PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan
bagaimana cara penanggulangannya?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satu
tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi, tubuh, minat, pola
perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).
Dalam berbagai buku psikologi terdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun
pada intinya mempunyai pengertian yang hampir sama. Penggunaan istilah untuk
menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah
puberty (Inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (Latin), yang berarti kedewasaan yang
dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuanan.
Ada pula yang menyebutkan istilah adolescent (Latin) yaitu masa muda. Istilah
pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubis hair atau mulai
tumbuhnya rambut di sekitar kemaluan. Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli
psikologi juga bermacam-macam pendapat tentang definisi remaja. Di sini dapat
diajukan batasan remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa
yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi untuk memasuki masa dewasa
Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial, yakni
masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.
Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun
seringkali perubahan itu hanya merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai
pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang
dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai
dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu
dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi-dimensi tersebut.
1. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan menstruasi
pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis
dia mengalami perubahan yang sangat besar.
Pubertas menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk
ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam
memproduksi dua jenis hormon gonadotrophins atau gonadotrophic hormones yang
berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu :
a. Follicle-Stimulating Hormone (FSH)
b. Luteinizing Hormone (LH)
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan
progesterone : dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone
yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang
pertumbuhan testosterone.
Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas merubah sistem
biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda
bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain itu terjadi juga perubahan fisik seperti
payudara mulai berkembang, dll. Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam
suara, otot, dan fisik lainnya yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon
testosterone. Bentuk fisik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan
akan membawa mereka pada dunia remaja.
2. Dimensi Kognitif
3. Dimensi Moral
4. Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati)
bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi C. dan
Reed Larson (1984) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya 4-5 menit
untuk berubah dari mood senang luar biasa ke sedih luar biasa, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis
pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah,
atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah
dengan cepat, hal tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.
Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya
jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar
bahwa orang lain ternyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang
dihadapi atau pun dipikirkannya. Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan
oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja mulai
dihadapkan dengan realita dan tantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan
mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba
mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat´ dari perbuatan
mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum
biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remaja yang diberi
kesempatan untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka, akan tumbuh menjadi
orang dewasa yang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu
bertanggung-jawab. Dari beberapa dimensi perubahan yang terjadi pada remaja seperti
yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang
bisa terjadi pada masa ini. Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan
berdampak negative pada remaja.
Perilaku yang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan
alcohol, tembakau dan zat lainnya; aktivitas social yang berganti-ganti pasangan dan
perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang
gantung(Kaplan dan Sadock (1997).
Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam ± macam dan berhubungan
dengan dinamika fobia balik (counter phobic dynamic), rasa takut dianggap tidak cakap,
perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekanan
teman sebaya.
Adalah remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan remaja yang sopan dalam
berpakaian dan dengan kata-kata yang lembut dan tertutup. Memang remaja ini, kalau
menurut zaman sekarang adalah zaman kuno, akan tetapi menurut ajaran Islam adalah
wanita harus menutup auratnya dan dilarang memperlihatkan anggota tubuhnya yang
sexy itu. Karena aurat wanita itu sangat mahal harganya dan remaja ini biasa sangat
kuper. Remaja seperti ini biasanya jarang suka bergabung dengan teman-temannya lain,
karena dia lebih suka mengurung diri dan dia sukanya sholat, mengaji, dll.
Ketika seseorang menjadi remaja, maka dia dibesarkan untuk menjalankan
kewajiban-kewajiban agama, sebagaimana yang diwajibkan kepada orang dewasa. Dia
sudah bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segala yang dilakukan. Setiap
kesalahan yang dilakukan akan dicatat sebagai dosa dan setiap kebaikan dicatat sebagai
amal soleh yang akan mendapatkan pahala.
Apabila remaja bisa menjalankannya dengan baik, maka Allah akan senantiasa
menolongnya dan apabila remaja masih belum bisa menjalankannya, maka Allah tidak
mungkin menolongnya.
Kalau remaja sekarang ini menganggap agama itu nomor dua, remaja sekarang lebih
suka bergaul dengan teman-teman dan lupa dengan kewajibannya sendiri. Dan
bisa-bisa terjerumus dengan golongan setan dan setan itu selalu menggoda umat Islam
untuk meninggalkan kewajibannya sebagai umat muslim. Jika umatnya menyebut
nama Allah maka godaan itu tidak akan menjerumuskan kita.
C. Percintaan Remaja
Dan masih dalam masalah remaja. Banyak anak yang masih dalam tahap sekolah ia
berpacaran dengan sangat keterlaluan akhirnya ia hamil dan anaknya/janinnya
digugurkan/dibunuh karena sang pacar/orang yang menghamili tidak mau
bertanggung-jawab, dan masih ada pula masalah karena ia sudah bertekad dan
mempunyai keinginan untuk menikah atau melangsungkan hidupnya dengan
berkeluarga, maka mayoritas anak sekolah banyak yang memutuskan sekolahnya dan
keinginannya.
Oleh sebab itu masalah itu sangat diperhatikan oleh negara karena merugikan diri
sendiri dan orang lain. Dan masalah kemiskinan, pengangguran adalah ulah orang yang
tidak bertanggung-jawab karena ia memilih berkeluarga dibandingkan dengan
bersekolah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
- Kenakalan remaja terjadi karena berbagai faktor baik dari kondisi remaja itu sendiri
maupun dari faktor lingkungan yang tidak sehat.
- Akibat yang ditimbulkan dari tindakan remaja yang tidak baik dapat merugikan diri
sendiri dan orang lain di sekitarnya.
- Perilaku remaja yang sering kali mengakibatkan kehamilan di luar nikah, disebabkan
oleh kurangnya kesadaran remaja itu sendiri akan tindakannya, dan bahwa remaja
tersebut masih dalam kondisi labil, dalam arti belum mampu mengendalikan diri
dengan baik.
- Tindakan remaja yang sering kali menampakkan aurat, dapat memicu terjadinya
tindakan yang tidak baik (pemerkosaan).
- Hidup yang sehat adalah hidup yang teratur, dekat dengan orang tua, dan rajin
beribadah, sehingga iman seseorang akan baik jika diimbangi dengan tindakan baik
pula.
B. Saran
Dalam penanggulangan permasalahan remaja tidak hanya dituntut pribadi remaja itu
sendiri untuk berubah. Akan tetapi perlu bantuan dan dukungan baik dari orang tua,
guru dan lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Uyunut Thuhriyah, 2012, Makalah Kenakalan Remaja, Sekolah Tinggi Agama Islam
Ibrahimi Genteng, Banyuwangi.