Anda di halaman 1dari 35

KEBUTUHAN KHUSUS

PEREMPUAN DAN ANAK


DENGAN PERMASALAHAN
BUDAYA
Irma Mulyani, S.S.T., M.TR.Keb
TUJUAN
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi persiapan kelahiran dan persalinan pada kebutuhan
khusus
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi perawatan anak pada ibu berkebutuhan khusus
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi asuhan pada perempuan berkebutuhan khusus
LATAR BELAKANG
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Di era globalisasi
sekarang ini dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem menuntut semua manusia harus
memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di
kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang
sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam
masyarakat dimana mereka berada.
METODE PERSIAPAN
PERSALINAN
DEFINISI
• Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke
dalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan, lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Bandiyah, 2009).
TEORI PERSIAPAN PERSALINAN
• Teori Keregangan
• Teori penurunan progesteron
• Teori oksitosin internal
• Teori prostaglandin
• Teori hipotalamus-pituitari dan glandula suprarenalis
• Teori berkurangnya nutrisi
HORMON YANG MEMPENGARUHI
Estrogen
• Berfungsi untuk meningkatkan sensivitas otot rahim dan memudahkan penerimaan
rangangan dari luar seperti rangsangan oksitosin, rangsangan prostaglandin,
rangsangan mekanis.
Progesteron
• Berfungsi menurunkan sensivitas otot rahim, menyulitkan penerimaan rangsangan
dari luar seperti oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis, dan
menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.
PROSES PERSIAPAN PERSALINAN
KALA 1, 2, 3, 4

Kala I (Pembukaan)
• pembukaan 0-10 cm (Pembukaan Lengkap). 2 fase, yaitu fase Laten (8 jam) dimana
serviks membuka sampai 3 cm dan aktif (7 jam) dimana serviks membuka antara 3-10 cm
Kala II (Pengeluaran Janin)
• Kala II mulai bila pembukaan serviks lengkap. Umumnya pada akhir kala I atau
pembukaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul, ketuban
pecah sendiri.
Kala III (Pengeluaran Plasenta)
• Kelainan dalam memimpin kala III dapat mengakibatkan kematian karena perdarahan.
Kala IV (Observasi)
• Setelah plasenta lahir lakukan rangsangan taktil (masase uterus) yang bertujuan untuk
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat.
MEKASNISME PERSIAPAN
PERSALINAN

Tanda dan Gejala Persalinan


• kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida. Pada
multipara tidak begitu terlihat.
• Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri menurun.
• Perasaan sering-sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih
tertekan oleh bagian terbawah janin
• Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari
uterus.
• Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah
Tanda tanda inpartu
• Kekuatan his bertambah, makin sering makin terjadi dan teratur dengan jarak
kontraksi makin pendek sehingga menimbulkan rasa sakit yang lebih hebat.
• Keluar lendir dan darah yang banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
• Dapat disertai ketuban pecah dini.
• Pada pemeriksaan dalam,serviks mendatar dan terjadi pembukaan serviks.
PERUBAHAN FISIOLOGIS
• Tekanan darah
• Metabolisme
• Suhu tubuh
• Detak jantung
• Pernafasan
• Perubahan pada ginjal
• Perubahan gastrointestinal
• Perubahan hematologi
PERUBAHAN PSIKOLOGIS
• Kecemasan
• Mengajukan banyak pertanyaan atau sangat waspada terhadap sekelilingnya.
• Memperlihatkan tingkah laku sangat membutuhkan.
• Memperlihatkan tingkah laku minder, malu atau tidak berharga.
• Memperlihatkan reaksi keras terhadap kontraksi ringan atau terhadap pemeriksaan.
• Menunjukkan ketegangan otot dalam derajat tinggi Tampak menuntut, tidak mempercayai, marah
atau menolak terhadap para staf.
• Menunjukkan kebutuhan yang kuat untuk mengontrol tindakan pemberi perawatan.
• Tampak ”lepas kontrol” dalam persalinan
• Merasa diawasi
• Merasa dilakukan tanpa hormat Merasa diabaikan atau dianggap remeh.
• Respons ”melawan atau menghindar”, yang dipicu oleh adanya bahaya fisik, ketakutan,
kecemasan dan bentuk distres lainnya.
JENIS-JENIS PERSIAPAN
PERSALINAN

• Persiapan Fisik
• Persiapan Psikologis
• Persiapan finansial
• Persiapan kultural
FAKTOR –FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN

• Power
• Passanger
• Passage
• Psikis Ibu
• Penolong
KOMPLIKASI PERSALINAN YANG
SIGNIFIKAN MELIPUTI

• Ketuban Pecah Dini


• Persalinan Preterm
• Vasa Previa
• Prolaps Tali Pusat
• Kehamilan Postmatur
• Persalinan Disfungsional
• Distosia Bahu
• Ruptur Uterus
• Plasenta Akreta
• Inversi Uterus
• Perdarahan Pascapartum Dini
UMUR KEHAMILAN DAN BESAR JANIN
• Minggu ke-1 pembuahan pun belum terjadi
• Minggu ke-2 Pembuahan terjadi
• Minggu ke-3 Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
• Minggu ke-4 Hasil Pembuahan mulai memproduksi hormon kehamilan
• Minggu ke-5 Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan
endoderm
• Minggu ke-6 Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak
kepala hingga bokong.
• Minggu ke-7 Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan
beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau.
• Minggu ke 8 Panjang kira-kira 14-20 mm
• Minggu ke-9 panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
• Minggu ke-10 panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
• Minggu ke-11 Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm
• Minggu ke-12 Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram
• Minggu ke-13 Janin mencapai panjang 76 mm dan beratnya 19 gram
• Minggu ke-14 panjangnya 80-110 mm dan beratnya 25 gram
• Minggu ke-15 beratnya 49 gram dan panjang 113 mm
• Minggu ke-16 Bayi Anda berukuran 116 mm dan beratnya 80 gram
• Minggu ke-17 Dengan panjang 12 cm dan berat 100 gram
• Minggu ke-18 Panjangnya sudah 14 cm dan beratnya 140 gram
• Minggu ke-19 Beratnya 226 gram dengan panjang hampir 16 cm.
• Minggu ke-20 beratnya mencapai 260 gram dan panjangnya 14-16
cm
• Minggu ke-21 beratnya sudah 340 gram dan panjangnya 20 cm.
• Minggu ke-22 Beratnya hampir 400 gram
• Minggu ke-23 Beratnya hampir 450 gram
• Minggu ke-24 Paru-paru mulai mengambil oksigen meski bayi masih
menerima oksigen dari plasenta.
• Minggu ke-25 Berat bayi sudah mencapai 650-670 gram dengan
tinggi badan 34-37 cm.
• Minggu ke-26 Berat badan bayi sudah mencapai 750-780gram,
sedangkan tingginya 35-38 cm
• Minggu ke-27 Berat umum bayi seusia si kecil 870-890 gram
dengan tinggi badan 36-38 cm.
• Minggu ke-28 Minggu ini beratnya 1100 gram dan panjangnya 25
cm
• Minggu ke-29 berat badannya 1100-1200 gram, dengan tinggi
badan 37-39 cm.
• Minggu ke-30 Berat badan bayi 1510-1550 gram, dengan tinggi
39-40 cm.
• Minggu ke-31 Berat badan bayi 1550-1560 gram dengan tinggi
41-43 cm.
• Minggu ke-32 Dengan berat 1800 gram dan panjang 29 cm
• Minggu ke-33 Berat badan bayi 1800-1900 gram, dengan tinggi
badan sekitar 43-45 cm.
• Minggu ke-34 Berat Badan bayi 2000-2010 gram, dengan tinggi
badan sekitar 45-46 cm.
• Minggu ke-35 Berat badan bayi 2300-2350 gram, dengan tinggi
badan sekitar 45-47 cm.
• Minggu ke-36 Berat badan bayi 2400-2450 gram, dengan tinggi
badan 47-48 cm.
• Minggu ke-37 Berat badan bayi di minggu ini 2700-2800 gram,
dengan tinggi 48-49 cm
PERSIAPAN PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
• Ultrasonografi ( USG ) untuk mendeteksi berbagai kelainan pada
abdomen, otak, jantung dan ginjal.
• RONTGEN mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya
jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan
rangka.
• PAP SMEAR untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel
prakanker
• MAMMOGRAFI untuk mendeteksi adanya kista / tumor dan menilai
payudara secara periodik.
• ENDOSKOPI untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran
cerna
• KOLONOSKOPI untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran
colon
• CT. Scaning untuk melihat organ yang lebih dalam dan terlokalisir
serta khusus.
• EEG untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada
gel. Otak)
• EKG untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung
NYERI
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait
dengan kontraksi uterus dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin selama
persalinan. Respon fisiologi terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah,
denyut nadi, pernafasa, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008).
• Faktor fisiologi nyeri.
- Pembukaan dan penipisan serviks.
- Segmen bawah rahim tegang.
- Ligamen uterus meregang.
- Periotonium tertarik.
- Kandung kemih tertekan.
- Hipoksia.
- Vagina tertekan.
- Multi/primpara.
• Faktor Psikologis
- Ketakutan.
- Panik.
- Harga diri rendah.
- Takut hamil ganguan aktifitas seksual.
• Faktor persepsi dan toleransi terhadap nyeri.
- Intensitas persalinan.
- Kematangan serviks.
- Posisi janin.
- Karakteristik panggul.
FARMAKOLOGI

Berbagai pilihan pernatalaksanaan farmakologis antara lain:


• Analgesia narkotik (Mereperidine, Nalbuphine, Butorphanol, Morfin Sulfate
Fentanyln).
• Analgesia regional (Epidural, spinal dan kombinasinya)
• ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia )
NON FARMAKOLOGI
• Massage
• Terapi Es dan Panas
• Stimulasi Syaraf Elektris Transkutan (TENS)
• Distraksi
• Teknik Relaksasi
• Imajinasi Terbimbing
• Hipnosis
YANG MENGETAHUI DISABILITAS
PASIEN
PASTIKAN KONSULTAN KESEHATAN
TERPILIH ADALAH KONSULTAN
KESEHATAN YANG MEMENTINGKAN
KONDISI KESEHATAN SECARA
MENYELURUH, BUKAN HANYA
TERFOKUS PADA KEADAAN
DISABILITAS SAJA. PILIH
KONSULTAN KESEHATAN YANG
MEMILIKI SIKAP PERHATIAN, CEPAT
TANGGAP DAN TERAMPIL
• 2. Sertakan asisten rumah tangga yang terampil
Asisten rumah tangga yang teampil akan sangat membantu saat penyandang disabilitas
membutuhkan pertolongan menghadapi proses kehamilan, melahirkan, serta
pasca-melahirkan. Pilih asisten rumah tangga yang dapat menemani sepanjang waktu dan
siaga. Utamakan asisten rumah tangga yang dapat berpikir kritis dan mengambil tindakan
cepat untuk mengantisipasi setiap keadaan.
• 3. Periksa keadaan rumah sakit atau kondisi tempat melahirkan
Periksa penyediaan aksesibilitas di rumah sakit atau tempat bersalin. Pastikan terdapat ramp
atau bidang miring untuk tempat berjalan kursi roda, atau pegangan yang dapat digunakan
oleh pasien dengan disabilitas.
Pastikan ada pendampingan dari pasangan atau keluarga
Saat mendekati hari kelahiran, pastikan pasangan atau keluarga dapat membantu penyandang
disabilitas ketika mulai masuk ruang perawatan sebelum melahirkan. Sebab, pasangan atau
keluarga yang dapat memberikan dukungan secara psikologis dan menolong penyandang
disabilitas bila mereka harus melakukan mobilitas, seperti ke laboratorium atau ke kamar kecil.
Persiapkan teknik khusus saat penyandang disabilitas memberikan ASI kepada bayi
Beberapa rumah sakit menggunakan alat gendongan bayi yang dilengkapi tali pengaman yang
dapat digunakan oleh penyandang disabilitas tanpa lengan, bila ingin menyusui bayinya. Ada
pula yang menggunakan teknik mendekap bayi dengan posisi bayi tengkurap di atas dada
ibunya.
PERAWATAN ANAK BAGI IBU YANG
MEMILIKI KEBUTUHAN KHUSUS
KENDALA YANG DIHADAPI SEORANG IBU
DENGAN KETERBATASAN FISIK
Sekitar 15 persen dari populasi dunia adalah penyandang disabilitas, dan yang paling umum
adalah keterbatasan fisik. Secara umum, orang dengan keterbatasan fisik bisa diartikan sebagai
kehilangan bagian tubuh atau gangguan fungsi tubuh seseorang dalam jangka waktu panjang
yang mengakibatkan terbatasnya gerakan, daya tahan, ketangkasan, serta fungsi tubuh.
LANJUTAN
Perjuangan ibu disabilitas membesarkan anak terus berlanjut; tak hanya dalam menghadapi
berbagai stigma dan stereotipe, tapi juga melakukan berbagai penyesuaian dalam mengasuh
dan membesarkan Buah Hatinya. Mulai dari pemilihan peralatan, penyesuaian tempat tinggal
agar dapat memberi akses yang memudahkan pergerakan, hingga menyewa pengasuh anak
untuk membantu mengasuh Si Buah Hati untuk hal-hal yang tak bisa dilakukan sendiri oleh
ibunya karena keterbatasan fisik.
UPAYA PENGASUHAN ANAK BAGI IBU
DENGAN KETERBATASAN FISIK

• Memiliki support system yang paham kondisi.


• Bergabung dengan komunitas.
• Mencari informasi tentang pola asuh sebanyak-banyaknya.
ASUHAN PADA PEREMPUAN
BERKEBUTUHAN KHUSUS
• Menciptakan lingkungan terapeutik
• Menggali masalah klien dan membantu mengatasi masalah yang ada
• Memberikan aktifitas
• Mrlibatkan keluarga dalam perawatan
• Melakukan program terapi psiklogis
PENDEKATAN MELALUI BUDAYA DAN
KEGIATAN KEBUDAYAAN KAITANNYA
DENGAN PERAN SEORANG BIDAN
• Bidan sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat, mempunyai
peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan masyarakat, khususnya
kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
• Seorang bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan dengan
kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut. Seorang bidan
juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung
jawabnya.
• Seorang bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi tingkat
pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan kebiasaan sehari-hari, pandangan
norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
• Melalui kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan aktif untuk
melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan penyuluhan kesehatan di
sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional tersebut.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai