Anda di halaman 1dari 21

MODUL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKS UNTUK REMAJA MATA KULIAH PSIKOLOGI PERKEMBANGAN I KELAS C

Disusun Oleh : Nimatush Sholiha Rissya Rahma A Novia Mindasari Bea Sinareki Hanifah Sabila Gitta Dwiputri 111011015 111111004 111111081 111111082 111111110 111111181

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

MODUL PSIKOLOGI PERKEMBANGAN PENDIDIKAN SEKS UNTUK REMAJA

I.

Latar Belakang Remaja merupakan salah satu fase pada perkembangan seorang manusia,

dimana pada fase ini terjadi perubahan yang signifikan, baik secara psikis dan kognitif, serta biologis yang akan berpengaruh pada perilaku yang muncul. Secara biologis, perubahan hormon yang terjadi memicu pergolakan emosi yang tidak stabil yang secara tidak langsung berpengaruh pada psikis remaja yang bersangkutan. Secara kognitif, remaja telah memasuki tahap operasional formal (teori perkembangan kognitif Jean Piaget) yang telah mampu berfikir secara abstrak, idealis, dan logis. Hal inilah yang menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi pada remaja dan menyebabkan remaja mencoba segala hal yang baru baginya. Peran lingkungan, seperti orang tua, teman sebaya, guru, dan anggota keluarga yang lainnya penting untuk menunjang perkembangan remaja. Pada remaja terlihat jelas perubahan bentuk fisiknya yang diakibatkan oleh pematangan sistem reproduksi. Perubahan fisik dapat mempengaruhi penerimaan diri remaja terhadap dirinya sendiri karena tidak semua perubahan bentuk fisik sesuai dengan apa yang diinginkan. Perubahan fisik yang terjadi dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan diri pada remaja yang pada akhirnya berpengaruh pada interaksi sosialnya. Setiap remaja memiliki waktu yang berbeda dalam proses pematangannya. Proses pematangan ini berpengaruh terhadap perilakunya di tengah lingkungan masyarakat. Beberapa remaja yang mengalami proses pematangan dini, memiliki tingkat percaya diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan remaja seusianya yang belum mengalami pematangan secara fisik. Hal ini dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti salah satunya adalah earlier dating/ pengalaman seksual. Saat ini, dengan teknologi yang berkembang pesat, banyak makanan mengandung gizi tinggi yang memicu proses pematangan menjadi lebih awal pada remaja. Maka dari itu, penting untuk memberikan pengetahuan seksual dan penanaman nilai-nilai moral kepada remaja di awal perkembangannya melalui

orang tua ataupun penyuluhan yang diberikan oleh pihak sekolah yang bekerja sama dengan Kementrian Kesehatan. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi perilaku seks yang menyimpang pada remaja dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Modul ini kami susun untuk digunakan sebagai media atau saran dalam memberikan penyuluhan kepada remaja terkait dengan perkembangan fisik yang tengah mereka alami serta pengetahuan seputar pendidikan seks dan problemproblem nya untuk bekal mereka agar tidak terjerumus pada perilaku seks yang menyimpang nantinya.

II. Materi Penyuluhan 1. Pertumbuhan dan perkembangan pada remaja 2. Penyimpangan perilaku seksual dan kekerasan seksual 3. Dampak negatif dari hubungan seksual di luar nikah

III. Sasaran Penyuluhan Penyuluhan ini ditujukan pada remaja tingkat SMP dan SMA. Hal ini dikarenakan anak-anak SMP dirasa cukup mampu untuk memahami materi yang akan disampaikan dan pada tingkat SMP merupakan fase remaja awal yang dapat menjadi bekal untuk ke depannya, begitu juga dengan anak SMA dimana pada fase remaja emosi menjadi tidak stabil dikarenakan adanya perubaha hormon pada fungsi reproduksinya yang berdampak pada perilaku yang dimunculkan.

IV. Tujuan 1. Remaja mengetahui dan memahami proses perkembangan seksual/ sistem reproduksi yang terjadi pada masa pubertas. 2. Remaja mengetahui dan memahami bahaya yang terjadi jika melakukan perilaku menyimpang seksual. 3. Remaja mampu menghindari bahaya yang terjadi jika melakukan perilaku menyimpang seksual.

4. Remaja ikut mensosialisikan kepada teman sebayanya mengenai proses perkembangan seksual dan bahaya jika melakukan perilaku menyimpang seksual.

V. Strategi Penyuluhan Strategi penyuluhan yang diberikan adalah ceramah dan diskusi. Alokasi waktu ceramah 60 menit dan 45 menit diskusi tanya-jawab dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Pemateri memberikan materi mengenai Pendidikan Seks Untuk Remaja, yang terbagi menjadi tiga sub materi, yaitu pertumbuhan dan perkembangan pada remaja, penyimpangan perilaku seksual dan kekerasan seksual, dan dampak negatif dari hubungan seksual di luar nikah. b. Setelah pemateri selesai menyampaikan materi, peserta penyuluhan

dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan materi. c. Sesi tanya-jawab dibuka per-3 pertanyaan. Setelah 3 pertanyaan diajukan, pemateri langsung menjawab pertanyaan tersebut. Proses selanjutnya sama hingga alokasi waktu yang disediakan habis. d. Pada sesi tanya-jawab, peserta penyuluhan boleh memberikan interupsi yang bertujuan untuk menambah informasi bagi peserta yang lainnya. e. Setelah selesai sesi tanya-jawab, pemateri memberikan kesimpulan materi yang disampaikan dan menghimbau agar para remaja memahami dan

mengaplikasikan informasi yang telah didapatkan dengan sebaik-baiknya. Remaja peserta penyuluhan juga diminta untuk menyampaikan informasi yang telah didapat kepada teman sebayanya yang tidak mengikuti penyuluhan.

VI. Kriteria Keberhasilan Ukuran keberhasilan penyuluhan ini adalah apabila peserta penyuluhan terlihat antusias dan memberikan feedback yang baik pada saat sesi tanya-jawab.

Materi 1 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Remaja Masa remaja merupakan prime time di mana waktunya sangat singkat, vitalis, dan energinya tinggi. Selain itu masa ini merupakan masa peralihan seorang manusia dari masa anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia baik organ reproduksi primer maupun sekunder yang disebut dengan masa pubertas. Pubertas sendiri berasal dari kata pubercere yang berarti menjadi matang yang ditandai dengan tumbuh nya rambut kemaluan (pubes) yang merupakan alat kelamin sekunder pada manusia. Pubertas adalah perubahan cepat pada kematangan fisik yang meliputi perubahan tubuh dan hormonal yang terutama terjadi selama masa remaja awal (Santrock, 2003). Pubertas adalah tanda yang paling penting dari dimulainya masa remaja. Awal masa pubertas antara laki-laki dan perempuan tidak sama. Perempuan mengalami nya lebih cepat pada usia 11-12 tahun dibandingkan lakilaki yang baru mengalami masa awal pubertas nya pada usia 13-14 tahun. Batasan usia ini tidak mutlak karena adanya individual differences terkait dengan kondisi tubuh yang berbeda antara satu individu dengan individu yang lain. Ada individu yang mengalami masa pubertas nya lebih dini ada pula yang terlambat dari seharusnya. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya gizi, lingkungan sosial dan keluarga, teknologi, dan lain sebagainya. Pada masa pubertas banyak terjadi perubahan pada diri remaja baik dari sisi fisik maupun psikis. Perubahan yang terjadi terkadang membuat remaja bingung ataupun bimbang dengan kondisi dirinya sendiri. Secara psikis pada masa remaja akan timbul banyak konflik karena mereka terjadi pergolakan emosi di dalam diri yang menyebabkan remaja mudah tersinggung, mulai berfikir secara irrasional, lebih banyak menghabiskan waktu dengan kelompok sebaya dan memiliki kebutuhan lebih untuk diterima dalam kelompok, dan lain sebagainya. Hal ini sangat dilematik tidak hanya bagi remaja tetapi juga lingkungannya karena lingkungan tidak mampu memberikan predikat yang tepat bagi remaja. Saat remaja melakukan sesuatu yang dianggap kekanak-kanakan maka lingkungan

akan menganggap nya dewasa dan kurang pantas melakukan hal tersebut, namun apabila remaja melakukan sesuatu yang biasanya dilakukan oleh orang dewasa maka lingkungan akan menganggap mereka masih anak-anak dan belum waktunya untuk melakukan hal tersebut.

1.1 Perubahan Fisik pada remaja Secara fisik perbedaan perubahan fisik pada remaja laki-laki dan perempuan terletak pada pertumbuhan organ reproduksinya, di mana akan dipoduksi hormon yang berbeda. Selain itu akan berkembang bentuk tubuh yang berbeda dan penampilan yang berbeda karena berkembangnya organ reproduksi sekunder.

Perubahan fisik pada remaja laki-laki: a. b. Pertambahan tinggi badan dan berat badan. Tumbuh bulu/rambut halus di sekitar kelamin, kaki, tangan, ketiak, dada dan wajah. c. d. e. f. g. h. Kulit dan rambut mulai berminyak yang kadang menyebabkan jerawat. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang. Tumbuh jakun. Suara menjadi lebih berat. Penis dan buah zakar membesar. Mimpi basah.

Gambar 1. Perubahan fisik pada remaja laki-laki pada saat pubertas Sumber: http://darikamiuntukrita.blogspot.com/p/pertumbuhan-dan-perkembangan.html

Perubahan fisik pada remaja perempuan: a. b. c. d. e. f. g. h. i. Pertambahan tinggi badan dan berat badan. Tumbuh bulu/rambut halus di sekitar vagina dan ketiak. Payudara membesar. Pinggul melebar. Kulit dan rambut mulai berminyak. Pantat bertambah besar. Indung telur mulai membesar. Vagina mulai mengeluarkan cairan. Menstruasi.

Gambar 2. Perubahan fisik pada remaja perempuan pada saat pubertas Sumber: http://darikamiuntukrita.blogspot.com/p/pertumbuhan-dan-perkembangan.html

Rangkaian pubertas dapat mulai lebih dini di usia 10 tahun atau selambatnya di usia 13,5 tahun bagi putra, dan dapat cepat berakhir di usia 13 tahun atau selambatnya di usia 17 tahun pada kebanyakan remaja putra. Rentang usia normalnya amat panjang sehingga pada dua putra yang berusia sama, mungkin yang satu sudah mengakhiri masa pubertasnya, sebelum yang lain mulai memasuki masa pubertasnya. Bagi remaja putri, rentang usia menstruasi pertama (menarche) bahkan lebih panjang lagi. Menarche masih berada dalam rentang usia normal bila terjadi antara usia 9-15 tahun. 1.2 Perkembangan Psikologis pada Remaja 1.2.1 Citra Tubuh Pada masa pubertas, remaja sangat memperhatikan tubuhnya.

Pertumbuhan fisik yang sesuai dengan proporsi atau seperti ukuran suatu budaya, misalnya Amerika, dimana remaja yang memiliki tubuh langsing, tinggi semampai merupakan indikator seseorang dikatakan cantik. Jika tidak, maka akan ada rasa minder karena tidak sesuai. Remaja perempuan cenderung kurang puas terhadap perubahan fisik yang terjadi dan memiliki citra tubuh yang negatif, dibandingkan remaja laki-laki.

Remaja putri seringkali merasa tidak puas dikarenakan jaringan lemaknya bertambah, sedangkan remaja putra menjadi lebih puas karena yang berkembang adalah jaringan ototnya (Gross, 1984 dalam Santrock, 2003).
Dion dan kawan-kawan menerangkan mengapa kepuasan terhadap perubahan fisik yang terjadi ketika tubuh anak beralih menjadi dewasa adalah sangat penting. Menurut mereka, Penampilan fisik seseorang beserta identitas seksualnya merupakan ciri pribadi yang paling jelas dan paling mudah dikenali oleh orang lain dalam interaksi sosial. (Hurlock, 2002).

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja, baik perempuan maupun laki-laki, dapat mempengaruhi aspek psikologis dari remaja. Hal itu tergantung pada apakah perubahan yang terjadi sesuai atau tidak sesuai dengan keinginan dari remaja itu sendiri.

1.2.2

Menarche dan Daur Menstruasi Menarche atau menstruasi merupakan masalah yang serius bagi remaja

perempuan. Pada saat menstruasi terjadi perubahan hormon yang dapat berpengaruh terhadap emosi, seperti perubahan suasana hati, sedih, gelisah, dan kecenderungan menangis tanpa sebab yang jelas. Remaja yang tidak siap dan yang mengalami menarche terlalu dini cenderung menunjukkan lebih banyak reaksi negatif.

1.2.3

Kematangan Cepat dan Lambat Usia kematangan juga berpengaruh terhadap aspek psikologis dari seorang

remaja. Remaja yang mengalami usia kematangan lebih cepat cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang lebih tinggi dibandingkan remaja yang usia kematangannya terlambat. Begitu juga dengan remaja yang usia kematangannya lambat. Remaja tersebut cenderung merasa minder karena perkembangannya tidak sama dengan yang lainnya. Ada kekhawatiran apakah dirinya normal atau tidak. Rasa minder juga dapat dirasakan oleh remaja dengan usia kematangan yang lebih cepat, terutama remaja perempuan. Hal itu dikarenakan perubahan bentuk dan kondisi fisik yang dirasa kurang sesuai dengan keinginan remaja tersebut, seperti jerawat.

Usia

kematangan

yang

cepat

pada

remaja

laki-laki

cenderung

menunjukkan reaksi yang positif, sedangkan usia kematangan cepat pada remaja perempuan adalah kebalikannya. Remaja putri yang matang dini lebih rentan menghadapi berbagai masalah.
Anak-anak perempuan yang lebih cepat dewasa lebih cenderung untuk merokok, minum, depresi dan memiliki gangguan makan, menuntut kemerdekaan dari orang tua lebih cepat, dan memiliki teman-teman yang lebih tua; dan tubuh mereka cenderung mengundang laki-laki yang kemudian berujung pada kencan lebih awal dan pengalaman seksual yang lebih cepat. (Gargiulo, dkk., 1987; Magnusson, Stattin & Allen, 1985, dalam Santrock, 2003). Tampaknya implikasi dari ketidakdewasaan sosial dan kognitif mereka dikombinasikan dengan perkembangan fisik yang lebih cepat, menyebabkan anakanak perempuan yang lebih cepat dewasa dengan mudah terlibat dalam tingkah laku bermasalah, tidak memahami efek jangka panjang yang mungkin terjadi dalam perkembangan mereka selanjutnya (Petersen, 1993 dalam Santrock, 2003).

Hal itulah yang menyebabkan mengapa remaja sering bermasalah dan memiliki emosi yang tidak stabil. Adanya perubahan fisik dan hormonal juga menyebabkan perubahan pada aspek psikologis remaja.

Materi 2 Penyimpangan Perilaku Seksual dan Kekerasan Seksual 2.1. Kekerasan Seksual Kekerasan seksual merupakan perilaku yang berorientasi seks yang dipaksakan kepada orang lain dan dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman serta merugikan orang lain. Munculnya kekerasan seksual ini karena adanya dorongan seksual yang kuat dari dalam diri seseorang yang menuntut pelepasan atau pelampiasan seksual. Bentuk dari kekerasan seksual ini sendiri dapat dikategorikan ke dalam kekerasan seksual ringan dan berat antara lain tatapan mata yang penuh dengan nafsu sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman, lelucon-lelucon berbau seks/cabul yang diucapkan secara langsung di depan orang yang dimaksud dan sengaja, mencolek dan meraba tubuh korban dengan tujuan seksual, menyingkap sampai merobek baju korban, pemerkosaan yang menimbulkan cedera atau kematian pada korban, dan lain sebagainya. Selain dikarenakan adanya dorongan seksual yang kuat dalam diri perilaku, kondisi dari lingkungan dan korban (dari segi emosi maupun fisik) pun bisa menjadi kesempatan untuk timbulnya kekerasan atau pelecehan seksual. Misalnya saja kondisi lingkungan sosial masyarakat dengan tingkat pengangguran yang tinggi mengakibatkan tingkat kemiskinan pun semakin tinggi, sehingga memicu tindakan kriminalitas yang di dalamnya termasuk pelecehan seksual juga relatif tinggi. Kemudian kondisi korban yang ditinggal oleh orang tuanya bekerja dan dititipkan kepada pengasuh atau pun kondisi korban yang secara fisik cacat dan mengalami permasalahan perilaku atau emosi. Memang kekerasan atau pelecehan seksual tidak hanya terjadi kepada perempuan tetapi juga terjadi kepada laki-laki. Namun, pada sebagian besar kasus pelecehan seksual ini korbannya adalah perempuan. Terjadinya pelecehan seksual ini berakibat trauma baik secara fisik maupun psikis kepada korban.

2.1.a. Trauma fisik pada korban: a. Pembunuhan yang menyebabkan sampai kematian.

b. Luka fisik baik ringan maupun berat seperti memar luar/dalam, patah tulang, cacat fisik, dan lain sebagainya. c. Kehamilan yang tidak diinginkan yang dapat berujung kepada aborsi. d. IMS, HIV/AIDS, komplikasi kehamilan.

2.1.b. Trauma non fisik/psikis : a. Depresi, ketakutan berlebihan, cemas, rendah diri, sulit tidur, gangguan makan, kecanduan alkohol/obat-obatan, mengisolasi diri hingga bunuh diri. b. Traumatis psikologis jika sang korban adalah anak-anak yang dapat berefek kemungkinan saat ia dewasa membuat ia juga melakukan kekerasan seksual. c. Traumatis psikologis anak yang memungkinkan terbawa sampai dewasa yang dapat membuat ia takut kepada lawan jenis.

Kekerasan seksual yang terjadi pun dapat berdampak pada kondisi kejiwaan sang korban terutama jika sang korban ini adalah anak-anak. Dampak kondisi kejiwaan yang mungkin terjadi adalah a. Gangguan perkembangan kognitif pada anak yang mungkin menjadi terhambat seperti kemampuan berbahasa, membaca, dan sistem motorik. b. Gangguan mental emosional anak seperti mood yang berubah-ubah, kesulitan belajar, kesulita bersosialisasi atau berinteraksi dengan lingkungan terutama sebayanya, kehilangan rasa percaya diri nya, dll. c. Terjadinya pseudomaturitas emosi yaitu anak menjadi agresif dan bermusuhan dengan orang lain serta cenderung menarik diri dari lingkungannya, hiperakif, sulit tidur, dll.

2.2. Penyimpangan Perilaku Seksual Manusia sejak awal keberadaannya di dunia sebenarnya telah mengalami perkembangan psikoseksual yang menurut salah satu tokoh psikologi bernama Sigmund Freud terdiri dari fase oral, fase anal, fase phallic, fase laten, dan fase genital. Bila pada salah satu fase tidak terpenuhi atau terpuaskan secara maksimal maka ke depannya akan terjadi fiksasi. Misalnya saja anak tidak terpuaskan pada fase oralnya dimana pusat kenikmatan pada fase ini berada di daerah oral/mulut. Maka saat dewasa akan muncul fiksasi dari fase itu yaitu tuntutan untuk pemuasan oral misalnya dengan merokok, hobi makan permen karet, dll. Gangguan gangguan yang terjadi selama fase psikoseksual dapat memungkinkan terjadi nya penyimpangan perilaku seksual di masa mendatang.

2.2.1. Bentuk Penyimpangan Perilaku Seksual Manusia secara normal memiliki arah dan tujuan seks kepada lawan jenis nya (heteroseks). Penyimpangan seksual terjadi saat manusia berbalik haluan dari arah dan tujuan seks nya dan melampiaskannya pada objek untuk mendapatkan kepuasan seks nya. Bentuk-bentuk penyimpangan perilaku seksual antara lain: a. Pedofilia Merupakan aktivitas seksual dari remaja/orang dewasa untuk mendapat kan kepuasan seksual yang diinginkan dengan

melampiaskannya kepada anak-anak atau anak di bawah umur (pra puber) sebagai obyeknya. Penyebab dari pedofilia sendiri belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa penelitian yang menunjukkan kemungkinan pedofilia ini berkolerasi dengan kelainan neurologis berbeda seiring bersamaan dengan adanya gangguan kepribadian. b. Transvestisme Merupakan penyimpangan seksual di mana seseorang merasa mendapatkan kepuasan seksual saat memakai pakaian dari lawan jenisnya yang nanti nya dapat secara perlahan merubah perilaku nya merupai lawan jenis nya. Trasnsvestisme ini dapat terjadi

dimungkinkan karena pola asuh orang tua yang menginginkan anak perempuan tetapi pada realita nya mendapat anak laki-laki lalu mengasuh anak nya seolah-olah ia perempuan dan sebaliknya. Hal ini juga dapat terjadi sejak dini pada anak karena pengaruh tayangan di televisi. c. Exhibisionisme Penyimpangan perilaku seksual ini terjadi saat seseorang

mendapatkan kepuasan seskual nya dengan cara memperlihatkan alat genital nya secara langsung di depan orang lain. Bila sang korban berteriak histeris dan merasa jijik maka sang pelaku akan semakin terangsang dan biasanya melanjutkannya dengan masturbasi. d. Veyeurisme/skopofilia Seseorang yang mendapatkan kepuasan seksual dengan melihat orang lain telanjang atau melihat orang lain yang sedang berhubungan seksual. e. Sadisme Merupakan penyimpangan perilaku seksual dimana seseorang mendapatkan kepuasan seksual dengan cara menyakiti pasangannya baik secara fisik maupun psikologis. f. Masokhisme Merupakan kebalikan dari sadisme yaitu sesoeorang yang

mendapatkan kepuasan seksual bila ia disiksa atau diperlakukan secara kasar oleh pasangannya. g. Fotishisme Seseorang dengan perilaku penyimpangan seksual ini akan

mendapatkan kepuasan seksual jika ia mengambil benda milik pasangannya atau lawan jenisnya seperti kaos kaki, pakaian dalam, rambut, dan lain sebagainya. h. Transeksualisme Seorang transeksualisme tidak dapat menerima alat kelamin yang ada pada dirinya. Hal ini menimbulkan konflik batin pada dirinya karena

jenis kelamin secara fisik dan psikolois ang dimiliki transeksualitas berbeda. Terkadang mereka datang ke dokter untuk meminta merubah alat kelamin yang ada pada fisiknya dengan jalan operasi. i. Homoseksual/lesbian Merupakan disorientasi seksual dengan mencari pasangan sesama jenisnya. Penyimpangan perilaku seksual ini relative rawan dengan HIV/AIDS.

Materi 3 Dampak Negatif Hubungan Seks di Luar Nikah Hubungan seks pra nikah atau di luar nikah memiliki dampak negatif bagi kedua belah pihak yang melakukannya. Tidak hanya dari segi fisik namun juga dari sisi psikologis, norma, dan agama. Beberapa dampak negatif yang bisa saja terjadi antara lain kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, dan infeksi menular seksual (IMS) serta HIV/AIDS.

3.1. Kehamilan yang Tidak Diinginkan (KTD) Kehamilan yang tidak diinginkan merupakan suatu kondisi di mana salah satu atau kedua orang tua calon bayi tidak mengahendaki adanya proses kelahiran dari kehamilan yang terjadi. KTD ini terjadi dikarenakan beberapa sebab seperti rendahnya pengetahuan tentang perilaku seksual yang dapat menyebabkan kehamilan, terjadinya pemerkosaan yang menyebabkan kehamilan, tidak menggunakan alat kontrasespsi saat melakukan hubungan seksual, kegagalan penggunaan alat kontrasepsi karena minimnya pengetahuan mengenai alat kontrasepsi, dan lain sebagainya. Selain itu KTD juga dapat menimbulkan dampak negatif terlebih bagi pihak perempuan yang mengalai kehamilan. Dampak itu antara lain: a. Dampak Fisik Dampak fisik yang terjadi di sini adala kemungkinan ada nya pendarahan, komplikasi, dan kehamilan yang bermasalah. b. Dampak Psikologis Dampak psikologis akan lebih banyak terjadi pada pihak perempuan karena secara langsung ia yang mengalami kehamilan. Diantara nya adalah malu, stress, menarik diri dari lingkungan, enggan bersosialisasi, dan lain sebagainya. c. Dampak Sosial Dampak yang dirasakan juga akan muncul dari sosial masyarakat di sekitar nya seperti drop-out dari sekolah, dikucilkan, dicemooh, dijadikan bahan pembicaraan, dan lain sebagainya.

3.2. Aborsi Akhir dari KTD biasanya adalah terjadi nya aborsi. Aborsi sendiri ada dua yaitu aborsi spontan dan aborsi buatan. Aborsi sponta (Abortus spontane) adalah keguguran yang terjadi secara alamiah atau tidak disengaja. Sementara aborsi buatan (Abortus provokatus) merupakan proses terjadinya keguguran yang dilakukan dengan sengaja. Aborsi buatan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu sesuai dengan ketentuan medis yang aman dan yang secara medis tidak aman (self treatment/unsafe abortion). Aborsi yang disengaja merupakan illegal dan melanggar hukum kecuali bila memang dianjurkan dokter demi kesehatan dan keselamatan ibu yang mengandung. Kebanyakan remaja yang hamil di luar nikah memilih untuk aborsi karena takut tidak dapat melanjutkan sekolahnya, takut dimarahin orang tua, pihak laki-laki tidak mau bertanggung jawab, dan sebagainya tanpa tahu bahaya dan resiko dari aborsi sendiri. Padahal tanpa mereka sadari aborsi ini berbahaya dan berdampak pada keselamatan dan kesehatan dirinya. Dampak yang terjadi sebagai berikut: a. Dampak Fisik Apabila aborsi dilakukan oleh pihak yang tidak professional maka akan dimungkinkan terjadinya pendarahan dan infeksi. Pendarahan yang terus menerus dan infeksi ini dapat menyebabkan kematian pada sang ibu. Selain itu aborsi juga dapat merusak rahim ibu. b. Dampak Psikologis Setelah melakukan aborsi perasaan bersalah akan terus menghantui pasangan khususnya pihak perempuan. Selain itu mereka juga dibayangi oleh hukuman dari Tuhan terkait agama yang mereka anut.

3.3. IMS dan HIV/AIDS Infeksi menular seksual (IMS) merupakan infeksi menular yang menyerang organ kelamin seseorang yang sebagian besar ditularkan melalui hubungan seksual. IMS akan beresiko lebih fatal apabila melakukan hubungan

seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina atau secara oral maupun anal. IMS ini dapat dihindari dengan beberapa cara yaitu : a. Bagi pasangan yang belum menikah tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah. b. Bagi pasangan yang sudah menikah saling setia. c. Tidak melakukan hubungan seks yang beresiko d. Selalu menjaga kebersihan alat kelamin. IMS ada berbagai jenis, diantara nya : a. Gonore (GO) Merupakan disebabkan oleh infeksi bakteri yang Neisseria

Gonorrhea dengan masa inkubasi 2-10 hari setelah ia masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seksual. Tanda-tanda GO ini adalah rasa nyeri, berwarna merah, bengkak dan bernanah. Pada lakilaki akan muncul rasa sakit pada saat kencing, keluarnya nanah kental kuning kehijauan, ujung penis tampak merah dan bengkak. Pada perempuan terkadang tidak terlihat gejalanya namun beberapa menunjukkan gejala seperti rasa sakit saat kencing dan terdapat keputihan kental berwarna kekuningan.

b. Sifilis (Raja Singa) Sifilis disebabkan oleh bakteri Bakteri Treponema Pallidum dengan masa inkubasi 2-6 minggu bahkan sampai 3 bulan setelah bakteri masuk ke dalam tubuh melalui hubungan seksual. Pada awalnya akan muncul benjolan di sekitar alat kelamin yang disertai rasa pusing dan nyeri tulang seperti saat flu yang akan hilang tanpa diobati. Gejala ini dapat hilang tanpa disadari oleh penderita. Selama 2-3 tahun penyakit ini tidak akan berefek apa-apa tetapi 5-10 tahun kemudian

akan menyerang syaraf otak, pembuluh darah, dan jantung. Pada ibu hamil sifilis dapat menular kepada bayinya di dalam kandungan dan saat bayi lahir akan beresiko mengalami kerusakan kulit, hati, limpa, dan keterbelakangan mental.

c. Herpes Genital Disebabkan oleh virus Herpes Simplex dengan masa inkubasi 4-7 hari sejak virus masuk ke dalam tubuh dengan dimulai rasa terbakar atau kesemutan pada area virus masuk. Tanda-tanda yang muncul adalah bintil-bintil berkelompok seperti anggur yang sangat nyeri pada kemaluan

kemudian pecah dan meninggalkan luka yang kering berkerak lalu hilang sendiri. Gejala kambuh lagi seperti di atas namun tidak senyeri pada tahap awal, biasanya hilang dan timbul, kambuh apabila ada faktor pencetus (misalnya stres) dan menetap seumur hidup. Pada perempuan penyakit ini rawan untuk terjangkit kanker mulut rahim (kanker serviks) beberapa tahun kemudian.

d. Klamidia Disebabkan oleh Chlamydia

trachomatis yang pada masa inkubasi nya sekitar 7-21 hari tanpa ada gejala yang muncul. Lalu kemudian akan muncul

peradangan pada alat reproduksi baik lakilaki maupun perempuan. tidak Tanda-tanda dirasakan

klamidia

hampir

bisa

sehingga penderita tidak sadar sedang membawa IMS dan menularkan pada pasangannya. Pada wanita akibat dari terinfeksi klamidia adalah cacatnya saluran telur dan kemandulan, radang saluran kencing, robeknya saluran ketuban sehingga terjadi kelahiran bayi sebelum waktunya (premature).

e. Trikomoniasis Vaginalis Disebabkan oleh sejenis Protozoa Trikomonas

Vaginalis dengan masa inkubasi 3-28 hari setelah kuman masuk ke tubuh. Gejala yang muncul adalah cairan vagina keputihan encer, berwarna kuning kehijauan berbusa dan berbau busuk lalu bibir kemaluan agak bengkak, kemerahan, gatal, berbusa dan terasa tidak nyaman.

f. HIV/AIDS Merupakan Acquired Immune Deficiency Syndrime yaitu penyakit yang dikarenakan menurunnya sistem kekebalan tubuh karena terinfeksi virus HIV. HIV sendiri adalah Humman Immuno Virus. HIV terdapat pada seluruh cairan di tubuh manusia tetapi yang dapat menularkannya hanya sperma, cairan vagina, dan darah. HIV dapat tertular karena berganti ganti pasangan seksual atau berhubungan seksual dengan seseorang yang positif HIV. Selain itu juga memakai jarum suntik bekas orang dengan positif HIV dan menerima transfusi darah dari seseorang yang terkena HIV. Seorang ibu hamil dengan positif HIV dapat menularkan virus yang ada di tubuh nya kepada sang bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, Elizabeth. B. 2002. Psikologi Perkembangan Edisi Kelima. Penerbit Erlangga: Jakarta. Santrock, John. W. 2003. Adolescence 6th ed. Penerbit Erlangga: Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2000. Materi Pelatihan Bimbingan dan Penyuluhan KRR bagi Petugas Kesehatan. Depkes: Jakarta. BKKBN. 2001. Membantu Remaja memahami Dirinya. BKKBN: Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2000. Pedoman Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Terhadap Perempuan di Tingkat Pelayanan Dasar. Depkes: Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 1993. Kumpulan Materi Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR). Depkes: Jakarta. Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Penatalaksanaan Pelayanan Terpadu korban Kekerasan Terhadap Perempuan (Ktp) dan Kekerasan Terhadap Anak (KtA) di Rumah Sakit. Draft. Depkes: Jakarta. Sumber Gambar IMS : Power Point Mata Kuliah Psikologi Perkembangan I Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya. (Gonore). http://bioarga.webs.com/klamidia.jpg (klamidia) http://www.miamichiropracticclub.com/images/std2.jpg (Trikomoniasis Vaginalis)

Anda mungkin juga menyukai