Anda di halaman 1dari 7

MENEGUHKAN PERAN PEREMPUAN SEBAGAI RAHIM PERADABAN

DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Persyaratan

LATIHAN KHUSUS KOHATI (LKK) CABANG BULUKUMBA

Oleh: Tasya Renita Restia Idrus

HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HmI)

KOMISARIAT UPP PGSD BONE

CABANG BONE

2021
PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM (A)
Meneguhkan Peran Perempuan Sebagai Rahim Peradaban Dalam
Perspektif Islam
Oleh: Tasya Renita Restia Idrus

Berbicara tentang kaum perempuan memang selalu aktual, menarik dan


tidak akan ada habisnya untuk dibahas. Hal ini disebabkan perempuan pada
suatu saat dapat menjadi “Ratu Dunia”, tapi pada saat yang lain dapat menjadi
“Racun Dunia”. Baik buruknya suatu Negara akan sangat dipengaruhi dari
kualitas penduduk perempuannya. Dalam pembukaan buku Sarinah tertulis
Perempuan itu tiang negeri,manakala baik perempuan,baiklah negeri dan
manakala rusak perempuan ,rusaklah negeri.1 Ungkapan tersebut memilki
makna bahwa ditangan perempuan lah negara ini akan menuju jalan yang benar
ataupun akan mengalami kehancuran. Apabila perempuan baik maka Negara
akan menjadi baik dan sejahtera. Akan tetapi kalau perempuan rusak maka
Negara menjadi hancur dan berantakan.
Islam merupakan agama yang sangat menghormati dan menghargai
perempuan dan laki-laki di hadapan Allah secara mutlak. Islam menghapus
tradisi Jahiliyah yang begitu diskriminatif terhadap perempuan, dalam Islam laki-
laki dan perempuan dianggap sebagai makhluk Allah yang setara, bebas ber-
tasarruf. Perempuan diciptakan oleh allah swt. dengan kemampuan reproduksi
yang tidak bisa digantikan oleh laki-laki, mengandung, melahirkan dan menyusui.
Perempuan memiliki sifat keibuan, sifat lemah lembut, dan juga penyayang yang
tidak dimiliki oleh laki-laki. Dari rahim perempuan, kehidupan dilahirkan,
kehidupan diperjuangkan, dan kehidupan mendapatkan hakekat dan martabat,
sehingga dikatakan perempuan merupakan rahim peradaban. Peradaban dunia
tak bisa hidup tanpa hadirnya sosok perempuan. Sebagaimana yang kita tahu,
bahwa pendidikan dasar yang setiap manusia temukan adalah di rumah. Ibu
memiliki peran dan tanggung jawab besar dalam keberhasilan pendidikan dasar
untuk anak-anaknya.
Peran perempuan yang sangat strategis dalam keluarga, yakni sebagai
pendidik pertama bagi anak-anaknya sehingga perempuan dituntut untuk
berpendidikan. Sebagai sumber sekaligus pusat peradaban manusia, maka
pendidikan perempuan harus dimulai sejak masa kanak-kanak. Pendidikan pada
anak menjadi cara yang strategis untuk membentuk sumber daya manusia yang
terdidik secara matang baik dari potensi insaniyah (mental-spiritual, rohani, akal,
bakat, dan minatnya), potensi basyariyah (fisik-jasmaninya), dan potensi al-
naasyah (sosial kemasyarakatan) secara utuh menyeluruh2. Negara maju
berawal dari sumber daya yang baik. berpendidikan dan cerdas. Jiwa perempuan
menjadi cawan autobiografi kehidupan anak-anaknya. Nabi Muhammad saw.
menilai perempuan sebagai tiang (kehidupan) negara. Perempuan (ibu) menjadi
madrasah pertama bagi seorang anak, dan gen kecerdasan seorang ibu akan
menurun pada anaknya kelak. Jadi, semakin tinggi pendidikan dan kualitas
seorang perempuan (ibu), maka ia akan melahirkan generasi/keturunan yang
juga berintelektual.

1
Ir.Sukarno, Sarinah Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia, (Jakarta:Media
Pressindo dan Yayasan Bung Karno, 2010 ), hal. 4
2
A. Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT Ra ja Grafindo Persada, 2012 ), hal. 134
Charles Fourier berpendapat bahwa tinggi rendahnya tingkat kemajuan
suatu masyarakat adalah ditetapkan oleh tinggi rendahnya tingkat kedudukan
perempuan didalam masyarakat.3

1. Peran Perempuan dalam Pendidikan

Pada sebagian masyarakat, pendidikan bagi perempuan belum


menjadi prioritas utama. Ditambah dengan adanya pemahaman terhadap
agama yang cenderung tekstualis, kolot dan begitu eksklusif. Mereka
beranggapan bahwa perempuan tidaklah memerlukan pendidikan yang tinggi
karena tugas perempuan hanya berhenti pada wilayah domestik saja, mulai
dari memasak, mengurus anak, mencuci baju dan piring, dan pekerjaan-
pekerjaan rumah lainnya. Sedangkan tugas-tugas di luar urusan domestik
adalah wilayah kekuasaan laki-laki, perempuan dianggap akan menyalahi
kodrat jika mereka berani keluar dari ranah domestik tersebut. Pandangan
semacam ini sungguh keliru dan bertentangan dengan ajaran islam, Allah
telah menjanjikan bagi siapapun baik laki-laki maupun perempuan yang serius
dalam menuntut ilmu akan mendapat derajat dan kedudukan lebih tinggi dan
mulia sebagaimana yang termaktub dalam Q.S. al-Mujadilah: 11, yang artinya:
“Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman serta orang-orang yang
menuntut ilmu beberapa derajat”. Kemudian dikuatkan oleh hadist Nabi Saw
bahwa “orang yang menuntut ilmu di jalan Allah dijamin akan dimudahkan
baginya jalan menuju Surga”. Islam memandang sama kepada perempuan
dan laki-laki dari segi kemanusiaannya. Perempuan adalah manusia
sebagaimana laki-laki. Islam memberi hak-hak kepada perempuan seperti
yang diberikan kepada laki-laki dan membebankan kewajiban yang sama
kepada keduanya, kecuali terdapat dalil syara yang memberi tuntutan dan
tuntunan khusus untuk perempuan dan laki-laki, yang jumlahnya sangat
sedikit, dan kebanyakan dalil syara tidak diciptakan khusus untuk perempuan
atau khusus untuk laki-laki, melainkan untuk keduanya sebagai insan.4
Pada dasarnya pendidikan memegang peranan penting bagi kemajuan
bangsa ini. Pendidikan yang tinggi dianggap akan meningkatkan
perekonomian bangsa karena rakyat memiliki soft skill dan pengetahuan yang
lebih luas sehingga dapat mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya. Dalam hal
ini, juga tidak terlepas dari masalah perempuan yang juga patut diperjuangkan
aksesnya dalam bidang pendidikan. Tidak ada perbedaan untuk mendapatkan
pendidikan bagi perempuan dan laki-laki, sebagaimana hak yang didapatkan
laki-laki untuk berpendidikan seperti itupula hak yang harus didapatkan
perempuan. Meskipun sesungguhnya perempuan membutuhkan pendidikan
yang lebih daripada laki-laki sebab perempuan akan menjadi pendidik, dimana
pendidik lebih membutuhkan bekal pendidikan untuk dirinya sendiri dan bagi
anak-anaknya. Peran penting seorang perempuan, yakni sebagai ibu bagi
generasi penerus bangsa dan juga sebagai pengelola rumah tangga. Demi
melaksanakan perannya dengan baik perlu adanya pendidikan yang
memadahi dari seorang ibu. Seorang ibu perlu memantaskan diri agar
menjadi seorang ibu yang hebat sebab dipundaknya ia memiliki tanggung
jawab sebagai tempat lahirnya peradaban.

3
Ir.Sukarno, Sarinah Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia, (Jakarta:Media
Pressindo dan Yayasan Bung Karno, 2010 ), hal. 28
4
Eti Nurhayati, Psikologi Perempuan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2018) hal. 37
2. Peran Perempuan sebagai Ibu

Peran perempuan sebagai ibu bertugas untuk mendidik anak dan


mempersiapkan generasi-generasi yang berkualitas yang nantinya akan
membawa peradaban bagi bangsa. Betapa peran ibu sangat strategis dalam
mendidik anak-anaknya di kehidupan mereka karena beliau adalah madrasah
al-ula. Peran seorang perempuan sebagai ibu sejatinya dimulai dari saat
terjadinya konsepsi pertemuan antara sel spermatozoa dengan ovum yang
berproses menjadi janin dan kemudian lahir sebagai bayi. Di tangan ibu-lah
setiap individu dibesarkan dengan kasih sayang yang tidak terhingga. Secara
tegas, Alquran memerintahkan setiap manusia untuk menghayati dan
mengapresiasi ibu atas jasa-jasanya dengan berbuat baik kepadanya,
sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Ahqaf: 46 “Dan Kami perintahkan
kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya
mengandung dengan susah payah dan melahirkan dengan susah payah.
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk menikmati nikmat yang telah Engkau
berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat karena Engkau
dan sungguh aku termasuk orang Muslim”

1) Menanamkan jiwa tauhid kepada anak, sebagaimana firman Allah dalam


Q.S. Luqman:14
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada
dua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambahtambah, dan menyapihnya dalam dua
tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang tuamu.
Hanya kepada-Ku lah kembalimu.”
2) Mengajarkan kebajikan, sebagaimana terdapat dalam;Q.S. Luqman: 16
“(Luqman berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu
perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit
atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya
(membalasnya)”. Sungguh Allah Maha Halus lagi Maha
Mengetahui.”
3) Memerintahkan shalat, amar makruf-nahi mungkar dan bersabar,
sebagaimana dalam Q.S. Luqman:17
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruh-lah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa
kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang
diwajibkan (oleh Allah).”
4) Mengajarkan akhlak yang Islami, sebagaimana dalam Q.S. Luqman: 31
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka dengan angkuh.
Sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.”
5) Mengajarkan hidup sederhana, sebagaimana dalam Q.S. Luqman: 31
“Dan sederhanalah kamu dalam berjalan, dan lunakkanlah
suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara
keledai.”
Perempuan memang berperan lebih besar dalam mendidik dan
mengasuh anak. Karena perempuanlah yang melahirkannya, kemudian
menyusuinya selama dua tahun. Perempuan berperan menciptakan kondisi
lingkungan tempat anak dibesarkan. Suara apa yang pertama kali didengarkan
dan pemandangan seperti apa yang akan dilihat pertama kali oleh anak. Segala
sesuatu yang ada didekat anak itulah yang pertama direkam oleh otaknya,
termasuk seorang ibu. 5

KESIMPULAN

Pada dasarnya peran perempuan sangatlah strategis. Kunci penting bagi


keberhasilan lahirnya generasi penerus bangsa. Maka perempuan haruslah
memiliki pendidikan yang baik. Perempuan dituntut untuk terus belajar dan
meningkatkan kualitas diri, apalagi salah satu tugas utama perempuan adalah
mendidik anak-anaknya karena memiliki sifat keibuan yang luar biasa, namun
bagaimana tugas utama itu dapat mereka laksanakan dengan baik jika mereka
tidak diberi kesempatan untuk belajar karena tidak cukup hanya dengan
mengandalkan kelembutan namun juga dibutuhkan kecerdasan. Segala sesuatu
yang menjadi penghambat bagi pendidikan perempuan haruslah disingkirkan
sebab perempuanlah dari rahimnya lahir generasi yang mampu menciptakan
peradaban dunia. Dalam hadist Rasulullah SAW menyatakan bahwa
“Perempuan adalah tiang negara, jika baik perempuannya maka baiklah
negaranya dan jika rusak perempuannya maka rusak pula negaranya”.
Oleh karena itu perempuan adalah madrasah pertama bagi anaknya. Jadi
tak dapat dipungkiri bahwa peran perempuan terhadap anak sangat besar dalam
pembentukan generasi di masa datang. Maka perempuan harus mengupayakan
diri untuk menjadi perempuan yang pintar sebagai bekal untuk mendidik anak-
anaknya, karena seorang ibu cerdas akan melahikran anak-anak yang cerdas.
Demikianlah kata orang bijak tempo dulu, jika ada lelaki yang menjadi ulama
cendekia, tokoh ternama atau pahlawan ksatria, lihatlah siapa ibu mereka.
Betapa penting peran perempuan sebagai ibu mendidik anak dalam menciptakan
generasi yang berkualitas. Sangat disadari bahwa perempuan memiliki peran
dan kedudukan yang begitu penting dalam kehidupan manusia. Posisi
perempuan sebagai ibu inilah yang dapat menentukan arah, warna sejarah dan
perjalanan suatu bangsa.

5
Nurlina, “Peran Wanita dalam Pendidikan Anak Perspektif Islam”,2019,hal. 83
REFERENSI

Ir.Sukarno, “Sarinah Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia”,


(Jakarta:Media Pressindo dan Yayasan Bung Karno, 2010)

Nata, A., “Kapita Selekta Pendidikan Islam”, (Jakarta: PT Ra ja Grafindo


Persada, 2012)

Eti Nurhayati, Psikologi Perempuan, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2018)

Nurlina, “Peran Wanita dalam Pendidikan Anak Perspektif Islam”,2019


BIODATA

INFORMASI DIRI

Nama Lengkap Tasya Renita Restia Idrus

Nama Panggilan Tasya

Tempat dan Tanggal Lahir Watampone, 20 Januari 2002

Jenis Kelamin Perempuan

Golongan Darah -

Status Mahasiswa
Jl. Jendral Sudirman no. 98, Kec. Tanete Riattang,
Alamat Asal (lengkap)
Kab. Bone
Jl. Jendral Sudirman no. 98, Kec. Tanete Riattang,
Alamat Tinggal Sekarang Kab. Bone
Riwayat Sakit yang diderita Maag

No. Hp/E-mail 082318405543/tasyarenitarestia8@gmail.com

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN


Universitas / Institute Universitas Negeri Makassar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Angkatan 2020
JENJANG PENGKADERAN DI HMI
Latihan Kader 1 Komisariat UPP PGSD Bone
Karena saya sadar sebagai kader HmI-wati
untuk melanjutkan jenjang LK1 juga kurangnya
Motivasi Mengikuti LKK Cab.
ilmu saya tentang kekohatian dan
Bulukumba
keperempuanan dan untuk mengetahuinya saya
harus mengikuti LKK.

Anda mungkin juga menyukai