Anda di halaman 1dari 13

PENGKAJIAN KEBUTUHAN PROMOSI

KESEHATAN
FITRI PUSPITA SARI, S.S.T., M.KES
KONSEP DASAR KEBUTUHAN PROMOSI KESEHATAN

◼ Pengkajian komunitas merupakan suatu proses dan upaya


untuk dapat mengenal masyarakat. Warga masyarakat merupakan
mitra dan berkontribusi terhadap keseluruhan proses.
◼ Hancock dan Minkler (1997), mengemukakan bahwa bagi
profesional kesehatan yang peduli tentang membangun masyarakat
yang sehat, ada dua alasan dalam melakukan pengkajian kesehatan
komunitas, yaitu sebagai informasi yang dibutuhkan untuk perubahan
dan sebagai pemberdayaan.
MENENTUKAN KEBUTUHAN MANUSIA

◼ Saat melakukan pengkajian promosi


kesehatan, perawat perlu menentukan
prioritas. Hirarki Maslow (1970)
tentang kebutuhan merupakan metode
yang sangat berguna untuk menentukan
prioritas.
◼ Hirarki tentang kebutuhan manusia
mengatur kebutuhan dasar dalam lima
tingkat.
MENURUT BRADSHAW (1972),
KEBUTUHAN KESEHATAN DAN SOSIAL

◼ Kebutuhan normatif - Didasarkan pada pertimbangan ahli profesional. Contohnya


perencanaan karir, keuangan, asuransi, dan liburan.
◼ Kebutuhan yang dirasakan - Kebutuhan yang diidentifikasi sebagai apa yang
mereka inginkan. Tergantung pada kesadaran dan pengetahuannya
◼ Kebutuhan yang dinyatakan - Kebutuhan yang dirasakan yang telah diubah
menjadi permintaan yang terungkap (demand), biasanya berupa keinginan. Kebutuhan
ini bisa bertentangan dengan kebutuhan normatif.
◼ Kebutuhan komparatif - Kebutuhan dengan membandingkan diantara kelompok
yang sama.
PERTIMBANGAN DALAM MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN:

1. Ruang lingkup tugas;


2. Reaktif atau proaktif;
3. Menempatkan kebutuhan klien lebih dulu;
4. Pendekatan pemasaran

Pada promosi kesehatan perawat lebih banyak berperan sebagai fasilitator self-care
dibandingkan pemberi asuhan keperawatan. Proses pengkajian ditujukan untuk mengkaji
klien, termasuk individual client, keluarga atau komunitas dan untuk mengidentifikasi
kebutuhan dan kekuatan serta sesuai dengan hasil (Roberta Hunt, 2005).
TUJUAN PENGKAJIAN DALAM PROMOSI KESEHATAN

1. Untuk membantu intervensi langsung dengan sewajarnya.


2. Untuk mengidentifikasi respon tentang kebutuhan spesifik dari grup minoritas, komunitas, atau
populasi yang membutuhkan promosi kesehatan. Misalnya promosi kesehatan yang dilakukan pada
komunitas mantan penderita kusta tentu berbeda dengan promosi yang dilakukan pada orang normal.
3. Untuk menentukan risiko dari suatu komunitas, apa yang akan terjadi jika komunitas tersebut diberi
promosi kesehatan dan apa yang akan terjadi jika kelompok tersebut tidak diberi promosi kesehatan.
4. Alokasi sumber dana, prioritas dana dinas kesehatan diharapkan digunakan untuk proses pencegahan
penyakit melalui promosi kesehatan bukan untuk biaya pengobatan.
PROSES PENGKAJIAN DALAM PROMOSI KESEHATAN
Proses pengkajian dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan memberikan
beberapa pertanyaan, yaitu tentang:
Apa yang ingin saya ketahui?
◼ Mengapa saya ingin mengetahui hal ini?
◼ Bagaimana saya bisa menemukan informasi ini?
◼ Apa yang akan saya lakukan dengan informasi ini?
◼ Apa kesempatan saya di sini untuk melakukan tindakan dengan informasi ini?
PERTANYAAN-PERTANYAAN TERSEBUT BERGUNA
UNTUK MENGETAHUI SECARA LEBIH DETAIL TENTANG:

1. Kebutuhan individu
Untuk seorang petugas pemberi promosi kesehatan yang bekerja dengan klien individu, ini sangat penting untuk
diketahui agar dapat meningkatkan partisipasi klien dalam proses pelayanan.
2. Riwayat komunitas
Bagi petugas komunitas selain untuk mengidentifikasi kebutuhan mereka, bekerja dengan kelompok atau komunitas
pengetahuan tentang profil komunitas dapat menjadikan pengkajian lebih sistematik daripada melakukan pengamatan
subjektif.
3. Pandangan masyarakat
a. Petugas pemberi promosi kesehatan perlu mendengarkan pandangan masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan
karena:
Petugas perlu mendorong masyarakat lokal untuk terlibat secara langsung dalam proses.
b. Perawat perlu memberi keyakinan bahwa petugas menyediakan informasi yang berguna dalam memenuhi kebutuhan
dalam aktivitas masyarakat.
4. Bagaimana kita bisa mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan? Dan dari mana saja
sumber-sumber yang dapat digunakan?
a. Sumber data terdiri dari:
Data primer: secara langsung diambil dari objek/sasaran, baik perorangan, kelompok, organisasi maupun
masyarakat.
b. Data sekunder: data yang didapat tidak secara langsung dari objek/sasaran. Data yang didapat sudah jadi, yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara/metode, baik komersial maupun non komersial, misalnya
melalui media cetak maupun elektronik.
DATA YANG DIKUMPULKAN TERDIRI DARI:
1. Data epidemiologi
2. Data sosial ekonomi
3. Pandangan profesional
4. Informasi Kualitas Kehidupan: diperoleh dengan melihat data sekunder (Strata keluarga) informasi ini hanya berfungsi
sebagai latar belakang masalah saja.
5. Informasi tentang perilaku sehat: diperoleh dari kunjungan rumah atau di Posyandu
6. Informasi tentang faktor penyebab (predisposing, enabling dan reinforcing factors) diperoleh melalui survei cepat etnografi
(Rapid etnography assesment) yang dilakukan oleh tingkatan kabupaten atau kota.
7. Informasi tentang faktor internal (tenaga, sarana, dana promosi kesehatan) dan eksternal (peraturan, lingkungan di luar
unit) diperoleh dari lapangan/tempat.
DALAM MELAKUKAN PENGKAJIAN DIBUTUHKAN SUATU METODE YANG
BERTUJUAN UNTUK MENGUMPULKAN DATA YANG TERDIRI DARI:

1. Tes/ujian - Lisan maupun tertulis


2. Observasi - Diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian/sasaran. Observasi merupakan metode
yang cukup mudah dilakukan untuk pengumpulan data. Banyak gejala yang hanya
dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu sehingga dapat terjadi gangguan
yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
Contoh observasi adalah dengan Survey Langsung kita dapat melihat karakteristik
tentang gaya hidup, tempat tinggal dan tipe rumah dan lingkungan rumah.
JENIS OBSERVASI YANG LAIN:

◼ Catatan anekdot - Alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian, catatan
dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat
pencatat tentang kejadian tersebut.
◼ Catatan berkala (Incidental record) - Pencatatan berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya
suatu gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka
waktu yang telah ditetapkan untuk tiap kali pengamatan.
◼ Daftar ceklis (Checklist) - Penataan data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama
observer dan jenis gejala yang diamati.
◼ Skala Penilaian (Rating Scale): Pencatatan data dengan alat ini dilakukan seperti ceklis. Perbedaannya terletak pada
kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama objek yang diobeservasi dan gejala
yang diselidiki akan tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan/jenjang setiap gejala tersebut
◼ Peralatan mekanis (Mecanical device) - Pencatatan dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi
berlangsung, karena sebagian atau seluruh peristiwa direkam sesuai dengan keperluan. Jenis pengumpulan data ini,
yaitu: angket, wawancara, teknik sampling.
◼ Informant Interviews, informasi yang diperoleh dari informan adalah kunci melalui wawancara atau focus group discussion
sangat menolong dalam mengatasi masalah
◼ Participant Observation, kita dapat mengkaji data objektif berdasarkan orang, tempat dan social system yang ada di
komunitas. Informasi ini dapat membantu mengidentifikasi tren, kestabilan dan perubahan yang memberi dampak kesehatan
individu di komunitas.

Anda mungkin juga menyukai