Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan individu (remaja) berlangsung terus menerus dan tidak dapat


diulang kembali. Masa remaja merupakan masa yang rentan terhadap
perbuatan-perbuatan yang kurang baik diakibatkan sikap mereka yang suka
mencoba-coba pada hal yang baru. Pada perkembangan fisik remaja mulai nampak
terutama pada bagian organ-organ seksualnya secara fisik, pada masa remaja pula
mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk sehingga perilaku
atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormon tersebut. Namun yang menjadi
perhatian kita adalah pergaulan remaja pada zaman sekarang ini sudah sampai pada
taraf mengkhawatirkan. Media massa baik elektronik maupun cetak dengan leluasa
menampilkan hal-hal yang menjadi salah satu faktor penyebab kerusakan akhlak
generasi muda pada masa sekarang ini. Bukan masalah akhlak saja, akibat dari itu juga
menimbulkan rendahnya kualitas belajar siswa ketika mengalami gangguan pada masa-
masa remaja. Untuk itu bimbingan orang tua terhadap anak pada seusia remaja
sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tingkat perkembangannya. Agar orangtua dapat memberikan bimbingan kepada
putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembangan fisik remaja. Selain orangtua
terdapat beberapa faktor yang dapat membantu untuk memecahkan problematika
remaja.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :

Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan
bagaimana cara penanggulangannya?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun
pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk
menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah
puberty (Inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (Latin), yang berarti kedewasaan yang
dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan.
Ada pula yang menyebutkan istilah adolescent (Latin) yaitu masa muda. Istilah
pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubis hair atau mulai
tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan. Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli
psikologi juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja. Di sini dapat
diajukan batasan remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun
seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang
dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai
dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu
dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.

1. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis
dia mengalami perubahan yang sangat besar.
Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk
ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam
memproduksi dua jenis hormon gonadotrophins atau gonadotrophic hormones yang
berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu :
a. Follicle-Stimulating Hormone (FSH)
b. Luteinizing Hormone (LH)
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan
progesterone : dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone
yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang
pertumbuhan testosterone.
Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem
biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda
bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti
payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam
suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon
testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan
akan membawa mereka pada dunia remaja.

2. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget (seorang ahli


perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan tertinggi dalam tahap
pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periode ini, idealnya
para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan
masalah-masalah yang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja
berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan
banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.
Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka
mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima
informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta
mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.

3. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-tanya mengenai


berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasar bagi
pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978) menyatakan bahwa para remaja
mulai membuat penilaian tersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populer yang
berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya : politik, kemanusiaan, perang,
keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana,
dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulai
mempertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangkan lebih banyak
alternatif lainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan
keluar dan membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan
ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan
lain di luar dari yang selama ini diketahui dan dipercayainya.

4. Dimensi Psikologis

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati)
bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi C. dan
Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 4-5 menit
untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis
pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah,
atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah
dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya
jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar
bahwa orang lain ternyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang
dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan
oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai
dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan
mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba
mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat´ dari perbuatan
mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum
biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi
kesempatan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi
orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu
bertanggung-jawab. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti
yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang
bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan
berdampak negative pada remaja.
Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan
alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti-ganti pasangan dan
perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang
gantung(Kaplan dan Sadock (1997).
Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam ± macam dan berhubungan
dengan dinamika fobia balik (counter phobic dynamic), rasa takut dianggap tidak cakap,
perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan
teman sebaya.

B. Pergaulan Remaja Secara Islami

Adalah remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan remaja yang sopan dalam
berpakaian dan dengan kata-kata yang lembut dan tertutup. Memang remaja ini, kalau
menurut zaman sekarang adalah zaman kuno, akan tetapi menurut ajaran Islam adalah
wanita harus menutup auratnya dan dilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang
sexy itu. Karena aurat wanita itu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa sangat
kuper. Remaja seperti ini biasanya jarang suka bergabung dengan teman-temannya lain,
karena dia lebih suka mengurung diri dan dia sukanya sholat, mengaji, dll.
Ketika seseorang menjadi remaja, maka dia dibesarkan untuk menjalankan
kewajiban-kewajiban agama, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang dewasa. Dia
sudah bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segala yang dilakukan. Setiap
kesalahan yang dilakukan akan dicatat sebagai dosa dan setiap kebaikan dicatat sebagai
amal soleh yang akan mendapatkan pahala.
Apabila remaja bisa menjalankannya dengan baik, maka Allah akan senantiasa
menolongnya dan apabila remaja masih belum bisa menjalankannya, maka Allah tidak
mungkin menolongnya.
Kalau remaja sekarang ini menganggap agama itu nomor dua, remaja sekarang lebih
suka bergaul dengan teman-teman dan lupa dengan kewajibannya sendiri. Dan
bisa-bisa terjerumus dengan golongan setan dan setan itu selalu menggoda umat Islam
untuk meninggalkan kewajibannya sebagai umat muslim. Jika umatnya menyebut
nama Allah maka godaan itu tidak akan menjerumuskan kita.

C. Percintaan Remaja

Pengertiannya di zaman sekarang banyak anak remaja yang memulai kebiasaannya


dengan berpacaran. Karena di jaman sekarang termasuk jaman yang modern yang
kebanyakan anak remaja sedang suka-sukanya berpacaran karena kalau mereka tidak
melakukan hal-hal yang seperti itu mereka disebut anak kuper yang ketinggalan jaman.
Sebab masa sekarang sering terjadi anak yang lagi asyik berpacaran biasanya mereka
selalu senang dengan sendirinya tidak merugikan orang lain karena itu mereka selalu
berkata percintaan itu indah dan yang lain ngontrak, itu yang sering diucapkan pada
anak remaja yang sedang bercinta.
Terkadang anak remaja sekarang banyak yang kecewa karena bercinta merugikan
mereka. Banyak anak yang rela mati demi sang kekasihnya. Oleh karena itu agama
menyarankan bahwa anak-anak yang masih kecil beranjak dewasa janganlah terlalu
tergiur oleh hal semacam itu. Karena sangat merugikan, bukan merugikan diri sendiri
saja melainkan orang lain yang dekat dengan kita.

Dan agama menyarankan bahwa bukan tidak diperbolehkan bercinta/berpacaran, tapi


berdasarkan norma-norma yang berlaku. Contoh bercinta yang didasari norma-norma
agama Islam :

a. Tidak diperbolehkan berpegangan tangan.


b. Tidak diperbolehkan berdekatan/saling berdekatan.
c. Tidak diperbolehkan berciuman.
d. Tidak diperbolehkan berboncengan mesra Dan itu diperbolehkan bila orang itu
sudah sah menjadi suami isteri. Anak remaja sekarang banyak yang tergoda dan tergiur,
karena hawa nafsunya anak remaja sangat besar. Oleh karena itu banyak remaja yang
senang bercinta karena ingin mendapatkan hak yang tidak diperbolehkan kecuali kalau
mereka sudah menikah.

Contoh masalah remaja yang sering terjadi di zaman sekarang :


- Banyak anak yang masih usia sekolah hamil di luar nikah.
- Banyak anak yang mencoba melakukan bunuh diri karena putus cinta. Dan lain
sebagainya

Dan masih dalam masalah remaja. Banyak anak yang masih dalam tahap sekolah ia
berpacaran dengan sangat keterlaluan akhirnya ia hamil dan anaknya/janinnya
digugurkan/dibunuh karena sang pacar/orang yang menghamili tidak mau
bertanggung-jawab, dan masih ada pula masalah karena ia sudah bertekad dan
mempunyai keinginan untuk menikah atau melangsungkan hidupnya dengan
berkeluarga, maka mayoritas anak sekolah banyak yang memutuskan sekolahnya dan
keinginannya.

Oleh sebab itu masalah itu sangat diperhatikan oleh negara karena merugikan diri
sendiri dan orang lain. Dan masalah kemiskinan, pengangguran adalah ulah orang yang
tidak bertanggung-jawab karena ia memilih berkeluarga dibandingkan dengan
bersekolah.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari isi makalah ini, saya mengambil beberapa kesimpulan bahwa :

- Kenakalan remaja terjadi karena berbagai faktor baik dari kondisi remaja itu sendiri
maupun dari faktor lingkungan yang tidak sehat.

- Akibat yang ditimbulkan dari tindakan remaja yang tidak baik dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain di sekitarnya.

- Perilaku remaja yang sering kali mengakibatkan kehamilan di luar nikah, disebabkan
oleh kurangnya kesadaran remaja itu sendiri akan tindakannya, dan bahwa remaja
tersebut masih dalam kondisi labil, dalam arti belum mampu mengendalikan diri
dengan baik.

- Tindakan remaja yang sering kali menampakkan aurat, dapat memicu terjadinya
tindakan yang tidak baik (pemerkosaan).

- Hidup yang sehat adalah hidup yang teratur, dekat dengan orang tua, dan rajin
beribadah, sehingga iman seseorang akan baik jika diimbangi dengan tindakan baik
pula.

B. Saran
Dalam penanggulangan permasalahan remaja tidak hanya dituntut pribadi remaja itu
sendiri untuk berubah. Akan tetapi perlu bantuan dan dukungan baik dari orang tua,
guru dan lingkungan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Uyunut Thuhriyah, 2012, Makalah Kenakalan Remaja, Sekolah Tinggi Agama Islam
Ibrahimi Genteng, Banyuwangi.

Anda mungkin juga menyukai