Mat
1
1. Faktor essensial dan proses persalinan
2. Askep intranatal
Persalinan
Proses kelahiran janin, plasenta membran dan
cairan amnion dari uterus
Usia kehamilan >20 minggu
1. Passenger
Fetus : usia gestasi, besar, letak (situs),
presentasi posisi, sikap (habitus) jumlah fetus
Plasenta
2. Passage (jalan lahir)
Konfigurasi dan diameter pelvik
Distensibilitas segmen bawah rahim (SBR),
dilatasi serviks, kapasitas distensi dasar
panggul, vagina dan introitus
3. Power
Primer : intensitas, lama dan frekuensi
kotraksi uterus
Sekunder : usaha untuk mengejan
4. Position
Posisi ibu saat persalinan
5. Psychologic response
Pengalaman sebelumnya, kesiapan
emosional, persiapan, support system,
lingkungan
FAKTOR PENYEBAB DIMULAINYA
PROSES PERSALINAN
Pelepasan oksitosin dari neurohipofisis
Stimulasi estrogen
Penurunan kadar progesteron
Peningkatan kadar prostaglandin dan kortisol
janin
Peningkatan besarnya uterus diikuti oleh
pengeluaran kalsium dari sarcoplasma retikulum
Tekanan bagian terendah janin pada serviks
dan segmen bawah rahim
Penuaan plasenta
Faktor eksternal
TEORI-TEORI MULAINYA PERSALINAN
(Penurunan progesteron)
Kontraksi uterus
2. TEORI OKSITOSIN
Kontraksi peningkatan
Miometrium produksi prostaglandin
3. TEORI KONTROL ENDOKRIN JANIN
Kelenjar adrenal janin
Produksi kortikosteroid
Prostaglandin meningkat
Kontraksi uterus
4. TEORI PROSTAGLANDIN
Prostaglandin meningkat
Kontraksi uterus
TUJUAN ASKEP INTRANATAL
TUJUAN :
Mempertahankan kesejahteraan maternal dan
janin yang optimal
Identifikasi dan penurunan distress maternal dan
janin
Mencegah dan mengurangi komplikasi
ADAPTASI FISIOLOGIS PERSALINAN
PADA IBU
SIRKULASI DARAH
Dipengaruhi oleh posisi maternal, kontraksi,
tekanan darah, dan aliran darah dalam tali pusat
selama proses persalinan sirkulasi janin ↓
FASE PERSALINAN (KALA)
PERSALINAN NORMAL
KALA I
Pendataran dan pembukaan serviks disertai pengeluaran
darah dan lendir
Dimulai dari terjadi kontraksi uterus teratur sampai
pembukaan serviks lengkap
Lamanya tergantung paritas ibu
Terdapat dua fase yaitu :
• Fase laten : pembukaan sampai 3 cm, + 8 jam.
• Fase aktif : pembukaan 3 cm - lengkap, + 6 jam.
Kontraksi setiap 10 menit selama 20-30 detik. Makin
meningkat hingga 2-4 kali tiap 10 menit, dengan durasi
60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan
keluarnya darah, lendir, dan pecah ketuban
KALA II
Pengeluaran janin
Dimulainya pembukaan lengkap sampai lahirnya janin.
Lama meneran 20 mnt, +2 jam
Kontraksi 45-90 dtk selama 3-5 mt, 3 – 4 kali dalam 10
menit.
Ketuban sudah pecah atau baru pecah spontan
Refleks meneran terjadi akibat rangsangan dari bagian
terbawah janin yang menekan anus dan rektum.
Tambahan tenaga meneran dan kontraksi otot dinding
abdomen serta diafragma, membantu ibu
mengeluarkan bayi.
KALA III
27
ASUHAN KEPERAWATAN
INTRANATAL
ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
Pengkajian
• Riwayat kehamilan sebelumnya
• Penilaian terhadap resiko
• Pengkajian fisik
• Pengkajian panggul
• Pengkajian psikologis
• Pemantauan kemajuan persalinan
• Tentukan posisi dan presentasi
• Evaluasi keadaan janin selama persalinan
• Menilai kesejahteraan janin
KALA 1
Pengkajian
• Pemeriksaan fisik
• Tanda vital
• Auskutasi djj
• Kontraksi uterus, dilatasi servix, penurunan
presentasi
• Periksa dalam : ketuban
• Perineum
• Tingkat pengetahuan
Diagnosa Keperawatan
• Cemas
• Kurang pengetahuan
• Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
• Kurang volume cairan b.d kurang asupan cairan
• Gangguan mobilitas fisik
• Perubahan pola eliminasi urin
• Resiko cedera pada ibu & janin
• Gangguan pertukaran gas
• Koping keluarga tidak efektif
Tujuan askep pada kala 1
• Kemajuan persalinan normal
• Ekspresi puas terhadap dukungan dan
bantuan petugas
• Kooperatif
• Hidrasi adekuat
• Tidak terjadi distensi
• Partisipasi dukungan keluarga dan
petugas kesehatan
• Kenyamanan
Intervensi
• Kebersihan personal
• Asupan cairan
• Tindakan dukungan
KALA II
Pengkajian
Hasil periksa dalam
Tanda vital
Tanda kala II
Respon klien
Koping klien
Diagnosa Keperawatan
Risiko cedera pada ibu dan janin berhubungan
dengan valsava manuver yang terus menerus
koping individu tidak efektif berhubungan dengan
upaya meneran
Nyeri b.d distensi perineum, kontraksi.
Intervensi
• Monitor terus menerus proses persalinan
• Posisi ibu dan janin
• Tindakan pertolongan persalinan dengan teknik
aseptik, keamanan ibu dan janin
• Dukungan
KALA III
Pengkajian
Respon fisik
Respon psikologis
Tujuan
Plasenta lahir lengkap dan normal
Perdarahan < 500 cc, kontraksi adekuat
Koping keluarga dan ibu efektif
Intervensi
Perawatan perineum
Kebersihan personal
Pertahankan privasi
Bonding- attachment
KALA IV
Pengkajian
Pemeriksaan fisik, tanda2 vital, keadaan umum
Kontraksi uterus dan after pain
Perdarahan
Kandung kemih
Laserasi/robekan
Mother-infant bonding
Keadaan bayi
Kebutuhan khusus klien
Tujuan
Perdarahan/lochea normal
Keseimbangan cairan-nutrisi
Kebersihan personal
Eliminasi normal
Istirahat dan tidur terpenuhi
Bonding-attachment terpenuhi
Mengungkapkan rasa nyaman
Intervensi
•Neurophatic pain
•Surgery Pain
•Chemotherapeutik drugs
Klasifikasi nyeri
Fisiologi stimulus yg diterima oleh syaraf
sensori SSP
Psikologis sensasi, interprestasi, terhadap
nyeri dan reaksi yg terjadi
sifat nyeri unik dan personal meskipun
kondisi sama
MC GILL PAIN INDEKS (MPI)
Faktor fisik
• Nyeri viseral lambat, dalam, tidak terlokalisir
(tumpul agak sakit) mendominasi kala I akibat
kontraksi uterus dan pembukaan servix
• Nyeri somatik lebih cepat, tajam/menusuk
lokalisasi jelas pada kala I akhir, selama kala
II, akibat dari↓ kepala yang menekan jaringan
maternal
SUMBER NYERI
• Iskemia jaringan
• Intensitas persalinan
• kematangan serviks
• posisi janin
• Karakteristik panggul
• kelelahan
FAKTOR PSIKOSOSIAL
Budaya
Persiapan persalinan
Sistem pendukung
PENATALAKSANAAN NYERI FARMAKOLOGIK
Narkotik
Inhalasi
Tranquilizers
Stimulasi kutaneus
Teknik reduksi nyeri dengan stimulasi pada kulit untuk
menghilangkan nyeri antara lain :
Kompres dingin
Analgetic ointments
Counter iritan, seperti plester hangat
Contralateral stimulation, yaitu massage kulit pada area
yang berlawanan dengan area nyeri
Distraksi
Teknik reduksi nyeri dengan mengalihkan perhatian
kepada hal lain sehingga kesadaran terhadap
nyerinya berkurang dengan cara antara lain:
•Nafas dalam lambat dan berirama
•Massage and slow, rhythmic breating
•Rhythmic singing and tapping
•Active listening
•Guided imagery (kekuatan imajinasi klien bisa
dengan mendengarkan musik yang lembut)
Anticipatory Guidance
Teknik reduksi dengan memberikan informasi yang dapat
mencegah terjadinya mis interpretasi dari kejadian yang dapat
menimbulkan nyeri dan membantu pemahaman apa yang
diharapkan, antara lain :
•Penyebab nyeri
•Proses terjadinya nyeri
•Lama dan kualitas nyeri
•Berat-ringannya nyeri
•Lokasi nyeri
•Informasi tentang keamanan
•Metode yang digunakan perawat pada klien untuk mengurangi
nyeri
•Hal-hal yang diharapkan klien selama prosedur
Relaksasi
Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan
memberikan beberapa keuntungan, antara lain :
•Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan
dengan nyeri atau stres.
•Menurunkan nyeri
•Menolong individu untuk melupakan nyeri
•Meningkatkan periode istirahat dan tidur
•Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain
•Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang
timbul akibat nyeri