Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KONDISI KESEHATAN IBU DAN ANAK DI KOMUNITAS

OLEH:
TIKA SISKA INDAH SARI
(2114315401018)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG


PRODI D3 KEBIDANAN
2023-2024
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
a. Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia remaja < 20 tahun. Wanita
yang hamil pada usia 15-19 tahun mempunyai risiko yang lebih besar untuk mengalami
komplikasi kehamilan dan persalinan. Wanita usia < 20 tahun organ-organ reproduksinya
belum berfungsi secara sempurna, sehingga apabila terjadi kehamilan dan persalinan
akan lebih mudah mengalami komplikasi. Faktor utama yang menyebabkan kehamilan
pada remaja yaitu ketidak samaan gender, norma budaya, teman sebaya, dan alkohol.
Lebih umum diantaranya kemiskinan, kurang pendidikan dan banyaknya jumlah
penduduk. Adapun faktor lain yang menyebabkan kehamilan remaja diantaranya faktor
dari dalam individu: usia menikah, usia pertama melakukan hubungan seksual, status
pendidikan, pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, tingkah laku seksual berisiko,
penyalah gunaan zat kimia, dan penggunaan kontrasepsi.
b. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) proporsi kelahiran hidup dengan berat ≤ 2500 gram. Bayi
Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilakukan penimbang pada saat lahir (1 jam
pertama) sampai dengan 24 jam (dilakukan pemantauan) dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sembiring, 2019). Penyebab lainnya adalah
ketidak seimbangan hormonal pada ibu hamil. Selain dapat mengakibatkan keguguran
setelah hamil besar, ketidak seimbangan hormonal juga dapat menyebabkan kelahiran
prematur dan BBLR.
c. Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu ketidak
seimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2020). Faktor risiko
obesitas dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar faktor risiko obesitas yaitu jenis
kelamin, faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik, asupan makan,
sosial ekonomi (Putri, 2015).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu kehamilan remaja?
2. Apa itu bayi berat lahir rendah (BBLR)?
3. Apa itu obesitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa kehamilan remaja
2. Untuk mengetahui bayi berat lahir rendah
3. Untuk mengetahui obesitas
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kehamilan remaja
a. Pengertian
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada usia remaja < 20 tahun.
Wanita yang hamil pada usia 15-19 tahun mempunyai risiko yang lebih besar untuk
mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan. Wanita usia < 20 tahun organ-
organ reproduksinya belum berfungsi secara sempurna, sehingga apabila terjadi
kehamilan dan persalinan akan lebih mudah mengalami komplikasi.
b. Faktor- faktor yang menyebabkan kehamilan remaja Faktor-faktor yang diduga
menjadi sebab terjadinya kehamilan remaja adalah sebagai berikut:
1) Faktor agama dan iman,
2) Faktor Lingkungan ( orang tua, teman, tetangga, media )
3) Perubahan Zaman
4) Perubahan kadar hormon pada remaja meningkatkan libido atau dorongan
seksual yang membutuhkan penyaluran melalui aktivitas seksual,
5) Semakin cepatnya usia pubertas sedangkan pernikahan semakin tertunda akibat
tuntutan kehidupan,
6) Adanya trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja
7) Faktor dari diri individu
8) Usia menikah
9) Usia pertama melakukan hubungan seksual.
10) Pendidikan
11) Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka remaja makin mudah menerima
informasi tentang kehamilan usia dini, sehingga remaja akan lebih cepat paham
tentang bagaimana risiko yang akan terjadi bila remaja kehamilan usia diniserta
remaja lebih bisa menyesuaikanhal-hal bermanfaat bagi kesehatan reproduksinya.
12) Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
13) Adanya perubahan biologis dan psikologis yang akan memberikan perubahan
perilaku, sikap dan dorongan tertentu yang seringkali tidak diketahui
14) Institusi pendidikan langsung, yaitu orang tua dan guru di sekolah kurang siap
untuk memberikan informasi yang benar dan tepat waktu. Berbagai kendala
diantaranya adalah ketidaktahuan dan anggapan di sebagian masyarakat bahwa
pendidikan seks adalah tabu.
15) Depresi dan frustasi akibat menyempitnya lapangan kerja menyebabkan remaja
mengambil jalan pintas, terjerumus dalam kenakalan, tindak kriminal, narkotik, dan
penggunaan obat atau bahan berbahaya.
Faktor utama yang menyebabkan kehamilan pada remaja yaitu ketidaksamaan
gender, norma budaya, teman sebaya, dan alkohol. Lebih umum diantaranya
kemiskinan, kurang pendidikan dan banyaknya jumlah penduduk. Adapun faktor lain
yang menyebabkan kehamilan remaja diantaranya faktor dari dalam individu: usia
menikah, usia pertama melakukan hubungan seksual, status pendidikan,
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, tingkah laku seksual berisiko, penyalah
gunaan zat kimia, dan penggunaan kontrasepsi.

c. Pencegahan Kehamilan Remaja.


1) Meningkatkan Pendidikan Pendidikan seks di sekolah berperan penting dalam
menurunkan kehamilan usia remaja. Program pendidikan seks lebih besar
kemungkinannya berhasil apabila terdapat pendekatan terpadu antara sekolah dan
layanan kesehatan. Staf layanan kesehatan dapat dilibatkan dalam penyampaian
pendidikan seks, dan sekolah dapat mengatur kunjungan kelompok ke klinik sebagai
pengenalan dan untuk meningkatkan rasa percaya diri pada remaja yang mungkin
ingin mendapatkan layanan tersebut.
2) Mengurangi Kemiskinan Angka kehamilan usia remaja yang paling tinggi terdapat
di daerah -daerah yang keadaan sosial ekonominya kurang. Strategi untuk
menurunkan kemiskinan dan memperbaiki prospek sosioekonomi keluarga muda,
besar kemungkinannya akan menurunkan angka kehamilan remaja.
3) Mengincar Kelompok Risiko Tinggi Kelompok-kelompok tertentu kaum muda lebih
besar kemungkinannya hamil pada usia remaja, sehingga dapat dipilih untuk
menjadi sasaran. Kelompok-kelompok ini mungkin mencakup remaja yang diasuh
oleh negara, remaja yang tidak memiliki rumah, remaja yang tinggal di lingkungan
sosial ekonomi rendah, dan remaja yang mereka sendiri anak dari orang tua remaja.

d. cara menangani kehamilan remaja

1 Kunjungi klinik perawatan kehamilan. Klinik semacam ini memberikan pelayanan


yang berhubungan dengan kehamilan, seperti tes kehamilan, ultrasound, informasi
tentang kehamilan, pendidikan seks, dan dukungan pasca aborsi. Klinik biasanya
merahasiakan identitas pasien dan dapat membantu Anda menyusun rencana.
2 Konfirmasikan kehamilan begitu Anda merasakan tanda-tanda kehamilan. Tes
kehamilan yang dilakukan di rumah sangat akurat, tetapi akan lebih baik untuk
mengonfirmasi kehamilan dengan dokter. Buatlah janji temu dengan ginekolog
untuk melakukan tes di tempat praktik dokter. Dokter juga akan memberi tahu
berapa lama usia kehamilan Anda, dan pilihan apa yang tersedia.
3. Beri tahu orang tua Anda. Memberi tahu orang tua mungkin salah satu hal tersulit
yang harus dilakukan setelah mengetahui kalau Anda hamil. Prospek itu terlihat
sangat menakutkan karena Anda tidak tahu bagaimana reaksi mereka saat
mendengar berita itu. Jangan sampai ketakutan ini menghalangi Anda untuk
memberi tahu mereka. Semakin cepat mereka mengetahuinya, semakin baik. Cara
terbaik untuk melakukannya adalah mengatakan secara langsung dan jujur.
4 Bersiaplah menghadapi berbagai macam reaksi. Saat orang tua mendengar berita
itu, Anda akan menghadapi reaksi spontan mereka. Jika orang tua menunjukkan
reaksi negatif, ingatlah bahwa itu normal. Mereka mungkin marah atau bereaksi
secara emosional pada awalnya, tetapi seiring waktu, mereka akan menanganinya
dengan lebih baik.
5. Bangunlah sistem pendukung. Mintalah dukungan orang tua, anggota keluarga,
atau konselor siswa di sekolah. Mungkin akan sangat sulit berbagi informasi seperti
ini, tetapi penting untuk memberi tahu orang terdekat Anda secepatnya. Tidak
peduli keputusan apa yang Anda buat untuk masa depan kehamilan ini, mintalah
bantuan orang lain untuk mengatasi masalah ini.
6 Beri tahu ayah bayi itu. Jangan berpikir bahwa Anda harus memikul tanggung
jawab kehamilan itu seorang diri. Penting untuk melibatkan ayah si bayi dan orang
tuanya. Entah Anda memutuskan untuk melanjutkan kehamilan atau tidak, Anda
bisa mendapatkan bantuan emosional, atau finansial dari sang ayah.
7 Lakukan riset untuk mengetahui pilihan yang Anda miliki. Begitu mengetahui kalau
Anda hamil, putuskan bagaimana Anda akan menangani kehamilan itu. Duduk dan
lakukan pembicaraan serius dengan ayah si bayi dan orang-orang yang sedang
membantu Anda. Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode.
Pada akhirnya, keputusan berada di tangan Anda, dan jangan biarkan siapa pun
menekan Anda.Jika Anda memutuskan tidak akan mampu membesarkan anak itu,
Anda harus meminta bantuan dokter atau konselor untuk memberi tahu apa
langkah selanjutnya, apakah itu kemungkinan adopsi atau aborsi.
Aborsi harus dilakukan selama usia kehamilan tertentu. Dokter akan memberi tahu
apakah aborsi adalah pilihan yang tepat jika Anda memutuskan itulah yang Anda
inginkan. Ketahuilah bahwa aborsi bisa menjadi pengalaman traumatis. Selain itu, di
beberapa negara aborsi dianggap melanggar hukum. Mintalah seseorang untuk
mendampingi sehingga Anda memiliki dukungan emosional atau Anda bisa mencari
konseling untuk membantu menangani keputusan tersebut.
Jika adopsi adalah pilihan yang Anda inginkan, ingatlah bahwa ayah si bayi harus
memberikan persetujuannya. Carilah informasi tentang tentang agen adopsi yang
dapat membantu Anda menjalani proses tersebut.
8 Mintalah saran. Ada banyak keputusan yang harus dibuat mengenai kehadiran bayi
baru ini, dan tindakan yang paling masuk akal adalah mendengarkan pengalaman
seseorang yang pernah mengalami hal yang sama. Mintalah pendapat orang
dewasa, perawat, dan bidan yang tepercaya dan dengarkan apa yang mereka
katakan. Tanyakan kepada mereka tentang berbagai pilihan persalinan, biayanya,
dan apa yang akan Anda hadapi. Informasi ini akan membantu Anda memutuskan
apa yang terbaik untuk diri Anda.
2. Berat Badan Bayi Lebih Rendah(BBLR)
a. Pengertian
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) proporsi kelahiran hidup dengan berat ≤ 2500 gram.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang dilakukan penimbang pada saat
lahir (1 jam pertama) sampai dengan 24 jam (dilakukan pemantauan) dengan berat
lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Sembiring, 2019)
b. Faktor-faktor penyebab BBLR
1) Faktor ibu, seperti
a) Umur
Umur ibu hamil < 20 tahun atau > 35 menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara usia ibu yang berisiko dengan kejadian BBLR dengan nilai p value 0,004,
OR=4,16.
b) Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang pernah dilahirkan baik hidup maupun lahir mati,
dimana jarak kehamilan terlalu pendek < 1 tahun. Kehamilan dan persalinan
pertama meningkatkan risiko kesehatan yang timbul karena ibu belum pernah
mengalami kehamilan sebelumnya.
Sebaliknya risiko terjadinya BBLR pada ibu yang pernah melahirkan anak empat kali
atau lebih rahim akan menjadi semakin melemah karena jaringan parut uterus
akibat kehamilan berulang menyebabkan tidak adekuatnya persediaan darah ke
plasenta sehingga plasenta tidak mendapat aliran darah yang cukup untuk
menyalurkan nutrisi ke janin (Damelash, et al., 2015:2). Penelitian Momeni (2017:1)
menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian BBLR
dengan p value =<0,00 dan OR=0,85
c) Penyakit: hipertensi, malaria, anemia, sipilis, infeksi TORCH dan lain– lain Penyakit
dalam kehamilan terdiri dari riwayat penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit
jantung, diabetes mellitus, penyakit hati, penyakit ginjal dan penyakit infeksi seperti
malaria kongenital, penyakit kelamin, kandung kemih, infeksi TORCH. Infeksi TORCH
(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplek) yaitu toxoplasma yang
dapat menyebabkan bayi anemia yang menjadikan IUGR kemudian terjadi BBLR,
rubella dapat menyebabkan bayi mengalami gangguan berat pada orgam jantung,
mata, telinga, IUGR dan kematian bayi dalam kandungan atau IUFD (Intra Uterin
fetal Death) (Prawirohardjo, 2014:552).
Penyebab lainnya adalah ketidak seimbangan hormonal pada ibu hamil. Selain dapat
mengakibatkan keguguran setelah hamil besar, ketidakseimbangan hormonal juga
dapat menyebabkan kelahiran prematur dan BBLR (Maryunani, 2013:50).
d) Komplikasi pada kehamilan:
(1) Perdarahan antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan per vaginam pada usia kehamilan di atas
28 minggu (Yulaikhah, 2009:107).
(2) Pre-eklamsia
Preeklamsia adalah kelainan multi sistemik yang terjadi pada kehamilan yang
ditandai dengan adanya hipertensi dan edema, serta dapat disertai proteinuria,
biasanya terjadi pada usia kehamilan 20 minggu ke atas (Lalenoh, 2018:7). Penelitian
Hartati, dkk., (2018:1) menyimpulkan bayi beresiko terjadi 4 kali lebih dengan
kejadian BBLR, artinya ada hubungan preeklamsia dengan berat badan lahir rendah
(BBLR).
(3) Eklamsia
Eklamsia adalah suatu komplikasi yang dapat terjadi pada wanita hamil dan nifas
yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah (Sistole >180mmHg; Diastole
>110mmHg) dikuti dengan serangan kejang dan koma (Dewi, 2016:94).
(4) Kebiasaan: merokok, mengkonsumsi alkohol dan obat–obatan
2) Faktor janin
a) Prematur
b) Hidramion
c) Kehamilan gemeli/ganda
d) Kelainan kromosom
3) Faktor plasenta
a) Berat plasenta berkurang/berongga
b) Plasentitis vilus
c) Infrak, kematian jaringan pada plasenta
d) Tumor
e) Sindrom plasenta terlepas dan sidrom parabiotik
4) Faktor lingkungan
a) Bertempat tingga di dataran tinggi/radiasi
b) Sosial–ekonomi.
c) Paparan zat–zat beracun.
B. Menurut Maryunani menambahkan faktor predisposisi dilihat dari faktor ibu yang
mempengaruhi dan perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya BBL
1) Status gizi ibu sebelum dan selama masa kehamilan.
2) Merokok.
3) Pemeriksaan kehamilan.
c. Upaya Mencegah Terjadinya BBLR
Terdapat beberapa upaya dalam mencegah BBLR antara lain
dengan cara melakukan asuhan antenatal yang baik, segera melakukan konsultasi
dan merujuk penderita apabila dalam pemeriksaan terdapat kelainan, melakukan
asuhan pra konsepsi mengenai kebutuhan gizi agar ibu dapat mempersiapkan
kehamilannya, meningkatkan penerimaan gerakan keluarga berencana,
menganjurkan ibu lebih banyak istirahat apabila kehamilan mendekati aterm atau
tirah baring apabila terjadi keadaan menyimpang dari kehamilan normal.
d. Penanganan BBLR
Petugas mempersiapkan yang dilengkapi dengan alat pertolongan pernafasan.
Sedangkan setelah kelahiran, hal yang dilakukan antara lain menjaga suhu
lingkungan agar tetap hangat, salah satunya dengan perawatan metode kangguru;
mempersiapkan oksigenasi; meminimalisir terjadinya infeksi dengan cuci tangan
serta memberikan ASI sedini mungkin.
3. Obesitas Pada Anak
a. Pengertian
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan atau abnormal yang dapat
menggangu kesehatan (WHO,2017). Penyebab utama terjadinya obesitas yaitu
ketidak seimbangan antara asupan energi dengan pengeluaran energi (Betty, 2020).
Obesitas adalah kondisi yang ditandai gangguan keseimbangan energi tubuh yaitu
terjadi keseimbangan energi positif yang akhirnya disimpan dalam bentuk lemak di
jaringan tubuh (Nelm, et, al 2016). Sehingga obesitas adalah terjadinya penumpukan
lemak dalam tubuh yang abnormal dalam kurun waktu yang lama dan dikatakan
obesitas bila nilai Z-scorenya >2SD berdasarkan IMT/U umur 5-18 tahun (Kemenkes,
2018).
b. Faktor risiko obesitas
dipengaruhi oleh banyak faktor. Sebagian besar faktor risiko obesitas yaitu jenis
kelamin, faktor genetik dan faktor lingkungan, antara lain aktivitas fisik, asupan
makan, sosial ekonomi (Putri, 2015).
Di bawah ini adalah faktor – faktor risiko terjadinya obesitas :
a. Keturunan Faktor
keturunan juga dapat mempengaruhi pembentukan lemak tubuh. Seseorang
mempunyai faktor keturunan yang cenderung membangun lemak tubuh lebih
banyak dibandingkan orang lain. Bawaan sifat metabolisme ini menunjukkan
adanya gen bawaan pada kode untuk enzim lipoprotein lipase (LPL) yang lebih
efektif. Enzim ini memiliki suatu peranan penting dalam proses mempercepat
penambahan berat badan karena enzim ini bertugas mengontrol kecepatan
trigiserida dalam darah yang dipecah-pecah menjadi asam lemak dan disalurkan
ke sel-sel tubuh untuk di simpan sehingga lama kelamaan menyebabkan
penambahan berat badan.
Faktor keturunan akan menentukan jumlah unsur sel lemak dalam lemak yang
melebihi ukuran normal, sehingga secara otomatis akan diturunkan kepada bayi
selama kandungan. Sel lemak pada kemudian hari akan menjadi tempat
penyimpanan kelebihan lemak atau ukuran sel lemak akan mengecil tetepi
masih tetap berada di tempatnya (Henuhili, 2018).
b. Konsumsi Makan
Konsumsi makan adalah semua jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi
setiap hari (Palupi, 2014). Secara biologis makanan berfungsi memenuhi
kebutuhan energi, zat gizi dan komponen kimiawi yang dibutuhkan tubuh yaitu
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Metabolisme zat gizi yang
terjadi di dalam tubuh berperan menghasilkan energi, membangun sel, dan
memelihara keseimbangan elektrolit dan sistem daya tahan tubuh (Kusfriyandi,
2017).
a) Konsumsi Karbohidrat
Karbohidrat merupakan zat makanan yang paling cepat mensuplai energi
sebagai bahan bakar tubuh, terutama saat kondisi tubuh lapar. Setelah
makanan yang mengandung karbohidrat dikonsumsi, karbohidrat akan
segeara dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi (Adi, 2017).
Karbohidrat akan menyumbang 4 kalori di dalam makanan. Mengkonsumsi
karbohidrat dalam jumlah yang berlebih dapat menyebabkan faktor risiko
obesitas. Konsumsi obesitas melebihi kecukupan akan disimpan dalam
tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain yang akan menimbulkan masalah
kesehatan.
b) Konsumsi Lemak
Lemak dalam tubuh yaitu lipoprotein (mengandung trigiserida, fosfolipid,
dan kolestreol) yang berhubungan dengan protein. Lemak akan
menghasilkan kalori tertinggi dibandingkan dengan zat gizi makro lainnya
yaitu sebesar 9 kalori didalam makanan. Sumber utama lemak adalah
minyak tumbuh-tumbuhan (minyak kelapa, kelapa sawit, kacang tanah,
kacang kedelai, jagung dan sebagainya) (Doloksaribu, 2017).Lemak lebih
banyak menghasilkan energi dibandingkan dengan karbohidrat atau
protein.Setelah makan, lemak dikirim kejaringan adiposa untuk disimpan
sampai dibutuhkan kembali sebagai energi.
c) Konsumsi Protein
Protein merupakan salah satu zat gizi makro yang penting bagi tubuh selain
karbohidrat dan lemak.Protein selain berguna sebagai sumber energi,
protein juga dapat berfungsi untuk memelihara sel-sel didalam tubuh pada
masa pertumbuhan.Makanan yang tinggi protein biasanya memiliki lemak
yang tinggi pula sehingga dapat menyebabkan obesitas (Damayanti, 2017).
Protein akan menyumbang energi sebesar 4 kalori didalam
makanan.Kelebihan asupan protein juga dapat diubah menjadi lemak
tubuh.konsumsi protein yang melebihi kebutuhan tubuh, maka asam amino
akan melepas ikatan nitrogennya dan diubah melalui serangkaian reaksi
menjadi trigiserida.
d) Aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh dihasilkan oleh otot rangka yang
mengeluarkan energi.Penggunaan energi bervariasi tergantung tingkat
aktivitas fisik dan pekerjaan yang berbeda.Aktivitas fisik berguna untuk
melancarkan peredaran darah dan membakar kalori.Aktivitas fisik akan
membakar energi yang masuk, sehingga jika asupan kalori berlebih serta
kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan akan menyebabkan tubuh
mengalami kegemukan. Aktivitas fisik dapat menurunkan risiko hipertensi,
penyakit jantung koroner, stroke, diabetes (Widiantini dan Tafal, 2014). Hasil
penelitian Suryaputra dan Nadhiroh, 2012 terdapat perbedaan yang
bermakna pula pada aktivitas fisik remaja obesitas dengan non obesitas,
dimana sebagian besar anak yang obesitas hanya memiliki aktivitas ringan.
c. Pencegahan Obesitas
1. Makan secara teratur
2. Biasakan selalu sarapan sehat
3. Biasakan untuk membawa bekal makanan sehat dan air putih dari rumah
4. Batasi makanan siap saji dan pangan olahan, jajanan, dan makanan selingan
yang manis, asin, dan berlemak. Hindari minuman ringan dan bersoda.
5. Perbanyak konsumsi buah dan sayur
6. Berikan batasan waktu pada anak untuk bermain handphone, komputer,
dan menonton tv.
7. Melakukan aktifitas fisik di luar ruangan seperti jalan kaki, bulu tangkis, naik
sepeda, dan bisa juga berenang.

d. Penanganan Obesitas
1. Menerapkan pola makan gizi seimbang, yaitu dengan memperhatikan
jumlah kalori yang cukup tiap hari, dengan bentuk dan komposisi nutrisi
yang sesuai.
2. Mengubah gaya hidup menjadi lebih aktif, yaitu dengan bermain aktif
bersama teman sebaya, berolahraga dengan olahraga permainan, ataupun
dengan melakukan aktivitas fisik keluarga sebagai acara rutin.
3. Berkonsultasi dengan dokter spesialis anak dan spesialis gizi untuk
mendapatkan keadaan dan kecukupan nutrisi anak yang menyeluruh.
4. Mengikuti terapi individu atau berkelompok untuk membantu mengubah
perilaku dan menghadapi gangguan psikologis.
5. Mengikuti program terapi latihan fisik bagi yang membutuhkan
6. Operasi penurunan berat badan pada keadaan sangat khusus pada remaja
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kehamilan remaja merupakan salah satu is non-tradisional yang
menjadiperhatian global saat ini. Kehamilan remaja didefinisikan
sebagai kehamilan yangdialami oleh anak perempuan dalam
rentang usia 10-19 tahun, usia ini mengacu pada perempuan yang
belum mencapai usia dewasa hukum yang bervariasi diseluruh
dunia. (Belum ada angka pasti untuk menentukan usia remaja
namun dalam penelitian ini, kategori remaja adalah anak dengan
rentang usia 10 sampai 19 tahun.
2. BBLR dapat berdampak serius terhadap kualitas generasi
mendatang, karena dapat memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, sehingga berpengaruh terhadap penurunan
kecerdasan. Bayi dengan berat lahir rendah cenderung mengalami
perkembangan kognitif yang lambat, kelemahan saraf dan
mempunyai performa yang buruk pada proses pendidikan.
3. Obesitas merupakan masalah kesehatan yang masih disepelekan
oleh kebanyakan orang. Padahal obesitas merupakan awal dari
penyebab berbagai penyakit. Jaman sekarang pun anak-anak
sudah banyak juga yang mengalami kegemukan dan obesitas.
Supaya menyadarkan orang tentang bahayanya obesitas maka
perlunya tindakan penyadaran sejak dini, karena saat diusia inilah
orang menyerap informasi dengan mudah dan cepat.
B. Saran
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan kesadaran remaja
untuk menjaga diri agar tidak terjadi kehamilan remaja, dan tidak
terjadinya BBLR dan dapat memberikan kesadaran anak tentang
pentingnya menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari obesitas
saat anak dewasa nantinya.
Daftar Pustaka
https://id.wikihow.com/Menangani-Kehamilan-Remaja
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/9442/3/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1008/3/BAB%20II.pdf
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/1008/3/BAB%20II.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/10097/4/Chapter%202.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/10097/4/Chapter%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai