Anda di halaman 1dari 3

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji kita panjatkan kehadirat allah swt atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita
semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah dan inayahnya. Shalawat serta salam tak lupa kita sanjungkan
kepada nabi besar Muhammad saw. Pada kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan beberapa hal
mengenai PERNIKAHAN DINI.

Topik seperti ini bukan suatu hal yang baru untuk diperbincangkan, masalah ini sangat sering
diangkat dalam berbagai seminar dan diskusi, Bahkan juga sering dibicarakan oleh media massa, baik media
elektronik maupun non elektronik. Masalah ini memang sebagai suatu tema yang sangat laris mengundang
peminat, maka tidak mengherankan jika sekali pun hal ini sering dibahas, selalu ramai dan mendapat
perhatian, khususnya dari kalangan anak muda.

Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Anak laki-laki dan anak
perempuan dikatakan remaja sudah mencapai umur 11 tahun sampai 19 tahun. Selain itu ada perubahan
fisik dan perubahan emosiaonal pada mereka. Misalnya pada laki-laki terjadi perubahan seperti otot
menguat, tumbuh jakun, tumbuh bulu ketiak dan mimpi basah, timbul perhatian pada lawan jenis dan ingin
diakui kedewasaannya. Sedangkan pada perempuan tumbuh payudara, puting payudara menonjol keluar,
tumbuh bulu ketiak dan pada kemaluan, menstruasi, menjadi lebih sensitive, ingin diperhatiin dan timbul
perhatian pada lawan jenis.

Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan perempuan dan laki-laki sebelum umur 16 tahun
bagi perempuan dan 19 tahun bagi laki-laki. Banyak remaja jaman sekarang yang menikah usia muda karena
hamil diluar nikah. Perilaku seks bebas yang dilakukan remaja modern baik dengan pasangannya (pacar)
maupun dengan kekasih gelapnya telah menambah kasus remaja hamil di luar nikah. 

 Solusi persoalan ini antara lain : menggugurkan kandungan, membesarkan kandungannya lalu
membuang bayi setelah melahirkan dan lebih parah adalah menikahkan anak itu sebelum kandungannya
membesar yang lebih dikenal MBA (married by accident). Menikahkan anak karena kecelakaan sudah
menjadi tren dan budaya. Zina sudah dianggap zamannya. Akibat pernikahan dini tersebut akan lahir bayi-
bayi luar biasa karena yang dikandung lebih pendek waktunya.

Dalam kesehatan dan psikologi, seseorang matang berproduksi dan bertanggung jawab sebagai ibu
rumah tangga antara usia 20 sampai 25 tahun atau antara 25 sampai 30 tahun.  perempuan sebaiknya
menikah diatas umur 20 tahun dan sebelum umur 35 tahun. Karena diumur tersebut proses sistem
reproduksinya sudah matang atau sudah pantas untuk melakukan hubungan seksual. Bukan di seumuran kita
para remaja SMP-SMA, karena kita masih dibawah umur dan belum matang dalam bertanggung jawab
sebagai ibu rumah tangga.

Adapun Dampak pernikahan dini yang dapat dilihat dari kesehatan reproduksi yaitu :

1. Dampak psikologis
Pada usia pernikahan yang terjadi dibawah umur 20 tahun dalam keadaan belum matangnya mental
sesorang remaja akan mempengruhi penerimaan remaja yang belum siap menerima kehamilan, merasa
tersisih dari pergaulan karena belum mampu membawa diri dan terkadang perasaan tertekan karena
mendapakan cacian dari keluarga. Selain itu pernikahan dini berdampak negatif pada keharmonisan
keluarga. Hal ini disebabkan oleh kondisi psikologi yang belum matang sehigga cenderung labil dan
emosional.

2. Dampak  biologi
Anak secara biologi alat-alat reproduksinya masih dalam proses menuju kematengan sehingga belum siap
untuk melakukan hubungan seks dengan lawan jenisnya, apa lagi jika sampai hamil dan melahirkan.

3. Dampak Sosial
Dampak sosial ini berkaitan dengan faktor sosial budaya dalam masyarakat patriaki bias gender yaitu yang
menempatkan perempuan pada posisi rendah. Kondisi seperti ini sangat bertentangan dengan ajaran agama
islam yang sangat menghormati perempuan. Kondisi ini hanya akan menimbulkn kekerasan pada
perempuan.

4. Dampak fisik
Dalam hal ini terjadi dampak fisik pada ibu dan janin yaitu kematian ibu, perdarahan, lemahnya serviks,
kelahiran bayi kurang bulan, berat badan bayi lahir rendah.

5. Dampak pendidikan
Pendewasaan usia kawin ada kaitannya dengan usaha memperoleh tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan
persiapan yang sempurna dan mengarungi bahtera hidup.

Melihat maraknya kasus pernikahan dini di Indonesia disertai dengan dampak yang akan didapat
akibat pernikahan dini, maka penting bagi kita untuk menyadarkan masyarakat bahwa pernikahan dini perlu
untuk diantisipasi atau diatasi. Untuk itu, berikut adalah cara-cara yang bisa diterapkan untuk membantu
mengurangi adanya risiko pernikahan dini:

A.Memberdayakan anak dengan informasi, ketrampilan, dan jaringan pendukung lainnya.


Program ini berfokus pada diri anak dengan cara pelatihan, membangun ketrampilan, berbagi informasi,
menciptakan lingkungan yang aman, dan mengembangkan jejaring dukungan yang baik. Program ini
bertujuan agar anak memiliki pengetahuan yang baik mengenai diri mereka dan agar mereka mampu
mengatasi kesulitan sosial dan ekonomi baik secara jangka panjang maupun jangka pendek.
B. Mendidik dan menggerakkan orangtua dan anggota komunitas
Keterlibatan orangtua dan komunitas adalah strategi kedua yang paling banyak digunakan dalam penelitian.
Tujuan utama dari strategi ini ialah untuk menciptakan suatu lingkungan yang baik, disebabkan karena
ditangan keluarga dan anggota masyarakat yang tua-lah keputusan pernikahan anak dilakukan atau tidak.

C. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan formal bagi anak


Penelitian banyak yang menemukan bahwa pendidikan bagi anak perempuan sangat berkorelasi dengan
penundaan usia menikah. Di sekolah, anak dapat mengembangkan ketrampilan sosial sehingga
memungkinkan adanya perubahan norma mengenai pernikahan dini.

Demikian yang dapat saya sampaikan . Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat untuk
kita semuanya. Saya akhiri kurang lebihnya mohon maaf. Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai