Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KELOMPOK PENELITIAN SOSIOLOGI

FENOMENA PERGAULAN BEBAS DI KALANGAN REMAJA

“Siswi SMA/Sederajat yang Hamil di luar Nikah”

Anggota Kelompok :
Adhatun Ni’mah
Elshinta Suci Ramadhini
Nabita Salma
Nastiti Indra Mustafa
Putri Aulia Ningrum
Shela Prema Oktavia

MA DARUL ULUM WARU


TAHUN AJARAN 2023 – 2024

Latar Belakang
Hamil di luar nikah adalah keadaan di mana seorang wanita hamil tanpa
ikatan pernikahan yang sah dengan laki-laki yang menghamilinya.
Fenomena ini menjadi masalah sosial yang serius di Indonesia, karena
menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan, pendidikan, dan
kesejahteraan para pelaku dan anak yang dilahirkan. Selain itu, hamil di
luar nikah juga bertentangan dengan norma agama dan hukum yang
berlaku di Indonesia.

Tujuan

Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengkaji penyebab, dampak, dan
solusi dari fenomena hamil di luar nikah di masyarakat.

Metode

Metode yang digunakan dalam laporan ini adalah wawancara terhadap


narasumber, yaitu mengumpulkan dan menganalisis data sekunder dari
berbagai narasumber, yaitu Siswa (pelaku), Pacar korban, Keluarga,
Masyarakat.

Pembahasan
Berdasarkan wawancara yang kami lakukan, hasil dan pembahasan dari
laporan ini adalah sebagai berikut:
-Kondisi Seharusnya
Seharusnya siswa tersebut belajar giat untuk mencapai cita cita atau
impiannya di sekolah. Bukan foku berpacaran atau bermain main
dengan masa mudanya.

-Kondisi Senyatanya
Kurangnya kesadaran akan pergaulan bebas bagi kedua pelaku maupun
orang disekitar mereka. Sehingga mereka terjerumus kedalam
pergaulan bebas.

-Masalah penelitian
Karena kondisi keluarga dari siswa tertebut yang terlalu menekan
dirinya hingga ia mencari kenyaman di luar lingkungan krluarga.
Sayangnya, kenyamanan yang dia pilih malah menjerumuskan dia
kedalam hal yang salah.

- Penyebab hamil di luar nikah


Penyebab utama dari fenomena hamil di luar nikah adalah rendahnya
pendidikan seksual di kalangan remaja. Banyak remaja yang tidak
mengetahui atau mengabaikan risiko dan konsekuensi dari
berhubungan seksual sebelum menikah, seperti kehamilan, penyakit
menular seksual, dan aborsi. Selain itu, faktor-faktor lain yang
berkontribusi terhadap hamil di luar nikah adalah kurangnya
pengawasan dan komunikasi orang tua, pengaruh media dan teman
sebaya, dan rendahnya kesadaran akan nilai-nilai moral dan agama.

- Dampak hamil di luar nikah


Hamil di luar nikah dan pernikahan dini memiliki risiko yang tinggi bagi
kesehatan ibu dan anak. Menurut WHO, perempuan yang melahirkan di
usia 19 tahun ke bawah berisiko lebih tinggi mengalami eklampsia,
infeksi lapisan rahim pasca melahirkan, hingga infeksi sistemik. Selain
itu, anak yang lahir dari pernikahan dini juga berisiko mengalami
stunting, gizi buruk, dan kematian bayi.

Hamil di luar nikah dan pernikahan dini juga berdampak pada


pendidikan dan kesejahteraan para pelaku. Banyak anak yang terpaksa
putus sekolah karena hamil di luar nikah atau menikah dini. Hal ini
mengurangi peluang mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
dan meningkatkan kemiskinan. Selain itu, hamil di luar nikah dan
pernikahan dini juga menimbulkan stigma sosial dan diskriminasi bagi
para pelaku dan anak yang dilahirkan.

Hamil di luar nikah dan pernikahan dini juga melanggar hukum dan
agama yang berlaku di Indonesia. Menurut Undang-Undang Nomor 1
Tahun 1974 tentang Perkawinan, usia minimum untuk menikah adalah
19 tahun bagi laki-laki dan 16 tahun bagi perempuan. Namun, banyak
anak yang menikah di bawah usia tersebut dengan alasan hamil di luar
nikah. Mereka harus mengajukan dispensasi perkawinan ke pengadilan,
yang seringkali diberikan tanpa mempertimbangkan kepentingan
terbaik bagi anak. Dari segi agama, hamil di luar nikah juga dianggap
sebagai perbuatan zina yang dilarang oleh Islam. Hukum menikahi
perempuan yang hamil di luar nikah berbeda-beda tergantung pada
kondisi dan kesepakatan para pelaku.

- Solusi hamil di luar nikah


Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi fenomena hamil di luar
nikah adalah sebagai berikut:

- Meningkatkan pendidikan seksual bagi remaja, baik di sekolah


maupun di rumah. Pendidikan seksual harus menyampaikan informasi
yang akurat, relevan, dan sesuai dengan usia tentang reproduksi,
kontrasepsi, penyakit menular seksual, dan hak-hak seksual dan
reproduksi. Pendidikan seksual juga harus menanamkan nilai-nilai
moral dan agama yang menghargai kehormatan diri, tanggung jawab,
dan komitmen dalam berhubungan seksual.
- Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah remaja, seperti
konseling, pemeriksaan, dan pengobatan terkait dengan masalah
seksual dan reproduksi. Pelayanan kesehatan harus dapat diakses
dengan mudah, aman, dan rahasia oleh remaja yang membutuhkannya,
tanpa diskriminasi atau hukuman.
- Memberdayakan perempuan dan anak, khususnya yang hamil di luar
nikah atau menikah dini, dengan memberikan dukungan psikososial,
pendidikan, dan pelatihan keterampilan. Pemberdayaan ini bertujuan
untuk meningkatkan kepercayaan diri, kemandirian, dan kesejahteraan
mereka, serta membuka peluang untuk berkontribusi dalam
pembangunan.
- Mendorong partisipasi dan peran aktif orang tua, keluarga,
masyarakat, dan pemerintah dalam mencegah dan menangani hamil di
luar nikah. Orang tua dan keluarga harus memberikan pengawasan,
komunikasi, dan bimbingan yang baik kepada anak-anak mereka, serta
menghindari praktik-praktik yang merugikan, seperti paksaan,
kekerasan, atau perdagangan anak. Masyarakat dan pemerintah harus
memberikan perlindungan, advokasi, dan fasilitasi bagi para pelaku dan
anak yang dilahirkan dari hamil di luar nikah, serta menegakkan hukum
dan agama yang berlaku.

Kesimpulan

Hamil di luar nikah adalah fenomena yang menjadi masalah sosial yang
serius di Indonesia, karena menimbulkan dampak negatif bagi
kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan para pelaku dan anak yang
dilahirkan. Selain itu, hamil di luar nikah juga bertentangan dengan
norma agama dan hukum yang berlaku di Indonesia. Penyebab utama
dari fenomena ini adalah rendahnya pendidikan seksual di kalangan
remaja ataupun rendahnya kesadaran remaja tentang pergaulan
bebas.

Saran
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi fenomena ini adalah
meningkatkan pendidikan seksual, memberikan pelayanan kesehatan
yang ramah remaja, memberdayakan perempuan dan anak, dan
mendorong partisipasi dan peran aktif orang tua, keluarga, masyarakat,
dan pemerintah.
Daftar Pustaka

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai