PENDAHULUAN
terlaksananya ijab qabul antara sepasang pengantin itu artinya apa yang
diharapkan oleh Allah SWT yaitu hubungan biologis menjadi halal bagi
suci/sakral yang semestinya di jaga dan tidak di nodai dengan hal-hal yang
pada pasangan yang menikah dalam usia muda, sehingga mereka tidak
mampu menyelesaikan persoalan dengan hati yang jernih, kebanyakan dari
mapan. Agar istri dan anak-anaknya kelak tidak terlantar serta mempunyai
masa depan yang cerah. Kemudian juga yang tak kalah pentingnya adalah
restu orang tua. Pernikahan yang dilaksanakan tanpa restu orang tua, tidak
akan pernah bisa bertahan lama.Pernikahan tanpa adanya restu orang tua,
yang dalam perkawinan restu orang tua merupakan faktor penting untuk
memulai hidup baru sebagai suami istri. Manakala hal tersebut tidak
diperoleh, maka akan muncul problem antara anak dengan orang tua.
erat dengan orang tua, begitupun sebaliknya jalinan kasih sayang yang
terlihat harmonis. Namun begitu cerai berai, ketika sang anak terpaksa
seperti orang asing yang bermusuhan, disaat orang tua tidak menyetujui
dalam usia muda ini menimbulkan masalah sosial, yaitu perceraian yang
meningkat. Perceraian di kalangan remaja yang sebenarnya belum siap
membina rumah tangga secara fisik dan mental mengakibatkan anak - anak
suami istri, karena perceraian yang terjadi sering diakibatkan tidak adanya
tidak berpendidikan dan tidak siap menjalankan perannya sebagai ibu yang
harus dibayar disetiap tingkat mulai dari tingkat individual, keluarga sampai
puberitas biologis, atau dengan kata lain telah mencapai usia baligh. Yaitu
seperti yang terjadi pada laki-laki dengan keluarnya mani dan bagi
baban orang tuanya. Anak laki-laki bekerja sebagai kuli, menjadi tukang cuci
kurangnya kemauan anak untuk melanjutkan sekolah dan factor takut jadi
1. Identifikasi Masalah
2. Perumusan Masalah
asuh anak?
C. Tujuan Penelitian
muda dalam pola asuh anak, dan dampak pernikahan usia muda dalam pola
Indramayu.
D. Manfaat Penelitian
sama dengan masyarakat dan tokoh agama untuk memberi bimbingan dan
pembentukan pola pikir yang lebih maju serta kejelasan tentang sex
remaja tidak terjebak pada pergaulan bebas yang berujung pada pernikahan
dini.
E. Tinjauan Pustaka
1. Perspektif
masyarakat.
Menurut Hamner Perspektif adalah proses dimana
lakunya.
bersifat kualitatif.
sekitarnya.
2. Remaja
sebelumnya.
2) Perkembangan intelektualnya lebih mengarah kepada pemikiran
3. Pernikahan
bahagia.
pernikahan yang dimulai pada usia 16 tahun dan diakhiri pada usia
sudah tidak perawan lagi, dan hal ini menjadi aib. (Ahmad,
2009).
kesejahteraan.
(Ahmad, 2009).
F. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
maupun sosial.
keberadaannya
100 orang, maka dapat diambil sampel diatas 50%, dan jika diatas
1) Observasi
3) Dokumentasi
penelitian.
seluruh data yang terkumpul untuk mengungkapkan data apa yang perlu
dicari, pertanyaan apa yang harus dijawab, dan metode apa yang harus
lapangan bisa langsung diketik atau ditulis rapi, terperinci serta setiap