu akan hal itu.

3. Telah Melakukan Hubungan Biologis


Karena anak-anak telah melakukan hubungan bilogis layaknya suami-
istri. Dengan kondisi seperti ini, orang tua anak perempuan cenderung
segera menikahkan anaknya, karena menurut orang tua anak gadis ini
sudah tidak perawan lagi dan hal ini menjadi aib.

4. Hamil diluar Nikah


Hamil diluar nikah bukan hanya kecelakaan. Pergaulan yang tidak sehat
juga bisa menjadi penyebab terjadinya faktor ini. Tapi bisa juga
disebabkan karena hal lain contohnya pelecehan seksual. Jika sampai
terjadi kehamilan biasanya orang tua akan segera menikahkan anak
mereka agar tidak menjadi perbincangan.

b. Faktor Eksternal
1. Orang Tua
Orang tua yang mendorong anaknya untuk menikah di usia muda juga
disebabkan oleh banyak hal diantaranya pemahaman agama orang tua.
Mereka berdalih jika menikahkan anak di usia muda akan menjauhkan
mereka dari konotasi negative. Selain itu, rendahnya tingkat pendidikan
orang tua juga memicu terjadinya pernikahan dini.

2. Lingkungan
Anak akan secara alami akan sangat berpengaruh oleh lingkungan di
mana dia lahir dan dibesarkan. Watak anak, kebiasaan, dan pola pikir
anak akan berkembang sesuai dengan lingkungannya. Oleh karena itu,
lingkungan mempunyai peran dalam tumbuh kembangnya anak. Jika
lingkungan mayoritas melakukan pernikahan di usia yang masih di bawah
umur maka secara otomatis anak tersebut juga melakukan hal yang sama.

3. Ekonomi
Biasanya faktor ini umum terjadi pada keluarga menengah
kebawah.keluarga ketika si gadis berasal dari keluarga yang kurang
mampu orangtuanya pun menikahkan si gadis dengan laki-laki dari
keluarga mapan. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi si gadis maupun
orangtuanya. Si gadis bisa mendapat kehidupan yang layak serta beban
orangtuanya bisa berkurang.

4. Media Massa dan Internet


Disadari atau tidak, anak zaman sekarang sangat mudah untuk
mengakses segala sesuatu misalnya yang berhubungan dengan seks dan
semacamnya, hal ini membuat mereka jadi “terbiasa” dengan hal-hal
berbau seks dan tidak menganggapnya tabu lagi.

5. Faktor Adat dan Budaya


Faktor ini juga ikut berperan dalam mempengaruhi terjadinya
pernikahan dini. Jika dalam budaya setempat mempercayai apabila anak
perempuannya tidak segera menikah itu akan memalukan keluarganya
karena dianggap tidak laku dalam lingkungannya sehingga kerap disebut
sebagai perawan tua.

2.3 Dampak Pernikahan Dini dalam Berbagai Aspek


Jika tidak dipersiapkan secara matang, ada beberapa dampak yang dapat
ditimbulkan dari pernikahan dini, diantaranya:

1. Dampak Terhadap Hukum


Pernikahan dini apabila dilakukan berarti telah mengabaikan beberapa
hukum yang telah ditetapkan, antara lain: (a) Undang-Undang No. 1 Tahun
1974 tentang Perkawinan “Perkawinan hanya diijinkan jika pihak pria sudah
berusia 19 tahun dan pihak wanita sudah berusia 16 tahun” (Pasal 7 ayat 1).
“Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21
tahun harus mendapat ijin kedua orang tuanya” (Pasal 6 ayat 2), (b) Undang-
Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak (Pasal 26 ayat 1)
“Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh,
memelihara, mendidik, dan melindungi anak, (c) Undang-Undang No. 21
tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.
Amanat undang-undang tersebut bertujuan untuk melindungi anak agar tetap
memperoleh haknya untuk hidup, tumbuh, berkembang serta terlindungi dari
perbuatan kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi

2. Dampak Biologis dan Psikologis


Secara biologis, organ-organ reproduksi anak yang baru menginjak akil
baligh masih berada pada proses menuju kematangan sehingga belum siap
untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi jika sampai
hamil dan melahirkan. Jika dipaksakan yang terjadi justru malah sebuah
trauma, perobekan yang luas dan infeksi yang akan membahayakan organ
reproduksinya sampai membahayakan jiwa anak yang dikandung.
Secara psikis anak belum siap dan belum mengerti tentang hubungan seks,
sehingga akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak
yang sulit disembuhkan.

3. Dampak Sosial dan Perilaku Seksual


Fenomena sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam
masyarakat yang cenderung memposisikan wanita sebagai pelengkap
kehidupan laki-laki saja. Kondisi ini hanya akan melestarikan budaya
patriarkhi yang kebanyakan hanya akan melahirkan kekerasan dan
menyisakan kepedihan bagi perempuan. Adanya perilaku seksual yang
menyimpang seperti pedofilia yaitu suatu bentuk kelainan seksual yang
meliputi nafsu seksual terhadap anak-anak maupun remaja yang berusia di
bawah 14 tahun. Perbuatan ini tidak sesuai dengan Undang-Undang No. 23
tahun 2002 tentang Perlindungan Anak khususnya pasal 81 dengan ancaman
pidana bagi pelanggarnya berupa hukuman penjara maksimum 15 tahun,
minimum 3 tahun dan pidana denda maksimum 300 juta dan minimum 60 juta
rupiah. Perbuatan ini harus sesuai hokum untuk membuat jera para pelaku.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa pernikahan dini adalah
pernikahan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dan perempuan disaat usianya
belum mencapai kematangan yang sebenarnya atau belum mencapai usia ideal
untuk menikah yakni diatas 16 tahun untuk wanita dan diatas 19 tahun untuk pria.
Usia ini biasanya disebut usia remaja.

Dalam perspektif islam, menikah bisa dihukumi wajib, sunnah, mubah,


makruh, dan haram tergantung situasi dan kondisi pada saat itu. Ada beberapa
ulama yang melarang melakukan pernikahan dini. Akan tetapi, dalam islam tidak
ada batasan usia ideal untuk menikah tapi tergantung kesiapan baik secara dhahir
dan bathin masing-masing individu.

Dalam perspektif sosiologi, ketika seseorang sudah menikah mungkin saja ia


akan dibatasai geraknya seperti ia tidak bisa bergabung kembali dengan teman
sebayanya. Dalam hal status dan peran sosial juga secara otomatis berubah
dimana sebelumnya hanya seorang remaja atau pelajar berubah menjadi seorang
istri dan ibu rumah tangga.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan fenomena ini ada dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri individu tersebut. Contohnya: faktor pendidikan, dewasa sebelum
waktunya, hamil diluar nikah, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal
merupakan faktor yang berasal dari luar individu tersebut atau berasal dari
lingkungannya. Contohnya: faktor ekonomi keluarga, pengaruh orang tua serta
lingkungan sekitar, media massa, serta budaya dan adat istiadat yang ada di
daerah tersebut.

Kemudian, dampak-dampak yang terjadi sebab fenomena ini meliputi berbagai


aspek kehidupan. Misalnya; dampak terhadap hukum yang melanggar undang-
undang pernikahan dan hak-hak perlindungan anak, dampak terhadap biologis dan
psikologis seseorang sehingga bisa membahayakan organ-organ reproduksi
sampai trauma psikis yang berkepanjangan, serta dampak sosial dan perilaku seks
yang menyebabkan adanya penyimpangan berupa perilaku gemar berhubungan
seksual dengan anak-anak yang dikenal dengan sebutan pedofilia.

3.2 Saran
Pernikahan bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh karena kita tak hanya
sekedar membangun bahtera rumah tangga. Oleh karena itu, usia dan kesiapan
baik secara dzahir maupun bathin juga perlu diperhatikan sebagai syarat untuk
menikah. Pentingnya edukasi seksual sejak dini juga sangat diperlukan untuk
mengantisipasi terjadinya pernikahan dini dan dampak apa saja yang nantinya
akan didapat dari fenomena tersebut.

Penulis menyadari jika makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya. Sehingga bisa terus
menghasilkan karya tulis yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umpo.ac.id/962/2/BAB%201.pdf

http://eprints.umpo.ac.id/2726/2/BAB%20I.pdf

https://ejournal.iaida.ac.id/index.php/JDARISCOMB/article/view/803

https://ejournal.iaida.ac.id/index.php/darussalam/article/view/237/210

https://www.uc.ac.id/marriageandfamily/pernikahan-dini-di-kalangan-
remaja/

https://docs.google.com/viewerng/viewer?url=http://ejournal.uin-
malang.ac.id/index.php/syariah/article/viewFile/2144/pdf

https://e-journal.iain-palangkaraya.ac.id/index.php/mdr/article/download/
1432/1283

https://www.pinhome.id/blog/pengertian-pernikahan-dini-faktor-dan-
dampaknya-menurut-ahli/

https://artikula.id/bunga/fenomena-pernikahan-dini-persfektif-islam-dan-
sosiologi/

https://www.alodokter.com/risiko-nikah-muda-yang-perlu-
dipertimbangkan#:~:text=Tidak%20hanya%20masalah
%20kesehatan%2C%20nikah,dalam%20kehidupan
%20bermasyarakat%20pun%20tercipta.

https://www.halodoc.com/kesehatan/pedofilia#:~:text=Pengertian
%20Pedofilia,mengidap%20pedofilia%20disebut%20dengan
%20pedofil.
Budidaya Tanaman Sayuran: Tahapan, Manfaat & Peluang Usaha. (21
Agustus 2021). Gramedia.com. https://www.gramedia.com/best-
seller/budidaya-tanaman-sayuran/

Ahmad. Biografi BJ Habibie, Bapak Teknologi Indonesia yang Visioner.


Gramedia.com. Diakses pada 1 September 2021
dari https://www.gramedia.com/literasi/biografi-bj-habibie/

Anda mungkin juga menyukai