Disusun oleh :
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Pengertian
Menurut Soetjiningsih (2004) masa remaja merupakan masa peralihan antara
masa anak-anak yang dimulai saat terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11
atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun, yaitu masa menjelang dewasa muda.
Kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada wanita usia antara 14- 19
tahun baik melalui proses pra nikah atau nikah (Manuaba, 2007). Kehamilan remaja
adalah kehamilan yang terjadi sebelum usia 19 tahun. Kehamilan ini biasanya tidak
direncanakan dan di luar nikah. Kehamilan remaja masih dipandang sebagai hambatan
secara sosial, ekonomi, psikologis dan pendidikan bagi ibu. 7% dari semua kelahiran
terjadi pada remaja. (Muscari, 2005)
Kehamilan usia dini memuat risiko yang tidak kalah berat. Pasalnya, emosional
ibu belum stabil dan ibu mudah tegang. Sementara kecacatan kelahiran bisa muncul
akibat ketegangan saat dalam kandungan, adanya rasa penolakan secara emosional ketika
si ibu mengandung bayinya.
B. Angka Kejadian
Menurut Survei Kesehatan Remaja Republik Indonesia (2007) remaja usia 15-24
tahun yang tahu tentang masa subur sebesar 65%, remaja perempuan yang tidak
mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki sebanyak 21%,
hanya 10% remaja pria yang tahu masa subur wanita dan baru 63% remaja yang
mengetahui jika melakukan hubungan seksual sekali beresiko kehamilan. Sedangkan
remaja yang memiliki teman untuk melakukan hubungan seks pranikah mencapai 82%
dan remaja mempunyai teman seks dan hamil sebelum menikah mencapai 66%.
Berdasarkan survei Riskesdas (2013) angka kehamilan penduduk perempuan 1054 tahun adalah 2,68 persen, terdapat kehamilan pada umur kurang 15 tahun, meskipun
sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar 1,97 persen.
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2012
membuktikan bahwa angka fertilitas remaja (AFR) pada kelompok usia 15-19 tahun
mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (Fanaurora, 2013)
Sebuah penelitian Australian National University (ANU) bekerja sama dengan
Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (UI) pada tahun 2010 bertempat di
Jakarta, Tangerang. Penelitian ini diterapkan kepada 3.006 responden berusia 17-24
tahun, ternyata 20% remaja hamil dan melahirkn sebelum menikah (Fanaurora, 2013).
C. Etiologi
1. Faktor medis
Adapun faktor medis yang mempengaruhi kehamilan resiko tinggi yaitu
penyakit ibu dan janin, belum matangnya organ reproduksi, kelainan obstetrik,
gangguan plasenta, gangguan tali pusat, komplikasi janin, penyakit neonatus, dan
kelainan genetic.
2. Faktor non medis
a) Faktor agama dan iman
Kurangnya penanaman nilai-nilai agama berdampak pada pergaulan
bebas dan berakibat remaja dengan gampang melakukan hubungan suami
isteri di luar nikah sehingga terjadi kehamilan, pada kondisi
ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab.
b) Faktor lingkungan
1) Orang tua
Kurangnya perhatian khususnya dari orang tua remaja untuk dapat
memberikan pendidikan seks yang baik dan benar. Dimana dalam
hal ini orang tua bersikap tidak terbuka terhadap anak bahkan
cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual.
2) Teman, tetangga dan media.
Pergaulan yang salah serta penyampaian dan penyalahgunaan dari
media elektronik yang salah. Dapat membuat para remaja berpikiran
bahwa seks bukanlah hal yang tabu lagi tapi merupakan sesuatu
yang lazim.
3) Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
Pengetahuan seksual yang setengah-setengah mendorong gairah
seksual sehingga tidak bisa dikendalikan. Hal ini akan meningkatkan
resiko dampak negatif seksual. Dalam keadaan orang tua yang tidak
terbuka mengenai masalah seksual, remaja akan mencari informasi
tersebut dari sumber yang lain, teman-teman sebaya, buku, majalah,
internet, video atau blue film. Mereka sendiri belum dapat memilih
mana yang baik dan perlu dilihat atau mana yang harus dihindari.
4) Perubahan zaman
Pada zaman modern sekarang ini, remaja sedang dihadapkan pada
kondisi sistem-sistem nilai, dan kemudian sistem nilai tersebut
terkikis oleh sistem yang lain yang bertentangan dengan nilai moral
dan agama, seperti fashion dan film yang begitu intensif sehingga
remaja dihadapkan ke dalam gaya pergaulan hidup bebas, termasuk
masalah hubungan seks di luar nikah.
D. Patofisiologi
Menurut (Bobak, 2004) secara medis kehamilan remaja membawa dampak
buruk. Dampak buruk itu kemungkinan terjadinya kemacetan persalinan akibat tidak
seimbangnya antara panggul ibu dan janinnya. Itu bisa dimengerti, karena pada wanita
yang usianya muda, panggulnya belum berkembang sempurna.
1. Pada ibu, perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan, hipertensi
selama kehamilan, solusio plasenta, dan resiko tinggi meninggal akibat
perdarahan.
2. Pada bayi, kehamilan belum waktunya (prematur), pertumbuhan janin
terhambat, lahir cacat dan berpenyakitan, dan BBLR.
E. Komplikasi
Dampak dari kehamilan resiko tinggi pada usia muda, antara lain (Manuaba,
2007):
1. Keguguran.
Keguguran pada usia muda dapat terjadi secara tidak disengaja, misalnya
karena terkejut, cemas, stres. Tetapi ada juga keguguran yang sengaja dilakukan
oleh tenaga non profesional sehingga dapat menimbulkan akibat efek samping
yang serius seperti tingginya angka kematian dan infeksi alat reproduksi yang
pada akhirnya dapat menimbulkan kemandulan.
2. Persalinan prematur, berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelainan bawaan.
1. Melakukan skrining atau deteksi dini resiko tinggi ibu hamil atau dengan
macam faktor resiko
2. Menentukan ibu resti dengan pengertian kemungkinan terjadinya resiko
kehamilan atau kesakitan pada ibu dan bayi
3. Memantau kondisi ibu dan janin selama kehamilan
4. Mencatat dan melapor keadaan kehamilan
5. Memberi pedoman penyuluhan untuk persalinan aman berencana
6. Rujukan dini berencana atau rujukan in utera.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Adapun hal- hal yang perlu dikaji pada klien dengan kehamilan risiko tinggi
adalah sebagai berikut:
1. Biodata : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, riwayat
perkawinan, lamanya perkawinan dan alamat.
2. Keluhan utama: kaji adanya perdarahan pervaginam.
3. Riwayat kesehatan:
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
rumah sakit atau puskesmas pada saat pengkajian. Manifestasi klinis yang
mengindikasikan kehamilan antara lain berhentinya periode menstruasi
dan adanya pembesaran payudara.
b. Riwayat kesehatan masa lalu.
c. Riwayat kesehatan keluarga.
4. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi
terhadap drainase, pola pernapasan terhadap kedalaman dan kesmetrisan,
bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanyan
keterbatasan fisik dan seterusnya.
b. Palpasi
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontrak
uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mngevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubitkan kulit mengamati
turgor. Pemeriksaan Leopold 1, leopold 2, leopold 3, dan leopold 4.
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan atau tonus otot atau
respon nyeri yang abnormal.
c. Perkusi
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan pali perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks atau gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut
apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi
Mendengarkan suara nafas, bunyi jantung, abdomen untuk bising usus
ada denyut jantung janin.
5. Identifikasi umum
Jika selama kehamilan ditemukan perdarahan, identifikasi:
a. Lama kehamilan
Intervensi
Kaji masukan makanan dalam 24 jam
Rasional
Membantu untuk
merencanakan perubahan
atau penambahan diet yang
adekuat.
Penambahan berat badan
dibutuhkan selama
kehamilan yang dihitung
sesuai tuntutan
pertumbuhan normal dan
Intervensi
Evaluasi usia klien dan tahap perkembangan remaja
Rasional
Usia dan tahap remaja
akan mempengaruhi
pendekatan untuk
penyuluhan.
Untuk klien yang hamil
pada masa remaja awal,
kehamilan dan menjadi
orangtua sering tidak
dikenali sebagai
kemungkinan hasil dari
aktivitas sosial
Membantu mencegah
komplikasi janin.
Klien perlu tahu kapan
menghubungi dokter atau
pemberi pelayanan dan
bagaimana membedakan
antara persalinan palsu dan
sejati.
Intervensi
Kaji adanya potensial risiko janin
Rasional
Bayi yang lahir dari ibu
remaja berisiko
prematuritas, BBLR,
trauma kelahiran.
Klien yang melahirkan bayi
BBLR, sebelum hamil
berat badannya kurang dan
semakin berkurang
selama hamil sampai
dengan melahirkan
Dapat mengatahui atau
menjamin pertumbuhan dan
Intervensi
Ciptakan hubungan terapeutik
Rasional
Penting untuk menciptakan
sikap saling percaya dan
kerjasama sehingga klien
bebas untuk mendengarkan
informasi yang tersedia.
Klien mungkin sulit untuk
melihat dirinya sebagai
seorang ibu.
Membuat dasar untuk
pembelajaran masa datang
Membantu dalam
mengatasi perubahan
penampilan dan
menunjukkan citra positif
DAFTAR PUSTAKA