Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok

Kapita Selekta Pendidikan dan Perkembangan


“Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap Reproduksi Wanita”

Disusun oleh

Kelompok 6 A
Amrina Amrullah (220032301003)
Irfa Erfianah (220032301016)

Dosen Pengampu
Dr. Haerani Nur, S.Psi., M.Si.

PRODI PSIKOLOGI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
Pengaruh Pernikahan Dini Terhadap Reproduksi Pada Wanita

Salah satu isu penting tentang kesehatan reproduksi seksual karena adanya berbagai
masalah reproduksi yang dihadapi masa kini. Saat ini kita sering dihadapkan dengan umur
rata-rata remaja yang menikah dibawah usia 14-15 tahun (Widyastuti dkk, 2009).

Pernikahan yang dilakukan harus mencapai kematangan usia agar tidak


menimbulkan masalah dikemudikan hari. Menurut BKKBN (2016) menjelaskan
usia normal untuk melakukan sebuah pernikahan pada laki-laki adalah 25 tahun
dan pada perempuan adalah 21 tahun.

Menikah sebelum cukup usia masih banyak terjadi di kota maupun daerah-daerah di
Indonesia, budaya perjodohan bahkan sejak anak perempuan belum lulus SD atau SMP, masih
dilakukan banyak orang tua terutama yang tinggal di pedesaan. Dari penelitian yang dilakukan
koalisi perempuan Indonesia (KPI) cabang rembang, pernikahan dini yang dilakukan anak-
anak usia sekolah masih terbilang tinggi (menikah di bawah usia 17 tahun).

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab pernikahan dini terjadi yaitu masalah
ekonomi yang rendah dan kemiskinan menyebabkan orang tua tidak mampu mencukupi
kebutuhan anaknya dan tidak mampu membiayai sekolah sehingga memutuskan untuk
menikahkan anaknya dengan harapan sudah lepas tanggung jawab untuk membiayai
hidupnya. Selain itu juga faktor dari pergaulan bebas yang menyebabkan hamil di luar nikah
sehingga orang tua mendorong anaknya untuk menikah lebih cepat.

Faktor yang menjadi penyebab timbulnya isu ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

A. Faktor pengetahuan
Mempengaruhi remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah adalah menonton
film porno dan membaca buku porno, maka terjadi hubungan seks pra nikah yang
menimbulkan kehamilan.

B. Faktor pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga juga dapat memengaruhi terjadinya perkawinan usia
muda, karena tidak mengetahui seluk beluk perkawinan sehingga cenderung untuk
menikahkan anaknya lebih cepat berkeluarga. Selain itu kebanyakan usia remaja juga
masih minim atau rendahnya pengetahuan pendidikan tentang pernikahan.

C. Faktor pergaulan bebas


Dalam proses pencarian jati diri remaja sering kali dipengaruhi oleh faktor lingkungan
pergaulan bebas yang melewati batas-batas norma yang ada. Suasana keluarga yang
penuh konflik akan berpengaruh negatif terhadap kepribadian dan kebahagiaan
remaja yang pada akhirnya mereka melampiaskan perasaan jiwa dalam berbagai
pergaulan dan perilaku yang menyimpang (Al-Mighwar,2006).
D. Faktor budaya
Pengaruh dari lingkungan keluarga yang memiliki mindset jika anaknya tidak menikah
cepat maka dikatakan perawan tua sehingga segera dikawinkan. Faktor adat dan
budaya, di beberapa daerah Indonesia masih menanamkan pemahaman tentang
perjodohan. Pada hal umumnya anak-anak perempuan ketika mulai menstruasi di usia
12 tahun, maka dapat dipastikan anak tersebut akan dinikahkan, jauh di bawah batas
usia minimum sebuah pernikahan yang diamanatkan UU (Ahmad,2009).

Selain itu, Menurut Rosaliadevi (2012) pernikahan di usia dini juga berdampak pada hal-hal
yang lain yaitu :
- Biologis
Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju kematangan
sehingga belum siap untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apalagi
jika sampai hamil kemudian melahirkan. Jika dipaksakan akan menimbulkan trauma,
perobekan yang luas dan infeksi yang membahayakan organ reproduksinya sampai
membahayakan jiwa anak.

- Psikologis
Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang hubungan seks, sehingga
akan menimbulkan trauma psikis berkepanjangan dalam jiwa anak yang sulit
disembuhkan. Anak akan merasa murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada
perkawinan yang anak sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya.

- Sosial
Berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat patriarki yang bias gender
menempatkan perempuan pada posisi rendah dan hanya dianggap pelengkap seks
laki-laki saja. Kondisi ini sangat bertentangan dengan agama apapun termasuk agam
Islam yang sangat menghormati perempuan. Kondisi ini hanya akan melestarikan
budaya patriarki yang bias gender yang akan melahirkan kekerasan terhadap
perempuan.

- Perilaku seksual menyimpang


Perilaku yang gemar berhubungan seks dengan anak-anak yang dikenal dengan istilah
pedofilia. Perbuatan ini merupakan tindakan ilegal (menggunakan seks anak), namun
dikemas dengan perkawinan seakan-akan menjadi legal. Hal ini bertentangan dengan
UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak khusus pasal 81.

- Anak-anaknya
Masyarakat yang telah melangsungkan perkawinan dini, selain berdampak pada
pasangan pun juga berdampak pada anak-anaknya karena bagi wanita jika hamil akan
mengalami gangguan kandungannya dan banyak melahirkan anak yang prematur

- Keluarga
Selain berdampak pada pasangan suami istri dan anak-anaknya pernikahan dini juga
akan membawa dampak terhadap keluarganya. Apabila keadaan rumah tangga
mereka tidak bahagia dan akhirnya terjadi perceraian. Hal ini akan mengakibatkan
bertambahnya bebani keluarga orang tuanya dan biaya hidup bertambah .

Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasinya


Sebagai orang tua tetap menjadi pendidik yang baik dan mampu memberikan
informasi tentang pemahaman kesehatan reproduksi kepada anak-anaknya apalagi remaja
yang sedang mengalami masa pubertas, agar terhindar dari pergaulan bebas dan melakukan
kegiatan positif dan menjauhi hal-hal negatif.

Kesimpulan

Pernikahan dengan usia yang belum tepat pada waktunya akan banyak menimbulkan
masalah, baik masalah fisik ataupun masalah secara psikologi. Hal ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor misalkan pergaulan bebas, budaya, adat istiadat dan lainnya. Selain itu dapat
mengakibatkan terjadinya penyakit atau kerusakan-kerusakan pada alat reproduksi wanita.
Oleh sebab itu, orang tua sangat berperan penting dalam mendidik anak dengan memberikan
pengetahuan terkait kesehatan reproduksi, memberikan motivasi dan menciptakan
hubungan yang dekat dengan anak. Namun bagi remaja juga sebaiknya memilih teman
bergaul yang baik, mampu menjaga diri dari perilaku yan dapat merugikan.
Serta pihak yang ada di sekitar lingkungan anak remaja baik dari guru maupun dari
berbagai lembaga, memberikan pemahaman dan sosialisasi tentang dampak menikah
dibawah umur dan perlindungan kesehatan reproduksi agar tidak merusak generasi muda.
Daftar Pustaka

Ahmad. 2009. Pendidikan Anak Usia Dini. Bandung: Alpabeta

Al-Mighwar. 2006. Psikologi Remaja, Bandung: Penerbit Pustaka Setia

BKKBN. 2016. Kajian Alasan Pernikahan Dini di Indonesia


http://www.bkkbn.go.di/pernikahandinippt.

Rosalia Devi. 2012. Dampak Perkawinan Usia Muda. http://www.dampak-perkawinan-usia-


muda.com. Diakses pada tanggal 27 Februari 2023.

Widya, dkk.2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:Fitrimaya.

Anda mungkin juga menyukai