PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Menganalisis hubungan pegetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan dini di
Dusun Awar-awar Desa Tambak Rejo Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
2. Tujuan khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik responden.
b. Mengidentifikasi pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
c. Mengidentifikasi pengetahuan tentang pernikahan dini.
d. Menganalisis hubungan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dengan pernikahan
dini.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi masyarakat
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
kesehatan reproduksi pada pernikahan dini
2. Manfaat bagi pemerintah daerah setempat
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tentang dampak apa saja yang dapat
terjadi pada kesehatan reproduksi jika pernikahan terlalu dini
3. Manfaat bagi peneliti
Peneliti dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang penelitian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Faktor predisposisi
Faktor ini mencakup : pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi
dan kepercayaan masyarakat terhadap hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan,
sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya.10
b. Faktor pemungkin
Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku
kesehatan. Faktor ini Mencakup ketersediaan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan
bagi masyarakat. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas,
rumah sakit, poliklinik, posyandu, polindes, dokter, bidan praktek swasta, dan
sebagainya.10
c. Faktor penguat
Berbagai faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh
agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan, atau kelompok
peers / sesama remaja yang melakukan perkawinan dini. Termasuk juga di sini
undang –undang, peraturan – peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah
yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang – kadang
bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap positif serta dukungan fasilitas kesehatan
saja melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh
agama, para petugas terutama petugas kesehatan.10
Menurut Newcomb, bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak, bukan pelaksanaan motif tertentu. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan,
yaitu :10
1. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus
yang diberikan (objek).10
2. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.10
3. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
adalah suatu indikasi sikap.10
1. Kerangka Konsep
Berdasarkan latar belakang masalah dan ditinjau menurut teori lauwrence green
disusun kerangka konsep sebagai berikut :
Keterangan : Tidak diteliti
Diteliti
Dari kerangka konsep diatas dapat diketahui bahwa kejadian pernikahan di usia dini
diDesa Tambak Rejo Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo,terjadi oleh beberapa
faktor, yang kami teliti yakni faktor predisposisi yaitu pengetahuan, budaya, sikap,
pendidikan ,umur pertama menikah dan anak keberapa.
2. Hipotesis penelitian.
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian. Adapun rumusan hipotesis
penelitian ini adalah adanya hubungan pernikahan dini dengan pengetahuan.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian Observasional dengan Cross Sectional
analitik yang menganalisis hubungan beberapa faktor yang mempengaruhi kesehatan
reproduksi pada pernikahan usia dini di Dusun Awar-awar Desa Tambak Rejo
Kecamatan Krembung Kabupaten Sidoarjo.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti. Dalam
penelitian ini populasi yang digunakan adalah Pasangan usia subur (115 orang) di dusun
awar-awar desa Tambak rejo kecamatan krembung kabupaten sidoarjo.
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi. Menurut Sastroasmoro (2008), jumlah sampel yang
digunakan sebagai subjek penelitian ini dihitung dengan rumus proporsi binominal
(binominal proportions).
Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari dengan menggunakan rumus berikut:
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
= derajat kepercayaan
p = proporsi pernikahan dini yang terjadi
q = 1-p (proporsi pernikahan dini yang tidak terjadi)
Jika ditetapkan:
E. Variabel Penelitian
F. Definisi Operasional
a. Data primer :
Data primer ini dikumpulkan menggunakan teknik wawancara dan alat pengumpulan
data berupa kuesioner.
b. Data sekunder :
Data sekunder ini dikumpulkan menggunakan teknik studi dokumen dan alat
pengumpulan data berupa catatan lapangan dengan sumber data buku PUS di Desa
Tambak Rejo wilayah kerja Puskesmas Krembung, Sidoarjo.
Data mentah yang didapat dari hasil wawancara berdasarkan kuesioner yang
1. Editing
2. Coding
Adalah pemberian kode pada setiap jawaban yang terkumpul dalam kuesioner
3. Scoring
4. Prosessing
SPSS.
5. Cleaning
Adalah proses yang dilakukan setelah data di masukkan kedalam komputer, data akan
diperiksa apakah ada kesalahan atau tidak, jika ada data yang salah maka akan
6. Tabulating
Adalah sistem pengolahan data langsung yang ditabulasi oleh kuesioner. Ini juga
metode yang paling sederhana bila dibandingkan dengan metode yang lain. Tabulasi
ini dilakukan dengan memasukkan data dari kuesioner ke dalam kerangka tabel yang
7. Describing
8. Analysis
kontingensi.
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Dusun awar-awar, Desa Tambak rejo yang masuk dalam
Jawa Timur. Berikut adalah data umum dan data khusus Desa Tambak rejo:
1. Identitas
a. Dusun : Awar-awar
c. Kecamatan : Krembung
d. Kabupaten : Sidoarjo
e. Provinsi : Jawa Timur
2. Data geografi
c. Selatan : Pasuruan
3. Data demografi
a. Sarana pendidikan
1) Jumlah TK : 1 Buah
3) Jumlah SLTP/MTs :-
4) Jumlah SMU/MA :-
b. Sarana ibadah
3) Jumlah Gereja :-
4) Jumlah Pura :-
5) Jumlah Vihara :-
5. Jenis pekerjaan
a. PNS : 13 Orang
b. TNI : 10 Orang
e. Petani : 23 Orang
g. Pertukangan : 27 Orang
h. Pensiunan : 13 Orang
i. Nelayan :-
j. Pemulung :-
k. Jasa : 17 Orang
6. Tingkat pendidikan
a. TK : 179 Orang
b. Poliklinik/balai pengobatan :-
d. Posyandu : 2 Buah
e. Rumah Sakit :-
f. Apotek :-
B. HASIL PENELITIAN
1. Umur
12-17 tahun 0 0
2. Pendidikan
3. Pendapatan keluarga
Tahu 5 17
Jumlah 30 100
Ya 7 24
Tidak 23 76
Jumlah 30 100
C. Analisis Data
Pernikahan Dini
Ya Tidak Total
% within Pengetahuan
100.0% .0% 100.0%
Kesehatan Reproduksi
% within Pengetahuan
8.0% 92.0% 100.0%
Kesehatan Reproduksi
Total Count 7 23 30
% within Pengetahuan
23.3% 76.7% 100.0%
Kesehatan Reproduksi
Chi-Square Tests
Pernikahan Dini
Ya Tidak Total
% within Pengetahuan
100.0% .0% 100.0%
Kesehatan Reproduksi
% within Pengetahuan
8.0% 92.0% 100.0%
Kesehatan Reproduksi
Total Count 7 23 30
Pearson Chi-Square
19.714a 1 .000
Continuity Correctionb
14.907 1 .000
Likelihood Ratio
18.658 1 .000
Linear-by-Linear Association
19.057 1 .000
N of Valid Casesb
30
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.17.
Uji statistik dengan Pearson Chi Square tidak memenuhi syarat karena 2 cells
(50%) memiliki nilai ekspektasi frekuensi kurang dari 5, sedangkan uji statistik
menggunakan Fisher's Exact test diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti H 1 diterima (H0
ditolak) yaitu ada hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan pernikahan
dini di Dusun Awar-awar Desa Tambak Rejo, Kecamatan Krembung, Kabupaten Sidoarjo.
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Umur
Pernikahan usia subur yang menikah dini makin marak terjadi karena pergaulan yang
semakin bebas dan putusnya sekolah dan keterbatasan ekonomi. Dari hasil ini responden usia
muda yang sudah menikah sebanyak 24%. Usia 12-17 tahun 0%, >17-30 tahun sebesar 50%,
>30- 45 tahun sebesar 50%.
B. Tingkat Pendidikan Responden
Semakin muda usia menikah, maka semakin rendah tingkat pendidikan yang dicapai oleh
sang anak. Pernikahan dini seringkali menyebabkan anak tidak lagi bersekolah, karena kini ia
mempunyai tanggung jawab baru, yaitu sebagai istri dan calon ibu, atau kepala keluarga dan
calon ayah, yang diharapkan berperan lebih banyak mengurus rumah tangga maupun menjadi
tulang punggung keluarga dan keharusan mencari nafkah.
Dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang rendah sebesar 15 (50%),
untuk pendidikan sedang sebesar 10 (33%) dan pendidikan tinggi sebesar 5 (17%).
Dapat dilihat bahwa responden dengan tingkat pendapatan keluarga rendah sebesar 6 (20
%), pendapatan sedang sebesar 9 (30 %), dan pendapatan tinggi sebesar 15 (50 %). Tingkat
penghasilan responden ini merupakan faktor dalam menentukan terjadinya pernikahan dini
akibat dari kebutuhan ekonomi.
D. Tingkat Pengetahuan
Dari hasil analisis, terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi dengan
pernikahan dini. Responden yang mengetahui tentang kesehatan reproduksi hanya 5 (17 %) dan
yang tidak mengetahui sebesar 25 (83 %). Dari sini dapat dilihat bahwa pengetahuan sangat
berperan penting terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis juga menunjukkan adanya hubungan antara faktor pekerjaan,
pengetahuan, dan tradisi masyarakat untuk menikahkan anaknya pada usia yang masih
terhitung muda. Faktor – faktor tersebut cukup berperan dalam masyarakat dusun Awar-
awar sehingga menyebabkan rendahnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan
tingginya pernikahan di usia dini.
A. SARAN
Dalam saran dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu, saran yang ditujukan untuk
para usia subur , saran yang ditujukan bagi instansi kesehatan dan saran bagi pemerintah.
Saran tersebut yaitu :
DAFTAR PUSTAKA