• PSK
• KEHAMILAN PENJARA
• SINGLE PARENT
• LGBT
• SURROGATE MOTHER
• KEMISKINAN
• BANYAK ANAK
PSK (Pekerja seks komersial)
Upaya Pencegahan Single Parent dan Pencegahan Dampak Negatif Single Parent
1. Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
2. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi
psikologis , keuangan, spiritual.
3. Menjaga komunikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
4. Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
5. Peningkatan spiritual dalam keluarga.
LGBT
Pada era globalisasi dan modern sekarang ini, gaya hidup atau life style
merupakan hal yang sangat penting dan kerap menjadi ajang untuk
menunjukkan jati diri seseorang. Berbagai macam cara dilakukan
orang-orang untuk bisa menunjukkan jati dirinya masing-masing, baik itu
dari segi berpakaian, pola hidup, bahkan sampai ke perilaku seksual
menyimpang, atau disebut juga dengan perilaku Lesbian, Gay, Biseksual,
dan Transgender (LGBT)
Kelompok LGBT merupakan kelompok yang rentan memiliki resiko tinggi
tertular virus
berhubungan seks sesama jenis rata-rata memiliki masalah mental seperti
depresi, penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan, penggunaan stimulan,
dan paparan kekerasan seksual mempengaruhi resiko penularan HIV pada
golongan lesbi, gay, dan biseksual.
Data WHO secara global menunjukan fakta bahwa orangorang LGBT sering
mengalami hasil kesehatan yang lebih buruk dibandingkan dengan populasi
umum. Serta memenghadapi hambatan seperti diskriminasi, stigma negatif,
dan perlakuan yang tidak menyenangkan untuk perawatan kesehatan yang
sangat mempengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan.
Surrogate Mother
saat ini surrogate mother atau yang biasa disebut dengan sewa rahim ini
telah marak di dunia, bahkan isu sewa rahim telah sampai di Indonesia.
Banyaknya pasangan suami istri yang menginginkan keturunan namun
belum juga dikaruniai keturunan.
Hal ini dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya kondisi rahim yang
kurang sehat, suami tidak bisa mengekskresikan sperma, kondisi rahim
yang tidak memungkinkan untuk hamil, factor usia, serta di era globalisasi
ini wanita cenderung mementingkan karir.
Dalam Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(“UU Kesehatan”) diatur bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat
dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan:
a. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
b. dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu;
c. pada fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.
Jadi, yang diperbolehkan oleh hukum Indonesia adalah metode pembuahan sperma
dan ovum dari suami istri yang sah yang ditanamkan dalam rahim istri dari mana
ovum berasal. Metode ini dikenal dengan metode bayi tabung.
Adapun metode atau upaya kehamilan di luar cara alamiah selain yang diatur dalam
Pasal 127 UU Kesehatan, termasuk ibu pengganti atau sewa menyewa/penitipan
rahim, secara hukum tidak dapat dilakukan di Indonesia.
Kemiskinan
kemiskinan dan kesehatan punya mata rantai yang tidak terputus.
Kemiskinan menyebabkan kesulitan mendapatkan makanan yang
berkualitas dan bergizi tinggi. Kemiskinan akan menyudutkan seseorang
atau masyarakat ke lingkungan hidup yang buruk dan pengetahuan tentang
kesehatan yang rendah.
Umumnya, mereka yang terjerat dalam kemiskinan bergaya hidup buruk
dan rentan terkena penyakit. Dan akibat kemiskinannya itu mereka tidak
dapat membayar biaya perawatan dan pengobatan ketika sudah jatuh sakit.
Perbaikan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin merupakan dorongan
untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan. Penyelenggaraan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting, paling tidak karena
dua alasan pokok.
• Pertama, untuk menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat
miskin dan kedua untuk stabilitas politik nasional yakni menjaga keutuhan
integrasi bangsa, dengan meningkatkan upaya pembangunan (termasuk
kesehatan) didaerah miskin. Seperti halnya masalah kemiskinan, kesehatan
juga telah menjadi perhatian masyarakat global. Mandat global telah
menyatakan bahwa kesehatan rakyat sebagai tanggung jawab pemerintah
masing-masing.
• Kedua, ada kesepakatan di tingkat global bahwa kesehatan adalah hak asasi
manusia. Ditingkat nasional tanggung jawab pemerintah untuk menyediakan
pelayanan dan fasilitas kesehatan yang layak kepada warga negara antara
lain tercantum dalam pasal 28 ayat (1) dan pasal 34 ayat (3) UUD 1945.
Banyak Anak
Anak memiliki posisi dan peran sosial penting sebagai bagian dari anggota masyarakat.
Masalah anak yang berkembang di masyarakat masih dianggap menjadi tanggungjawab
orang tua, karena anak tidak berdaya, lemah, dan polos. Anak hampir selalu menjadi pihak
yang dirugikan. Namun. di lain pihak ada pandangan positif dari masyarakat yang
menunjukkan bahwa anak adalah penerus keturunan yang dapat mengangkat status sosial
dan ekonomi orang tua. Sehingga orang tua berusaha memenuhi kebutuhan anak.