Anda di halaman 1dari 24

MEMPRIORITASKAN KEBUTUHAN DAN MENGEM

BANGKAN STRATEGI INTERVENSI

1. Cara merencanakan kebutuhan dan urgensi


Menurut Fretmann, 2010 cara memprioritaskan
kebutuhan adalah;
• Mengkaji data yang diperoleh pada saat need
assessment
• Menentukan topik dan masalah kesehatan
• Mengelompokkan data menjadi 3 area (data
kematian atau kesakitan, faktor risiko perilaku
dan faktor risiko (sosial, fisik, lingkungan)
• Identifikasi masalah kesehatan
Cara memprioritaskan masalah dibagi 2 kategori :
• Kategori penting :
Jumlah masy yg terkena masalah kesehatan,
tingkat kematian, dampak potensial pada
masyarakat.
• Kategori feasibility :
Tingkat sulitnya masalah, ketersediaan
sumber daya, tingkat efektivitas intervensi,
penerimaan masyarakat thd program.
• Identifikasi kebutuhan dan prioritas
memerlukan penelitian dan penyelidikan, atau
mungkin dengan menyeleksi sebagian
masyarakat dilihat dari kasus yang menjadi
problem.
• Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan
dengan melakukan penyelidikan/penelitian
secara berurutan terhadap keadaan
masyarakat, bertanya langsung kepada
masyarakat tentang topik terkait informasi
dan nasehat yang mereka perlukan.
Urgensi merencanakan kebutuhan :
a)Untuk membantu intervesi langsung dengan
sewajarnya
b)Untuk mengidentifikasi respon tentang
kebutuhan spesifik dari grup minoritas,
komunitas, atau populasi yang membutuhkan
promosi kesehatan.
Misalnya :
Promosi kesehatan yang dilakukan pada
komunitas mantan penderita kusta tentu
berbeda dengan promosi yang dilakukan pada
orang normal.
c)Untuk menentukan risiko dari suatu
komunitas, apa yang akan terjadi jika
komunitas tersebut diberi promosi kesehatan
dan apa yang akan terjadi jika kelompok
tersebut tidak diberi promosi kesehatan.

d)Alokasi sumber dana, prioritas dana dinas


kesehatan diharapkan digunakan untuk proses
pencegahan penyakit melalui promosi
kesehatan bukan untuk biaya pengobatan.
2 .Langkah-langkah strategi intervensi dan
urgensinya :
>>Strategi intervensi menurut Morton, Greene,
Gottlieb, 1995 adalah :
a) Mengidentifikasi target intervensi
b) Seleksi sasaran intervensi
c)Mengidentifikasi mediator dari sasaran
intervensi
d) Seleksi pendekatan intervensi
>>> Sedangkan menurut Fretmann, 2010
strategi intervensi:
a) Promosi kesehatan dan strategi
pengembangan yg positif
b) Strategi pencegahan secara umum
c) Seleksi strategi pencegahan
d) Strategi yang menunjukkan
pencegahan
d) Pelaksanaan intervensi
Urgensi dari strategi intervensi :
• Memberikan gambaran sasaran yang
diharapkan menerima program
• Gambaran mengenai tingkat program
• Agar dalam menetapkan itu apakah
patut digunakan
• Merencanakan perbaikan berdasarkan
masalah yang ditemukan dalam proses
diagnose dalam pemberian umpan balik.
3. Target intervensi dan urgensi
• Promosi kesehatan tidak hanya fokus
pada masalah kesehatan, tetapi juga
memperhatikan individu yang
memberikan pengaruh atau kondisi
lingkungan yang berhubungan
dengan target kesehatan dan
perilaku
Misalnya:
Pada program di mana target populasi adalah
remaja dengan masalah kesehatannya dengan
alkohol penyebab mabuk mengemudi, pada level
individu sasaran intervensi adalah mengurangi
prevalensi menggunakan alkohol dan frekuensi
mengendarai setelah minum.
• Pada level interpersonal target intervensi pada
teman2 atau orang tua dan sasaran adalah
perlindungan dari teman2 dan monitor orang tua.
• Sasaran intervensi pada tingkat organisasi adalah
memasukkan masalah alkohol ke kurikulum.
• Kegunaan Target intervensi:
Karena banyak faktor yang
mempengaruhi masalah kesehatan
adalah di luar kendali dari target
populasi.
>>>>
Sementara perilaku kesehatan dari target
populasi biasanya sangat penting untuk
menentukan fokus program promosi
kesehatan. (Morton, Greene, Gottlieb
1995).
• Urgensi target intervensi:
Untuk pengembangn
program, pemilihan media dan
metode harus sesuai dengan
sasaran.
4. Intervensi apa yang diterapkan :
Level (Frettman, 2010) hal 130.
• Health promotion individu Fokus pada tingkat
pengetahuan/persepsi misalnya membuat kampanye
• Policy and prakties in organization / sebatas skop
yang lebi kecil organisasi atau masyarakat.
>> (aturan rumah / kantor) : misalnya didalam rapat
larangan merokok
• Environment action and social change (Memproduksi
perubahan organisasi didistribusikan pada
kesehatan) : dari komunitas satu menularkan ke
komunitas lain, misalnya RW 1 ke RW 2 dsb
• Advokasi
5. Risk factor dan contributing factor dan cara
mengidentifikasikan

Faktor resiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan


gejala pada penyakit
yang diderita induvidu yang mana secara statistik
berhubungan dengan peningkatan kejadian
kasus baru berikutnya (beberapa induvidu lain pada suatu
kelompok masyarakat). (Simbong SW dalam
epidemiologi penyakit tidak menular, yang di tulis kembali
oleh MN Bustam, 2000)
Kegunaan Identifikasi factor resiko (Prof. Nur
Nasry, MPH, 1997)
• Prediksi : Meramalkan kejadian
penyakit
• Penyebab : kejelasan beratnya
Faktor resiko
• Diagnosis : Membantu proses
diagnosis
• Prevensi : Pencegahan penyakit
Identifikasi Pembuktian hubungan kausal untuk
menentukan factor resiko menurut AB.Hill,
1967, berdasarkan :

a. Kekuatan hubungan : Adanya resiko relative yang


tinggi
b. Temporal : kausa mendahului akibat
c. Respon terhadap dosis : Makin besar paparan
makin tinggi kejadian penyakit
d. Reversibilitas : penurunan paparan akan diikuti
penurunan kejadian
penyakit
e. Konsistensi : Kejadian yang sama akan
berulang pada waktu,
tempat dan penelitian yang lain.
f. Kelayakan biologis : Sesuai dengan konsep
biologis
g. Specifitas : Satu penyebab menyebabkan satu
akibat
h. Analogi : Ada kesamaan untuk akibat dan ada
akibat yang serupa.
• Contributing faktor : adalah faktor yang tidak
berkontribusi secara langsung thd masalah
kesehatan dan berkontribusi terhadap faktor
risiko
• Misalnya factor resikonya tidak menggunakan
kontrasepsi, maka ada 3 faktor yang
berkontribusi : predisposising (misal :
pengetahuan tentang kontrasepsi), enabling
(tingginya harga kontrasepsi), reinforcing
(dukungan finansial ke single mother).
Sumber: Hawe, degeling, Hall dalam
Evaluating health Promotion
• Contoh lain : Penyakit kardiovaskuler,
Faktor utama (Hipertensi, obesitas,
merokok, jenis kelamin) dan factor
kontribusi (Stress, emosional, alcohol,
pil KB), Faktor Predisposisi (Penget,
kepercayaan) enabling (Fasilitas /
sarana prasarana yang mendukung
tjdnya perilaku seseorang atau
masyarakat).
6. Cara perencanaan program intervensi :
Langkah-langkah perencanaan program :
a. Menentukan kebutuhan promosi
kesehatan
1). Diagnosis masalah
2). Menetapkan prioritas
masalah
b. Mengembangkan komponen promosi
kesehatan
• 1). Menentukan tujuan promosi kesehatan
• 2). Menentukan sasaran promosi kesehatan
• 3). Menentukan isi promosi kesehatan
• 4). Menentukan metode yang akan digunakan
• 5). Menentukan media yang akan digunakan
• 6). Menyusun rencana evaluasi
• 7). Menyusun jadwal pelaksanaan
Menurut Morton, Greene, Gottlieb 1995. cara
perencanaan program sebagai berikut:
a. Membuat unit-unit program : Target populasi,
Target intervensi (tingkat intervensi) dan Sasaran
intervensi
b. Membuat panduan program : Tujuan dan sasaran,
Isi, dan Materi
c. Mengembangkan rencana program: Sasaran
pendidikan, Material, Informasi, dan sumber daya.
d. Membuat materi : Menseleksi sumber daya yang
ada dan Mengembangkan materi.

Anda mungkin juga menyukai