Anda di halaman 1dari 20

KASUS PEMICU 1

Ny. S, umur 60 tahun, alamat desa Patebon dilakukan pengkajian pada hari senin tanggal 21
Maret pukul 12.30 WIB Ruang Flamboyan Penyakit Dalam RS Soewondo Kenda. Pasien
masuk pada tanggal 20 Maret 2011 dengan penanggung jawab Ny. K, 32 tahun sebagai anak
pasien. Dari pengkajian yang telah dilakuan didapatkan data subyektif sebagai berikut : Saat
dilakukan pengkajian klien mengatakan Ulkus diabetes melitues pada puggung kaki kanan,
Nyeri hilang timbul, tetapi lebih sering muncul di waktu malam hari dan jika digunakan untu
menapak. Nyeri terjadi disekitar ulkus, telapak kaki sampai kaki bagian atas. Derajat nyeri
pasien adalah kurang lebih 5-6. Sering terjadi pada waktu malam hari, lamanya sekitar 15
menit. Kadang hilang timbul, nyeri berkurang jika tidak digunakan untuk menapak dan setiap
habis ganti balut. Dan saat ditanya tentang riwayat kesehatan yang sekarang klien
mengatakan kurang lebih 2 minggu sebelum masuk RS klien mengeluh kaki kanan luka,
sebelumnya kaki klien bengkak lama-kelamaan menjadi melepuh seperti kena api kemudian
pecah dan menjadi luka. Luka makin lama makin melebar, terasa nyeri dan keluar nanah dari
luka tersebut. Akhir-akhir ini klien sering merasa lemes dan sering pusing. Klien mengatakan
kakinya sering merasa kesemutan.
Pasien tidak mengalami gangguan kemampuan sensasi seperti pendengaran, pengecapan,
maupun penghidung. Gangguan sedikit terjadi pada indera peraba yaitu terjadi di ujung kaki
digiti ke 1,2,3 dan 4 dekat ulkus, ujung kaki klien sebelah kanan kurang peka bila terjadi
sensori dari luar. Pasien merasakan nyeri atau cekot-cekot di ulkus kaki kanannya. Seberapa
besar tingkat nyeri pasien dapat di ukur dengan pendekatan PQRST yaitu : P : Ulkus diabetes
melitues pada puggung kaki kanan Q : Nyeri hilang timbul, tetapi lebih sering muncul di
waktu malam hari dan jika digunakan untu menapak. R : Nyeri terjadi disekitar ulkus, telapak
kaki sampai kaki bagian atas. S : Derajat nyeri pasien adalah kurang lebih 5-6. T : Sering
terjadi pada waktu malam hari, lamanya sekitar 15 menit. Kadang hilang timbul, nyeri
berkurang jika tidak digunakan untuk menapak dan setiap habis ganti balut.

Pada riwayat kesehatan dahulu, Klien mengatakan mempunyai riwayat DM sudah 20 tahun
yang lalu, klien minum obat glibenclamide 1x5 mg tab dan setiap kali obatnya habis klien
rutin kontrol diklinik 24 jam didekat rumah. Klien juga mempunyai riwayat amputasi pada
ibu jari kaki kiri kurang lebih bulan Agustus 2009 karena ulkus DM juga tetapi sekarang
sudah kering dan sembuh. Klien mempunyai riwayat hipertensi . Dan pada riwayat kesehatan
keluarga keluarga tidak mempunyai riwayat penyakit Diabetes Mellitus maupun hipertensi.

Klien mengatakan sebelum sakit biasa makan tiga kali sehari dan habis satu porsi diantaranya
nasi 1 centong, gorengan ( tempe, tahu dll), dan sayur. Klien sudah mengetahui kalau
menderita DM, jadi untuk makanan tiap hari klien mengurangi makanan yang manis seperti
jajanan yang manis ataupun roti yang manis. Selama sakit klien mengatakan tidak ada
gangguan dalam hal nafsu makan, klien hanya makan makanan yang sudah didiitkan oleh RS
dan tidak makan makanan yang lain. Sebelum sakit dan dirawat di RS klien banyak minum
air putih kurang lebih 1500 ml, tetapi selama sakit klien minumnya berkurang menjadi kira-
kira 1000 ml saja. Klien tidak biasa minum kopi ataupun teh manis.
Klien sudah tidak bekerja lagi, setiap hari klien hanya menjaga cucucucunya selama anaknya
bekerja. Klien mengatakan pola tidur tidak tentu, setiap kali mengantuk langsung tidur.
Begitupun juga dimalam hari, setelah selesai sholat isya’ klien biasa tidur tetapi jam 12
malam klien selalu bangun untuk melaksanakan sholat tahajut. Klien bangun jam 5 pagi.
Sebelum pasien sakit biasanya pasien kencing ± 6-7 kali per hari, buang air besar tiga hari
sekali. Setelah masuk RS frekuensi buang air kecilnya berkurang yaitu 4-5 kali per hari.
Pasien mengatakan 4 hari belum buang air besar.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan data : keadaan pasien lemah, kesadaran composmentis.
Dari pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh data : Tekanan darah klien : 130 / 80 mmHg,
suhu tubuh : 36,2 C, respirasi : 20 x /menit, nadi : 80 x /menit. Dari pengukuran antopometri
diperoleh data: berat badan klien : 50 kg dengan tinggi badan : 152 cm. Dari pengukuran
berat badan dapat di ukur Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu BB/(TB dalam m )2 dengan
kriteria : Under weight bila IMT < 20, Normal weight = 20-22 dan Over weight > 22. Dari
standart tersebut IMT pasien : 21,64 (normal weight).
Dari pemeriksaan fisik head to toe yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
bentuk kepala meshosepal, tidak ada luka, rambut hitam, tipis, sedikit beruban dan lembab
( agak kotor ). Sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, mata bersih, dalam pemeriksaan mata
didapatkan hasil visus 2 / 60. Hidung bersih, simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping
hidung. Telinga bersih, tidak ada serumen, tidak ada otitis media akut (OMA), tidak
mengalami penurunan pendengaran.Mukosa bibir kering, mulut tidak kotor, gigi tidak kotor
ada banyak caries gigi. Leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka
ataupun benjolan.

Pada pemeriksaan dada diperoleh data : Dada dan thorak simetris tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan, dada simetris, tidak ada nyeri, bunyi normal/ sonor dan vasikuler, jantung
tidak ada ictus cordis dan suara tambahan. Perut Bersih, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan. Genitalia bersih, tidak mengalami gangguan, tidak terpasang cateter. Ekstrimitas atas :
Kedua tangan masih normal, terpasang infus pada tanggal 20 Maret 2011 Jam 14.00 wib
dengan cairan infus NaCl 40 tetes per menit. Infus terpasang di tangan sebelah kiri.
Ekstrimitas bawah : Kaki kanan terdapat ulkus dipunggung kaki dengan grade 3. Luas ulkus
kurang lebih 4x7 cm dan kedalaman 0.5 cm. Ulkus basah, ada pus serta daerah sekitar ulkus
kehitaman. Bila ujung kaki digiti ke 1,2,3, dan 4 kaki kanan diberi rangsangan sudah tidak
terasa lagi. Kaki kiri klien normal, tetapi ibu jari sudah di amputas karena ulkus DM juga.
Klien mengalami gangguan dalam aktivitas karena kaki terasa sakit jika digunakan untuk
menapak. Kulit klien kering, warna sawo matang, tidak terdapat edema. Kulit sekitar ulkus
menghitam.

Klien sudah mendapatkan obat dari dokter dan sudah diberikan terapi. Terapi yang diberikan
dokter yaitu : Therapy parenteral dengan Infus NaCl 0,9 % 40 tetes per menit, Therapy per
oral menggunakan obat seperti Clindamicin 2x150 mg, Vit B kompleks 3x1 tab, Captopril
3x12,5 mg, Aspilet 1x80 mg Dari kerjasama antara tim gizi dan tim medis klien mendapatkan
diit yaitu diit lunak DM rendah garam. Dan dari perawat klien mendapatkan perawatan luka
tiap hari.
KASUS PEMICU 2

Tn. S dengan Umur 64 tahun, jenis kelamin laki – laki, seorang buruh serabutan, sudah
menikah, mempunyai anak sebanyak empat orang, beragama islam , Suku Jawa, alamat
tempat tinggal Jagangan Rt 01 Rw 05 Gadingan Mojolaban, Tn. S masuk rumah sakit pada
tanggal 12 April 2015 dan tanggal pengkajian pada 15 April 2015 Jam 11:00 dengan
Diagnosa Medis Ulkus DM. Pengkajian keperawatan yang dilakukan kepada pasien Tn. S
pada tanggal 15 April 2015 Jam 11:00 di ruang Glasiol Atas RSUD Sukoharjo. Dari
pengkajian yang telah dilakukan didapatkan data keluhan utama pasien yaitu nyeri pasien
mengatakan nyeri pada kaki kanan bawahnya setelah menjalani operasi, luka post operasi
seperti ditusuk – tusuk, skala 5 ( 0 –10 ), nyeri di rasakan hilang timbul.

Riwayat kesehatan sekarang pada pasien diperoleh data antaralain : pasien mengatakan
sebelum dirawat di rumah sakit pasien masih bekerja sebagai buruh serabutan dan pasien
merasakan badannya lemas, pusing kurang lebih selama 3 hari dan hanya ditahan serta
kakinya bngkak yang sudah beberapa hari dan dibiarkan saja. Pasien juga mengatakan bahwa
apabila gula darahnya meningkat muncul luka – luka melepuh pada daerah kakinya, akan
tetapi apabila kadar gulanya normal lagi luka mlepuh tersebut akan mengering dengan
sendirinya. Pasien tidak menegtahui bagaimana saat gula darahnya naik atau drop karena
gejala yang dialami selalu sama yaitu mlepuh. Pasien biasanya memeriksakan ke dokter
terdekat.

Riwayat kesehatan dahulu diperoleh data antara lain :pasien mengatakan sudah 2 kali di
rawat di rumah sakit yang sama dan sudah dua kali ini juga pasien menjalani operasi yang
pertama pada tahun 2010 pasien pernah operasi hernia dan dirawat di rumah sakit selama 10
hari. pasien mengatakan tidak mengkonsumsi obat warung atau apapun kecuali dari periksa
dokter. Pasien mengatakan tidak rutin memeriksakan gula darahnya ke klinik atau dokter
terdekat. Riwayat kesehatan keluarga , keluarga dari pasien mengatakan tidak ada anggota
keluarga yang menderita penyakit menular seperti TBC, tapi anak keempat dari pasien
menderita penyakit DM tapi belum parah.
Untuk pengkajian pola fungsional pada pasien dimulai dari pengkajian pola nutrisi sebelum
sakit pasien mengatakan bahwa di rumah pasien makan 3 kali sehari dengan menu seadanya
seperti sayur, lauk pauk ,nasi . habis satu porsi ,pasien sebelum sakit BB nya 56 kg pasien
minum kurang lebih 6-8 gelas per hari kadang kopi, teh anget, dan air putih . Sedangkan
selama sakitpasien makan 3 kali sehari juga dengan menu diit DM yang diberikan dari rumah
sakit yaitu bubur nasi , lauk , sayur bening , habis 1 porsi , BB pasien selama sakit 55 kg dan
minum 5-7 gelas perhari air putih , dan teh tawar dari rumah sakit, serta infuse RL 500 ml 20
tpm lewat IV dan Metronidasole 100ml 60 tpm IV. Pola aktivitas dan mobilisasi pasien
didapatkan data sebagai berikut :pasien mengatakan bahwa sebelum sakit pasien menjalani
aktivitas normal bahkan kaki kanannya sudah bengkak pasien tetap bekerja sebagai buruh
serabutan, mandiri, sedangan selama sakit pasien beraktifitas di sekitar ruangan , di tempat
tidur , mampu berjalan ke kamar mandi di bantu keluarga, terkadang jalan – jalan di sekitar
ruangan untuk mengusir kebosanan di atas tempat tidur dibantu oleh keluarga.
Pemeriksaan fisik dari pasien diperoleh data pada saat pengkajian dimana keadaan umum
pasien , kesadaran composmentis, tanda –tanda vital, TD : 110/70 mmHg, Nadi : 84
kali/menit, Pernapasan: 20 kali / menit, Suhu : 36,4oC . Pemeriksaan fisik head to toe
diperoleh data dimulai dari kepala , rambut pasien bewarna hitam, beruban, bersih, tidak ada
nyeri tekan maupun lesi dikepala, mata simetris ada sedikit gangguan penglihatan yaitu kabur
hilang timbul. Hidung simetris, tidak ada secret, bersih, fungsi penciuman baik mampu
membedakan antara bau kopi dan minyak wangi, tidak ditemukan lesi atau luka.Mulut pasien
simetris , tidak ada lsi, tidak sariawan, mukosa bibir lembab, fungsi indra pengecapan
berfungsi dengan baik, lidah berwarna merah mudah keputihan, gigi utuh atau masih lengkap,
sedangkan telinga simetris antara kanan dan kiri, ada sedikit secret di telinga, tidak
ditemukan luka lesi dan tidak ada nyeri tekan. Leher pasien tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid, tidak ditemukan lesi, dan tidak ada nyeri tekan, fungsi menelan berfungsi baik. Ketiga
pemeriksaan pada daerah abdomen dengan IAPP (inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi).
Hasil pemeriksaannya yaitu, inspeksi ditemukan ada bekas luka di bagian perut bawah bekas
operasi hernia tahun 2010 , bekas luka baik, perut terlihat buncit.
Auskultasi :bunyi peristaltic usus terdengar 15 kali / menit, palpasi : tidak ada nyeri tekan ,
perkusi : tympani, perut tidak kembung. Pada pemeriksaan ekstermitas , ektermitas atas pada.
Ekstermitas bawah, pada kaki bagian kanan bawah ada luka bekas operasi yang dibalut
dengan perban , jempol kaki kanan terdapat jaringan mati berwarna hitam pekat, teraba keras,
kaki nyeri , pasien mampu berjalan, dibantu keluarga.Pemeriksaan pada daerah genetalia
diperoleh data pasien, organ genital bersih, tidak terpasang Dower Cateter (DC), tidak ada
nyeri.
Data penunjang yang diberikan kepada pasien post debridement ulkus dm antara lain ,Infuse
Asering 500 ml 20 tpm , Infus, Metronidazole 100 ml 1 kali 24 jam 60 tpm , Infuse RL 500
ml 20 tpm, Injeksi Omeprazole 1 kali 24 jam , Injeksi Ceftriaxone 1 kali 24 jam , Injeksi
ketorolak 3 / 8 jam , Injeksi antalgin 1/ 12 jam , Injeksi novorapid 6 unit – 6 unit – 4 unit

KASUS PEMICU 3
Anak W usia 5 tahun dengan diagnosa keperawatan medis Pneumoni, alamat Kp. Ciasrua
sukabumi, penanggung jawab Tn D hubungan ayah kandung alamat sama dengan di atas.
Menurut penuturan ibu klien, sebelum klien dibawa ke RS 1 minggu lalu tubuh klien teraba
panas disertai batuk-batuk dan kadang ada sesak, dan sama sekali tidak mau makan,
kemudian keluarga membawanya ke RS.

Pada saat Pengkajian:


Ibu klien mengatakan anaknya masih panas dan batuk yang kadang disertai sesak, sesak
semakin bertambah jika klien menangis, dan berkurang setelah di UAP, dan posisi tidur
dengan setengah duduk. Riwayat Kesehatan Keluarga: Di keluarga ada yang batuk-batuk dan
disertai demam tetapi tidak sampai dirawat. Pada saat dikaji ibu klien mengatakan anaknya
tetap tidak mau makan dengan alas an sakit untuk menelannya.

Pemeriksaan Fisik: Keadaan umum pasien tampak lemah. TTV:   S  38˚C,  RR  34x/menit,
N   100x/menit,  TD  90/70 mm/Hg, BB  18 kg sebelum sakit, saat sakit hanya 16 kg.   Mata
tampak cekung, konjungtiva anemis, hidung simetris, tidak dapat defisiasi septum, PCH +,
bibir tampak kering dan lidah tampak kotor juga ada stomatitis, dada simetris, terdapat
retraksi dinding dada, bunyi nafas ronchi di area paru kiri dan kanan, kadang diakhiri adanya
ngorok, bunyi jantung regular, abdomen tampak datar, turgor jelek, bising usus 10x/menit,
terpasang infuse pada ekstermitas atas sebelah kanan, akral teraba hangat.

Hasil Lab: HB 10,1 gr, Leukosit  11000, Trombosit  170000, Ht  30%

Pengobatan: Cefotaxim 3x 750 mg, PCT tablet, Combipen 2x 1 ampul (nebulizer), O 2 2 lt/
Sesuai kebutuhan

Diet: Bubur Susu/ Sonde

Kasus Pemicu 4
Tn. Z, umur 25 tahun, alamat desa Banjarsari dilakukan pengkajian pada hari senin tanggal
22 Juni 2020 pukul 09.30 WIB Ruang Mawar Penyakit Dalam RS Waluyo Diningrat. Pasien
masuk pada tanggal 20 Juni 2020 dengan penanggung jawab Ny. B, 58 tahun sebagai ibu
pasien. Dari hasil diagnosa medis yang dilakukan klien mengalami Thypoid. Hasil
pengkajian yang telah dilakuan didapatkan data subyektif sebagai berikut : Pasien datang
dengan keluhan pusing dan demam sejak 5 hari yang lalu. Pusing dan Demam yang dirasakan
hilang timbul terutama pada sore hingga malam dan turun pada pagi hari, dan pusing
berkurang saat klien minum obat warung. Pasien merasa lemas menjelang sore hari, disertai
dengan tubuh yang menggigil. Pusing yang dirasakan disekitar kepala, dan itu terasa berat
skala 7. Dan saat ditanya tentang riwayat kesehatan yang sekarang klien mengatakan 2 hari
sebelum masuk RS klien mengeluh nyeri pada sendi serta mual muntah, namun klien hanya
minum obat warung. Seberapa besar tingkat nyeri saat pusing dirasakan pasien dapat di ukur
dengan pendekatan PQRST yaitu : P : pusing di area kepala Q : Nyeri hilang timbul terutama
pada sore hingga malam dan turun pada pagi hari. R : Nyeri terjadi disekitar kepala dan tidak
menyebar di area leher. S : Derajat nyeri saat pusing dirasakan oleh klien adalah 7. T : sore
hingga malam dan turun pada pagi hari. Kadang hilang timbul, nyeri berkurang saat klien
minum obat warung
Pada riwayat kesehatan dahulu, Klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang
berbahaya seperti DM, Hiertensi, Jantung ataupun lainnya. 3 tahun yang lalu klien pernah
dirawat di RS dengan penyakit yang sama yaitu Thypoid. Dan pada riwayat kesehatan
keluarga keluarga, klien mengatakan di keluarga, ayah dan kakak klien mempunyai penyakit
hipertensi.
Klien mengatakan sebelum sakit biasa makan tiga kali sehari dan habis satu porsi diantaranya
nasi 1 centong, gorengan ( tempe, tahu dll), dan sayur. Selama sakit klien mengatakan tidak
nafsu makan, klien hanya makan seperempat porsi. Sebelum sakit dan dirawat di RS klien
banyak minum air putih kurang lebih 1500 ml, tetapi selama sakit klien minumnya berkurang
menjadi kira-kira 1000 ml saja. Klien tidak biasa minum kopi ataupun teh manis.
Klien mengatakan pola tidur cukup, setiap kali mengantuk langsung tidur. Begitupun juga
dimalam hari, setelah selesai sholat isya’ klien biasa tidur tetapi jam 12 malam klien selalu
bangun untuk melaksanakan sholat tahajut. Klien bangun jam 5 pagi. Sebelum pasien sakit
biasanya pasien kencing ± 6-7 kali per hari, buang air besar dua hari sekali. Setelah masuk
RS frekuensi buang air kecilnya berkurang yaitu 4-5 kali per hari. Pasien mengatakan 4 hari
belum buang air besar.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik di peroleh Tekanan darah 110/70 mmHg, Nadi
80x/menit, suhu 38,9 0 C, Respirasi 24x/menit., pasien tampak lemah, tidak nafsu
makan, Lidah tampak kotor, tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen, terdapat
mual dan muntah. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hb 15,6 g/dl, ht
34,7%, Eritrosit 4,11 juta/ul, leukosit 11.000/ul, trombosit 118.000/ul, tes widal
Thypi H 1/100, Parathypi 1/200, IgM salmonella +6.
Dari pemeriksaan fisik head to toe yang telah dilakukan diperoleh data sebagai berikut :
bentuk kepala meshosepal, tidak ada luka, rambut hitam, tipis, sedikit beruban dan lembab
( agak kotor ). Sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, mata bersih, dalam pemeriksaan mata
didapatkan hasil visus 2 / 60. Hidung bersih, simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping
hidung. Telinga bersih, tidak ada serumen, tidak ada otitis media akut (OMA), tidak
mengalami penurunan pendengaran.Mukosa bibir kering, mulut tidak kotor, gigi tidak kotor
ada banyak caries gigi. Leher simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada luka
ataupun benjolan.

Pada pemeriksaan dada diperoleh data : Dada dan thorak simetris tidak ada penggunaan otot
bantu pernapasan, dada simetris, tidak ada nyeri, bunyi normal/ sonor dan vasikuler, jantung
tidak ada ictus cordis dan suara tambahan. Perut Bersih, tidak ada massa, tidak ada nyeri
tekan. Genitalia bersih, tidak mengalami gangguan, tidak terpasang cateter. Ekstrimitas atas :
Kedua tangan masih normal, terpasang infus pada tanggal 20 juni 2020 Jam 14.00 wib
dengan cairan infus RL 20 tetes per menit. Infus terpasang di tangan sebelah kiri. sensasi
kulit normal, kekuatan otot tangan 4, reflek bisep dan trisep normal, tidak ada edem CRT
kembali 2 detik. Ekstrimitas bawah : kedua kaki normal, sensasi kulit normal, kekuatan otot
kaki 4, reflek patela dan archiles normal, tidak ada edem CRT kembali 2 detik.

Klien sudah mendapatkan obat dari dokter dan sudah diberikan terapi. Terapi yang diberikan
dokter yaitu : Therapy parenteral dengan Infus RL 20 tetes per menit, Therapy per oral
menggunakan obat seperti Cefotaxim 2x500 mg, Ranitidin 2x1 tab, paracetamol 3x500mg,
dan ondansentron 1x1 sendok makan. Dari kerjasama antara tim gizi dan tim medis klien
mendapatkan makanan bubur.

KASUS PEMICU 5
Anak W usia 1 tahun dengan diagnosa keperawatan medis Bronchopneumoni, alamat Kp.
Teluk bumi banten, penanggung jawab Tn D hubungan ayah kandung alamat sama dengan di
atas. Menurut penuturan ibu klien, sebelum klien dibawa ke RS 3 hari yang lalu tubuh klien
teraba panas disertai batuk-batuk dan kadang ada sesak, dan sama sekali tidak mau makan
dan menyusu, kemudian keluarga membawanya ke RS.

Pada saat Pengkajian:


Ibu klien mengatakan anaknya masih panas dan batuk yang kadang disertai sesak, sesak
semakin bertambah jika klien menangis, dan berkurang setelah di UAP, dan posisi tidur
dengan posisi digendong. Riwayat Kesehatan Keluarga: Di keluarga ada yang mempunyai
penyakit paru (TBC) yaitu nenek pasien.

Pemeriksaan Fisik: Keadaan umum pasien tampak lemah. TTV:   S  38˚C,  RR  48x/menit,
N  88x/menit, BB  10 kg sebelum sakit, saat sakit hanya 8 kg.   Mata tidak cekung,
konjungtiva tidak anemis, hidung simetris, terdapat pernafasan cuping hidung, bibir tampak
kering dan lidah tampak kotor juga ada stomatitis, dada simetris, terdapat retraksi dinding
dada, bunyi nafas ronchi di area paru kiri, bunyi jantung regular, abdomen tampak datar,
turgor elastis, bising usus 8x/menit, terpasang infuse pada ekstermitas atas sebelah kanan,
akral teraba hangat.

Hasil Lab: HB 10,1 gr, Leukosit  11000, Trombosit  170000, Ht  30%, hasil Rongent terdapat
inflitrat pada bagian paru kiri.

Pengobatan: Cefotaxim 3x 350 mg, PCT sirup, Combipen 2x 1/2 ampul (nebulizer), O2 2 lt/
Sesuai kebutuhan

Diet: Bubur Susu/ Sonde

KASUS PEMICU 6
Tn I berusia 30 tahun, pekerjaan WIRASWATA di salah satu perusahaan swasta di Serang. Klien
bertempat tinggal di Kampung banjar RT 01 RW 011 Kabupaten Serang. Penanggung jawab klien
adalah Ny.C istrinya usia 32 tahun pekerjaan Ibu rumah tangga beralamat yang sama dengan klien.
Klien masuk di rawat di rumah sakit dengan keluhan sesak, diagnosa medis klien adalah Efusi Pleura.

Klien mengeluh sesak nafas, sesak dirasakan semakin berat jika melakukan aktivitas atau
istirahat dalam posisi berbaring, dan terasa berkurang jika dalam posisi duduk.
Klien mengatakan Sesak dirasakan sepanjang waktu namun terasa lebih berat jika malam
hari. Sesak mulai dirasakan Satu hari sebelum masuk rumah sakit saat klien pulang dari kerja.

Klien mengatakan bahwa pasien tidak pernah dirawat sebelumnya. Klien mengatakan di
salam keluarga tidak ada yang memeliki penyakit yang sama seperti klien, dan klien juga
mengatakan tidak mempunyai penyakit yang berat seperti Asma, DM, jantung ataupun
hipertensi.

Klien mengatakan selama di Rawat di rumah sakit klien makan dan minum seperti biasa,
klien menghabiskan setiap makanan yang di berikan di rmah sakit. Klien minum cukup
banyak 1 hari bisa 1 botol aqua yang besar. Sebelum sakit juga klien makan biasa saja, 3 kali
sehari dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan kadang buah-buahan, minum juga air putih,
sehari bisa mencapai 2 botol aqua besar. Selama di rawat klien belum pernah mandi,hanya di
lap saja, begitu pun keramas, selama di rumah sakit belum pernah keramas, teapi klausikat
gigi klien pasti lakukan pada saat bangun tidur dan sore hari, menggunakan pasta gigi.
Sebelum di rawat klien madi 2 kali sehari pagi dan sore menggunakan sabun cair dan setiap
mandi pasti keramas menggunakan shampoo. Sikat gigi juga 2 kali sehari pagi dan sore
menggunakan pasta gigi. Buang air kecil selama di rawat dan selama di rumah tidak ada
keluhan, BAB 1 kali sehari, BAK kurang lebih 5 kali sehari, warna air kencing kuning bening
dan bau nya khas, BAB lembek warna kuning. Klien tidur malam kurang lebih 4 jam sehari,
klien tidak pernah tidur siang.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik di peroleh TD 90/70 mmHg, Nadi 90 x/menit,


suhu : 37,1 oC, RR : 30x/menit. Kesadaran kompos mentis, rambut klien tampak kotor,
rambut penyebaran merata, warna hitam, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada luka di kepala.
Wajah simetris klien bisa merasakan sensai sentuha di daerah wajah. pada mata terdapat
kantung mata, tidak ada nyeri tekan, konjungtiva ananamis, lapang pandang baik, klien bisa
membaca dalam jarak 1 meter, pupil mengecil jika terkena cahaya, jika di sentuhkan kapas ke
daerah mata klien mengedip. Terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri tekan, dan
klien mampu membedakan bau. Mulut klien tidak kering, gigi dan gusi bersih, klien mampu
menggerakan lidahnya dan mampu mengucapkan AIUEO dengan baik. Telinga simetris tidak
ada kotoran dan tidak ada nyeri tekan.

Pergerakan leher baik, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe, serta reflek menelan baik. Pada daerah dada tampak retraksi interkosta, tidak ada tidak
ada nyeri tekan, auskultasi terdapat ronchii dan wheezing pada saat ekspirasi, suara perkusi
daerah paru adalah resoanan, jantung redup. Pada abdomen abdomen datar, tidak ada lesi,
auskultasi bising usus 12x/menit, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pebesaran hepar dan
ginjal. Klien BAB dan BAK dengan normal, tidak ada keluhan gatal di daerah genitalia, klien
mengatakan penyebaran rambut pubis merata dan tidak ada keluar cairan selain air kencing
dari saluran kencingnya.

Tangan klien simetris tidak ada luka, terpasang infus di tangan kanan, tidak ada tanda-tanda
plebitis aliran lancar, kekuatan otot sama kanan dan kiri 4, pergerakan baik. Tidak ada
benjolan dan nyeri tekan, tidak ada edema, klien bisa membedakan sensari rasa, reflek bisep
dan triseb positif, CRT <2 detik. Kaki klien juga simetris, tidak ada luka, kekuatan otot baik 4
kanan dan kiri, tidak nyeri tekan dan benjolan, tidak ada edema , reflek patela dan achiles
positif, CRT < 2 detik.

Klien mendapatkan terapi intravena RL 20 tpm, mendapatkan terapi inhalasi Sanbutamol 2


kali sehari, dan O2 4 liter. Klien mendapatkan diet biasa dari bagian instalasi gizi.

KASUS PEMICU 7
Ny. “K” usia 21 tahun beragama islam. Diantar oleh Suaminya Tn. D ke Klinik tanggal 1
November 2019. Ibu baru saja melahirkan Anak pertamanya. Saat ini ibu mengeluh sangat
merasa lelah, tidak ingin melihat apalagi mendekati bayinya kerena bayinya laki-laki, ibu
tidak nafsu makan, merasa lelah yang berlebihan dan tidak bisa tidur. Sebelumnya ibu belum
pernah punya pengalaman melahirkan, ini adalah anak pertamanya, selama kehamilan tidak
ada keluhan.

Eliminasi BAB sebelum melahirkan : 1×/hari. Sesudah melahirkan : 1×/hari. BAK sebelum
melahirkan : 6-7×/hari. Sesudah melahirkan: 4-5×/hari. Nutrisi sebelum melahirkan : ibu
mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi 1 potong lauk + 1 mangkuk nasi + 6-8 gelas air
putih. Sesudah melahirkan: ibu mengatakan makan 2 kali sehari dengan porsi setengah pring
nasi + 1 potong lauk + setengah mangkuk sayur + 4-5 gelas air putih. Sebelum melahirkan:
ibu mengaatakan tidur 7-8 jam/hari. Sesudah melahirkan: ibu mengatakan sulit tidur, tidur
hanya 4-5 jam/hari dan sering terbangun. Aktifitas sebelum melahirkan: ibu mengatakan
bekerja dan beraktifitas seperti biasa. Sesudah melahirkan: ibu mengatakan masih perlu
bantuan untuk melakukan aktifitas. Sebelum melahirkan: mandi 2×sehari, mencuci rambut
3×seminggu, menggosok gigi 2×sehari. Sesudah melahirkan: mandi 1×sehari, menggosok
gigi 2×sehari, mencuci rambut 1×seminggu

Ibu mengatakan sulit tidur, cemas, nafsu makan berkurang, perasaan putus asa, tidak senang
melihat bayinya, tidak perhatian pada bayinya dan panampilannya. Ibu sedih, tidak mau
melihat dan merawat bayinya, karena bayi lahir laki-laki, ibu cemas dan takut kalau suami
dan keluarganya tidak menyukai bayinya.

Keadaan Umum: ibu tampak kusut dan lemah. Kesadaran CM. TD: 100/70 mmHg. Nadi:
90×/menit, Suhu: 36’C. Penafasan: 24×/menit. Payudara : simetris kiri dan kanan, puting
menonjol, tidak ada benjolan, keadaan kurang bersih, terjadi pembengkakan. TFU tidak
teraba. Tidak ada nyeri tekan, terdapat striae gravidarum. Genetalia : kurang bersih, tampak
luka hecting, lochea alba, tidak ada oedema dan haemoroid.

KASUS PEMICU 8
Pada tanggal 15 Juni 2020 pukul 13.00 WIB, Ny.T usia 27 tahun datang dengan
keluhan keluar darah sangat banyak dari kemaluan setelah melahirkan. 8 jam sebelum
masuk rumah sakit, pasien melahirkan anak keduanya di dukun, bayi lahir langsung
menangis, perempuan, berat badan tidak ditimbang, tidak diikuti dengan lahirnya
plasenta, kemudian dukun tersebut memaksa untuk menarik plasenta agar terlepas dari
rahim. Plasenta terlepas namun diikuti oleh perdarahan dari kemaluan yang terus
menerus dan berwarna merah segar. Pasien lalu dibawa ke RS.
Pasien melakukan Kontrol di bidan 2x selama kehamilan, tidak teratur dan dikatakan
tidak ada kelainan. Pasien tidak pernah dilakukan USG. Pasien juga tidak pernah
mendapatkan suntikan imunisasi selama kehamilan. Riwayat minum alkohol dan
merokok juga disangkal pasien, riwayat memelihara binatang peliharaan disangkal,
riwayat makan makanan setengah matang/panggang disangkal, riwayat keputihan
disangkal, riwayat minum obat-obatan lama juga disangkal. Kehamilan sekarang
merupakan kehamilan ke 2,
Dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami halbyang seperti ini. Saat ini nafsu
makan pasien berkurang, pasien minum lebih banyak dan aktivitas lainnya tidak ada
perubahan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis, keadaan umum tampak
sakit berat, tekanan darah 80/40 mmHg, nadi 130x/m, pernapasan 28x/m, dan suhu
36,5’C. Kedua konjungtiva mata anemis dan tidak ikterik, KGB pada leher tidak
membesar, mammae tampak simetris, membesar dan areola hiperpigmentasi, paru-
paru dan jantung dalam batas normal. Pada pemeriksaan abdomen TFU teraba lunak 2
jari di atas pusat, kontraksi (-). Pada vagina terdapat keluaran darah segar > 500 cc,
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil Hb: 4.1 g/dl, leukosit: 25.500/mm3, Ht
12%, trombosit: 205.000 /mm3.
Penatalaksanaan yang diberikan adalah observasi tanda vital ibu dan pendarahan, O2
10L/menit, resusitasi cairan dengan RL 40 tetes per menit, drip 20 IU oxytocin dalam
500cc RL 20 tetes per menit, kateter menetap catat input dan output, pemeriksaan
darah rutin dan kimia darah, transfusi 800cc PRC, ceftriaxone 1 gram/ 12 jam IV,
asam traneksamat 500 mg/ 8 jam IV.

KASUS PEMICU 9
Hari ini senin 15 Juni 2020, Ny.N usia 26 tahun datang ke rumah sakit dengan
keluhan mual muntah hebat. Pasien mengatakan setiap makan dan minum muntah.
Mual muntah awalnya hanya terjadi pada pagi hari saja dan terjadi setiap makan dan
minum, tetapi sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit mual dirasa semakin hebat dan
muntah yang dialami pasien 10 kali per-hari dengan volume ½ - ¾ gelas besar.
Keluhan mual dan muntah semakin bertambah berat setelah makan dan minum dan
berkurang saat istirahat. Selain itu, pasien mengeluh badannya lemas sehingga tak
mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa. Nafsu makan pasien menurun
karena pasien takut mual dan muntah. BAB dan BAK dirasakan semakin menurun. Di
rumah tidak ada yg memiliki keluhan yg sama dan ini baru pertama kali dirasakan
pasien.
Pasien merupakan ibu rumah tangga, sedangkan suami bekerja sebagai buruh pabrik,
mempunyai 1 orang anak. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lain, tidak memiliki
penyakit keturunan dan tidak memiliki riwayat alergi apapun.
Pada pemeriksaan fisik pasien, keadaan umum pasien tampak lemah, kesadaran
compos mentis, tekanan darah : 100/70, nadi : 84 x/ menit, pernafasan 22x/ menit,
suhu: 37,5 derajat celcius, mata simetris dan terlihat cekung, konjungtiva anemis,
sklera anikterik, hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung, mukosa bibir tampak
kering, telingga terlihat bersih, leher simetris tidak terdapat pembesaran kelenjar betah
bening, dan tidak terdapat hiperpigmentasi, payudara tampak simetris, membesar dan
areola hiperpigmentasi, paru-paru dan jantung dalam batas normal. abdomen
cembung, bising usus (+), ektremitas simetris tidak terdapat edema, dan akral teraba
dingin.
Penatalaksanaan yang diterima pasien adalah terapi obat-obatan antara lain vitamin
B12 drip 1 ampul dalam infus RL, injeksi ondanserton 1x1 ampul, asam folat 1x400
mg dan mediamer B6 3x 1 tablet.

KASUS PEMICU 10
Tuan T berusia 34 tahun, pekerjaan security di salah satu mall di Serang. Klien bertempat tinggal di
Kampung Kaloran RT 07 RW 009 Kabupaten Serang. Penanggung jawab klien adalah Ny.A istrinya
usia 32 tahun pekerjaan Ibu rumah tangga beralamat yang sama dengan klien. Klien masuk di rawat di
rumah sakit dengan keluhan sesak, diagnosa medis klien adalah astma.

Klien mengeluh sesak nafas, sesak dirasakan semakin berat jika melakukan aktivitas atau
istirahat dalam posisi berbaring, dan terasa berkurang jika dalam posisi duduk.
Klien mengatakan Sesak dirasakan sepanjang waktu namun terasa lebih berat jika malam
hari. Sesak mulai dirasakan Satu hari sebelum masuk rumah sakit saat klien pulang dari jaga
malam. Sesak tidak berkurang dengan istirahat dan obat inhaler sehingga akhirnya dibawa ke
rumah sakit.

Klien mengatakan bahwa pasien menderita asthma sejak usia 5 tahun, tetapi saat usia remaja
sampai dengan sekitar 30 tahun jarang sekali kambuh. Dalam 4 tahun terakhir beberapa kali
asma nya kambuh kembali. Menurut klien hal ini dirasakan setelah klien bekerja sebagai
petugas keamanan dan harus bertugas malam hari. Klien pernah dirawat karena penyakit
yang sama satu tahun yang lalu di RS yang sama selama 2 hari.
Asma didapat dari ayah klien, sedangkan ibu memiliki penyakit hipertensi. Klien anak
terakhir dari tiga bersaudara. Kedua kakak klien juga memiliki penyakit asma. Klien
memiliki riwayat alergi: dingin, debu, udang.

Klien mengatakan selama di wawat di rumah sakit klien makan dan minum seperti biasa,
klien menghabiskan setiap makanan yang di berikan di rmah sakit. Klien minum cukup
banyak 1 hari bisa 1 botol aqua yang besar. Sebelum sakit juga klien makan biasa saja, 3 kali
sehari dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan kadang buah-buahan, minum juga air putih,
sehari bisa mencapai 2 botol aqua besar. Selama di rawat klien belum pernah mandi,hanya di
lap saja, begitu pun keramas, selama di rumah sakit belum pernah keramas, teapi klausikat
gigi klien pasti lakukan pada saat bangun tidur dan sore hari, menggunakan pasta gigi.
Sebelum di rawat klien madi 2 kali sehari pagi dan sore menggunakan sabun cair dan setiap
mandi pasti keramas menggunakan shampoo. Sikat gigi juga 2 kali sehari pagi dan sore
menggunakan pasta gigi. Buang air kecil selama di rawat dan selama di rumah tidak ada
keluhan, BAB 1 kali sehari, BAK kurang lebih 5 kali sehari, warna air kencing kuning bening
dan bau nya khas, BAB lembek warna kuning. Klien tidur malam kurang lebih 4 jam sehari,
klien tidak pernah tidur siang.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik di peroleh TD 120/90 mmHg, Nadi 90 x/menit,
suhu : 37,1 oC, RR : 30x/menit. Kesadaran kompos mentis, rambut klien tampak kotor,
rambut penyebaran merata, warna hitam, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada luka di kepala.
Wajah simetris klien bisa merasakan sensai sentuha di daerah wajah. pada mata terdapat
kantung mata, tidak ada nyeri tekan, konjungtiva ananamis, lapang pandang baik, klien bisa
membaca dalam jarak 1 meter, pupil mengecil jika terkena cahaya, jika di sentuhkan kapas ke
daerah mata klien mengedip. Terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri tekan, dan
klien mampu membedakan bau. Mulut klien tidak kering, gigi dan gusi bersih, klien mampu
menggerakan lidahnya dan mampu mengucapkan AIUEO dengan baik. Telinga simetris tidak
ada kotoran dan tidak ada nyeri tekan.

Pergerakan leher baik, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe, serta reflek menelan baik. Pada daerah dada tampak retraksi interkosta, tidak ada tidak
ada nyeri tekan, auskultasi terdapat ronchii dan wheezing pada saat ekspirasi, suara perkusi
daerah paru adalah resoanan, jantung redup. Pada abdomen abdomen datar, tidak ada lesi,
auskultasi bising usus 12x/menit, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pebesaran hepar dan
ginjal. Klien BAB dan BAK dengan normal, tidak ada keluhan gatal di daerah genitalia, klien
mengatakan penyebaran rambut pubis merata dan tidak ada keluar cairan selain air kencing
dari saluran kenncingnya.

Tangan klien simetris tidak ada luka, terpasang infus di tangan kanan, tidak ada tanda-tanda
plebitis aliran lancar, kekuatan otot sama kanan dan kiri 4, pergerakan baik. Tidak ada
benjolan dan nyeri tekan, tidak ada edema, klien bisa membedakan sensari rasa, reflek bisep
dan triseb positif, CRT <2 detik. Kaki klien juga simetris, tidak ada luka, kekuatan otot baik 4
kanan dan kiri, tidak nyeri tekan dan benjolan, tidak ada edema , reflek patela dan achiles
positif, CRT < 2 detik.

Klien mendapatkan terapi intravena RL 20 tpm, mendapatkan terapi inhalasi Sanbutamol 2


kali sehari, dan O2 3 liter. Klien mendapatkan diet biasa dari bagian instalasi gizi.

KASUS PEMICU 11
Ny. R usia usia 24 tahun, dari Serdang Cilegon. Dirawat di ruang penyakit dalam karena
diare. Ny. R bekerja sebagai karyawati di salah satu perusahaan ekpedisi di Cilegon. Belum
menikah. Penanggungjawab adalah TN y 54 tahun, ayahnya yang berkerja sebagai pegawai
swasta di Cilegon. Klien mengeluh mulas. Mulas dirasakan merilit seperti di remas remas.
Mulas hilang timbul tetapi tidak dapat diprediksi waktunya. Setiap kali mulas datang
biasanya sekitar 5 menit. Setiap mulas klien sampai berkeringat dingin menahan rasa mulas.
Mulas mulai dirasakan sejak dua hari yang lalu. Mulas dirasakan setelah klien dan temannya
mengkonsumsi rujak yang sangat pedas. Mulas mulai dirasakan 2 jam setelah memakan rujak
tersebut. Sore harinya klien langsung mengalami diare. Diare 15 kali sampai keesokan
harinya. Karena tidak berhenti juga dan klien semakin lemah, akirnya klien dibawa ke UGD
dan dinyatakan harus dirawat. Saat ini diare sudah berkurang tetapi mulasnya masih
dirasakan.

Klien seorang penderita gastritis kronis. Penyakit gastritis yang dideritanya sudah mulai
dirasakan sejak usianya 14 tahun. Klien memiliki pola makan yang tidak teratur dan senang
dengan makanan pedas dan asam. Tiga tahun yang lalu pernah dirawat dengan keluhan nyeri
ulu hati di RS yang sama selama 4 hari. Klien tidak memiliki riwayat alergi. Orang tua klien
tidak memiliki penyakit seperti gastritis, hipertensi, maupun penyakit jantung. Klien anak
pertama dari dua bersaudara dan hanya klien yang memiliki penyakit gastritis.

Selama di rawat di rumah sakit klien mengatakan tidak nafsu makan, porsi makan sering
tidak habis minum kurang lebih 2 liter sehari. Sebelum sakit klien makan teratur 3 kali sehari
dengan komposisi nasi, lauk dan sayur, minum kurang lebih 2 liter sehari. Tidak ada
perbedaan sebelum sakit dan sesudah sakit untuk kebersihan diri,selama di rawat klien rajin
mandi dan keramas, sikat gigi setiap pagi dan malam hari menggunakan pasta gigi. andi
menggunakan sabun cair, dan keramas menggunakan shampoo. Karen aklien mengatakan
jika tidak bersih klieh tidak bisa tidur. sebelum sakit klien BAB a kali sehari, warna kuning
dan lembek, BAK bisa sampai 6 kali sehari, warna kuning jernih, tidak ada keluhan. Selama
di rawat klien BAB lebih dari 3 kali, cair warna kuning dan baunya agak kurang sedap. BAK
4 kali sehari warna kuning jernih. Klien tidak pernah tidur siang baik selama di rumah
ataupun selama di rawat di rumah sakit. Tidur malam 5-6 jam dan tidak ada keluhan.
Saat dilakukan pemeriksaan fisik di peroleh TD : 100/80 mmHg, Nadi : 88x/menit, Suhu :
37,8oC, RR : 22 kali/menit. Klien sadar penuh, bisa menyabutkan sekarang sedang berada di
mana dan mampu menyebutkan tanggal dan hari dengan baik. Wajah tampak simetris, rambut
bersih tidak ada lesi di kulit kepala dan tidak ada nyeri tekan. Mata simetris, klien
menggunakan kaca mata, lapang pandang normal 90 derajat kanan dan kiri, kunjungtiva
ananemis, tidak ada nyeri tekan, refkel kornea dan pupil baik. Tidak ada pernafasan cuping
hidung, hidung bersih, tidak ada benjolan dan nyeri tekan. Klien dapat membedakan bau.
Telinga tampak bersih tidaj ada nyeri tekan dan benjolan. Mulut bersih, bibir tampak kering,
gigi dan gusi bersih, lidah bersih, mampu bergerak dengan baik. Klien dapat membedakan
sensasi sentuhan di wajah. Pergerakan leher normal, tidak ada pembesaran kelejar getah
bening dan tiroid, peningkatan JPV pun tidak ada klien mampu menelan dengan baik.

Dada tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada retraksi interkosta, tidak ada nyeri tekan.
Pengembangan dada simetris, taktil fremitus kanan dan kiri sama. Aauskultasi paru vesikuler
dan suara jantung S1 dan S2 terdengar jelas tidak ada suara tambahan. Perkusi di daerah
paru-paru resonan, jantung redup, perkusi paru dan jantung tidak melebar. Abdomen tampak
distensi, auskultasi bising usu 20x/menit, hasil perkusi hiertimpani, tidak ada nyeri tekan dan
pembesaran organ di abdomen.

. Tangan klien simetris tidak ada luka, terpasang infus di tangan kanan, tidak ada tanda-tanda
plebitis aliran lancar, kekuatan otot sama kanan dan kiri 4, pergerakan baik. Tidak ada
benjolan dan nyeri tekan, tidak ada edema, klien bisa membedakan sensari rasa, reflek bisep
dan triseb positif, CRT <2 detik. Kaki klien juga simetris, tidak ada luka, kekuatan otot baik 4
kanan dan kiri, tidak nyeri tekan dan benjolan, tidak ada edema , reflek patela dan achiles
positif, CRT < 2 detik.Klien tidak ada keluhan di daerah genitalia, klien mengatakan
penyebaran rambut erata, tidak ada luka, maupun gatal dan tidak ada keluar cairan selain air
kencing.

Klien mendapatkan terapi cairan intravena RL 20 tpm, cefotaxime 2 x 1 gr, untuk obat oral
klien mendapatkan therapi molagit 3 x 1 tablet dan oralit setiap kali BAB. Hasil pemeriksaan
lab di peroleh data Hb : 13 gr/dL, leukosit 12.100/uL.

KASUS PEMICU 12
Tn. G berusia 20 tahun dari Pandeglang, pekerjaan mahasiswa dirawat di ruang penyakit
bedah karena mengalami kecelakaan. Penenggungjawab klien adaah tn. M usia 50 tahun
pekerjaan PNS. Klien mengalami kecelakaan yang mengakibatkan klien mengalami fraktur
di kaki kanan. Klien mengeluh nyeri pada daerah luka operasi. Nyeri dirasakan seperti
disayat, skala nyeri 7. Nyeri hanya di rasakan di daerah luka dan sekitarnya. Nyeri bertambah
saat kaki di gerakkan atau saat ganti balutan dan berkurang jika kaki diistirahatkan dan
setelah mendapatkan terapi obat penurun nyeri.Tiga hari sebelum masuk rumahsakit klien
mengalami kecelakaan. Saat sedang mengendarai sepeda motor klien terpeleset karena
jalanan licin, kaki kanan tertimpa motor. Setelah kecelakaan klien langsung dibawa ke UGD
dan diketahui kakinya mengalami fraktur. Klien dioperasi satu hari yang lalu.Klien tidak
memiliki riwayat penyakit tertentu, hanya batuk pilek atau demam yang sembuh dengan
istirahat atau obat warung. Tidak ada yang memiliki penyakit HT, DM maupun jantung.
Klien anak pertama dari tiga bersaudara, semua keluarga dalam keadaan sehat. Riwayat
hospitalisasi (-). Riwayat alergi (-)

Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit klien makan dan minum seperti biasa, klien
menghabiskan setiap makanan yang di berikan di rmah sakit. Klien minum cukup banyak 1
hari bisa 1 botol aqua yang besar. Sebelum sakit juga klien makan biasa saja, 3 kali sehari
dengan komposisi nasi, lauk, sayur dan kadang buah-buahan, minum juga air putih, sehari
bisa mencapai 2 botol aqua besar. Selama di rawat klien belum pernah mandi,hanya di lap
saja, begitu pun keramas, karena klien tidak bisa ke kamar mandi, selama di rumah sakit
belum pernah keramas, teapi kalau sikat gigi klien pasti lakukan pada saat bangun tidur dan
sore hari, menggunakan pasta gigi. Sebelum di rawat klien madi 2 kali sehari pagi dan sore
menggunakan sabun cair dan setiap mandi pasti keramas menggunakan shampoo. Sikat gigi
juga 2 kali sehari pagi dan sore menggunakan pasta gigi. Buang air kecil selama di rawat dan
selama di rumah tidak ada keluhan, BAB 1 kali sehari, BAK kurang lebih 5 kali sehari, warna
air kencing kuning bening dan bau nya khas, BAB lembek warna kuning. Klien tidur malam
kurang lebih 6 jam sehari, klien tidak pernah tidur siang.

Saat dilakukan pemeriksaan fisik di peroleh TD 120/90 mmHg, Nadi 90 x/menit,


suhu : 37,1 oC, RR : 30x/menit. Kesadaran kompos mentis, rambut klien tampak kotor,
rambut penyebaran merata, warna hitam, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada luka di kepala.
Wajah simetris klien bisa merasakan sensai sentuhan di daerah wajah. pada mata terdapat
kantung mata, tidak ada nyeri tekan, konjungtiva ananamis, lapang pandang baik, klien bisa
membaca dalam jarak 1 meter, pupil mengecil jika terkena cahaya, jika di sentuhkan kapas ke
daerah mata klien mengedip. Terdapat pernapasan cuping hidung, tidak ada nyeri tekan, dan
klien mampu membedakan bau. Mulut klien tidak kering, gigi dan gusi bersih, klien mampu
menggerakan lidahnya dan mampu mengucapkan AIUEO dengan baik. Telinga simetris tidak
ada kotoran dan tidak ada nyeri tekan.

Pergerakan leher baik, tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
limfe, serta reflek menelan baik. Pada daerah dada tampak retraksi interkosta, tidak ada tidak
ada nyeri tekan, auskultasi terdapat ronchii dan wheezing pada saat ekspirasi, suara perkusi
daerah paru adalah resoanan, jantung redup. Pada abdomen abdomen datar, tidak ada lesi,
auskultasi bising usus 12x/menit, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada pebesaran hepar dan
ginjal. Klien BAB dan BAK dengan normal, tidak ada keluhan gatal di daerah genitalia, klien
mengatakan penyebaran rambut pubis merata dan tidak ada keluar cairan selain air kencing
dari saluran kencingnya.

Tangan klien simetris tidak ada luka, terpasang infus di tangan kanan, tidak ada tanda-tanda
plebitis aliran lancar, kekuatan otot sama kanan dan kiri 4, pergerakan baik. Tidak ada
benjolan dan nyeri tekan, tidak ada edema, klien bisa membedakan sensari rasa, reflek bisep
dan triseb positif, CRT <2 detik. Kaki klien tidak simetris, kaki kanan tidak bisa di gerakan
terdapat balutan gips. Kekuatan otot kaki kiri baik, nilai 4, reflek patela dan achiles positif,
CRT < 2 detik.

Klien mendapatkan terapi cairan intravena RL 20 tpm, cefotaxime 2 x 1 gr, Tramadol 2 x 50


mg. Hasil pemeriksaan laboratorium Hb : 13 gr/dL, leukosit 13.000/uL.

Anda mungkin juga menyukai